EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh ADI PRATOMO

Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan pembelajaran lempar tangkap bola kasti dengan bola berekor, bola plastik pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya; 2) meningkatkan keterampilangerak dasar lempar tangkap bola kasti pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya; 3) meningkatkan keterampilan bermain bola kasti dengan modifikasi pembelajaran yang tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiantindakankelas (Classroom Action Research). Dengan subjekpenelitianadalahsiswakelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya tahunpelajaran

2011/2012. Instrumen yang

dipakaiadalahpenilaiankualitasgerakdasarlempartangkapdenganrentangnilai 1-5.Teknik analisis data menggunakan prosentasiketuntasanbelajarsetiapsiklusnya.

Hasil penelitian menunjukkanbahwadenganpenggunaanmodifikasiberupa bola berekor, bola kertasdan bola plastikkecildapatmeningkatkanketerampilangerakdasarlempartangkap bola kastisiswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkanhasilpenelitian,

penelitidapatmengajukanbahwadalampembelajaranPendidikanJasmanidapatdigunakanalatmodifikas ibaik bola berekor, bola kertasdan bola plastikkeciluntukmengefektifitaskanpembelajaran di kelas agar meningkatkangerakdasarsiswa.


(2)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004 yang dijelaskan dalam Samsudin (2008: 10) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Dalam proses belajar Pendidikan Jasmani lingkungan belajar harus diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.

Menurut Muhajir (2007:8) bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.


(3)

Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas gerak yang direncanakan secara sistematik guna meningkatkan individu menyangkut tiga aspek: kognitif, afektif dan

psikomotor. Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Belajar Gerak

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5). Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus Manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh. a. Hukum kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas Pendidikan Jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.

b. Hukum latihan

Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh


(4)

dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak. c. Hukum pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada Pendidikan Jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.

Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap. Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor.

Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.

Lebih lanjut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu: a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif. Tugas utama dari belajar gerak adalah


(5)

penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari,

kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.

C. Tahapan Belajar Gerak

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara

melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis atau dapat melakukan aktivitas secara terampil, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk


(6)

dilakukan. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap

penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten, siswa telah dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran. (Arma Abdullah, 1994) 2. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar merupakan

hal yang penting. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

3. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)

4. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang


(7)

5. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan umpan balik.

6. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.

D. Bermain Bola Kasti

Hananto dan Tim Penjas SD (2007: 70) menyebutkan bahwa kasti adalah jenis permainan bola kecil yang dimainkan beregu. Dalam bermain kasti tercakup gerak lokomotor,

nonlokomotor dan manipulatif. Gerak lokomotor dalam bermain kasti ialah gerak berpindah tempat seperti jalan, lari dan lompat. Gerak nonlokomotor adalah gerak di tempat seperti menekuk, menarik, mendorong, dan meliuk. Sedangkan gerak manipulatif adalah gerak dengan menggunakan alat seperti melempar, menangkap dan memukul bola.

Dalam bermain kasti digunakan sebuah bola kecil dan satu alat pemukul. Jumlah pemain terdiri dari 12 anak, dimana terdapat dua regu, yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Tiap babak berlangsung selama 2 x 30 menit yang terdiri dari dua babak dan diselingi waktu istirahat selama 10 menit. Tiang hinggap dalam bermain kasti ada dua buah, yang

ditancapkan dalam tanah lingkaran berjari-jari 1 meter. Kedua tiang tersebut ditancapkan dengan jarak 5 meter dari garis belakang dan 10 meter dari garis samping kanan dan kiri. Pemain yang sudah berada di tiang hinggap aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola selagi pemain pemukul tidak berpindah ke tiang hinggap yang lainnya.


(8)

Bola kasti termasuk olahraga tradisional yang banyak diminati anak-anak, maupun remaja karena dalam bermain kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain. Sehingga melalui bermain kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Biasanya bermain bola kasti kebanyakan dilakukan pada waktu sore hari dan kegiatan bola kasti dapat dilakukan oleh siapapun.

Dalam Hananto dan Tim Penjas SD (2007: 69) bahwa kasti adalah permainan tradisional dari Indonesia yang perlu diberikan kepada siswa. Hal ini perlu menjadi perhatian dari guru Pendidikan Jasmani dikarenakan banyak sekali unsur-unsur pendidikan yang terdapat dalam bermain kasti tersebut. Sebagai bangsa Indonesia kita perlu menanamkan rasa bangga pada siswa didik kita betapa kaya dan memberikan nilai yang diperlukan dalam kehidupan dari bermain warisan nenek moyang kita dahulu. Dimensi cinta kebangsaan dan unsur

pendidikan yang terkandung dalam bermain kasti ini menjadi hal penting dan perlu diteruskan kepada para siswa.

Perkembangan siswa akan lebih sempurna jika dimensi–dimensi kecerdasan siswa dapat dikembangkan dalam suatu program mengajar belajar. Hampir semua dimensi kecerdasan siswa dapat dikembangkan dalam bermain kasti mulai dari bodly, interpersonal, intra personal, kejujuran, amanah, rasa syukur dan lain-lain. Dalam tulisan kami hanya memfokuskan pada satu contoh kecil dari dimensi bodly dari bermain kasti. Satu sampel kecil dari manfaat bermain kasti akan dapat menjadi pembuka pemikiran betapa besar manfaat bermain ini bagi siswa.

Bermain kasti adalah bermain yang dimainkan oleh dua tim dengan tujuan memperoleh nilai sebanyak-banyaknya untuk timnya. Tim yang memperoleh nilai paling banyak dinyatakan


(9)

menang. Untuk memperoleh kemenangangan, suatu tim harus memiliki stategi. Salah satu strateginya adalah bagaimana satu selalu menjadi regu pemukul. Regu pemukul berusaha untuk memukul bola yang susah dijangkau lawan agar pemukul atau teman satu timnya dapat kemabali ke base tempat memukul. Hasil kembali ke tempat pemukul baik dengan pukulan sendiri ataupun bantuan teman pemukul yang lain akan mendapat nilai. Unsur memukul dengan tepat dan akurat menjadi salah satu kunci kemenangan bermain kasti.

Agar dapat bermain kasti diperlukan alat untuk dapat bermain kasti yaitu : tongkat pemukul, bola dan base untuk berhenti. Cara bermain kasti untuk pemanasan ini ada sedikit

modifikasi. Modifikasi dalam bermain kasti ini yaitu tongkat pemukul di hilangkan dan diganti dengan dua lengan lurus di depan badan sedangkan dua telapak tangan menjadi satu. Prinsip dari tongkat pemukul yang lurus harus ditekankan agar menjadi perhatian dari dua lengan yang lurus sedangkan bola kasti kita ganti dengan bola terbuat dari karet dengan ukuran besar antara bola tangan sampai bola voli. Peran guru sangatlah penting untuk memberikan intruksi agar siswa bersiap memukul juga regu bertahan siap mengambil bola, di samping itu juga guru perlu terus memberikan koreksi agar dua tangan selalu lurus dan selalu mengejar bola yang dilemparkan oleh guru. Perlu juga untuk memberikan taktik penempatan bola agar sulit dijangkau oleh regu penjaga. Untuk peraturan yang lain masih tetap mempergunakan peraturan bermain kasti.

E. Gerak Dasar Bermain Kasti

Muhajir (2008) menjelaskan bahwa sebelum bermain kasti terlebih dahulu harus menguasai gerak dasar bermain bola kasti adalah sebagai berikut:


(10)

Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang menentukan dalam bermain, agar

lain:

a. Melemparkan Bola Rendah

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). 2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada. 3. Bola berada pada pangkal

menghadap ke atas.

4. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan dada.

5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. 6. Condongkan badan agak ke depan dan tekuklah

7. Ayunkan tangan dari belakang ke depan sambil melepaskan bola 8. Lepas bola berguling ke bawah.

Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang menentukan dalam bermain, agar dapat melemparkan bola dengan baik gerak

Rendah

langkahnya sebagai berikut:

Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada.

Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas.

Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan

Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. Condongkan badan agak ke depan dan tekuklah kedua lutut.

dari belakang ke depan sambil melepaskan bola. berguling ke bawah.

Gambar 1. Gerakan Melempar Bola Rendah. (Sumber : Hananto, 2007)

Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang dapat melemparkan bola dengan baik geraknya antara

jari, tangan kanan membuat cekungan dan


(11)

b. Melempar Bola Datar

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Berdiri dengan kaki

2. Tangan kanan memegang bola.

3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha. 4. Posisi bola terletak pada pangkal jari

5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus ke belakang. 6. Tekuk kedua lutut da

7. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.

c. Melempar Bola Lambung

Lemparan bola dari arah atas biasanya digunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari. Adapun tahapan geraknya ialah:

1. Berdiri dalam sikap siap melempar.

Datar

langkahnya adalah sebagai berikut: Berdiri dengan kaki kiri di depan.

Tangan kanan memegang bola.

Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha.

Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat cekungan. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus ke belakang.

Tekuk kedua lutut dan badan condong ke depan (badan tidak membungkuk). Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan

Gambar 2. Gerak Melempar Bola Datar. (Sumber : Hananto, 2007)

Lambung

arah atas biasanya digunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari. Adapun tahapan geraknya ialah:

Berdiri dalam sikap siap melempar.

jari dan telapak tangan membuat cekungan.

n badan condong ke depan (badan tidak membungkuk). Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan


(12)

2. Posisi bola terletak pada pangkal jari

bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.

3. Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan langkahkan kaki kiri ke depan.

4. Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan

Gambar 3. Gerakan Melempar Bola Lambung.

2. Menangkap Bola

Ada beberapa gerak dasar menangkap bola dalam bermain kasti, yaitu:

a. Menangkap Bola Dari Bawah

Gerak dasarnya sebagai berikut: 1. Kedua tangan siap menerima

2. Jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan dat 3. Pandangan lurus ke arah bola agar dapat melihat arah bola dat

bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang jari kelingking berada di samping bola.

Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan langkahkan kaki kiri ke depan.

Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan ikut maju.

Gambar 3. Gerakan Melempar Bola Lambung. (Sumber : Hananto, 2007)

Ada beberapa gerak dasar menangkap bola dalam bermain kasti, yaitu:

Menangkap Bola Dari Bawah

Gerak dasarnya sebagai berikut:

Kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.

jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang Pandangan lurus ke arah bola agar dapat melihat arah bola datang.

jari berada pada belakang

Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan

Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari


(13)

Gambar 4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah.

b. Menangkap Bola Depan Da

Gerak dasar menangkapnya sebagai berikut.

1. Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju ke arah datangnya bola.

2. Posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus di depan dada 3. Tangan kanan atau tangan kiri yang di atas

Gambar 5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada.

c. Menangkap Bola Lambung

Gambar 4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah. (Sumber : Hananto, 2007)

Depan Dada

Gerak dasar menangkapnya sebagai berikut.

Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju ke arah datangnya bola.

Posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus di depan dada

Tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.

Gambar 5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada. (Sumber : Hananto, 2007)

Menangkap Bola Lambung

Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju

seperti bentuk tepuk tangan dari atas.


(14)

Langkah-langkahnya adalah:

1. Berdiri dengan kedua kaki terbuka tertuju ke arah datangnya bola.

2. Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. 3. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap

menangkap bola, pandangan tetap ke bola.

Gambar 6. Gerakan Menangkap Bola Lambung.

2. Memukul Bola

Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada beberapa gerak dasar memukul yang harus dikuasai pemain kasti an

memukul bola mendatar, 2) memukul bola merendah atau menyusur tanah, dan 3) memukul bola atas kepala.

langkahnya adalah:

edua kaki terbuka, lutut sedikit ditekuk kemudian pandangan mata arah datangnya bola.

Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, pandangan tetap ke bola.

Gambar 6. Gerakan Menangkap Bola Lambung. (Sumber : Hananto, 2007)

Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada beberapa gerak dasar memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain: 1)

memukul bola mendatar, 2) memukul bola merendah atau menyusur tanah, dan 3) memukul bola atas kepala.

pandangan mata

Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap

Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada

tara lain: 1) memukul bola mendatar, 2) memukul bola merendah atau menyusur tanah, dan 3)


(15)

3. Gerak Dasar Berlari

Berlari, gerak dasar berlari merupakan gerak dasar yang

pemain. Alangkah baiknya bila gerak dasar berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa gerak dasar berlari seperti berlari lurus dan berlari zig-zag.

Gambar 7. Gerakan Memukul Bola. (Sumber : Hananto, 2007)

Berlari, gerak dasar berlari merupakan gerak dasar yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila gerak dasar berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa gerak dasar berlari seperti berlari

zag.

Gambar 8. Gerak Lari Bermain Kasti. (Sumber : Hananto, 2007)

dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila gerak dasar berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa gerak dasar berlari seperti berlari


(16)

F. Peraturan Bermain Kasti

1. Pergantian Jaga

Pergantian jaga dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Bola yang dilempar mengenai badan lawan

b. Menangkap bola sebanyak tiga kali berturut-turut selama menjadi regu penjaga c. Setelah pemain terakhir dalam regu pemukul habis, yang disebut membakar atau

disebut juga mebakar ruang bebas

d. Melanggar peraturan yang sudah ditentukan sebelum bermain, misalnya: 1) Pemukul terlepas (membahayakan)

2) Pemujul bola jatuh di luar batas yang telah ditentukan (keluar lapangan)

2. Kemenangan

Kemenangan dalam permainan kasti ditentukan oleh jumlah angka atau nilai dengan aturan sebagai berikut :

a. Regu penjaga berhasil menangkap langsung bola yang dipukul mendapat nilai satu. b. Jika pukulan benar seseorang pemukul dapat kembali ke ruang bebas tanpa berhenti

pada tiang-tiang perhentian mendapat nilai dua.

G. Modifikasi Pembelajaran Kasti

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya pengubahan, atau perubahan. Modifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah hal penting yang seharusnya dilakukan guru dalam proses pembelajaran guna meminimalisir kekurangan dalam hal sarana dan prasarana olahraga yang dibutuhkan. Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan, karakteristik, materi,


(17)

kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah itu sendiri.

Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidIkan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran Pendidikn Jasmani yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Jasmani untuk kelancaran jalannya pembelajaran Pendidikan Jasmani.Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran Pendidikan Jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “bermain – bergerak – ceria”. Senada dengan yang dikemukakan Lutan (1988:96) bahwa “kemampuan gerak dasar itulah yang berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan”.

Menurut Yoyo Bahagia (1999/2000) Pada hakikatnya bermain suatu cabang olahraga dirancang dengan mengunakan pendekatan “permasalahan yang perlu dipecahkan”. Sebagai contoh, dalam bermain bola voli salah satu masalah dasar yang harus dipecahkan adalah bagaimana caranya memukul bola agar dapat melalui net yang membentang di tengah


(18)

lapangan dengan ketinggian tertentu. Beberapa peraturan utama di dalam bermain dibuat untuk mengatur bagaimana cara memecahkan “berbagai permasalahan dasar” dalam bermain tersebut. Bila aturan utama diubah, maka bermain juga akan berubah atau tidak sesuai lagi dengan hakikat dari bermain tersebut.

Berbeda halnya bila yang diubah adalah peraturan yang “secondary” atau peraturan yang bukan merupakan aturan utama. Misalnya bermain kasti, hakikat bermain ini adalah

‘lempar-tangkap bola’ atau aturan utamanya adalah melempar bola ke arah teman satu regu dan/atau menangkap bola yang dilempar teman seregu dalam rangka ‘mendekatkan’ bola sedekat mungkin ke arah lawan yang sedang berlari agar dapat dimatikan. Bila aturan utama ‘lempar-tangkap’ ini diubah menjadi ‘tendang bola’, maka nama bermain tersebut bukan lagi kasti. Tetapi bila yang diubah atau yang dimodifikasi adalah bukan aturan utama seperti ukuran lapangan, jenis bola yang digunakan, sasaran atau bagian tubuh yang boleh dilempar untuk mematikan lawan, maka bermain tersebut tetap dapat disebut sebagai kasti.

Modifikasi bermain cabang olahraga, tidak ditujukan untuk mengubah hakikat cabang olahraga tersebut, tetapi untuk menyesuaikan situasi dan kondisi bermain agar dapat dimainkan dan dinikmati oleh kelompok pemain tertentu, yang dalam hal ini adalah anak-anak usia sekolah dasar. Modifikasi dilakukan semata untuk mengurangi ‘tingkat tantangan’ dari bermain tersebut agar sesuai untuk dimainkan anak-anak dalam kelas pendidikan jasmani. Dan modifikasi hendaknya memang diarahkan pada aturan yang kedua agar ciri khas dari bermain tersebut tidak hilang.

Beberapa peraturan yang bukan aturan utama sehingga dapat dimodifikasi di antaranya adalah


(19)

1. Ukuran, berat, bahan atau bentuk peralatan yang digunakan 2. Area atau tempat bermain serta ukuran lapangan

3. Lamanya waktu bermain 4. Jumlah pemain dalam satu regu 5. Peraturan dalam bermain

6. Besarnya gawang/keranjang, tinggi net atau rintangan 7. Rotasi atau posisi pemain

8. Cara memperoleh nilai

Maka dalam penelitian akan mengadakan modifikasi bola kasti, adapun bola standar bermain bola kasti memiliki ketentuan berikut:

a. Dibuat dari karet atau kulit yang di dalamnya diisi sabut kelapa atau injuk b. Ukuran keliling bola 19 - 21 cm

c. Berat 30 - 70 gram atau 70 - 80 gram d. Diameternya 8 cm.

Modifikasi bola yang pertama adalah menggunakan bola kasti berekor dengan harapan siswa akan semakin bersemangat dalam bermain kasti. Modifikasi kedua adalah bola berisi kertas dan plastik guna menimbulkan effek suara saat digunakan. Dan selanjutnya pada siklus ketiga menggunakan bola plastik kecil.

Tabel 1. Peralatan Modifikasi Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Kasti. Siklus Nama Alat Gambar Jumlah Spesifikasi


(20)

I Bola

berekor 10 Ukuran : Bola tenis

Ekor : 30 cm Bahan : Bola tenis dan pita

II Bola kertas dan plastik

10 Ukuran : Bola tenis

Bahan : Kertas dan plastik

III Bola plastik kecil

10 Ukuran : diameter 10 cm Bahan : Plastik

H. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa itu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran. Peneliti menekankan pemilihan bantuan pembelajaran dengan penggunaan alat bermain kasti berupa bola yang dimodifikasi menjadi bola berekor, bola kertas dan plastik, serta bola plastik kecil dengan harapan penggunaan metode, teknik maupun model pembelajaran yang tepat akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Bermain kasti merupakan salah satu materi pelajaran Pendidikan Jasmani yang dipelajari dan dipraktikkan pada siswa sekolah dasar. Dengan dasar permainan tradisional, kasti memberikan kesenangan tersendiri bagi anak murid. Agar tercapainya tujuan pembelajaran


(21)

Pendidikan Jasmani yaitu siswa mampu mempraktikkan gerak dasar melempar dan menangkap bola kasti dengan baik dan benar maka pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin dengan pemanfaatan alat-alat yang efektif sehingga dapat membantu siswa dalam belajar lempar tangkap bola.

Saat pembelajaran kasti, yaitu lempar dan tangkap bola kasti guru menemukan kendala untuk memodifikasi pembelajaran agar lebih menarik atau tidak monoton. Siswa lebih tertarik jika langsung melakukan permainan, sedangkan siswa kemampuannya masih kurang sehingga jika bermain tidak maksimal. Maka dengan inilah peneliti merasaperlu menempuh pendekatan baru dengan menerapkan serta memanfaatkan media atau alat bantu

pembelajaran yang belum dipergunakan saat proses pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus.

Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa menggunakan bola-bola modifikasi yang unik dan menarik untuk mengajarkan konsep gerak pada diri siswa dapat dapat membantu dan juga memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran lampar tangkap bola kasti.

Penggunaan modifikasi yang tidak biasa akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru, sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

I. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :


(22)

“Dengan penggunaan modifikasi berupa bola berekor, bola kertas dan bola plastik kecil dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola kasti siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012”.


(23)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukandapatdiambilkesimpulanbahwa : “Denganpenggunaanmodifikasiberupa bola berekor, bola kertasdan bola

plastikkecildapatmeningkatkanketerampilangerakdasarlempartangkap bola kastisiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya TahunPelajaran 2011/2012”.

B.Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Pada pembelajaran lempar tangkap bola kasti dapat digunakan alat modifikasi berupa bola berekor, bola kertas maupun bola plastik kecil untuk mengefektifitaskan pembelajran di kelas serta meningkatkan gerak dasar siswa.

2. Hasil penelitian pada siklus ketiga menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna memperoleh modifikasi alat yang lebih tepat lagi dalam meningkatkan prosentase ketuntasan belajar.


(24)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang

mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.


(25)

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun klasifikasi aspek tersebut meliputi: teknik/keterampilan dasar bermain dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).Materi Pendidikan Jasmani Sekolah dasar (SD), untuk aspek keterampilan dasar permainan dan olahraga termasuk diantaranya mempraktikkan gerak dasar bermain bola kecil salah satunya kasti berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ini berarti siswa harus mampu mempraktikkan beberapa gerak dasar dalam bermain kasti agar dapat bermain kasti dengan baik, salah satunya adalah menguasai gerak dasar lempar dan tangkap bola kasti.

Materi kasti diberikan pada siswa sekolah dasar kelas V. Indikator yang akan dicapai adalah siswa dapat melempar bola, menangkap bola, memukul bola dan mempraktikkan strategi berlari yang menguntungkan dalam bermain kasti. Selain itu siswa juga diharapkan dapat mempraktekkan nilai-nilai yang terkandung dalam bermain bola kasti seperti kejujuran, sportivitas, kerjasama, dan percaya kepada teman. Untuk dapat mencapai indikator-indikator tersebut maka pembelajaran yang efektif akan sangat dibutuhkan. Model pembelajaran yang dipakai juga harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa sekolah dasar, sehingga anak akan tertarik dan memahami materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan meresponnya.

Berdasarkan observasi peneliti selama pembelajaran berlangsung, dapat dilihat bahwa SDN 1 Rajabasa Jaya memiliki ukuran lapangan yang tidak luas atau memadai jika ingin bermain bola kasti sehingga membatasi ruang gerak siswa dalam belajar, demikian juga dengan


(26)

fasilitas seperti bola dan pemukulnya. Dari hasil pengamatan peneliti, rata-rata nilai siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan kompetensi materi bermain kasti. Dari 30 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 hanya 2 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 65 berjumlah 28 siswa. Sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

Peneliti mengidentifikasi rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah pada

kemampuan melakukan gerak dasar lempar dan tangkap bola kasti yang benar. Siswa masih asal-asalan dalam melakukan gerak lempar dan tangkap, padahal guru telah

mendemonstrasikan contoh gerakan yang benar. Minimnya sarana dan prasarana ataupun modifikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran menyebabkan anak-anak kurang tertarik untuk melaksanakan tugas gerak dengan benar. Akibatnya siswa kurang terlatih dalam mempraktikkan gerak dasar bermain kasti, terutama pada gerak melempar dan menangkap bola kasti.

Untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas maka guru perlu mengadakan perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan memodifikasi hal-hal yang dianggap perlu guna menimbulkan minat dalam bermain kasti. Dengan tertariknya siswa bermain kasti, maka gerak-gerak dasar yang perlu dikuasai dalam kasti akan mulai dikenal oleh siswa. Semakin banyaknya jam bermain atau semakin seringnya siswa melakukan aktivitas bermain kasti maka kemampuannya untuk memukul, melempar, menerima dan kelincahan berlari menghindar bola akan ikut menunjukkan peningkatan. Pentingnya menyediakan atau membuat atau memperbanyak alat-alat sederhana dan memodifikasi dari segala aspek bermain akan mempermudah guru untuk menarik minat siswa sehingga siswa


(27)

ikut berpartisipasi atau bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan arti Pendidikan Jasmani itu sendiri. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Kasti Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012”, dengan harapan melalui penelitian ini akan tercapai ketuntasan pembelajaran kasti.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Rata-rata siswa masih rendah keterampilan gerak lemparanbola lurus

2. Rata-rata siswa masih rendah keterampilan gerak tangkap bola depan dada 3. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran bermain kasti

4. Minimnya sarana dan prasarana bermain kasti di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya

5. Kurangnya penggunaan modifikasi dalam pembelajaran kasti agar siswa tertarik untuk bermain kasti

6. Anak takut menangkap bola kasti C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian maka perlu ada pembatasan masalah. Adapun penelitian ini difokuskanpada kemampuan melempar bola lurus dan menangkap bola di depan dada.


(28)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah dengan modifikasi berupa bola berekor, bola kertas dan bola plastik kecil dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola kasti pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pembelajaran lempar tangkap bola kasti dengan bola berekor, bola kertas dan bola plastik pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.

2. Meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola kasti siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.

3. Meningkatkan keterampilan bermain bola kasti dengan modifikasi pembelajaran yang tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Upaya meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar dalam bermain bola kasti.


(29)

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitasdengan alat modifikasi yangtepat dan efisien.


(30)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh ADI PRATOMO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(31)

I.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk

tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar

muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari g

rendahnya hasil kemampuan

dari proses pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti guru kemudian direncanakan

penelitian berlangsung dan pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui

pada

METODOLOGI PENELITIAN

yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar

muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil kemampuan lempar tangkap bolakasti siswa adalah masalah yang muncul

di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti rencanakan tindakan, kemudian dilakukan pengamatan se

pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui

keberhasilan yang dicapai oleh penggunaan modifikasi bola pembelajaran.

yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila

juga merasakan hasil perlakuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah

uru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah siswa adalah masalah yang muncul di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti selaku

lama proses pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui

keberhasilan yang dicapai oleh penggunaan modifikasi bola pembelajaran.


(32)

Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Sumber : Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan

(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga

dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.


(33)

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di Sekolah Dasar Ngeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas V berjumlah 30siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian ialah di lapangan SD Negeri 1 Rajabasa Jaya 2. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan adalah satu bulan dengan 3 siklus. Dalam 1 siklus dilakukan tiga kali pertemuan, dimana siklus pertama digunakan modifikasi berupa bola berekor, siklus kedua menggunakan modifikasi bola kertas dan siklus ketiga

menggunakan modifikasi bola plastik. D. Rencana Tindakan

1. Siklus I Rencana

a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.


(34)

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama.

No Kegiatan Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu

1

Pendahu-luan - Berbaris - Berdoa 15 menit

- Pemanasan melakukan bermain lempar tangkap mangsa

2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kasti berekor panjang

40 menit - Siswa dibariskan sesuai jumlah

sasaran di dinding yang disiapkan - Siswa melakukan formasi latihan

melempar bola ke sasaran yang ada di dinding

- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti berekor panjang berpasangan dari sikap berdiri

- Siswa dibagi menjadi empat sudut dan melakukan lempar tangkap posisi 4 sudut (tanpa lari) - Siswa melakukan formasi latihan

melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,

siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan

siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali

mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.

3 Penutup - Berbaris

15 menit - Evaluasi proses pembelajaran

- Berdoa

- Bubar

b. Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di akhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan


(35)

a. Menjelaskan modifikasi yang dilakukan pada siklus pertama, yaitu memodifikasi bola kasti standar dengan bola kasti yang diberi ekor . Panjangnya ekor dibuat 30 cm dengan bahan pita atau tali rafia.

Gambar 10. Bola Berekor.

Banyaknya bola berekor ada 10 buah guna menyesuaikan dengan komposisi siswa agar tidak terlalu sering siswa menunggu giliran melakukan lempar tangkap bola berekor.

b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali lempar dan 5 kali tangkap pada setiap formasi yang dilakukan seperti yang dijelaskan pada tabel 2.

c. Setelah melakukan gerakan lempar dan tangkap, selalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

Observasi

Dilakukan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut akan menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus pertama. Tabel 3. Tabel Observasi Kegiatan Siswa.


(36)

1 Disiplin siswa saat memulai pelajaran 2 Keseriusan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh peneliti 3 Antusias/aktif siswa melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti 4 Interaksi antara peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran 5 Kemampuan siswa untuk mempraktikkan konsep gerak dasar lempar tangkap bola

kasti yang diberikan peneliti Refleksi

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua 2. Siklus II

Rencana

a. Merancang kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Tabel 4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ked

No Kegiatan Rincian Kegiatan

1

Pendahu-luan - Berbaris - Berdoa

- Pemanasan melakukan mencari pasangan

2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kertas dan plastik

digulung menyerupai bola - Siswa dibariskan sesuai jumlah

sasaran kardus yang disiapkan - Siswa melakukan formasi latihan

melempar bola ke sasaran yang diletakkan di bangku

- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti

plastik berpasangan dari

Baik Cukup Kurang Disiplin siswa saat memulai pelajaran

Keseriusan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh peneliti

Antusias/aktif siswa melaksanakan tugas diberikan oleh peneliti Interaksi antara peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran

Kemampuan siswa untuk mempraktikkan dasar lempar tangkap bola yang diberikan peneliti

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Tabel 4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua.

Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu

15 menit Pemanasan melakukan bermin

Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan

kertas dan plastik yang digulung menyerupai bola

40 menit Siswa dibariskan sesuai jumlah

yang disiapkan Siswa melakukan formasi latihan

melempar bola ke sasaran kardus diletakkan di atas meja atau Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti kertas atau plastik berpasangan dari

Kurang

kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan

alokasi waktu 15 menit


(37)

sikapberdiri

- Siswa dibagi menjadi empat sudut dan melakukan lempar tangkap posisi 4 sudut (tanpa lari) - Siswa melakukan formasi latihan

melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,

siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan

siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali

mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.

3 Penutup - Berbaris

15 menit - Evaluasi proses pembelajaran

- Berdoa

- Bubar

b. Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di akhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua. Tindakan

a. Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus kedua,yaitu memodifikasi bola kasti standar dengan bola kasti yang terbuat dari kertas atau plastik yang digulung menyerupai bola.


(38)

Banyaknya bola ada 10 diharapkan dengan itu proses belajar efektif dan efisien karena siswa tidak terlalu banyak menunggu giliran melakukan lempar tangkap bola kasti sehingga pengalaman gerak semakin banyak.

b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali lempar dan 5 kali tangkap pada setiap formasi yang dilakukan seperti yang dijelaskan pada tabel 4.

c. Setelah melakukan gerakan lempar dan tangkap, selalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

Observasi

Dilakukan observasi dengan menggunakan tabel observasi kegiatan siswa (dapat dilihat pada tabel 3). Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus kedua. Refleksi

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga 3. Siklus III

Rencana

a. Merancang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Tabel 5. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ketiga.

No Kegiatan Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu

1


(39)

- Pemanasan melakukan lompat katak

2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kecil berbahan plastik - Siswa dibariskan sesuai jumlah

plastik yang disiapkan

- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola ke sasaran yang diletakkan di atas meja atau bangku

- Siswa melakukan lempar

plastik ke lingkaran yang digantung dari posisi berdiri

- Siswa melakukan me

di tanah dengan tujuan menggesar sasaran semakin jauh atau mendekati lawan

- Siswa melakukan formasi latihan melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,

siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan

siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali

mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.

3 Penutup - Berbaris

- Evaluasi proses pembelajaran - Berdoa

- Bubar

b. Mempersiapkan instrumen akhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga. Tindakan

a. Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus plastik berukuran kecil seperti ukuran bola kasti.

Pemanasan melakukan bermain Guru menerangkan bentuk latihan

lempar tangkap bola kasti dengan

kecil berbahan plastik 40 menit

Siswa dibariskan sesuai jumlah bola yang disiapkan

Siswa melakukan formasi latihan melempar bola ke sasaran kardus diletakkan di atas meja atau Siswa melakukan lemparan bola

lingkaran yang digantung melempar sasaran di tanah dengan tujuan menggesar sasaran semakin jauh atau Siswa melakukan formasi latihan

melempar tangkap estapet Setelah semua siswa mencoba,

siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. Dilakukan koreksi oleh guru dan

siswa menilai diri sendiri. Siswa diperintahkan kembali

mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.

15 menit Evaluasi proses pembelajaran

Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di akhir proses pembelajaran.

Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus ketiga, yaitu bola berbahan plastik berukuran kecil seperti ukuran bola kasti.

40 menit

15 menit

untuk penilaian di


(40)

Gambar 12. Bola Plastik.

Banyaknya bola plastik disediakan 10 buah, dengan tujuan memberdayakan semua siswa untuk aktif bergerak dan mendapatkan giliran melakukan tugas gerak lebih banyak. Sehingga tercapailah proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali lempar dan 5 kali tangkap.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

Observasi

Dilakukan observasi dengan menggunakan tabel observasi kegiatan siswa (dapat dilihat pada tabel 3). Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus ketiga. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur hasil penelitian pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indicator penilaian keterampilan gerak dasarlempar tangkap bola kasti. Untuk menetapkan skala penilaian, dibuat rentang nilai dari 1 sampai dengan 5. Angka 1 : kurang


(41)

sekali (KS), angka 2 : kurang (K), angka 3: sedang (S), angka 4 :baik (B) dan angka 5 : baik sekali (BS).

Tabel 6. Format Penilaian Keterampilan Lempar-Tangkap Bola Kasti.

No Aspek (Indikator) Kriteria Gerak (Deskriptor) Nilai

1 Gerakan

Melempar Bola Mendatar

Berdiri dengan kaki kiri di depan. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.

5

Berdiri dengan kaki kiri di depan. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, tidak

melangkahkan kaki kanan setelah melempar.

4

Berdiri dengan kedua kaki sejajar. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.

3

Berdiri dengan kedua kaki sejajar. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. ayunan bola tidak mengarah ke depan, kaki kanan tidak melangkah setelah melempar.

2

Berdiri dengan kedua kaji sejajar, ayunan bola tidak mengarah ke depan atau tidak

tepat sasaran. 1

2 Gerakan

Menangkap di depan dada

Posisi badan tegak dengan kedua kaki terbuka. Sikap siap menerima bola dari segala arah. Kedua tangan dilipat,

kemudian kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, Pandangan ke depan.

5 Posisi badan tegak dengan kedua kaki

rapat sehingga kesigapan saat bola datang kurang. Kedua tangan dilipat, kemudian kedua telapak tangan membuka


(42)

menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, Pandangan ke depan.

Posisi badan tegak, kedua tangan tidak dilipat, kemudian kedua telapak tangan terlalu terbuka, tidak membentuk tangkupan. Pandangan ke depan.

3

Tidak berdiri dengan tegak, tangan tidak dilipat, saat bola datang bola masih bisa

ditangkap bola 2

Tidak berdiri dengan tegak, tangan tidak dilipat, saat bola datang tidak bisa

menangkap bola 1

(Adaptasi Hananto dan Tim Penjas SD, 2007)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100% n f   Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan rumus : 100% X X -X E i i n  Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan


(43)

X i : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(44)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh ADI PRATOMO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(45)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Melempar Bola Rendah ... 16

2. Gerakan Melempar Bola Datar ... 17

3. Gerakan Melempar Bola Lambung ... 18

4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah ... 19

5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada ... 19

6. Gerakan Menangkap Bola Lambung ... 20

7. Gerakan Memukul Bola ... 21

8. Gerak Lari Bermain Kasti ... 21

9. Spiral PTK ... 30

10.Bola Berekor ... 33

11.Bola Kertas dan Plastik ... 35

12.Bola Plastik ... 37

13.Diagram Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 42


(46)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. BatasanMasalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. PendidikanJasmani ... 7

B. Belajar Gerak ... 8

C. Tahapan Belajar Gerak ... 10

D. Bermain Bola Kasti ... 13

E. Gerak Dasar Bermain Kasti ... 15

F. Peraturan Bermain Kasti ... 22

G. Modifikasi PembelajaranKasti ... 22

H. KerangkaPikir ... 26

I. Hipotesis Tindakan ... 28

III.METODOLOGI PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. SubjekPenelitian ... 31

C. Setting Penelitian ... 31

D. Rencana Tindakan ... 31

E. InstrumenPenelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data... 40

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan... 50

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 53

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53


(47)

(48)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, ArmadanManadji, Agus. 1994. Dasar-

DasarPendidikanJasmani.DepartemenPendidikandanKebudayaan. Jakarta. Arikunto, Suharsimidkk. 2007. PenelitianTindakanKelas. PT BumiAksara.

Jakarta.

Bahagia, Yoyo. 1999/2000. Pengembangan Media PengajaranPenjas. DepdiknasDirjenpendidikandasardanmenengah. Jakarta.

DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta. Hananto, Tri dan Tim Penjas SD. 2007. PendidikanJasmani,

OlahragadanKesehatanKelas V. Yudistira. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Muhajir. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.

______. 2008. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Yudistira. Jakarta. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SMP/ MTs. Litera. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(49)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peralatan Modifikasi ... 26

2. Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama ... 32

3. Tabel Observasi Kegiatan Siswa ... 33

4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua ... 34

5. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 36

6. Format Penilaian Keterampilan Lempar dan Tangkap Bola Kasti ... 38

7. Deskripsi Hasil PTK ... 41

8. Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Pertama ... 44

9. Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Kedua ... 45

10.Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Ketiga... 47


(50)

Judul Skripsi: EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola Kasti

PadaSiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran 2011/2012.

Nama Mahasiswa : AdiPratomo

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913068003

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

KetuaJurusanIlmuPendidikan Pembimbing I

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd Drs. Hi.Sudirman Husin, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19510507


(51)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hi. Sudirman Husin, M.Pd …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003


(52)

MOTTO

HIDUP ADALAH PERJUANGAN


(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di PugungRaharjo, padatanggal12 Februari 1978, anakPertamadaritigabersaudarapasanganBapakMarimandanIbuKartini

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar (SD) di SD Kristen 5 PugungRaharjo, melanjutkanpendidikan di SLTP Kristen 3 PugungRaharjotamatpadatahun 1995danmelanjutkanSekolahMenengahAtas (SMA) Kristen 3 PugungRaharjo.

Padatahun1999penulisditerimasebagaimahasiswapadaProgram Diploma II Program

StudiPendidikanJasmanidanKesehatanJurusanIlmuPendidikanFakultasKeguruandanIlmuPendidi kanUniversitas Lampung diselesaikantahun 2001.


(54)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

PujisyukurAlhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasamelimpahkanrahmat dan

hidayah-Nya, hinggaakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Sholawat dan

SalamsemogaselalutercurahkepadabagindaRasulullah SAW yang mulia.

SkripsidenganjudulEfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola KastiPadaSiswaKelas V SD

Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran

2011/2012adalahdalamrangkamemenuhisalahsatusyaratuntukpencapaiangelarSarjanaPendidikan

di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Siselaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Sudirman Husin, M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd selaku penguji utama yang

telahmemberikanperbaikandanpengarahanpenulisanskripsipenulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SDN 1 Rajabasa Jayayang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian

pada siswakelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas Vdi SDN 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011/2012 atas kerjasama

dalam pelaksanaan penelitian.

9. Istriku tercinta Riskania Galuh yang selalu setia menemani dan memberikan semangat

sampai terselesaikannya skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Mei 2012


(55)

Penulis Adi Pratomo


(56)

PERSEMBAHAN

DenganmengucapBissmillahirrahmanirrahim

PujisyukurpenulispanjatkankepadaAllah SWT yang telah

memberikunikmat yang begitubanyaksehinggapenulis bisamempersembahkankaryaterbaikini :

kepadaistri tercintaRiskania Galuh yang sangatpenuliscintai.

Anak-anak ku yang tersayang yang selalu menjadi motivator keberhasilan penulis. Almamater-ku FKIP Unila, tempat yang telahmendidikpenulis.


(57)

SURAT PERNYATAAN

Bahwasaya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Adi Pratomo

NPM : 0913068003

TempatTanggalLahir : PugungRaharjo 12 Februari 1978

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul“EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola

KastiPadaSiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran

2011/2012”adalahbenarhasilkaryapenulis, bukanhasilmenjiplak, danatauhasilkarya orang lain. Dan

jikadikemudianhariternyataadahal yang

melanggardariketentuanakademikuniversitasmakasayabersediabertanggungjawabdandisanksisesuaipe raturan yang berlaku.

Demikianpernyataaninipenulisbuatdengansebenarnya,

apabilaternyatatidakbenarsayabersediadituntutdanmenerimasanksi.

Bandar Lampung, Mei 2012


(1)

MOTTO

HIDUP ADALAH PERJUANGAN


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di PugungRaharjo, padatanggal12 Februari 1978, anakPertamadaritigabersaudarapasanganBapakMarimandanIbuKartini

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar (SD) di SD Kristen 5 PugungRaharjo, melanjutkanpendidikan di SLTP Kristen 3 PugungRaharjotamatpadatahun 1995danmelanjutkanSekolahMenengahAtas (SMA) Kristen 3 PugungRaharjo.

Padatahun1999penulisditerimasebagaimahasiswapadaProgram Diploma II Program

StudiPendidikanJasmanidanKesehatanJurusanIlmuPendidikanFakultasKeguruandanIlmuPendidi kanUniversitas Lampung diselesaikantahun 2001.


(3)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

PujisyukurAlhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasamelimpahkanrahmat dan

hidayah-Nya, hinggaakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Sholawat dan

SalamsemogaselalutercurahkepadabagindaRasulullah SAW yang mulia.

Skripsidenganjudul”EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola KastiPadaSiswaKelas V SD

Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran

2011/2012”adalahdalamrangkamemenuhisalahsatusyaratuntukpencapaiangelarSarjanaPendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Siselaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Sudirman Husin, M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd selaku penguji utama yang

telahmemberikanperbaikandanpengarahanpenulisanskripsipenulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SDN 1 Rajabasa Jayayang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswakelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas Vdi SDN 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011/2012 atas kerjasama dalam pelaksanaan penelitian.

9. Istriku tercinta Riskania Galuh yang selalu setia menemani dan memberikan semangat sampai terselesaikannya skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Mei 2012


(4)

Penulis Adi Pratomo


(5)

PERSEMBAHAN

DenganmengucapBissmillahirrahmanirrahim

PujisyukurpenulispanjatkankepadaAllah SWT yang telah memberikunikmat yang begitubanyaksehinggapenulis

bisamempersembahkankaryaterbaikini :

kepadaistri tercintaRiskania Galuh yang sangatpenuliscintai.

Anak-anak ku yang tersayang yang selalu menjadi motivator keberhasilan penulis. Almamater-ku FKIP Unila, tempat yang telahmendidikpenulis.


(6)

SURAT PERNYATAAN

Bahwasaya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Adi Pratomo

NPM : 0913068003

TempatTanggalLahir : PugungRaharjo 12 Februari 1978

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul“EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola

KastiPadaSiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran

2011/2012”adalahbenarhasilkaryapenulis, bukanhasilmenjiplak, danatauhasilkarya orang lain. Dan

jikadikemudianhariternyataadahal yang

melanggardariketentuanakademikuniversitasmakasayabersediabertanggungjawabdandisanksisesuaipe raturan yang berlaku.

Demikianpernyataaninipenulisbuatdengansebenarnya,

apabilaternyatatidakbenarsayabersediadituntutdanmenerimasanksi.

Bandar Lampung, Mei 2012


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 57

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BOLA KASTI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 17 67

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 30 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI GISTING TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 14

ENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI GISTING TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 68

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS DALAM BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 DADAPAN, SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 63

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MENDATAR DALAMBERMAIN KASTI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 MARGOYOSOSUMBEREJO T.P. 2011/2012

1 5 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN PEMAIN KASTI PADA SISWA KELAS 3 SDN 4 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 34 79

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 51