PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM GAMBARAN DATA PRAKTEK ANALISIS DAN EVALUASI DATA KESIMPULAN DAN SARAN GAMBARAN DATA PRAKTEK

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data-data mengenai objek PKLM yang dilakukan dengan melalui sumber yaitu: - Wawancara Interview Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap pihak KPP yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan laporan ini. - Observasi lapangan Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap gejala yang menjadi Objek Penelitian. - Dokumentasi Dalam metode ini, penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan Objek PKLM, dokumentasi tersebut dapat berupa struktur organisasi.

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini dibahas mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat, ruang lingkup, metode praktek kerja lapangan mandiri, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam hal ini penulis menguraikan gambaran umum dari KPP Medan Polonia, tentang sejarah singkat, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi,gambaran pegawai.

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

Dalam hal ini penulis menguraikan gambaran data mengenai Tata cara penghapusan NPWP dan pencabutan PKP, Hal-hal yang menyebabkan terhapusnya NPWP dan pencabutan PKP.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam hal ini penulis menganalisa mengenai data yang diperoleh kemudian melakukan evaluasi terhadap data tersebut, sehingga tercapai manfaat dan tujuan PKLM.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dikemukakan dan beberapa saran yang menjadi bahan masukan untuk mengatasi permasalahan dalam PKLM. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

A. Sejarah Singkat Perpajakan Indonesia

Di Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, undang-undang perpajakan merupakan warisan dari penjajahan tersebut. Sejarah Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode yaitu : - Periode sebelum kemerdekaan - Periode Periode sesudah kemerdekaan

1. Periode Sebelum Kemerdekaan

Periode sebelum kemerdekaan ini di awali sejak Indonesia dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda, peraturan perundang-undangan perpajakan dibuat hanya semata-mata hanya menghimpun dana sebesar-besarnya bagi pemerintah dalam rangka mempertahankan dan memperbesar kekuasaannya ditanah air Indonesia. Oleh karena itu pemungutan pajak pada saat itu dirasakan oleh rakyat sebagai beban yang sangat berat, sebab baik penetapan jumlah pajak, jenis pajak maupun tata cara pemungutannya dirasakan tidak adil serta tidak menghiraukan kemampuan serta penderitaan bagi rakyat Indonesia.

2. Periode Sesudah Kemerdekaan

Periode ini dibagi atas dua tahap yaitu : 1. Dimulai tanggal 17 Agustus 1945 s.d. 31 desember 1983 2. Dimulai tanggal 1 januari 1984 s.d. sekarang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Peraturan perundang-undangan yang berlaku pada masa periode sebelum kemerdekaan masih tetap berlaku setelah kemerdekaan. Namun dilakukan beberapa perubahan disesuaikan dengan tuntutan rakyat yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. walaupun ada perubahan dan tambahan tetapi pada dasarnya masih berlandaskan pada falsafah warisan . Sebelum disebut kantor pelayanan pajak dulunya bernama kantor inspeksi pajak KIP. Hal ini berlangsung sampai tahun 1976 mulai bulan juni 1976 kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi Kantor Pelayan Pajak.

B. Sejarah singkat berdirinya KPP Medan Polonia

Kantor Pelayanan Pajak KPP Polonia berdiri pada pada tahun 2002 yang mana merupakan pencaran dari Kantor Pelayanan Pajak KPP Medan Barat yang terletak dijalan Suka Mulia Medan. Dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK.012001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan pajak, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan . Berdasarkan keputusan tersebut maka Kantor Pelayanan Pajak KPP Medan Polonia memiliki kedudukan, tugas, dan fungsi yang sama dengan Kantor Pelayanan Pajak yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kantor Pelayanan Pajak KPP medan Polonia mencakup wilayah kerja : 1. Kecamatan Medan Maimun 2. Kecamatan Medan Polonia 3. Kecamatan Medan Baru 4. Kecamatan Medan Selayang 5. Kecamatan Medan Tuntungan

C. Struktur Organisasi KPP Medan Polonia

Yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang kerja, Namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerja sama. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang terdiri atas sub bagian Tata usaha dan beberapa seksi yang di pimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi. Agar dapat lebih jelas dan transparan keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, maka disisni Penulis akan menggambarkan tentang Struktur Organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.535KMK012001 Tanggal 14 November 2001 Tentang Susunan dan Tugas Kordinator Pelaksana di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, adalah sebagai berikut : 1. Sub Bagian Umum Terdiri dari: a. Urusan Tata Usaha Kepegawaian Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Urusan Keuangan c. Urusan Rumah Tangga 2. Seksi Pengelolaan Data Dan Informasi Terdiri dari : a. Korlak I Data Masukan Dan Keluaran b. Korlak II Pengelolaan data dan Penyajian Informasi c. Korlak III Penggalian Potensi Pajak 4. Seksi Tata Usaha Perpajakan Terdiri Dari : a. Korlak I Pendaftaran Wajib Pajak b. Korlak II Pemberitahuan Pajak c. Korlak III Ketetapan Dan Kearsipan Wajib Pajak 5. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terdiri Dari : a. Korlak Pengawasan Pembayaran Masa PPh Perseorangan b. Korlak Perseorangan 6. Seksi Pajak Penghasilan Badan a. Korlak Pengawasan pembayaran Masa PPh Badan b. Korlak Pajak Penghasilan Badan 7. Seksi Pemotongan Dan Pemungutan Pajak Penghasilan Terdiri Dari : a. Korlak Pengawasan Pembayaran Masa Pemotongan dan Pemungut Pajak Penghasilan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Korlak Pemotongan dan Pemungut Pajak Penghasilan 8. Seksi Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya Terdiri Dari : a. Korlak PPN Industri b. Korlak PPN Perdagangan c. Korlak PPN Jasa dan PTTL 9. Seksi Penagihan 10. Seksi Penerimaan dan Keberatan Terdiri Dari : a. Korlak Tata Usaha Penerimaan restitusi Pajak dan Rekonsiliasi b. Korlak pelaksana Keberatan Pajak Penghasilan c. Korlak Pelaksana Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya

D. Bidang-Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 1. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan Tata usaha, Kepegawaian, Keuangan dan Rumah Tangga. Sub Bagian Umum Membawahi 3 Koordinator Pelaksna, yaitu: 1. Koordinator Pelaksana Tata Usaha dan Kepegawaian 2. Koordinator Pelaksana Keuangan 3. Koordinator Pelaksana Rumah Tangga Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi Mempunyai tugas melakukan, urusan Pengilahan Data dan Informasi, pembuatan Monografi Pajak, Penggalian potensi Perpajakan serta Ekstensifikasi Wajib Pajak. Seksi Pengalahan Data dan Informasi Membawahi 3 koordinator pelaksana, yaitu: 1. Koordinator Pelaksana PDI I 2. Koordinator Pelaksana PDI II 3. Koordinator Pelaksana PDI III

3. Seksi Tata Usaha Perpajakan

Seksi Tata Usaha Perpajakan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan pendaftaran, pemindahan dan pencabutan identitas Wajib Pajak, penerimaan surat pemberitahuan pajak dan surat wajib pajak. Seksi Tata Usaha Perpajakan Membawahi 3 koordinator Pelaksana, yaitu: 1. Koordinator Pelaksana Pelayanan Terpadu 2. Koordinator Pelaksana Surat Pemberitahuan 3. Koordinator Pelaksana Ketetapan Arsip Wajib Pajak

4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Seksi Pajak Penghasilan Orang pribadi mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan perekaman Surat Pemberitahuan Penghasilan Orang Pribadi, pengawasan pembayaran masa, pemeriksaan sederhana berdasarkan kriteria yang ditentukan dan fiskal Luar Negeri. Seksi Pajak Penghasilan Orang pribadi membawahi 2 orang Koordinator Pelaksana, yaitu : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Orang pribadi I 2. Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Orang pribadi II

5. Seksi Pajak Penghasilan Badan

Seksi Pajak Penghasilan Badan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan perekaman Surat Psmberitahuan Penghasilan Badan, Pengawasan Pembayaran masa serta melakukan pemeriksaan sederhana berdasarkan kriteria yang ditentukan. Seksi Pajak Penghasilan Badan membawahi 2 Koordinator Pelaksana, yaitu : 1. Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Badan I 2. Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Badan II

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan perekaman Surat Pemberitahuan pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan, pengawasan pembayaran masa serta melakukan pemeriksaan sederhana berdasarkan kriteria yang ditentukan. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan membawahi 2 Koordinator Pelaksana, yaitu : 1. Koordinator Pelaksana Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan I 2. Koordinator Pelaksana Pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan II

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya

Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan pajak Tidak langsung lainnya mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaandan perekaman surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Langsung Lainnya, Pengawasan pembayaran Masa, Konfirmasi Faktur Pajak, Serta pemeriksaan sederhana berdasarkan kriteria yang ditentukan. Seksi pajak pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya membawahi 3 Koordinator pelaksana, yaitu : 1. Koordinator Pelaksana PPn Industri 2. Koordinator Pelaksana PPn Perdagangan 3. Koordinator PPn Jasa dan PTLL

8. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan Tata usaha piutang pajak penagihan, penundaan dan angsuran dan pembuatan usulan penghapusan piutang Pajak. Seksi penagihan membawahi 2 Koordinator Pelaksana, yaitu : 1. Koordinator Pelaksana Tata Usaha Piutang Pajak 2. Koordinator Pelaksana Penagihan Aktif

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan

Seksi Penerimaan dan Keberatan mempunyai tugas melakukan urusan rekonsiliasi penerimaan, pengolahan. Dan penyaluran surat setoran pajak serta surat perhitungan pajak, penyiapan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, Penyelesaian Keberatan dan Uraian Banding, pembetulan surat ketetapan pajak, serta pengurangan sanksi. Seksi Penerimaan dan Keberatan membawahi 3 koordinator pelaksana, yaitu : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Koordinator Pelaksana Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak dan Rekonsiliasi 2. Koordinator Pelaksana Keberatan Pajak Penghasilan 3. Koordinator Pelaksana Keberatan PPN dan PTTL Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

1. Pengertian Pajak

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian pajak adalah sebagai berikut: Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani Hamdan, 1993,7 mengatakan bahwa: “Pajak adalah Iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H Munawir, 1990,3 mengatakan bahwa: “Pajak adalah Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian perpajakan adalah : a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai publik investment. e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. Dari kelima ciri-ciri yang melekat pada pengertian perpajakan yang di kemukakan para ahli diatas maka defenisi pajak adalah “ Iuran rakyat kepada Negara, berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan, dengan imbalan yang diberikan secara tidak langsung umum oleh pemerintah, gunanya untuk membiayai kebutuhan pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatur dibidang sosial ekonomi”.

2. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai defenisi para ahli, terlihat adanya dua fungsi pajak Waluyo, 2002,8 yaitu: a. fungsi penerimaan budgeter Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh : Dimasukkannya Pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam Negara b. fungsi mengatur reguler Pajak berfungsi sebagai alat intuk mengatur atau untuk melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Contoh : 1. pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras. 2. pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. 3. tarif pajak untuk ekspor sebesar 0 untuk mendorong ekspor produk indonesia dipasaran dunia.

3. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

Negara mempunyai hak untuk memungut pajak, terdapat beberapa teori yang menjelaskan hak kepada negara untuk memungut pajak Rimsky, 1996, 18. Teori- teori tersebut antara lain adalah : b. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. c. Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar. d. Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan yaitu : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1 Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki seseorang. 2 Unsur Subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materil yang harus dipenuhi.

4. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok Gunadi, 1999, 8 yaitu: a. Menurut Golongannya 1 Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan 2 Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. b. Menurut Sifatnya 1 pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan diri wajib pajak Contoh : Pajak Penghasilan. 2 Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara C. Menurut Lembaga Pemungutannya 1 Pajak Pusat, yaitu Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai runah tangga keluarga Negara. Contoh : PPn, PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, PBB, dan Bea Materai 2 Pajak Daerah, yaitu Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah Terdiri dari : a. Pajak Daerah Tingkat I propinsi Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor b. Pajak Daerah Tingkat II kotamadyakabupaten Contoh : Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Reklame

5. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah Nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakannya yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Sedangkan yang dimaksud dengan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk memungut pajak atau pemotong pajak tertentu Agus Setiawan, 2006, 5. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dengan identitas ini wajib pajak dapat dengan mudah menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, baik mengenai pembayaran pajak, kepindahan lokasi usaha, perubahan badan usaha atau kegiatan lain yang diisyaratkan untuk memiliki identitas perpajakan. Setiap wajib pajak hanya memiliki satu nomor pokok wajib pajak untuk semua jenis pajak yang menjadi kewajibannya. NPWP mempunyai 15 digit, dengan susunan sebagai berikut : a. 9 sembilan digit pertama merupakan kode wajib pajak, b. 6 enam digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan.

6. Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak

Dasar hukum nomor pokok wajib pajak adalah Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP 161PJ2001 tentang jangka waktu pendaftaran dan pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran dan penghapusan NPWP, serta pengukuhan dan pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berbunyi : “Setiap wajib pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yng wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

7. Tata cara Penghapusan NPWP dan Pencabutan PKP

Yang dimaksud dengan Penghapusan NPWP adalah suatu tindakan menghapuskan NPWP dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak. NPWP dapat dihapus Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-161PJ.2001 Pasal 11 ayat 1 antara lain karena : 1. Wajib Pajak Orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan; 2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; 3. Warisan belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai di bagi; 4. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap; 6. Wajib Pajak Orang pribadi lainnya selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak. Pencabutan Pengusaha sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam hal Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke Kantor Pelayanan Pajak lain, bubar atau tidak memenuhi Syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak pasal 11 ayat 3. Bagi wajib pajak yang ingin menghapus NPWPnya diharuskan mengisi Formulir Perubahan Data Wajib Pajak Pribadi KPU-1B dan formulir Perubahan Data Wajib Pajak Badan KPU-2B dan melampirkan persyaratan-persyaratan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ● Persyaratan penghapusan NPWP perseorangan : 1. Aktelaporan Kematiansurat keterangan kematian yang dilegalisasi instansi yang berwenang 2. Surat nikahakte perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum menikah dan mempunyai NPWP 3. Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan 4. Surat Pernyataan dari perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali keluar negeri 5. Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan dari satu pemberi kerja. ● Persyaratan Penghapusan NPWP badan 1. Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan Surat Keterangan Pembubaran dari LembagaBadan atau Instansi yang berwenang 2. Neraca Likuidasi atau Pembubaran 3. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT keberadaan di indonesia Dalam masalah penghapusan NPWP ini Wajib Pajak dapat menghubungi : 1. KPP tipe A pada Seksi Tata Usaha Perpajakan dan Seksi Penagihan serta Verifikasi 2. KPP tipe B pada Seksi Informasi dan Tata Usaha Perpajakan dan Seksi Penagihan serta Verifikasi 3. KPP tipe C Pada Seksi Informasi dan Tata Usaha Perpajakan dan Sub Seksi Penerimaan dan Penagihan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA DAN EVALUASI