Batik Blora Kajian Pustaka

perajin batik yang mengolah kreasi motif dari daerah setempat untuk dijadikan motif khas. Maka dari itu timbullah ekonomi grafik dimana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA dan kantor-kantor lainnya membina para ibu- ibu di pedesaan untuk menjadikan satu kelompok pengrajin batik Blora. Dalam artikel ilmiah yang ditulis Maharta dkk juga disebutkan perkembangan perekonomian daerah Blora melalui adanya batik terbukti dalam adanya motif yang menggambarkan keanekaragaman kebudayaan, kesenian khas Blora yakni motif barongan, motif tayub, motif sate dan motif jati. Batik Blora yang baru muncul tersebut mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan terutama bagi masyarakat daerah setempat yang menyukai batik Blora. Banyaknya batik Blora yang diminati masyarakat menjadikan pergerakan perekonomian mulai meningkat. Penelitian-penelitian diatas lebih mendalami batik Blora dari sisi histori dan dampak terhadap perekonomian saja penelitian Ceviana, dan Maharta dan penelitian riset lapangan sehingga belum merambah pada pengembangan desain. Untuk lebih memperkaya khasanah batik Blora maka perancangan ini menawarkan inovasi desain baru dengan visual yang lebih estetis, ikonografis. Dalam kajian pustaka ini akan dipilih beberapa pustaka yang mendukung proyek perancangan TA seperti buku, dan segala hal karya ilmiah yang berhubungan dengan batik, kayu jati, dam pengembangan desain.

1. Batik Blora

Seni batik yang melalui proses membatik pada dasarnya sama dengan melukis di atas sehelai kain putih. Sebagai alat melukis disebut canting dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam. Canting terdiri dari mangkok kecil yang mempunyai carat dengan tangkai dari bambu. Carat mempunyai berbagai ukuran, tergantung dari besar kecilnya titik-titik dan tebal halusnya garis-garis yang hendak dilukis. Kegunaan mangkok kecil adalah sebagai tempat cairan malam Nian S. Djoemena, 1990:1. Batik merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang telah mendunia. Batik telah mengambil peran yang penting dalam perkembangan sejarah dan pada tiap siklus kehidupan masyarakat. Sejarah penyebaran batik berkaitan erat dengan adanya kraton-kraton di tanah Jawa. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Santoso Doellah, bahwa batik yang pada mulanya hanya dikerjakan oleh putri dan abdi kraton sebagai pemenuh kebutuhan sandang dilingkungan kraton, kini telah mengalami perubahan yang semakin lama mengharuskan pengerjaan batik dilakukan di luar kraton Doellah, 2002:54. Kata batik dalam bahasa Jawa berasal dari akar kata “mbatik”.Mempunyai pengertian berhubungan dengan suatu pekerjaan membuat titik-titik halus, lembut, dan kecil, yang mengandung unsur keindahan. Secara etimologis, berarti menitikkan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titikan garisan. Batik sebagai kata banda merupakan hasil penggambaran corak di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang. Artinya bahwa secara teknis batik adalah suatu cara penerapan corak di atas kain melalui proses celup rintang warna dan menggunakan malam sebagai medium perintangnya Biranul Anas dkk, 1997 : 14. Seni batik pada hakikatnya menjadi suatu penyalur kreasi rasa yang mengandung makna tersendiri yang dikaitkan dengan hal tradisi sampai dengan aspek kehidupan sehari-hari. Besarnya makna yang tersirat melalui sehelai kain tersebut, batik mempunyai aspek yang menarik untuk diungkap dan dikembangkan sehingga batik akan mengalami serangkaian siklus yang terus berubah pada zamannya. Perjalanannya yang sedemikian rupa, batik mulai dikenal dan popular di kalangan masyarakat baik di dalam dan di luar negeri. Perkembangan batik juga diikuti di berbagai daerah di Nusantara. Daerah Blora adalah salah satu dari daerah di Indonesia yang mengembangkan batik di dekade akhir-akhir ini. Perbatikan di Blora mulai muncul di tahun 2010 yang didasari semangat bersama untuk menciptakan batik khas sebagai identitas daerah. 2 melalui serangkaian pelatihan yang diadakan pemerintah Daerah Blora kini batik Blora mulai berkembang dan memunculkan embrio usaha batik baru. Batik Blora masuk dalam kategori batik modern. Batik modern ialah semua macam jenis batik yang sifat dan gayanya tidak seperti batik tradisional. Pada batik tradisional susunan motifnya terikat oleh suatu ikatan pakem tertentu dan isen-isen tertentu pula. Bila menyimpang dari kaidah yang ada maka dikatakan menyimpang dari batik tradisional Sewan Susanto, 1980 : 15. Berbicara batik modern, nampaknya batik Blora masuk di dalamnya, pasalnya batik Blora lebih menggambarkan kehidupan sehari-hari dan cenderung menggunakan motif yang bebas. Selain itu, dalam praktiknya batik Blora mempunyai keterikatan pasar dan permintaan konsumen tanpa memerdulikan paten-paten batik pada umumnya. Hal 2 Wawancara kepada perajin batik Blumbangrejo Suherjan yang menyatakan bahwa batik Blora muncul setelah pemerintah melakukan pelatihan kepada peserta delegasi untuk menimba ilmu tentang batik dan menciptakan usaha batik di Blora.Menurutnya, batik di Blora perlu mempunyai ciri khas yang memperlihatkan adanya batik di Blora. ini berbeda dengan kaidah batik tradisi yang dengan laku yang sadar menggunakan simbol dan memperhatikan makna filosofi dalam motifnya. Batik Blora yang muncul di tahun 2010 tersebut didasari oleh semangat kebersamaan mulai dari perajin, pemerintah dan masyarakat. Tujuan dari kesemuanya tidak lain adalah untuk memajukan daerah Blora dan sebagai icon daerah. Hal ini diperkuat dari penelitian yang dilakukan Ceviana yang menyebutkan bahwa batik Blora melalui faktor yang saling berkait antara institusi sosial, ekonomi dan teknologi Ceviana, 2013. Semangat bersama untuk mamajukan batik Blora ditunjukkan melalui sinergi antar sektor pemerintah dan perajin. Visual batik Blora mempunyai motif yang unik dan berbeda dari batik lain. Motif batik Blora mengangkat kesenian, kebudayaan, makanan khas Blora sebagai suatu dayatarik dan identitas lokal Blora. Motif khas batik Blora terbagi menjadi empat motif yang bersumber dari keanekaragaman budaya khas di Blora yakni, 1 motif Barongan, yaitu motif yang terinspirasi dari kesenian khas Blora yaitu topeng barong. 2 Motif Tayub,merupakan salah satu seni tari kebudayaan yang ada di Blora. 3 Motif Jati, yaitu motif yang terinspirasi oleh kekayaan alam khas Blora yang menjadi icon daerah Blora, 4 Motif Sate, yaitu motif yang terinspirasi oleh makanan khas Blora. Motif yang popular di Blora adalah motif jati, bahkan menurut Suherjan salah satu perajin batik Blora mengatakan bahwa motif batik khas Blora tidak lepas dari corak jati entah bagaimana pengembangannya namun pohon jati selalu digunakan dalam motif pengembangannya. 3 Penggunaan jati sebagai visual khas batik Blora tidak lepas dari pengalaman sosialitas, ST Sunardi dalam bukunya esai-esai estetika mengungkapkan pengalaman sosialitas sangat erat hubungannya dengan ikatan geografis, etnik dan tradisi Sunardi, 2012 : 321. Kondisi geografis Blora yang merupakan alam kaya akan jati telah mendorong pengalaman sosialitas dengan menerapkannya ke dalam motif batik. Hal ini berarti pohon jati merupakan icon sebagai suatu identitas bersama yang telah disepakati dalam konsep penciptaan motif batik walaupun sampai sekarang belum ada kesepakatan tertulis untuk itu, namun dalam hal penyebaran batik ke masyarakat serta respon dari masyarakat mengenai ikon jati yang diterima kalayak umum membuktikan bahwa inilah yang menjadi cirikhas dari batik Blora. Batik Blora mulai muncul di tahun 2010 dan mulai bekembang sampai saat ini menjadi bukti dimana respon masyarakat sangat bagus dalam membantu mengangkat nama daerah melalui peran batik. Perkembangan signifikan juga terlihat dari banyaknya industri batik yang mulai tumbuh dan meningkat setelah 2010. Data penelitian Ceviana 2012 memperlihatkan adanya peningkatan jumlah pengusaha batik di Blora. Tahun 2010 tercatat hanya satu pengusaha batik yaitu batik “Lestari” yang dimiliki bapak Suherjan. Peningkatan jumlah usaha batik Blora meningkat di tahun 2011 yang bertambah 9 unit, pada tahun 2012 meningkat 14 unit. Jadi jumlah usaha batik di blora sampai saat ini adalah 24 unit. Meningkatnya jumlah usaha batik tersebut membuktikan meningkatnya pula komoditi batik di kalangan masyarakat baik dari dalam maupun luar Blora. Batik 3 Wawancara dengan perajin batik Bapak Suherjan pada Agutus 2014 mengenai kenapa motif jati harus ada di batik Blora. Blora saat ini menjadi populer dan diminati oleh banyak orang. Produk andalan jati sebagai motif identitas daerah, kini batik Blora menjadi batik yang mampu menunjukkan keaslian daerahnya. Batik Blora saat ini menjadi populer yang lahir ditengah-tengah budaya konsumsi dan didukung teknologi informasi baru.

2. Jati, Desain, Estetika dan Pengembangan Desain