Manfaat Penulisan Sistematika Penulisan

� = � ……….……………………………….2-2 Dimana: � = Tegangan Pa F = Gaya N A = Luas penampang m 2 Dengan diketahuinya nilai Modulus Young suatu bahan, maka regangan dapat dicari dengan menggunakan rumus: [12] � = ∆ = � ……………………………………….2-3 Dimana: � = Regangan ∆ = Pertambahan panjang cm l = Panjang mula – mula cm E = Modulus Young Pa

2.4 Media Pendingin

Media pendingin cooling media adalah media yang digunakan untuk mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang membutuhkan. [13] Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti bangunan komersial, menempatkan siklus pendingin terpusat pada suatu tempat. Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi relatif jauh dari unit ini. Untuk keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain daripada harus mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain inilah yang disebut sebagai medium pendingin atau sering juga disebut sebagai refrigeran sekunder. Medium yang biasanya sering digunakan adalah air, glycol, dan larutan garam. Adapun syarat – syarat yang harus terpenuhi dari suatu media pendingin adalah: [14] 1. Tidak meninggalkan zat racun atau zat berbahaya lainnya 2. Mempunyai kemampuan untuk menyerap panas 3. Mudah dan praktis dalam penggunaannya 4. Ekonomis Pemakaian media pendingin juga berguna dalam penentuan sifat dan fasa dari sturktur yang terbentuk setelah material didinginkan.Secara garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan, yaitu media pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin dengan tingkat kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang terperinci dari media pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai yang paling rendah, maka diperoleh urutan sebagai berikut: air garam, air, solar, oli, dan udara. Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju pendinginan akan berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor lebih mudah terjadi apabila jarak molekul lebih kecil. Untuk media pendingin yang memiliki tingkat kerapatan rendah, laju pendinginan akan berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak dapat berlangsung dengan mudah pada molekul – molekul yang memiliki jarak yang besar. [15]

2.5 Air, Garam, dan Es

2.5.1 Air sebagai Media Pendingin

Air sebagai media pendingin telah digunakan sejak lama. Bahkan sebelum ditemukannya jenis – jenis refrigeran lainnya, air telah digunakan sebagai media pendingin. Pada masa sekarang ini, pengggunaan air sebagai media pendingin telah semakin berkurang dikarenakan kemampuan air dalam menurunkan suhu lebih lambat daripada refrigeran lainnya. Namun dikarenakan beberapa hal, air juga memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan refrigeran – refrigeran lainnya. [16] Beberapa faktor yang membuat air menjadi coolant yang baik adalah: [16] 1. Sangat berlimpah dan tidak mahal. 2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan. 3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah besar. 4. Mengalami pengembangan atau penyusutan volume dalam jumlah cukup kecil pada perubahan suhu dalam range normal. 5. Tidak bersifat beracun dan ramah lingkungan. Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin karena faktor – faktor sebagai berikut: [16] 1. Air merupakan materi yang mudah diperoleh dalam jumlah besar. 2. Mudah dalam pengaturan dan pengolahan. 3. Menyerap panas cukup tinggi per satuan volume. 4. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya perubahan temperatur pendingin. Adapun syarat- syarat air yang digunakan sebagai media pendingin: [11] 1. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel – partikel kasar yaitu batu, kerikil, atau partikel- partikel halus seperti pasir, tanah, dan lumut yang menyebabkan air kotor. 2. Tidak menyebabkan korosi.

2.5.2 Sifat Koligatif Larutan

Sifat – sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya disebut sifat koligatif. Selain sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut, ada beberapa sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut. Artinya, larutan zat yang berbeda akan mempunyai sifat yang sama, asalkan konsentrasi partikel terlarutnya sama. [17] Sifat koligatif larutan dapat dibagi menjadi 4, yaitu: [17] 1. Kenaikan titik didih 2. Penurunan titik beku 3. Penurunan tekanan uap jenuh 4. Tekanan osmotik Salah satu sifat tersebut yaitu penurunan titik beku. Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ilustrasi pada Gambar 2.1.