pH Media Suhu Media

68

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan

5.1.1. pH Media

pH media merupakan variabel perancu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu, pH media uji harus diukur untuk mengetahui perubahan pH pada media akibat penambahan air perasan daun mengkudu. Pengukuran pH media uji dilakukan pada awal dan akhir penelitian selama pengamatan 24 jam. Pada pengukuran pH masing-masing media uji, pada kelompok kontrol yakni kelompok kontrol positif diberikan temephos 1 dan kelompok kontrol negatif diberikan aquades dimana keduanya menunjukkan pH air normal yaitu 7 baik pada pH awal maupun pH akhir. Penambahan air perasan daun mengkudu menyebabkan keasaman pH media uji menjadi 6 pada konsentrasi 6, 8, 10, dan 12 pada pH awal maupun pH akhir. Kehidupan larva Aedes aegypti pada air perindukan dari telur sampai dengan menetas menjadi nyamuk dewasa dapat bertahan hidup pada pH 4,4-9,3. pH air yang optimum bagi perkembangan larva nyamuk Aedes Aegypti adalah pH 7 Sukamsih, 2006. Menurut Ridha dkk 2013, kadar pH untuk kehidupan larva nyamuk Aedes aegypti berkisar antara 5,8-8,6. Berdasarkan pengukuran, apabila terjadi perbedaan jumlah kematian pada larva Aedes aegypti antar media uji, maka perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh pH pada media uji. 69

5.1.2. Suhu Media

Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup larva Aedes aegypti selain pH. Oleh karena itu, suhu media diukur dan dikendalikan dengan caramenempatkan media uji dalam ruangan, sehingga suhunya stabil. Pengukuran media uji dilakukan pada awal dan akhir pengujian selama pengamatan 24 jam. Pengukuran suhu media saat penelitian didapatkan hasil bahwa suhu stabil pada media uji yaitu suhu awal dan suhu akhir sebesar 27 C pada semua kelompok uji. Suhu pada masing-masing media uji tidak mempengaruhi pertumbuhan larva. Hal tersebut dikarenakan suhu optimum untuk pertumbuhan larva adalah 25-27 C dan pertumbuhan larva akan berhenti sama sekali bila suhu 10 C atau 40 C Dini dkk, 2010. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, apabila terjadi perbedaan jumlah kematian larva Aedes aegypti antar media uji, maka perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh suhu media uji.

5.1.3. Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti