PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Meli Susanti

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan jenis penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1Rajabasa
Raya Bandar Lampung. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampel. Instrumen utama yang digunakan adalah tes. Data dianalisis dengan

menggunakan skor pretest dan posttest dan pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar diuji menggunakan uji regresi linier.
Hasil penelitian ini diperoleh diperoleh nilai R Square 0,519 atau 51,9%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPS

Kata Kunci: Jigsaw, Hasil Belajar IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh
Meli Susanti
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Meli Susanti dilahirkan di Liwa
Lampung Barat, pada tanggal 29 Mei 1992. Penulis adalah
anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak
Riston dan Ibu Mardiana.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:
1. TK Aysiah Bustannul Atfal Liwa Lampung Barat tahun 1998-1999
2. Sekolah Dasar Negeri Gunung Sugih Liwa Lampung Barat tahun 1999-2005
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Liwa Lampung Barat tahun 2005-2008

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Liwa Lampung Barat tahun 2008-2011

Tahun 2011, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.

Tahun 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik
mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Padang Cahya,
kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini dengan kerendahan hati mengharap Ridho Allah
SWT, sebagai tanda cinta kasihku kepada:

Kedua orang tua tercinta, Bapak Riston dan ibu Mardiana yang selalu
memberikan doa dalam setiap sujud dan harapan disetiap tetes
keringatmu demi tercapainya cita-citaku

Adik-adikku tersayang Agung Priyoga, Aprilia Wulan Dari dan Dimas

Fernando dengan cinta dan kasih sayangnya yang selalu memotivasi,
mendoakan dan menantikan keberhasilanku

Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat berharga melalui ketulusan dan kesabaranmu.

Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidup penulis.

Keluarga besar PGSD 2011

Almamater tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2014/2015” Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana

Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang.
Penulisan ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penguji utama yang
telah membantu mengarahkan dan memberi motivasi sampai skripsi ini selesai.
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Riyanto M. Taruna, M.Pd., Pembimbing I, yang telah banyak
membantu mengarahkan, membimbing dan memberi motivasi dengan
kesabaran yang tulus sampai skripsi ini selesai.
5. Ibu Dra. Cut Rohani, M.Pd., Pembimbing II, yang telah banyak membantu
mengarahkan, membimbing, dan memberi motivasi dengan kesabaran yang
tulus sampai skripsi ini selesai.
6. Bapak dan Ibu Dosen Staf Karyawan Jurusan Ilmu Pendidian, yang telah

membantu sampai skripsi ini selesai.
7. Kepala Sekolah dan wali kelas V di Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Raya
Bandar Lampung yang telah membantu kelancaran selama penelitian.
8. Kedua orang tuaku, Adik-adikku Agung, Aprilia dan Dimas dan keluarga
besarku yang telah memberikan do’a, motivasi, dan bantuan dalam
menyelesaikan studi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesemprnaan, akan tetapi
sedikit harapan semaga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.Amin.

Bandar lampung,
Penulis,

Meli Susanti

Mei 2015

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Identifikasi Masalah .............................................................................
Pembatasan Masalah ............................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................

1. Manfaat Secara Teoris....................................................................
2. Manfaat Secara Praktis ...................................................................
G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
1. Objek Penelitian .............................................................................
2. Subjek Penelitian............................................................................
3. Waktu Penelitian ............................................................................
4. Tempat Penelitian...........................................................................
5. Materi Pokok Penelitian .................................................................

1
4
5
5
5
5
5
6
6
6
6

6
7
7

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran IPS ...............................................................
B. Model Pebelajaran Kooperatif...............................................................
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...................................
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ...........................................
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................
4. Prisip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ..........................................
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .......................................

xii

8
12
12
13
14

15
16

D.
E.
F.
G.

1. Perkembangan Model Pembelajaran Jigsaw ...................................
2. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw ..........................................
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw ...............................
4. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw ..........................................
5. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw .......................................
Hasil Belajar ..........................................................................................
Hasil Penelitian Relevan .......................................................................
Kerangka Pikir .......................................................................................
Hipotesis Penelitian ...............................................................................

16
16

18
20
21
21
23
24
25

III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
B. Populasi dan Sampel ............................................................................
1. Populasi .........................................................................................
2. Sampel ............................................................................................
C. Desain Penelitian ..................................................................................
D. Prosedur Penelitian...............................................................................
E. Variabel Penelitian ...............................................................................
1. Variabel Bebas ...............................................................................
2. Variabel Terikat .............................................................................
F. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ....................................
1. Definisi Konseptual ........................................................................
2. Definisi Operasional.......................................................................
G. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................
1. Dokumentasi ..................................................................................
2. Tes ..................................................................................................
H. Tehnik Analisis Data ............................................................................
1. Menghitung N-Gain .......................................................................
2. Uji Normalitas ................................................................................
3. Uji Regresi .....................................................................................

26
26
26
26
27
28
29
29
29
30
30
30
31
31
31
32
32
32
33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
1. Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ......................................
2. Hasil Analisis Data .........................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

34
34
35
39

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 42
B. Saran .................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ...............................................................
2.2 Hasil Penelitian Relevan ............................................................................
4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................
4.2 Kriteria Soal ...............................................................................................
4.3 Koefisien Regresi .......................................................................................

14
23
35
36
37

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Silabus .........................................................................................................
2. RPP ..............................................................................................................
3. Lembar Kerja Siswa ....................................................................................
4. Soal Pretest dan Posttest .............................................................................
5. Kunci Jawaban ............................................................................................
6. Data Perolehan Pretest dan Posttest ............................................................
7. Data Rekapitulasi N-Gain ...........................................................................
8. Hasil Analisis Data ......................................................................................
9. Foto Kegiatan Penelitian .............................................................................
10.Lain-lain ......................................................................................................

47
50
60
66
75
76
78
79
82
84

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw .........................................................................
2.2 Pembentukan Kelompok Jigsaw ................................................................
2.3 Paradigma Kerangka Pemikiran .................................................................
3.1 One Group Pretest-posttest Design ...........................................................
4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ...............................................................
4.2 Pengaruh Model Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS ................................

17
19
24
27
37
39

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, serta mewujudkan tujuan nasional bangsa
Indonesia, proses pendidikan adalah salah satu tanggung jawab dan beban
semua pihak yang bergerak dalam dunia pendidikan.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1
menyatakan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”.
pendidikan adalah wadah dimana peserta didik dapat secara aktif belajar dan
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka dapat
memiliki akhlak yang baik serta kecerdasan dan keterampilan untuk
membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik.
Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi mulai
dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah di Indonesia untuk
pengertian social studies seperti diamerika serikat. Dalam dunia pengetahuan
kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah seperti

2

ilmu sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan sosial.dalam pembelajaran IPS
di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-konsep
esensi ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga
upaya membentuk peserta didik sesuai tujuan pembelajaran IPS .

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah yaitu metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar dan metode ini lebih
banyak menuntut keaktifan guru dari pada peserta didik dan selama proses
pembelajaran dikelas guru tidak menggunakan model pembelajaran sehingga
siswa merasa bosan dan tidak ada interaksi antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran
khususnya pembelajaran IPS yang berisi tentang sejarah pada masa lampau.

Pembelajaran yang terjadi dikelas VA pada pembelajaran IPS masih
menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah saat guru menjelaskan
materi pembelajaran dan guru masih jarang yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif

dalam menerapkan materi pembelajaran dikelas

sehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru hal ini
didapat peneliti saat melakukan observasi prapenelitian di Sekolah Dasar
Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.

3

Berdasarkan penelitian pendahuluan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V
SD Negeri 1 Raja Basa Raya Bandar Lampung masih belum cukup baik karena
terdapat beberapa siswa yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu dengan nilai 65.

Data persentase hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Raja Basa Raya
Bandar Lampung menunjukan bahwa terdapat beberapa nilai siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu
dengan nilai 65 dapat dilihat dari data guru kelas kelas V A yang berjumlah 40
orang siswa dengan nilai siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 21orang
siswa dengan persentase sebesar 52,5%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai
lebih dari KKM pada kelas VA yang berjumlah 40 orang siswa sebanyak 19
orang siswa dengan persentase sebesar 47,5% dan bagi siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM maka harus mengikuti remidial atau
perbaikan yang dilakukan oleh guru.

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa yang menunjukkan tingkat keberhasilan
belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun
dari luar diri siswa. Purwanto (2004: 102) berpendapat sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, disebut faktor individual
2. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial.

4

termasuk ke dalam faktor individual adalah faktor kematangan pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk
faktor sosial adalah faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Berdasarkan pendapat diatas cara mengajar guru adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dalam hal ini model pembelajaran adalah hal
yang menentukan tingkat keberhasilan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ada di
lokasi penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.
2. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
3. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
4. Guru belum pernah melakukan pembelajaran dengan mengguakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

5

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya akan
dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar IPS
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung
tahun pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun
pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memaksimalkan

hasil

belajar

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

IPS

dengan

menerapkan

model

6

2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan hasil belajar yang optimal.
b. Bagi guru
Memberikan sumbangan pada para pendidik bahwa perlu adanya
penggunaan
pembelajaran

model
jigsaw

pembelajaran
untuk

yang

meningkatkan

baru

seperti

model

pembelajaran

agar

keberhasilan dalam proses belajar mengajar dikelas dapat tercapai.
c. Bagi kepala sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah untuk melakukan
kajian bagi guru-guru dalam melaksankan pembelajaran di kelas.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan reverensi untuk penelitian berikutnya mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup:
1. Objek Penelitian adalah hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
2. Subjek Penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar
Lampung.
3. Waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

7

4. Tempat Penelitian adalah SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.
5. Materi pokok bahasan penelitian adalah peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran IPS
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang”
belajar”. Seringkali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Dalam
uraian ini peneliti akan membahas beberapa perumusan saja guna melengkapi
dan memperluas pandangan peneliti tentang mengajar dan
Hamalik (2001:27) menyatakan bahwa Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing).Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan pengubahan pengakuan.pengertian ini sangat berbeda dengan
pengertian lama tentang belajar, yakni menyatakan bahwa belajar adalah
memperoleh pengetahuan,bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan
kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.Sejalan dengan perumusan diatas ada
pula tafsiran lain yang menyatakan, bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan
kemudian Sudjana dalam Suryani (2012:35) mengemukakan bahwa belajar

9

adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang yang
sedang belajar sedangkan Slameto (2003:2) menyatakan belajar adalah proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku dimana pun dan kapan pun dan Uno (2008:54)
berpendapat bahwa

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

interaksi antar peserta belajar dengan pengajar atau instruktur dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu
sedangkan

Sagala

(2008)

menyatakan

bahwa

Pembelajaran

ialah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
sehingga

merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan dan

pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang menelaah dan
menganalis kejadian masa lampau SU (2000:30) menyatakan bahwa IPS
sebagai ilmu bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang
garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di
masyarakat.

Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan
masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan

10

kehidupan kemasyarakatan.dari gejala dan masalah sosial tadi ditelaah,
dianalisis, faktor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya
.memperhatikan kerangka kerja IPS seperti yang telah dikemukakan diatas
dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut.

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisisi, gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan mengenai kehidupan masyarakat sedangkan Ahmadi
(2011:10) berpendapat bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di SD, SMP yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk
dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggungjawab,
serta warga dunia yang cinta aman.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses dimana perubahan prilaku seseorang ditimbulkan atau diubah melalui
praktik atau latihan serta pengalaman melihat, mengamati,dan memahami
sesuatu melalui proses pembelajaran terjadi suatu interaksi dua arah antara
peserta didik dengan pengajar pada suatu lingkungan belajar agar siswa dapat
belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari mata pelajaran IPS adalah
bidang studi yang menelaah, menganalisis serta mengkaji gejala-gejala dan
masalah kehidupan manusia di masyarakat.

11

Menurut Ahmadi (2011:9) bahwa IPS memiliki lima tujuan yaitu sebagai
berikut.
1. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika
nantinya masuk ke perguruan tinggi.
2. IPS yang tujuannya mendidik kewarganegaraan yang baik.
3. IPS yang hakikatnya merupakan suatu kompromi antara satu dan dua
tersebut di atas.
4. IPS mempelajari masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di
muka umum.
5. Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi tersebut,
yaitu dengan materi yang dipilih, disaring dan disingkronkan kembali maka
sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada dua
hal yaitu pembinaan warga negara Indonesia dan sikap sosial yang rasional
dalam kehidupan
Hambatan-hambatan pembelajaran IPS antara lain:
1. Gejala sosial tidak berlaku mutlak (ruang dan waktu)
2. Seorang yang sedang mempelajari masalah sosial ia juga ikut terlibat dalam
kehidupan sosial yang diamati
3. Gejala/masalah sosial yang sedang dipelajari atau dipecahkan efeknya baru
dapat dilihat dalam jangka panjang
4. Teori seorang ilmuwan sosial tidak mudah diterima oleh ahli atau orang
lain.

12

B. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif sering disebut dengan pembelajaran secara
berkelompok yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran

dikelas

menurut

Ratna

dalam

Rusman

(2010:201)

menyatakan bahwa Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori
belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan vigotsky
berdasarkan penelitian bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak
dan Huda (2011:29) berpendapat bahwa

pembelajaran kooperatif

merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu
prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya
setiap pembelajaran bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan
didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain
kemudian Rusman (2010:202) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
(cooperaive learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kalaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen sedangkan sanjaya dalam rusman
(2010:203)berpendapat bahwa cooperaive learning merupakan kegiatan
yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.

13

Berdasarkan

pendapat

di

atas

maka,

dapat

disimpulkan

bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok serta terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur yang bersifat heterogen dan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran

yang

lain.Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok.
2. Menurut Rusman (2010:206) Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara
tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Fungsi

manajemen

sebagai

perencana

melaksanakan

bahwa

pembelajaran kooperatif sesuai dengan perencanaan, fungsi sebagai
organisasi

adalah

menunjukan

bahwa

pembelajaran

kooperatif

memerlikan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran
berjalan dengan efektif dan fungsi sebagai kontrol, menunjukan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan
baik melalui bentuk tes maupun nontes.

14

c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karena itu prinsip kebersamaan atau kerja sama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian siswa
perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dengan anggota
lain.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.
3. Menurut Rusman (2010:211) langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Sumber: Rusman (2010:211)

15

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam suatu kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran
4. Menurut Roger dan david johnson dalam Rusman (2010:212) Prinsip –
prinsip pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip ketergantungan positif (positif interdependence), yaitu dalam
pembelajaran kooperatif keberhasilan dalam penyelesaian tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota
kelompoknya.
c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok
untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling
memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu
melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.

16

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Perkembangan model pembelajaran jigsaw
Perkembangan model pembelajaran jigsaw terjadi proses tiga tahapan
perkembangan Huda (2011:120) berpendapat bahwa Metode jigsaw
pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Metode ini memiliki dua
versi tambahan, jigsaw II (Slavin,1989) dan jigsaw III (Kagan,1990).
Dalam metode jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri 5 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas
salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu.masing-masing
anggota harus mempelajari bagian yang berbeda dari informasi tersebut
2. Pengertian model pembelajaran jigsaw
Rusman (2010:218) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan
pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil dan menurut
Shoimin

(2014:90)

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

jigsaw

menitikberatkan pada kerja kelompok dalam bentuk kelompok kecil. Model
jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam orang secara
heterogen sedangkan Yamin (2013:89) berpendapat bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu struktur kooperatif
yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab untuk mempelajari
anggota-angota lain tentang salah satu bagian materi. Dalam penerapannya
jigsaw, setiap anggota kelompok diberi bagian materi yang harus dipelajari
oleh seluruh kelompok dan menjadi pakar dibagiannya.

17

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran

kooperatif

tipe

jigsaw

adalah

pembelajaran

yang

menitikberatkan kegiatan pada siswa secara berkelompok dalam bentuk
kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang yang bertugas
memahami dan mempelajari materi yang telah diberikan sesuai dengan
bagiannya serta menjadi pakar dalam bagian materinya.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai
berikut Arends dalam Yamin (2013:93)

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Kelompok asal

Kelompok ahli

Sumber: Yamin (2013:93)

18

3. Menurut Yamin (2013:94) Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw
adalah sebagai berikut :
a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok
asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam teknik Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah
satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi
pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa
mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun
rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke
kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok
Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan
materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari
40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa
dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok
ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah
diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli.

19

Gambar 2.2. Pembentukan Kelompok Jigsaw

Sumber: Yamin (2013:94)
b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d. Guru

memberikan

penghargaan

pada

kelompok

melalui

skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran.

20

f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar
materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang
runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli.
Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang
berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap
utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, disebut
dengan tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi,
selanjutnya hasil pembahasan dibawa ke kelompok asal dan disampaikan
kepada anggota kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penerapannya.

4. Kelebihan model pembelajaran jigsaw menurut Shoimin (2014:93)
a. Memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kreativitas,
kemampuan, dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya
sendiri.
b. Hubungan antara guru dan peserta didik berjalan secara seimbang dan
memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga
harmonis.
c. Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.
d. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan
kelas, kelompok, dan individual

21

5. Kekurangan model pembelajaran jigsaw menurut Shoimin (2014:93)
a. Guru harus selalu mengingatkan siswamenggunakan keterampilanketerampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, karena jika
tidak diingatkan maka dikhawatirkan kelompok akan tidak berjalan
dalam diskusi.
b. Anggota kelompok yang kurang akan menimbulkan masalah.
c. Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi penetaan ruang belum
terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi
yang dapat menimbulkan kegaduhan.
D. Hasil belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006:3) Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar kemudian
Hamalik (2001:30) Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjai tahu, dan tidak mengerti
menjadi

mengerti.

sedangkan

Warsito

dalam

Depdiknas

(2006:125)

mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang
belajar dan Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar
yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah
belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan
sikap dan keterampilan.

22

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar yang menyebakan
terjadinya perubahan tingkah laku seorang individu kearah positif serta
mendapatkan kemajuan setelah belajar dengan sungguh-sungguh sehinggga
perubahan tingkah laku tersebut dapat diamati dan diukur melalui perubahan
sikap dan keterampilan pada dirinya

Perubahan dalam hasil belajar akan terlihat dalam beberapa aspek Hamalik
(2001:30) menyatakan bahwa hasil belajar akan tampak pada setiap perubahanperubahan di setiap aspek adapun aspek-aspek tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

pengetahuan
pengertian
kebiasaan
keterampilan
apresiasi

6. emosional
7. Hubungan sosial
8. Jasmani
9. Etis atau budi pekerti
10. Sikap

Setelah seseorang melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya
perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.
Menurut Slameto (2003:53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah
a. Faktor intern meliputi :
1. Faktor Jasmaniah
a. Faktor kesehatan
b. Faktor cacat tubuh
2. Faktor-faktor Psikologis
a. Intelegensi
b. Perhatian
c. Minat
d. Bakat
b. Faktor ekstern meliputi :
1. Faktor keluarga
a. Cara orang tua mendidik

23

b. Relasi antar keluarga
c. Suasana rumah
2. Faktor sekolah
a. Metode mengajar
b. Kurikulum
c. Relasi guru dengan siswa
d. Relasi siswa dengan siswa
3. Faktor Masyarakat
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat
b. Mass media
c. Teman bergaul
E. Hasil penelitian relevan
Tabel 2.2. Beberapa hasil penelitian yang relevan
Tahun Nama
Nur Azizah
2013

2009

fitri rahmawati

Judul Skripsi
Kesimpulan
pengaruh metode
terdapat pengaruh metode
pembelajaran jigsaw pembelajaran Jigsaw
terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar mata
mata pelajaran dasar pelajaran dasar kompetensi
kompetensi kejuruan kejuruan di SMK
di smk wongsorejo
Wongsorejo Gombong.
gombong
Pengaruh
a ada pengaruh signifikan
pembelajaran
antara pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar kimia
kimia
materi pokok sistem
periodik unsur.

Pengaruh model
Terdapat pengaruh model
pembelajaran
pembelajaran kooperatif
kooperatif tipe
tipe jigsaw terhadap hasil
jigsaw terhadap hasil belajar IPA
belajar IPA siswa
pada konsep cahaya
Sumber: Azizah (2013), Rahmawati (2009) dan Pranata (2013)
2013

Angga pranata

Berdasarkan penelitian relevan yang pernah dilakukan oleh peneliti diatas
maka, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berpengaruh terhadap hasil belajar kimia serta mata pelajaran IPA dalam
penelitian ini peneliti tertarik mencoba menerapkan model pembelajaran

24

kooperatif tipe jigsaw yang bertujuan melihat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri 1
Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 dan untuk
memperbaiki hasil belajar IPS siswa yang belum cukup baik dan menuntut
siswa untuk bekerjasama dalam kelompok sehingga akan meningkatkan
interaksi antara siswa dan siswa serta guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran

F. Kerangka Pikir
Keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat diukur dengan hasil belajar
yang diperoleh selama mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar. Perolehan
hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) kelas V SD Negeri 1 Rajabasa
Bandar Lampung masil belum cukup baik.
Hasil belajar diduga dipengaruhi oleh faktor yaitu cara mengajar guru yang
masih menggunakan metode kovensional dalam proses kegiatan pembelajaran
sehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam
proses pembelajaran.
Gambar 2.3. Paradigma Kerangka Pemikiran
r
X

Y

Keterangan:
X (Variabel Bebas)
Y (Variabel Terikat)
r

: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
: Hasil Belajar IPS Siswa
: Perlakuan dengan menggunakan pembelajara
kooperatif tipe jigsaw

25

Paradigma diatas menggambarkan bahwa pada penelitian ini

khususnya

dikelas VA akan dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang akan
diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan beberapa tahapan yaitu pertama akan diberikan pretest berupa
soal pilihan ganda kemudian diberikan perlakuan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah dilakukan perlakuan maka siswa
diberi soal posttest sama seperti soal pretest dan dari hasil posttest akan terlihat
pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
IPS siswa.

G. Hipotesis Penelitian
Menurut Iskandar dalam Musfiqon (2012:46) Hipotesis merupakan pernyataan
yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Karena hipotesis masih
bersifat dugaan, belum merupakan pembenaran atas jawaban masalah
penelitian. Dari inilah perlu dilakukan penelitian untuk mencari jawaban yang
sebenarnya atas hipotesis yang dimunculkan peneliti.
Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar
Lampung tahun pelajaran 2014/2015

26

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

B. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya Maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh
yang akan dikenai penelitian, yang menjadi subjek penelitian baik orang,
barang,dan unit organisasi dan populasi tidak selalu orang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1
Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Sampel
Arikunto (2010:174) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
akan diteliti

27

Penelitian ini menggunakan tehnik sampel purposive sampel pengambilan
sampel ini bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan Strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu dtehnik ini dilakukan untuk menentukan 1 kelas yang
menjadi kelas eksperimen.

C. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
eksperimen semu (quasi ekspriment)

dengan desain one group pretest-

posttest design. yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan satu
kelompok subjek. Sebelum dan sesudah pemberian perlakuan kelompok
tersebut diukur variabelnya. Desainnya adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. One-Group Pretest-Posttest Design
O1

X

O2

Sumber: Arikunto (2010:124)
Keterangan :
O1 : Hasil pretest siswa sebelum diterapkan model pembelajaran tipe jigsaw
O2 : hasil postest siswa sesudah diterapkan model pembelajaran tipe jigsaw
X : Perlakuan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran tipe
Jigsaw

Kelas VA akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ada beberapa tahapan yaitu pertama
akan diberikan pretest berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui
kemampuan awal siswa kemudian diberikan perlakuan dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses kegiatan belajar
dikelas sehingga siswa mendapatkan cara pengajaran yang berbeda dan

28

diharapkan siswa lebih memahami materi yang disampaikan setelah dilakukan
perlakuan maka siswa diberi soal posttest untuk meneliti pengaruh dari
perlakuan yang diberikan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu prapenelitian, perencanaan dan tahap
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari setiap tahapan adalah:
1. Penelitian Pendahuluan
a. Peneliti membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah
b. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi sekolah,
jumlah kelas dan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian, serta cara
mengajar guru IPS.
c. Menentukan kelas eksperimen
2. Tahap Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw Menyiapkan instrumen penelitian
3. Tahap Pelaksanaan.
a. Mengadakan pretest pada kelas eksperimen
b. Melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen. Pada pembelajaran
kelas

eksperimen

menggunakan

pembelajaran

dengan

model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai perlakuan dan Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah disusun.
c. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen

29

d. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil pretest dan
posttest.
e. Membuat laporan hasil penelitian.
E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Variabel bebas
Sugiyono (2010:61) Variabel bebas (Independen) atau sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, atau anticedent. Variabel bebas
adalah variabel

yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat Jadi variabel bebas
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain yang
dilambangkan dengan X. variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Variabel terikat
Sugiyono (2010:61) Variabel terikat (Dependent) atau sering disebut
variabel output, kriteria, atau konsekue. Variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
sehingga sifatnya sangat tergantung pada variabel lain yang dilambangkan
dengan Y. variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.

30

F. Definisi konseptual dan operasional variabel
1. Definisi konseptual
a. Variabel model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Menurut Rusman (2010:218) model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan
pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
b. Variabel hasil belajar
Hamalik, (2001:30) Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjai tahu, dan tidak
mengerti menjadi mengerti.
2. Definisi operasional
a. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif yang memiliki kelompok asal dan kelompok
ahli materi masing-masing yang terdiri dari 4- 6 orang siswa dengan
kemampuan yang berbeda dan kelompok ini disebut dengan k

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEBON JERUK KECAMATAN TANJUNGKARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG

0 11 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 63

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 76

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014/2015

0 3 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN MEDIA AUTENTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 16 69

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 51