KAJIAN ORGANOLOGI GENDANG MELAYU PAKPUNG DI KOTA STABAT KABUPATEN LANGKAT.

(1)

KAJIAN ORGANOLOGI GENDANG MELAYU PAKPUNG

DI KOTA STABAT KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NURUL FAJRIA BATUBARA

NIM. 2123140053

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

NURUL FAJRIA BATUBARA. NIM 2123140053. Kajian Organologi Gendang Melayu Pakpung di Kota Stabat Kabupaten Langkat. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan instrumen musik Gendang Melayu Pakpung Di Kota Stabat Kabupaten Langkat, yang merupakan suatu tempat dimana Bapak Junaidi sebagai pengrajin Gendang Melayu Pakpung. Penelitan ini berlokasi di Jalan Ampi, Kota Stabat Kabupaten Langkat. Landasan teoretis dalam penelitian ini membahas tentang teori musik, pengertian organologi, musik tradisional, gendang melayu, proses, dan bunyi. Penelitian ini berlokasi di kota Stabat Kabupaten Langkat dengan kurun waktu penelitan mulai dari bulan Juli sampai Agustus 2016. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka, serta dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, dan studi kepustakaan yang dilakukan langsung terhadap yang bersangkutan yaitu Bapak Junaidi selaku pengrajin instrumen musik Gendang Melayu Pakpung.

Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya :1) Struktur gendang Melayu pakpung meliputi beberapa bagian yaitu, badan gendang, tali gendang, tutup gendang/pembungkus gendang, 2) sumber bunyi gendang Melayu pakpung berasal dari kulit, yang berada dibagian atas gendang dan dimainkan dengan cara dipukul pada bagian kulit tersebut. 3) Proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung di Kota Stabat Kabupaten Langkat meliputi beberapa bahan dan peralatan yaitu kayu (kelapa, mahoni, nangka, dan rambutan), rotan, kulit, bor, mesin pengamplas, perkakas, kapak, parang, pahat, gergaji, pisau raut, 4) tahapan-tahapan dalam pembuatan gendang Melayu pakpung meliputi beberapa tahapan, tahap pertama, membuat badan gendang. Tahap kedua , membuat tutup gendang/pembungkus gendang. Tahap ketiga membuat ukiran pada badan gendang dengan proses sebelumnya yaitu pengamplasan. Tahap keempat membuat tali gendang/tarik gendang. Dan tahap yang terakhir yaitu proses penyatuan bahan-bahan (finishing). Penelitian ini dimaksudkan dapat menjadi pedoman maupun acuan bagi masyarakat pada umumnya yang menginginkan informasi berkaitan dengan proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan waktu yang direncanakan.

Penulisan ini merupakan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dengan judul “Kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat ”. Ucapan terimakasih disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik. Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi II.

4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.sn, Ketua Prodi Pendidikan Musik. 5. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi I.

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik dan seluruh staf pengajar lainnya yang dengan tulus dan ikhlas telah memberi pendidikan kepada penulis untuk memperoleh ilmu pengetahuan.


(8)

iii

8. Junaidi yang telah bekerjasama untuk memperoleh data-data penulisan di lapangan.

9. Kedua orang tua, Papa “M. Yunan, dan Mama Yunizar S.Pd yang tiada henti berdoa, dan memberi dukungan moral dan material kepada penulis yang selalu menjadi motivasi penulis untuk mengembangkan kemampuan.

10.Saudara-saudara penulis Vivi Yuana Batubara, Welly yuanda Batubara yang selalu memberikan dukungan.

11.Ridho Sudrajat S.Pd, Abdul Jalel S,Pd. yang selalu memberikan motivasi, nasehat serta saran dalam penulisan skripsi ini.

12.Seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Musik yang takkan terlupakan, serta seluruh mahasiswa Sendratasik FBS Unimed.

Penulis berharap penelitan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Musik. Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan penulis lain yang tertarik pada bidang yang sama. Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amin.

Medan, September 2016 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8

A. Landasan Teoritis ... 8

1. Organologi ... 8

2. Musik Tradisional ... 11

3. Gendang Melayu ... 11

4. Proses ... 12

5. Bunyi………...13

B. Kerangka Konseptual ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Metode Penelitian... 18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel……….19

1. Populasi ... 19

2. Sampel... . 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

1. Observasi ... 21

2. Dokumentasi ... 22

3. Wawancara ... 23

4. Studi Kepustakaan ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Kajian Organologi Gendang Melayu Pakpung ... 28


(10)

2. Sumber Bunyi ... 32

B. Proses pembuatan Gendang Melayu Pakpung ... 33

1. Bahan-bahan dan Peralatan ... 33

2. Tahapan-tahapan dalam pembuatan gendang Melayu pakpung ... 44

C. Produksi Gendang Melayu Pakpung ... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan……… ... 56

B. Saran ... 57


(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17

Gambar 4.1. Struktur Gendang Melayu Pakpung ... 29

Gambar 4.2 Gendang pakpung (tampak muka) ... 31

Gambar 4.3 Gendang anak ... 31

Gambar 4.4 Gendang Melayu Pakpung ... 32

Gambar 4.5 Kayu Kelapa ... 34

Gambar 4.6 Kayu Mahoni ... 34

Gambar 4.7 Kayu Nangka ... 35

Gambar 4.8 Kayu Rambutan ... 35

Gambar 4.9 Pohon rotan ... 36

Gambar 4.10 Kayu rotan yang siap digunakan ... 37

Gambar 4.11 Kulit Kambing ... 38

Gambar 4.12 Mesin Bor ... 39

Gambar 4.13 Mesin Pengamplas... 40

Gambar 4.14 Kapak ... 41

Gambar 4.15 Parang ... 42

Gambar 4.16 Pahat ... 42

Gambar 4.17Gergaji……….. ... 43

Gambar 4.18 Pisau Raut ... 43

Gambar 4.19 Pengukur/Penggaris ... 44

Gambar 4.20 Badan gendang yang sudah diamplas... 45


(12)

vii

Gambar 4.22 Badan gendang diukir... 46

Gambar 4.23 Proses peregangan/penjemuran ... 48

Gambar 4.24 Penjemuran kulit kambing/peregangan kulit ... 48

Gambar 4.25 Pemasangan kulit gendang ... 49

Gambar 4.26 Pemasangan tali gendang/tarik gendang ... 50

Gambar 4.27Proses penyatuan………… ... 51

Gambar 4.28 Gendang Melayu Pakpung ... 51

Gambar 4.29 Pemasangan Sidak………… ... 53


(13)

(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran atau perasaan atau penciptanya. Lagu atau komposisi musik itu merupakan karya seni jika didengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat musik (instrumental).Seni sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat setiap suku, demikian juga dengan masyarakat Stabat. Pada masyarakat Stabat ada beberapa seni yang merupakan peninggalan nenek moyang, yaitu seni tari, seni pahat, dan seni musik. Seni musik sangat berperan dalam beberapa acara tertentu pada masyarakat Stabat, diantaranya yaitu, acara pernikahan, mengiringi sebuah tarian, dan hiburan.

Stabat adalah kota yang terletak di Kabupaten Langkat, yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku Melayu dan mempunyai adat istiadat yang ramah tamah. Stabat sebagai tempat bermukim masyarakat yang heterogen memiliki kemampuan mempertahankan seni tradisi dengan baik. Seni tradisi tersebut terdiri dari seni musik, sastra, tari,ukir (pahat). Salah satu unsur budaya yang diwariskan pada masyarakat Stabat adalah kesenian dalam bentuk ansambel musik tradisional Melayu yang disebut gendang Melayu Pakpung. Keberadaan gendang Melayu Pakpung dikota Stabat sudah semakin minim karena semakin sedikit sekali pembuat instrumen gendang Melayu Pakpung di kota


(15)

2

Stabat, dan juga keterbatasan bahandan kurangnya pengalaman dalam pembuatan gendang tersebut, karena tidak sembarang orang dapat membuat gendang Melayu Pakpung tersebut.

Gendang Melayu Pakpung merupakan sebuah instrumen yang tergabung dalam sebuah orkes Melayu. Selain Gendang Melayu Pakpung, dalam orkes Melayu juga terdapat sekumpulan instrumen yang terdiri dari satu buah biola, gendang, dan akordion, ketiga instrumen tersebut bermain bersama sebagai satu grup atau ansambel. Gendang Melayu Pakpung termasuk instrumen musik yang cukup dikenal oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat Stabat, dan instrumen tersebut juga digunakan dalam mengiringi tari-tarian Melayu. Kegunaan dari gendang Pakpung tersebut untuk mengatur tempo dalam tari-tarian Melayu.

Diantara beberapa instrumen orkesMelayu, akordion merupakan salah satu instrumen musik yang termasuk kedalam klasifikasi alat musik aerophone. Akordion mempunyai peran penting yaitu berfungsi sebagai membawa melodi utama dan akor pengiring dalam gendang Melayu Pakpung. Akordion diproduksi secara manual,dalam proses pemilihan bahan baku dan pembuatan akordion,masih menggunakan alat-alat tradisional.Begitu pula dengan salah satu instrumen musik lainnya yaitu biola. Biola termasuk jenis alat musik chordophone memiliki sumber bunyi berupa dawai.

Pembuatan gendang Melayu Pakpung membutuhkan perhatian kematangan seseorang dalam pembuatan instrumen musik tersebut, mulai dari dasar pembuatan hingga akhir dalam proses penyempurnaan suatu hasil karya seni. Kesabaran,


(16)

3

kerapian, keuletan, keseimbangan dan lain-lain yang mendukung untuk menghasilkan suatu karya seni dengan sempurna sehingga menjadi sempurna dan bermanfaat dikalangan pencinta instrumen tersebut. Gendang Melayu Pakpung dibuat dengan dengan beberapa proses,cara memproduksi bunyinya, serta teknik permainan gendangnya.

Gendang Melayu Pakpung diproduksi secara manual. Dalam proses pemilihan bahan baku dan pembuatan gendang Melayu Pakpung, masih menggunakan alat-alat tradisional, teknik permainan gendang Melayu Pakpung yaitu dengan cara dipukul, tangan kiri memegang gendang dan tangan kanan memukul bagian atas gendang Pakpung.

Hal ini adalah sebuah patokan yang menarik bagi peneliti untuk mengkaji dan meneliti dari pembuatan instrumen musik. Peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang pembuatan instrumen musik ini, untuk itu peneliti ingin meneliti dan mengangkat judul “Kajian organologi gendang Melayu Pakpung di Kota Stabat Kabupaten Langkat Stabat”.

B. Identifikasi masalah

Identifikasi merupakan salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Tanpa identifikasi masalah, suatu proses konseling akan menjadi sia-sia bahkan tidak akan membuahkan hasil apa pun. Identifikasi adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dan identifikasi


(17)

4

masalah ialah mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan masalah yang terjadi dan sekiranya dapat dicari jawaban melalui penelitian. Menurut pendapat Ali dalam Cholid (2005:49) bahwa :

“Untuk kepentingan karya ilmiah sesuatu yang perlu

diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas.Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas

dan mendalam”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka identifikasi masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keberadaan (eksistensi) alat musik gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?

3. Bagaimana proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?

4. Bagaimana teknik permainan gendang Melayu Pakpung?

5. Bagaimana cara memproduksi bunyi gendang Melayu Pakpung?

C. Pembatasan masalah

Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan terlalu luas, tidak akan terfokus untuk dipakai sebagai masalah dalam penelitian. Oleh karena itu dilakukan


(18)

5

pembatasan masalah yang jelas agar dapat memenuhi syarat sebagai perumusan masalah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa :

“Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi

permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa

pertanyaan yang jelas”.

Mengingat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Pembatasan merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang masuk kedalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Dari hasil identifikasi terhadap latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian perlu difokuskan unutk mendapatkan hasil penelitian yang jelas. Maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?


(19)

6

3. Bagaimana sistem produksi bunyi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat?

D. Rumusan masalah

Menurut pendapat Sumadi (2005 : 17) setelah masalah di identifikasi dan diplih, maka perlu dirumuskan perumusan ini penting. Karena hasilnya akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya, berdasarkan uraian latar belakang masalah,identifikasi masalah,dan pembatasan masalah,maka perumusan masalah

dapat dirumuskan “Kajian organologi gendang Melayu Pakpung di Kabupaten

Langkat Stabat”

E. Tujuan penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorientasi kepada tujuan karena dengan mengetahui tujuan arah dari penelitian itu akan jelas. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kajian organologi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat Stabat.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat.

3. Untuk mengetahui produksi bunyi gendang Melayu Pakpung di kota Stabat Kabupaten Langkat.


(20)

7

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari.

2. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembang visi dan misi kebudayaan khususnya di bidang musik tradisional.

3. Sebagai upaya melestarikan musik tradisional daerah sebagai bagian dari budaya nasional.

4. Sebagai. bahan masukan bagi pengrajin alat musik dan masyarakat umum serta UNIMED khususnya.


(21)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari tempat penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gendang Melayu pakpung adalah nama alat musik yang digunakan secara luas oleh masyarakat melayu khususnya di Kabupaten Langkat, sebagai alat musik pengiring yang mengiringi tarian, nyanyian, dan silat Melayu.Gendang Melayu pakpung terbagi menjadi dua yaitugen dan ginduk/indung dan gendan ganak. Perbedaan dari kedua tersebut ialah kalau gendang induk berfungsi sebagai pengatur tempo dalam sebuah iringan musik sedangkan gendang anak berfungsi mengisi kekosongan gendang induk dan diantara pukulan/ketukan gendang induk/indung tersebut. Gendang Melayu pakpung merupakan alat musik membranofon yang sumber bunyinya berasal dari kulit, dan gendang pakpung iniadalah alat musik yang berkulit sebelah.

2. Proses pembuatan instrument musik Gendang pakpung menggunakan alat-alat yang masih manual dan dibantu menggunakan mesin. Alat-alat perkakas yang ia gunakan seperti bor listrik, bor pengamplas, parang, gergaji, pahat kayu dengan berbagai ukuran, pisau kecil/raut dan penggaris. Bahan-bahan dari pembuatan instrument musik Gendang Melayu pakpung adalah seperti kayu kelapa, mahoni,


(22)

57

kayu nangka, dan sebagainya. Juga diperlukan rotan, plastic atau jok mobil/jok sepeda motor, dan kulit kambing. Proses pembuatan GendangMelayu pakpung karya Bapak Junaidi diterdiri dari beberapa tahapan seperti penyediaan bahan baku, pembuatan badan gendang, penghalusan atau pengamplasan, pembuatan tutup gendang/pembungkus gendang, pembuatan tarik/tali gendang, pemasangan badan gendang dengan tutup/pembungkus gendang, pelarasan/penyeteman dengan Sidak pada Gendang pakpung.

3. Cara memproduksi suara instrumen musik Gendang Melayu Pakpung dengan cara dipukul pada bagian atas kulit Gendang pakpung. Instrumen musik gendang melayu pakpung tergolong alat musik membranophone (alat musik ber-membran), maka pelarasannya (proses pen-tuningannya) dengan cara memasangkan sidak pada bagian dalam gendang (pada tutup gendang) antara kulit dengan baluh gendang pakpung. Berguna untuk mengetatkan kulit, dan jika ingin suara yang lebih nyaring, sidak yang dipasang harus lebih besar. Sementara itu, pemukulan disekitar tutup gendang berfungsi memberikan efek pembulatan bunyi yang dihasilkan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:


(23)

58

1. Untuk pengrajin instrument musik Gendang Melayu pakpung kiranya tetap mempertahankan kualitas instrumen musik Gendang Melayu pakpung hasil produksinya.

2. Untuk para investor kiranya mau menanamkan modalnya kepada pengrajin demi kelanjutan instrument musik Gendang Melayu Pakpung. 3. Untuk pemerintah kota Medan, kiranya maumempromosikan instrumen

musik Gendang Melayu Pakpung sehingga masyarakat ikut berpartisipasi dalam mendukung dan mempromosikan instrument musik Gendang Melayu Pakpung ke masyarakat lebih luas lagi.


(24)

59

DAFTAR PUSTAKA

Annas. 2008. Memahami Musik Tradisi. Jakarta:Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta

Cholid, Naburko.2005.Metode Penelitian.Jakarta:Bumi Aksara Hadeli. 2006. Pengertian Wawancara. Medan:Unimed

Handarto, Sri.2011. Organologi dan Akustika I&II.Bandung: Lubuk Agung

Hariwijaya.2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta, ORYZA

Hartmann, William M. 2013. Principles of Musical Acoustics. New York: Springer

Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan: Unimed

Journal Society Galpin. 2009. A Classification of medical instrument. UNIMED PRESS

Mardalis. 2003.Pengertian konsep. Medan: Unimed

Maryaeni.2005.Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta:Bumi Aksara

Meleong,lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rasdokarya

Silitonga,Pita HD.2014.Teori Musik.Unimed Press

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Satori Djam’an dan Komariah Aan. 2009.Pengertian Penelitian Kualitatif. Sumatera Utara

Sukardi,P.Hd.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta Sumadi.2005. Perumusan Masalah. Medan : Unimed


(25)

60

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, dan (R&D). CV. Alfabeta.Bandung

Supranto.2004. Pengertian Landasan Teori. Medan : Unimed http://id.wikipedia.org/wiki/bunyi

http://www.creativebrain.web.id http://kamus.sabda.urgkamuspelarasan.


(1)

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari.

2. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengembang visi dan misi kebudayaan khususnya di bidang musik tradisional.

3. Sebagai upaya melestarikan musik tradisional daerah sebagai bagian dari budaya nasional.

4. Sebagai. bahan masukan bagi pengrajin alat musik dan masyarakat umum serta UNIMED khususnya.


(2)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari tempat penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gendang Melayu pakpung adalah nama alat musik yang digunakan secara luas oleh masyarakat melayu khususnya di Kabupaten Langkat, sebagai alat musik pengiring yang mengiringi tarian, nyanyian, dan silat Melayu.Gendang Melayu pakpung terbagi menjadi dua yaitugen dan ginduk/indung dan gendan ganak. Perbedaan dari kedua tersebut ialah kalau gendang induk berfungsi sebagai pengatur tempo dalam sebuah iringan musik sedangkan gendang anak berfungsi mengisi kekosongan gendang induk dan diantara pukulan/ketukan gendang induk/indung tersebut. Gendang Melayu pakpung merupakan alat musik membranofon yang sumber bunyinya berasal dari kulit, dan gendang pakpung iniadalah alat musik yang berkulit sebelah.

2. Proses pembuatan instrument musik Gendang pakpung menggunakan alat-alat yang masih manual dan dibantu menggunakan mesin. Alat-alat perkakas yang ia gunakan seperti bor listrik, bor pengamplas, parang, gergaji, pahat kayu dengan berbagai ukuran, pisau kecil/raut dan penggaris. Bahan-bahan dari pembuatan


(3)

kayu nangka, dan sebagainya. Juga diperlukan rotan, plastic atau jok mobil/jok sepeda motor, dan kulit kambing. Proses pembuatan GendangMelayu pakpung karya Bapak Junaidi diterdiri dari beberapa tahapan seperti penyediaan bahan baku, pembuatan badan gendang, penghalusan atau pengamplasan, pembuatan tutup gendang/pembungkus gendang, pembuatan tarik/tali gendang, pemasangan badan gendang dengan tutup/pembungkus gendang, pelarasan/penyeteman dengan Sidak pada Gendang pakpung.

3. Cara memproduksi suara instrumen musik Gendang Melayu Pakpung dengan cara dipukul pada bagian atas kulit Gendang pakpung. Instrumen musik gendang melayu pakpung tergolong alat musik membranophone (alat musik ber-membran), maka pelarasannya (proses pen-tuningannya) dengan cara memasangkan sidak pada bagian dalam gendang (pada tutup gendang) antara kulit dengan baluh gendang pakpung. Berguna untuk mengetatkan kulit, dan jika ingin suara yang lebih nyaring, sidak yang dipasang harus lebih besar. Sementara itu, pemukulan disekitar tutup gendang berfungsi memberikan efek pembulatan bunyi yang dihasilkan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:


(4)

1. Untuk pengrajin instrument musik Gendang Melayu pakpung kiranya tetap mempertahankan kualitas instrumen musik Gendang Melayu pakpung hasil produksinya.

2. Untuk para investor kiranya mau menanamkan modalnya kepada pengrajin demi kelanjutan instrument musik Gendang Melayu Pakpung. 3. Untuk pemerintah kota Medan, kiranya maumempromosikan instrumen

musik Gendang Melayu Pakpung sehingga masyarakat ikut berpartisipasi dalam mendukung dan mempromosikan instrument musik Gendang Melayu Pakpung ke masyarakat lebih luas lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Annas. 2008. Memahami Musik Tradisi. Jakarta:Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta

Cholid, Naburko.2005.Metode Penelitian.Jakarta:Bumi Aksara Hadeli. 2006. Pengertian Wawancara. Medan:Unimed

Handarto, Sri.2011. Organologi dan Akustika I&II.Bandung: Lubuk Agung

Hariwijaya.2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta, ORYZA

Hartmann, William M. 2013. Principles of Musical Acoustics. New York: Springer

Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan: Unimed

Journal Society Galpin. 2009. A Classification of medical instrument. UNIMED PRESS

Mardalis. 2003.Pengertian konsep. Medan: Unimed

Maryaeni.2005.Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta:Bumi Aksara

Meleong,lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rasdokarya

Silitonga,Pita HD.2014.Teori Musik.Unimed Press

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Satori Djam’an dan Komariah Aan. 2009.Pengertian Penelitian Kualitatif. Sumatera Utara

Sukardi,P.Hd.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta Sumadi.2005. Perumusan Masalah. Medan : Unimed


(6)

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, dan (R&D). CV. Alfabeta.Bandung

Supranto.2004. Pengertian Landasan Teori. Medan : Unimed http://id.wikipedia.org/wiki/bunyi

http://www.creativebrain.web.id http://kamus.sabda.urgkamuspelarasan.