Tinjauan tentang Pendidikan dan

commit to user 6 yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam waktu tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan Hamalik, 2001. Dari beberapa tersebut maka dapat dimaknai bahwa pelatihan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan kerja karyawan dalam melaksanakan tugas- tugasnya. Tujuan latihan menurut Moekijat 1991, yaitu: 1 Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif. 2 Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional 3 Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan manajemen pimpinan hlm:38. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhalis 2007, mengungkapkan tujuan dilakukannya pelatihan adalah untuk meningkatkan prestasi pegawai melalui peningkatan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, serta sikap. Dari pendapat di atas, dapat diperoleh beberapa tujuan pelatihan yang ingin dicapai yaitu: 1Untuk mengembangkan keahlian. 2Untuk mengembangkan pengetahuan. 3Untuk mengembangkan sikap.

4. Tinjauan tentang Pendidikan dan

Pelatihan Karyawan Samsudin barpendapat bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan 2006. Meskipun pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis, sedangkan pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera, namun pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan yang sama yaitu pembelajaran. Pendapat tersebut senada dengan simpulan Sastrohadiwiryo 2003: 200, yang mengatakan bahwa: Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Dari pendapat tersebut, terlihat jelas bahwa pendidikan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, yaitu dapat diberikan di dalam maupun di luar sekolah. Sedangkan pelatihan diberikan di luar sistem pendidikan di luar sekolah. commit to user 7 Menurut simpulan Yodar dalam Samsudin 2006 dan Sastrohadiwiryo 2003, agar pendidikan dan pelatihan dapat berhasil dengan baik, maka harus memperhatikan sembilan prinsip, yaitu perbedaan individu, hubungan dengan analisis pekerjaan, motivasi, partisipasi yang aktif, seleksi dan pelatihan, pemilihan para pelatih, pelatihan pelatih, metode pendidikan dan pelatihan, serta prinsip belajar. Sedangkan menurut Gomes 1997: 208 prinsip-prinsip pelatihan adalah sebagai berikut: 1 Memotivasi peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang baru. 2 Memperlihatkan keterampilan- keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari. 3 Harus konsisten dengan isi. 4 Memungkinkan partisipasi aktif. 5 Memberikan kesempatan berpraktek dan perluasan keterampilan. 6 Memberikan feedback mengenai performansi selama pelatihan. 7 Mendorong adanya pemindahan yang positif dari pelatih ke pekerjaan. 8 Harus efektif dari segi biaya. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan pelatihan agar hasil yang diperoleh lebih baik, yaitu: 1 Motivasi 2 Metode pelatihan 3 Perbedaan individu 4 Praktek 5 Efektif dari segi biaya. Manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan seperti yang dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo 2003 adalah peningkatan keahlian kerja; pengurangan keterlambatan kerja, kemangkiran, serta perpindahan tenaga kerja; pengurangan timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan alat-alat kerja; peningkatan produktivitas kerja; peningkatan kecakapan kerja; serta peningkatan rasa tanggung jawab. Pendidikan dan pelatihan menurut Siagian 1996: 175 dapat membawa manfaat baik bagi organisasi maupun bagi karyawan sendiri. Manfaat tersebut antara lain adalah: 1 Bagi organisasi a. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, kecermatan melaksanakan tugas dan tumbuh suburnya kerjasama. b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain adanya pendelegasian wewenang, interaksi diasarkan sikap dewasa secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai, dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berfikir dan inovasi. commit to user 8 c. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. d. Meningkatkan semangat kerja karyawan dan komitmen lebih tinggi pada perusahaan. e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif. f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif, sehingga memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasinya. g. Penyelesaian konflik secara fungsional, dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para anggota. 2 Bagi karyawan a. Membantu pegawai membuat keputusan dengan lebih baik. b. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. c. Mendorong karyawan untuk meningkatkan kemampuan kerja. d. Meningkatkan kemampuan pegawai mengatasi stress frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri. e. Makin besarnya tekad pegawai untuk lebih mandiri. f. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru. g. Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual. Dari pendapat-pendapat di atas, maka peneliti dapat menggolongkan manfaat pelatihan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu manfaat pelatihan bagi perusahaan dan manfaat pelatihan bagi karyawan. Manfaat pelatihan bagi perusahaan adalah: 1Meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. 2Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan. 3Meningkatkan semangat kerja dan komitmen karyawan pada perusahaan. 4Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif. Sedangkan manfaat pelatihan bagi karyawan, yaitu: 1Membantu pegawai membuat keputusan dengan lebih baik. 2Mendorong karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian kerja. 3Meningkatkan kemampuan pegawai mengatasi stressfrustasi dan konflik untuk memperbesar rasa percaya diri. 5Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual. Terdapat berbagai macam metode pendidikan dan pelatihan, commit to user 9 Ranupadojo dan Husnan 2002 menyebut 4 macam latihan, yakni: a Public Vocational Training atau Refresher Courses Merupakan bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan daripada latihan. b Apprentice Training Latihan yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif tinggi. c Vestibule training Merupakan bentuk latihan di mana pelatihnya bukanlah para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus, salah satu bentuknya adalah simulasi. d On The Job Training Sistem yang terutama memberikan tugas kepada atasan langsung dari karyawan yang baru dilatih untuk melatih mereka hlm. 84. Dari beberapa metode yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat diambil rincian bahwa metode pelatihan karyawan terdiri atas: aOn the job training, bVestibule training, cApprentice training magang dPublic Vocational Training atau Refresher Courses. Diklat diberikan setelah karyawan tersebut ditempatkan, namun terkadang diklat diberikan kepada karyawan sebelum ditempatkan. Bagi karyawan baru yang sudah berpengalaman, akan lebih sedikit diberi diklat. Nitisemito 1982, menyatakan bahwa jika pengalaman yang dimiliki belum sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya, maka perlu diberikan diklat sekedarnya sebelum penempatan. Namun jika perusahaan belum mempunyai kesempatan untuk itu, maka karyawan ditempatkan terlebih dahulu. Sebaliknya, bagi perusahaan yang dalam penerimaan karyawan mengutamakan pada mereka yang belum berpengalaman, perlu memberikan banyak diklat. Menurut Nitisemito 1982, karyawan baru yang belum berpengalaman, seharusnya diberikan diklat sebelum ditempatkan agar tidak melakukan banyak kesalahan. Meskipun demikian, semua karyawan harus diberi diklat secara berkelanjutan. Dari pendapat di atas, diklat untuk karyawan baru dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu diklat untuk karyawan baru yang belum berpengalaman sebaiknya dilakukan sebelum penempatan. Sedangkan diklat untuk karyawan baru yang sudah berpengalaman, bisa dilaksanakan setelah penempatan. commit to user 10 Materi diklat disusun dari kebutuhan dan tujuan diklat itu sendiri. Kebutuhan dalam hal ini merupakan kebutuhan dari perusahaan maupun peserta diklat. Menurut Hardjana 2001, materi umum yang dapat diolah dalam training dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kepribadian, hubungan dengan orang lain rekan kerja, bawahan, atau atasan, serta kepemimpinan dan manajemen. Dari pendapat di atas, dapat diartikan bahwa materi diklat dikembangkan melalui beberapa hal, yang terdiri dari : aKepribadian bHubungan dengan rekan kerja cAspek-aspek yang bersentuhan langsung dengan dunia kerja. Agar pelaksanaan diklat dapat terselenggara secara efektif dan efisien, diperlukan instruktur yang tepat. Nitisemito 1982, menyatakan bahwa instruktur yang tepat adalah instruktur yang pandai serta mampu menyampaikan materi latihan dengan jelas. Hasibuan 2001 menjelaskan bahwa seorang trainer memberikan peranan penting dalam pengembangan karyawan sehingga sasaran pengembangan dapat tercapai dan pengangkatan pelatih atau instruktur harus berdasarkan kemampuan dan memenuhi syarat sebagai berikut : a Teaching skills b Communication skills c Personality authority d Social skills e Technical competent f Stabilitas emosi Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa instruktur diklat yang baik adalah sebagai berikut : memiliki kemampuan dalam mendidik, kecakapan berkomunikasi, kewibawaan, mahir dalam interaksi, mampu memahami dan menyampaikan dengan jelas materi diklat secara teoritis maupun teknis, matang secara emosional, mengetahui berbagai macam metode diklat dan dapat menentukan metode yang sesuai. Umpan balik sangat berguna bagi peserta diklat untuk dapat mengevaluasi diri sampai sejauh mana hasil usaha yang dilakukan dan akan mempercepat proses pembelajaran. Tujuan pemberian umpan balik dalam diklat adalah memberikan informasi tentang kemajuan dan kinerja mereka. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly Jr 1994, hal-hal yang dapat berfungsi sebagai penguat perilaku yang commit to user 11 diinginkan secara efektif bagi peserta adalah uang ataupun pujian. Schuler dan Jackson 1997: 328, menyatakan bahwa “Para pegawai kadang-kadang mendapat diklat karena alasan yang lain dari kebutuhan. Misalnya, dibeberapa organisasi, mengikuti program latihan eksekutif berguna sebagai imbalan untuk kinerja yang lalu.” Selain itu, pelaksanaan diklat juga diharapkan membuat para karyawan akan dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien. Hal tersebut, menurut Nitisemito 1982, akan mempermudah perusahaan yang ingin melakukan promosi bagi karyawan. Selain itu, pelaksanaan diklat akan mempermudah mutasi. Hal itu disebabkan karena para karyawan dapat diberikan pelatihan yang lebih luas, sehingga akan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mutasi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dalam penelitian ini hanya ingin mengkaji suatu kasus tentang persepsi karyawan terhadap program diklat karyawan. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan purposive sampling dan bola salju snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi langsung dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Sedangkan analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan