PENUTUP URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA.

xiii

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan ............................................................................... 83 5.2. Saran .................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85 RINGKASAN SKRIPSI xiv xv ABSTRACT The crime of corruption is already an extraordinary crime extraordinary crime, so that the handling requires tremendous effort, be it of the proceedings and of the law enforcement, in Indonesia authorized to investigate corruption is owned by three law enforcement agencies, namely the Police , AGO and the KPK. In this case problems arise: 1 What is the process of coordination between investigators from the police, judiciary and the Corruption Eradication Commission in the handling of corruption in Indonesia? 2 Why is the Corruption Eradication Commission has no authority to issue a Warrant Termination of Investigation in the handling of corruption? This type of research used in this paper is a normative legal research, approach used is the approach of legislation and conceptual approaches. The Corruption Eradication Commission is not competent issuing Warrant Termination of Investigation as to improve the performance of corruption eradication commission so that the eradication of corruption can be performed optimally, intensive, effective, professional and continuously, so as to restore public confidence in Indonesia on law and law enforcement in Indonesia. Keywords: Warrant Termination of Investigation, the Corruption Eradication Commission, Corruption xvi ABSTRAK Kejahatan tindak pidana korupsi sudah merupakan kejahatan yang luar biasa extra ordinary crime , sehingga penanganannya pun memerlukan upaya yang luar biasa, baik itu dari proses peradilannya maupun dari penegak hukumnya, di Indonesia kewenangan penyidikan tindak pidana korupsi dimiliki oleh 3 instansi penegak hukum yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam hal ini timbul permasalahan : 1 Bagaimanakah koordinasi antara penyidik dari Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan tindak pidana korupsi di Indonesia? 2 Mengapa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwenang untuk menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan dalam penanganan tindak pidana korupsi? Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang- undangan dan pendekatan konseptual. Tidak berwenangnya Komisi Pemberantasan Korupsi menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan karena untuk meningkatkan kinerja komisi pemberantasan korupsi sehingga pemberantasan tindak pidana korupsi dapat dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan, sehingga dapat memulihkan kepercayaan masyarakat Indonesia pada hukum serta penegak hukum di Indonesia. Kata kunci : Surat Perintah Penghentian Penyidikan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Tindak Pidana Korupsi 1

BAB I PENDAHULUAN