Bahan lainnya dapat berupa fluoride atau bahan antimikroba. Ada juga bahan bonding yang mengandung glutaraldehyde sebagai bahan desensitisasi
16
.
2.2 Perkembangan Bahan Adhesif
Saat ini, pemakaian bahan adhesif pada dentin telah meluas ke seluruh dunia dan perkembangannya pun bervariasi didasarkan pada tahun pembuatan, jumlah
kemasan dan sistem etsa. Berdasarkan tahun pembuatan, bahan adhesif dibagi mulai dari generasi I sampai pada generasi VII. Generasi I dan II mulai diperkenalkan pada
tahun 1960-an dan 1970-an yang tanpa melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear layer yang ada. Ikatan bahan adhesif
yang dihasilkan sangat lemah 2 MPa-6MPa dan smear layer yang ada dapat menyebabkan celah yang dapat terlihat dengan pewarnaan pada tepi restorasi.
5,8
Generasi III mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an, mulai diperkenalkan pengetsaan pada dentin dan mulai dipakai bahan primer yang dibuat untuk dapat
mempenetrasi ke dalam tubulus dentin dengan demikian diharapkan kekuatan ikatan bahan adhesif tersebut menjadi lebih baik. Generasi III ini dapat meningkatkan ikatan
terhadap dentin 12MPa–15MPa dan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kegagalan batas tepi bahan adhesif dan dentin marginal failure. Tetapi seiring
waktu tetap terjadi juga kegagalan tersebut. Generasi IV mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Mulai dipakai bahan
yang dapat mempenetrasi baik itu tubulus dentin yang terbuka dengan pengetsaan maupun yang telah mengalami dekalsifikasi dan juga berikatan dengan substrat
dentin, membentuk lapisan “hybrid”. Fusayama dan Nakabayashi menyatakan bahwa
5,8
Universitas Sumatera Utara
adanya penetrasi resin akan memberikan kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan juga dapat membentuk lapisan pada permukaan dentin. Kekuatan ikatan bahan adhesif ini
rendah sampai dengan sedang sampai dengan 20 MPa dan secara signifikan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya celah marginal yang lebih baik daripada sistem
adhesif sebelumnya. Sistem ini memerlukan teknik pemakaian yang sensitif dan memerlukan keahlian untuk dapat mengontrol pengetsaan pada enamel dan dentin.
Cara pemakaiannya cukup rumit dengan beberapa botol sediaan bahan dan beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan.
5,8
Generasi V mulai berkembang pada tahun 1990-an. Pada generasi ini bahan primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan. Pada generasi ini juga
mulai diperkenalkan pemakaian bahan adhesif sekali pakai.
5,8
Generasi VI mulai berkembang pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000, pada generasi ini mulai dikenal pemakaian “self etching” yang merupakan suatu
terobosan baru pada sistem adhesif. Pada generasi VI ini tahap pengetsaan tidak lagi memerlukan pembilasan karena pada generasi ini telah dipakai acidic primer, yaiu
bahan etsa dan primer yang dikombinasikan dalam satu kemasan.
5,8
Generasi VII mulai berkembang sekitar tahun 2002, generasi ini juga dikenal sebagai generasi ”all in one” adhesif, dikatakan demikian karena pada generasi VII
ini bahan etsa, primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan saja, sehingga waktu pemakaian bahan adhesif generasi VII ini menjadi lebih singkat.
Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada sistem tiga botol,
bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa, primer dan
5,8
Universitas Sumatera Utara
bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif. Namun, kekurangan sistem ini
adalah banyaknya kemasan yang ada di meja unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari tiga botol dan tidak praktis.
2
Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari dua botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang merupakan
gabungan antara primer dan bonding. Saat ini, sistem in merupakan bahan adhesif yang paling banyak digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini
lebih simpel dan waktu pemakaiannya lebih cepat. Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup kuat.
2,8
Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri satu botol yang merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini merupakan
sistem bahan adhesif yang terakhir kali keluar. Kelebihan sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah pengaplikasiannya dibandingkan dengan
sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah.
2,8
Berdasarkan sistem etsa, bahan adhesif dibagi menjadi dua yakni sistem total etching dan self etching. Perbedaan antara kedua sistem ini adalah pada proses etsa
dan irigasi. Pada sistem total etching, dilakukan prosedur irigasi etsa. Sedangkan pada sistem self etching, tidak dilakukan irigasi.
1,2,6
Untuk lebih lanjut, kedua sistem ini akan dibahas di BAB 3 dan BAB 4.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN ADHESIF TOTAL ETCHING