SURVEI PENYEBARAN KULTIVAR DAN MORFOLOGI BAWANG PUTIH LOKAL DI SUMATERA UTARA.

SURVEI PENYEBARAN KULTIVAR DAN MORFOLOGI
BAWANG PUTIH LOKAL DI SUMATERA UTARA

Oleh:

Quistina Sinaga
4123220021
Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii

ii


Riwayat Hidup
Quistina Sinaga dilahirkan di Tigalingga pada tanggal 23 Desember 1993.
Buah kasih dari Ayahanda Jaihat Sinaga dan Ibunda Rospide Sihombing,
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis mulai
mengenyam pendidikan di SD Negeri 2 Laumil dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Tigalingga dan lulus
pada tahun 2009, lalu melanjutkan sekolah ke SMA Santo Petrus Sidikalang di
tahun yang sama dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan melalui ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis telah mengikuti Program Praktek kerja
lapangan (PKL) Universitas Negeri Medan pada tahun 2015 di Balai Benih Ikan,
Kabupaten Samosir. Kegiatan organisasi yang diikuti penulis selama kuliah
adalah ikatan keluarga besar Kristen biologi (IKBKB) dan Lembaga Pelayanan
Mahasiswa Indonesia (LPMI).

iii

SURVEI PENYEBARAN KULTIVAR DAN MORFOLOGI

BAWANG PUTIH LOKAL DI SUMATERA UTARA
Quistina Sinaga (4123220021)
quistsinaga@yahoo.com
ABSTRAK
Bawang putih lokal yang ditemukan di Sumatera Utara ada satu jenis yaitu kultivar
Doulu. Informasi penyebaran dan karakterisasi morfologi belum ada dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran dan morfologi bawang putih
lokal yang ada di Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan JanuariFebruari 2016 di kabupaten Dairi, Simalungun dan Karo. Alat yang digunakan adalah
kamera digital, plastik, mistar, spidol, dan alat tulis, GPS (Global Positioning
System), dan bahannya tanaman bawang putih lokal yang ada di lapangan. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi ke lapangan
dan analisis data pada penelitin ini menggunakan statistik deskriptif. Penyebaran
bawang putih lokal kultivar Doulu di Sumatera Utara berada di Kabupaten Karo yaitu
di Desa Doulu, Merek dan Tongging, dan di Kabupaten Dairi di desa Situngkir dan
Silalahi sedangkan di Kabupaten Simalungun bawang putih kultivar Doulu tidak ada
dibudidayakan. Bawang putih kultivar Doulu tumbuh baik di ketinggian 917-1500 m
diatas permukaan laut. Bawang putih kultivar Doulu mempunyai ciri morfologi tinggi
tanaman 40-57 cm, warna daun hijau, jumlah daun 7-9 helai, orientasi daun
menyebar, bentuk umbi Flat Globe, warna umbi putih keunguan, diameter umbi
berkisar 2,2 – 3,9 cm, struktur umbi tidak teratur, warna siung putih keunguan,

jumlah siung 6-18 siung/umbi.

Kata kunci: penyebaran, morfologi, bawang putih lokal

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugrah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Skripsi yang berjudul “Survei Penyebaran Kultivar dan Morfologi Bawang
Putih Lokal di Sumatera Utara” disusun untuk memperoleh gelar sarjana, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain
ibu Dr.Tumiur Gultom, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberi bimbingan, pengarahan, serta dukungan bagi penulis. Kepada ibu Dr. Fauziyah
Harahap, M.Si, Dra. Cicik Suryani, M.Si serta bapak Drs. Nusyirwan, M.Si selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan saran, masukan dan juga arahan yang berguna dalam
penyusunan skripsi ini.
Kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku ketua jurusan Biologi FMIPA UNIMED,

Ibu Endang S. Gultom, S.Si., M.Si., Apt selaku sekretaris jurusan Biologi FMIPA UNIMED,
Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S selaku ketua Prodi Biologi FMIPA UNIMED, Ibu
Dra.Uswatun Hasanah Msi selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan
nasehat dan bimbingan selama masa perkuliahan dan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd Dekan FMIPA.
Teristimewa buat keluarga penulis yang dicintai dan disayangi yaitu Ayahanda Jaihat
Sinaga, dan Ibunda Rospide Sihombing yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan
kepada penulis, begitu juga kepada kakak Hanna Dinawati Sinaga dan abang ipar Oscar
Siregar dan adik-adik penulis Andri Joko Sinaga dan Wisnu Sinaga yang selalu menjadi
semangat bagi penulis dan seluruh keluarga besar yang tidak bisa penulis sebut satu per satu,
terima kasih untuk doa, dukungan dan nasehatnya selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman anak ND B 2012, atas
dukungan dan kekompakannya selama ini. Kalian adalah temanku seperjuangan di Unimed
ini, dan juga teman terhebatku. Juga kepada Sekar, Siska dan Agus handoko yang membantu
penulis dalam melakukan penelitian dan membrikan solusi terbaik bagi penulis. Tidak lupa
juga kepada teman-teman kos 113 Mince Sihombing, Kartika Simajuntak, Monalisa Kristin
dan Reni sihombing yang selalu menyemangati dan mendoakan penulis, dan juga kepada kak
Arta, Malen dan anak Choir celebration GKII pusat Medan, penulis ucapkan terima kasih
untuk dukungan dan doanya.


v

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bisa bermanfaat dalam ilmu pengetahuan.
Medan, Maret 2016
Penulis

Quistina Sinaga
4123220021

vii

DAFTAR ISI

Halaman
LembarPengesahan
RiwayatHidup
Abstrak
Abstract

Kata Pengantar
Daftar Isi
DaftarGambar
DaftarTabel
DaftarLampiran

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah

1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
3
3
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi Tanaman Bawang Putih (Allium sativumLinn)
2.2. MorfologiBawangPutih
2.3. Kandungan Kimia Bawang Putih
2.4. SyaratTumbuh
2.5. KultivarBawangPutih
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2. PopulasidanSampel
3.3.Metode Penelitian
3.4.Pengumpulan Data
3.4.1. Wawancara
3.4.2.Observasi
3.4.3.Dokumentasi
3.5. Alat dan Bahan
3.6. Prosedur Kerja
3.7.Parameter yang Diamati
3.8. Analisis Data

5
5
5
10
12
14
17
17
18

18
18
18
18
18
19
19
19
20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.KondisiUmum Wilayah Penelitian
4.1.1.KabupatenDairi
4.1.2.KondisiUmum Wilayah KabupatenSimalungun
4.1.3.KondisiumumwilayahKabupatenKaro
4.2.PenyebaranKultivarBawangPutihLokal
4.3.DeskripsiMorfologi yang Diamati
4.3.1.Daun
4.3.2.Umbi


21
21
21
22
22
23
24
26
26

viii

4.3.3.Siung
4.3.4. Bulbil
4.4. Pembahasan

28
28
29


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

32
32
32

DAFTAR PUSTAKA

33

LAMPIRAN

35

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bawang Putih Lokal (Doulu)

5

Gambar.2.2.UmbiBawangPutih

7

Gambar 2.3. Bentuk Umbi Bawang

8

Gambar 2.4. StrukturumbiBawangputih

9

Gambar 3.1. Peta Provinsi Sumatera Utara

17

Gambar 4.2.1. Peta persebarantanamanbawangputihlokal
diProvinsi Sumatera Utara

23

Gambar 4.3.1.1 DaunBawangputihDoulu

26

Gambar 4.3.1.2 OrientasiDaunBawangputihDoulu

26

Gambar 4.3.2.1 Warna umbi Bawang putih Doulu

27

Gambar 4.3.2.2 Struktur umbi Bawang putih Doulu

27

Gambar 4.3.3.1SiungBawangputihDoulu

28

Gambar 4.3.3.2BawangPutih Tunggal

28

Gambar 4.3.4.1 Bulbil bawang putih kultivar Doulu

28

x

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel.4.2.1. Data PetaniBawangPutihLokal per Kabupaten

24

Tabel.4.3.1.Daerah Penyebaran, dan Deskripsi Morfologi Bawang
Putih Lokal per Kabupaten

25

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Kuisioner untuk Petani dan Deskripsi Bawang Putih Situngkir (Dairi)

35

Lampiran 2
Kuisioner untuk Petani dan Deskripsi Bawang Putih Silalahi (Dairi)

36

Lampiran 3.
Kuisioner untuk Petani dan Deskripsi Bawang Putih Tongging (Karo)

37

Lampiran 4.
Kuisioner untuk Petani dan Deskripsi Bawang Putih Doulu (Karo)

38

DokumentasiPenelitian

39

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah
Bawangputih

(Allium

sativum

Linn.)

berasaldaridaerahpegunungan

di

Asia

sepertihalnyabawangmerah.
Bawangputihdikenaldenganistilahsterilspesiesartinyahanyadapatdiperbanyaksecaravegetatifm
elaluipenanamanumbi

(Etoh,

akhirinibeberapaklonbawangputih

1997).
yang

Meskipundemikian,

akhir-

dapatmenghasilkanbijitelahdikoleksi

di

daerahpegunungan Tien Shan di Kirgizia dan Western China (Etohdan Simon, 2002).
Umbidaritanamanbawangputihmerupakanbahanutamauntukbumbudasarmakanan.
Di

Indonesia,

adabeberapakultivarbawangputihlokalsepertiLumbuHijau,

LumbuKuning,

danLumbuPutih.

LumbuHijaudanLumbuKuningcocokditanam

datarantinggi,

sedangkanLumbuPutihlebihcocokditanam

di

di

dataranrendah.

Beberapakultivarlokallainnya yang cukuppotensial, antara lain Sanur, Layur, Bogor, Kresek,
danmasihbanyaklagikultivarlokal yang kemungkinanbelumdievaluasi (Rukmana, 1995).
Hasileksplorasi yang dilakukanHardiyanto, DevydanSupriyanto (2007), ada 12
kultivarBawangputihlokal yang diperoleh. SatukultivardiperolehdariKecamatanFatuneno,
Timor Tengah Utara (NTT), tujuhkultivarlainnyaberasaldariBatu, JawaTimuryaituKrisik,
Saigon, LumbuHijau, danTiongkok. Di daerahTawangmanguditemukanTawangmangu,
LumbuKuning, danSanggah, kultivarSanggahternyatadijumpai juga di daerahSembalun, NTB
yang

saatinimasihmerupakansalahsatusentraproduksibawangputihterbesar

(luaslahan

±

600

ha).

yaitukultivarTekidariDesaNanggulan/Gadingsari,
CiwideydariDesaAlam

Indah

di

Indonesia

Empatkultivarlainnya,

Kecamatan

KecamatanCiwidey,

Sanden,
Kabupaten

Bantul,
Bandung,

kultivarSembalundanLumbuKayudariSembalun, Mataram.
Data
mengimpor

dariBadanPusatStatistika
415.000

ton

jutaatausenilaiRp

(BPS)

bahwasepanjangtahun

2012,

bawangputihdaribeberapanegaradengannilai
2,3

Indonesia

US$

242,3

triliunbawangputih.

MayoritasbawangputihimpordatangdariCinayaitusebanyak 410.100 ton dengannilai US$
239,4

jutaatauRp

2,27

triliununtukperiodeJanuarihinggaDesember

2012.

KegiatanimporbawangputihdariCinainiberjalansepanjangtahun, dan juga adabeberapanegara
lain yang memasukkanbawangputihke Indonesia seperti India, Malaysia, Pakistan, Thailand,
tetapiimpornyatidakterjadisetiapbulandantaksignifikan.

Imporbawangputihdari

India,

2

terjadisepanjangtahun 2012 sebanyak 3.424 ton dengannilai US$ 1,7 juta, impordari Malaysia
sebanyak 1.124 ton dengannilai US$ 1,1 jutabawangputih Pakistan sebanyak 203 ton
dengannilai US$ 81,2 ribu, dan Thailand sebesar 58 ton dengannilai US$ 37 ribu (BPS,
2015). Hal inimembuktikanbahwaproduksidalamnegeribelumbisamensuplaikebutuhan.
Perkembangantanamanbawangputih

di

tidakmampumencukupikebutuhandalamnegeridansudahjarang
Beberapakultivarbawangputihlokalsangatsulitdijumpai
pasarandomestik.
kualitasumbinya

Salah

yang

di

jumpai

di

pasaran.

lahanpetanimaupun

di

satupenyebabutamaadalahkehadiranbawangputihimpor

yang

(ukuranlebihbesar)

di

Indonesia

dibandingkandenganumbibawangputihlokaldanharga

lebihmurahsehinggaterjangkauolehkonsumen.

konsumenlebihsukamembelibawangputihimpor

yang

Artinya,

penampilanumbinyalebihmenarik.

Kondisisemacaminikalaudibiarkanakanberdampaknegatifterhadapeksistensibawangputihlokal
. Tidakmenutupkemungkinan, kultivarbawangputihlokal, sepertiLumbuPutih, LumbuHijau,
LumbuKuning,

Douludanbeberapajenislainnya

mempunyaikeunikansebagaibahanobattradisionalakanpunah

yang
(Hardiyanto,

DevydanSupriyanto, 2007).
Sumatera Utara
Di

Sumatera

merupakansalahsatusentraproduksibawang, termasukbawangputih.
Utara,

ditemukanadabawangputihlokalyaitukultivarDoulu,

namunbelumdiketahuibagaimanamorfologidanpenyebarannya.

Salah

satuupayauntukmengetahuipenyebarandanmorfologikultivarbawangputihlokal di Sumatera
Utara

makadilakukansurveipenyebarandanmencandramorfologibawangputihlokal

beberapadaerah

yang

di

masihmenanambawangputihlokal.

Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakapenulismelakukanpenelitian
“SurveiPenyebaranKultivardanMorfologiBawangPutihLokal di Sumatera Utara”.
1.2 IdentifikasiMasalah
Berdasarkanpembahasanlatarbelakangpermasalahan
atasdapatdiidentifikasibeberapamasalahsebagaiberikut :
1. Tingkat imporbawangputihmasihtinggikarenakebutuhandalamnegeribelumtercukupi.
2. Bawangputihlokaljarang di jumpaibaik di pasarandomestikmaupun di lahanpetani.
3. Penyebarandanmorfologibawangputihlokal di Sumatera Utara yang belumdiketahui.

1.3 BatasanMasalah
Dalampenelitianinimasalahdibatasipada:

di

3

1.

Penelitiandibatasidibeberapadaerahyaitu

di

KabupatenDairi,

KabupatenKarodanKabupatenSimalungun.
2. Jenisbawangputih yang ditelitiadalahbawangputihlokal di Sumatera Utara.

1.4 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang

yang

telahdijelaskansebelumnya

di

atasmakapermasalahandalampenelitianinidapatdirumuskansebagaiberikut:
1. Bagaimanapenyebarankultivarbawangputihlokal di Sumatera Utara?
2. Bagaimanamorfologibawangputihlokal yang ada di Sumatera Utara?

1.5 TujuanPenelitian
1. Mengetahuipenyebarankultivarbawangputihlokal di Sumatera Utara
2. Mengetahuimorfologibawangputihlokal di Sumatera Utara

1.6ManfaatPenelitian
Adapunmanfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Sumberinformasimengenaipenyebarankultivarbawangputihlokal di Sumatera Utara
2. Sumberinformasimengenaimorfologikultivar

bawangputihlokal

3. Sebagaiinformasikepadapemerintahdanpetanitentangkondisikritiskeberadaanbawangputihl
okal
4. Menambahwawasandanilmupengetahuanmengenaibawangputihlokalsecarakhusus.

32

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiandapatdirumuskanbeberapakesimpulansebagaiberikut:
1.

Bawangputih yang ditemukan di Sumatera Utara adalahbawangputihkultivarDoulu.
PenyebaranbawangputihlokalDouluberada di daerahKabupatenKaro, yaitudesaMerek,
Doulu, danTonggingdan di KabupatenDairi di SitungkirdanSilalahi.

2.

BawangputihlokalDouludarikeduaKabupatenmemilikiperbedaanyaituumbibawangputihd
ariKabupatenKarolebihbesarbiladibandingkandenganKabupatenDairi.
BawangputihlokalDoulumemilikimorfologitinggitanaman 40-57 cm, jumlahdaun 7-9
helai,

warnadaunhijaudanmemilikiorientasidaunmenyebar.

Umbiberwarnaputihkeunguanberbentukflat globe, diameter umbiberkisarantara 2,2-3,9
cm

denganstrukturumbi

yang

tidakteratur.

SiungnyabawangputihlokalDouluberwarnaputihkeunguandanjumlahsiung

6-18

siung/umbi.
5.2 Saran
Berdasarkanhasilpenelitianinidisarankanperludilakukanpenelitianlebihlanjutpencandraan
morfologi

yang

lengkapuntukbawangputihlokaldanpenelitianlanjutan

di

beberapasentraproduksibawangputihuntukmelihatadaptabilitasdenganharapandapatmemb
erikanharapanbagipetanidalammengembangkanagribisnisbawangputihlokaldansekaligusd
apatmenjadisubstitusibawangputihimpor.

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1997), Health Benefits and folklore.http://ibs.net/garlic/health.html.
BadanPusatStatistikdanDirjenHortikultura,
(2015),
ProduksidanImpor
BawangPutih,diaksesdari http://www.bps.go.id tanggal 16 Januari 2016.
Barnes, J., Anderson, L.A and Philips, J.D, (2007), Herbal Medicines, 3th ed.
Pharmaceutical Press. London.
Ditjentan, (1997), Perkembanganluaspanen, rata-rata hasildanproduksi
sayuran. DirektoratJenderalTanamanPangandanHortikultura. Jakarta.
Dobelis, I., (1990), Reader's Digest Magic and Medicine of Plants. New York:
The Reader's Digest Association, Inc. Dreidger, S. 1996. Ode to garlic:
The stinky rose can be good for you. Maclean 's 109: 62-64.
Etoh,T., (1997), True Seeds in Garlic, Acta Horticulture, 433: 247-255.
______, and P.W. Simon., (2002), Diversity, Fertility and Seed Production of
Garlic In: H.D.
Hardiyanto, N, F., Devy, A., danSupriyanto,(2007), Eksplorasi, Karakterisasi,
danEvaluasiBeberapaKlonBawangPutihLokal,
JurnalHortikultura17
(4):307-313.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Varietas_%28botani%29 diaksestanggal 16 Januari
2016.
Husain.N.A.,
(2015),
StudiEtnobotanidanIdentifikasiTumbuhanBerkhasiat
ObatBerbasisPengetahuanLokal di KabupatenEnrekang. Fakultas
Pertanian. UniversitasHasanuddin Makassar.
IPGRI, (2001), Descriptors for Allium, Italy
Kamenetsky R, Rabinowitch HD. 2001. Floral Development in Bolting Garlic.
Sex Plant Reprod., Vol. 13, pp. 235-241, ISSN 0934-0882.
Nala,N,
(2004),
(UmbidanRimpang),
(serialonline),
NovDe.,
[cite2013Ags.07] Availa
ble from : http://www.parisada.org/

36

Newall, C.A., Anderson, L.A., Phillipson, J.D., (1996), Herbal Medicines, A
Guide for Health-care Professionals. London: The Pharmaceutical Press.
Hal: 129-132
Oey,

K.N., (1998), DaftarAnalisisBahanMakanan. Jakarta:
FakultasKedokteranUniversitas Indonesia. hal: 23

BalaiPenerbit

Rukmana, R,(1995), BudidayaBawangPutih. Kanisius. Jogyakarta. 74pp.
Santoso, H.B, (2000), BawangPutih. Edisi ke-12. Kanisius. Yogyakarta.
Sarwadana, S.M., danGunadi, I. G. A, (2007), PotensiPengembanganBawang
Putih (Allium SativumL.) DataranRendahVarietasLokal Sanur. Jurusan
BudidayaPertanianFakultasPertanianUniversitasUdayana. Agritrop 26
(1): 19 – 23.
Sugiyono,(2012), MetodePenelitianBisnis. Bandung :Alfabeta
Suwandi, (1990) Pengaruhpengapurandanpemberianpupukkandangterhadap
pertumbuhandanhasilbawangputihpadatanah Latosol MerahKuning.
LaporanPenelitianProyek
ATA
395
BalaiPenelitianHortikultura
Lembang.
Sutaya, R.,G. Grubben, dan H, Sutarno. 1995. PedomanBertanamSayuran
DataranRendah. UGM Press. Yogyakarta
Syamsiah, I, S, danTajuddin, (2003), KhasiatdanManfaatBawangPutih Raja
AntibiotikAlami. Agromedia: Jakarta Selatan.
Reijenders, SuwandidanStallen, (1991),
Pengaruhlokasiketinggiantempat
terhadappertumbuhandanperkembanganbawangputih cv. LumbuPutih
danLumbuKuning.LaporanPenelitian. ATA 395 Project.
Wibowo.S, (1989), Budidayabawangputih. Penebarswadaya.Jakarta
Wibowo.S, (2009), Budidayabawangputih. Penebarswadaya.Jakarta
Yulipriyanto,H,
(2010),
Biologi
Yo\gyakarta :GrahaIlmu.

Tanah

danStrategiPengolahannya.