PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR (PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
SDN 1 Sukoharjo yang pembelajarannya masih menggunakan cara konvensional.
Aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas II masih rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model siklus belajar. Siklus belajar memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kompetensi dengan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes
dan non tes. Alat pengumpulan data berupa instrumen soal dan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model siklus belajar dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian siswa yang dilihat
dari hasil belajar siswa. Persentase siswa aktif pada siklus I mencapai 68,42%,
siklus II 78,94%, dan siklus III 84,21%. Hasil belajar siswa siklus I mencapai
ketuntasan 63,20%, siklus II 73,68%, dan siklus III 84,21%.
Kata kunci : model siklus belajar, aktivitas, dan kemampuan berhitung perkalian.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak lepas dari hasil
perkembangan Matematika. Untuk menguasai dan mengembangkan teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata
pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah
Dasar (SD). Matematika diajarkan di Sekolah Dasar karena pelajaran itu nantinya
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pengajarannya
sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai mata
pelajaran Matematika.
Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran
Matematika di SD adalah:
(a) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, (b)
mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, (c) mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah, (d) mengembangkan kemampuan
menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui
pembicaraan lisan, tulisan, grafik, peta dan diagram.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolahsekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lainnya. Namun demikian banyak yang menganggap bahwa
pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling sulit, menakutkan,
menjenuhkan dan tidak menyenangkan. Siswa pada umumnya menganggap
bahwa mata pelajaran Matematika
Pelajaran yang kerap
dihindari seperti kerapnya untuk tidak dipelajari. Berbicara mengenai Matematika
itu sulit tentunya tidak lepas dari ketidaksenangan dari peserta didik tentang mata
pelajaran Matematika itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan penulis, perkalian termasuk topik
yang sulit dipahami siswa. Ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian tentang
operasi hitung perkalian menunjukkan bahwa dari 19 siswa kelas II SD Negeri 1
Sukoharjo yang mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60 hanya 8
siswa, sedangkan 11 siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditentukan. Jadi tingkat ketercapaian siswa hanya 42 %. Hal ini
dikarenakan dalam menyampaikan konsep perkalian, guru menggunakan cara
konvensional yaitu dengan memaksa anak untuk menghafal secara mencongak.
Dengan penyampaian seperti itu tentu saja selain mematikan kreativitas anak juga
menghilangkan unsur belajar bermakna. Menyampaikan materi dalam Matematika
memang sebaiknya berangkat dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang
abstrak, sebagaimana dinyatakan oleh Maryana dan Soedarinah (2001: 65)
Matematika
dalam urutan tertentu, bermula dari urutan sederhana kemudian menuju ke hal
yang rumit, bermula dari hal
Materi perkalian diperkenalkan kepada para siswa ketika mereka menginjak kelas
II SD. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga
kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1-10 seharusnya sudah
dikuasai oleh peserta didik kelas II semester 2, karena penguasaan materi
perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung
selanjutnya. Peserta didik yang telah menguasai kemampuan melakukan operasi
perkalian dua bilangan 1-10, lebih dapat melakukan operasi-operasi hitung yang
lainnya, di antaranya operasi perkalian tiga bilangan, operasi hitung pembagian
operasi hitung campuran dan soal cerita.
Di kelas ini, para siswa dituntut untuk segera menghafal perkalian dan pembagian,
karena jika tidak segera hafal, anak akan merasa kesulitan jika telah menginjak
materi Matematika di kelas berikutnya. Perkalian mungkin memang susah, tapi
setidaknya seorang guru dapat membuatnya menjadi lebih menyenangkan. Salah
satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan Matematika adalah
kebebasan mereka bereksperimen dengan Matematika tersebut. Tentu saja untuk
bisa bereksperimen anak-anak harus kaya akan teknik. Dengan demikian anak
akan mudah memahami dan selanjutnya hafal dengan sendirinya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari guru.
Salah satu model pembelajaran yang memberi kebebasan peserta didik untuk
bereksperimen dan menemukan jawaban dari masalah yang ada yaitu model
Siklus Belajar. Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centered). Siklus Belajar merupakan
rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
peserta didk dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Dengan model Siklus Belajar,
diharapkan pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman yang lebih
bermakna dan utuh bagi para siswa serta untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian tindakan kelas yang
berjudul: Peningkatan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model Siklus Belajar pada siswa kelas II SDN 1 Sukoharjo
semester II tahun pelajaran 2011/2012.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
a.
Guru cenderung memberikan hafalan tanpa disertai pemahaman pada konsep
matematika.
b.
Adanya anggapan siswa, pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit
dipahami sehingga hasil belajar matematika rendah.
c.
Ada kecenderungan siswa mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak
kreatif dalam mencari cara baru.
d.
Hasil belajar matematika siswa tergolong masih rendah sebab nilai rata-rata
siswa di bawah KKM, yaitu kurang dari 60,00.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: apakah dengan menggunakan model Siklus Belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SDN 1
Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2011/2012?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan menggunakan model Siklus
Belajar pada siswa kelas II
SDN 1 Sukoharjo semester II tahun pelajaran
2011/2012.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat, di antaranya yaitu :
a.
Bagi Siswa
Meningkatnya kemampuan berhitung perkalian khususnya dapat menambah
kecepatan dan keakuratan dalam berhitung perkalian, sehingga peserta didik
lebih menyenangi pembelajaran berhitung.
b.
Bagi Guru
Memberi arahan dalam proses pembelajaran dan memberi solusi untuk
mengajarkan
perkalian
yang
menyenangkan
dalam
mata
pelajaran
Matematika.
c.
Bagi Sekolah
Memberikan
sumbangan
pemikiran
dalam
meningkatnya
kualitas
pembelajaran, karena dengan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi sekolah dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian.
d.
Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi pedagogik pada diri peneliti,
sekaligus memberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas sehingga
dapat menjadi guru yang profesional.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu dikemukakan pembatasan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut.
a.
Model Siklus Belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered). Siklus Belajar merupakan rangkaian tahap-tahap
kegiatan yang diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan
berperanan aktif.
b.
Akivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang relevan dengan
pembelajaran yang terdiri dari memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi
atau bertanya antar siswa dengan guru, mengerjakan LK secara berkelompok,
berdiskusi, mempresentasikan dan memperhatikan presentasi hasil diskusi,
berkompetisi dalam mengerjakan soal, serta bertanya atau memberi
tanggapan dalam diakusi kelas.
c.
Kemampuan berhitung perkalian siswa merupakan hasil belajar siswa yang
dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Siklus
Belajar. Hasil belajar hanya terbatas pada aspek kognitif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berfikir maupun berbuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 23),
aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa
yang menunjang keberhasilan belajar. Sardiman (2010:100) mengemukakan
bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar.
Kunandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan
siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas
belajar adalah segala bentuk keterlibatan siswa baik fisik, maupun mental yang
ditunjukkan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar.
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa
semua
Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan
keterampilan aljabar yang digunakan untuk memformulasikan persoalan
Matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitung yang diperlukan
dalam semua aktivitas kehidupan manusia sehari-sehari. Seperti halnya
keterampilan yang lain, untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu
proses:
a.
Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang.
b.
Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan.
c.
Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung.
d.
Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan penghitungan.
Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh
karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari
perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung perkalian
adalah kemampuan yang memerlukan penalaran yang digunakan untuk
memecahkan persoalan hitung dengan cara menjumlahkan secara berulang.
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar
a.
Pengertian Model Siklus Belajar
Siklus belajar adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada anak didik (student
centre). Siklus belajar merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase)
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat menguasai
kompetensi- kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan
berperanan aktif. Model siklus belajar termasuk kependekatan kontruktivistik
karena sisiwa sendiri yang mengkonstruksi pemahamannya.(I Kadek Adi Hirawan
: 2008)
Menurut I Wayan Dasna (2007), Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam
penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang
diatur sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensikompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperanan aktif.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Siklus Belajar adalah
suatu model pembelajaran berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang
memberikan kasempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas
dan kompetensi dengan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b. Fase - Fase Siklus Belajar
Siklus belajar 5E terdiri atas 5 fase yaitu Engagement, Exploration, Explanation,
Elaboration dan Evaluation. (Fajaroh,Fauziatul dan Dasna: 2007)
Berikut ini penjelasan masing-masing tahap siklus belajar model 5E :
1
Engagement (Menarik Perhatian-Mengikat)
Pada fase ini, di lakukan aktifitas yang menarik minat siswa. Aktifitas tersebut
membantu siswa membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya.
Pada tahap ini guru : a) membangkitkan minat. b) membangkitkan rasa ingin tahu.
c) mengajukan pertanyaan dan d) mendatangkan jawaban sehingga membuka apa
yang di ketahui oleh siswa mengenai topik .
2
Exploration (Eksplorasi)
Pada tahap eksplorasi, siswa mengamati sifat, bentuk hubungan sederhana, pola
catatan dan mengajukan pertanyaan tentang kejadian-kejadian untuk membangun
kesadaran mendasar tentang sifat bahan dan gagasan. Mereka memilki
kesempatan untuk terlibat secara langsung dengan fenomena. Peran guru pada
tahap ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Pada tahap ini guru : a) mendorong siswa untuk bekerja tanpa pengajaran
langsung dari guru. b) mengamati dan mendengarkan siswa saat mereka saling
berinteraksi. c) mengajukkan pertanyaan penyelidikan untuk mengarahkan
penilitian siswa.d) memberikan waktu untuk meneliti. e) menyediakan waktu agar
siswa dapat memecahkan masalah. f ) bertindak sebagai konsultan bagi siswa ,
sedangkan siswa pada tahap ini berfikir bebas, namun dalam batasan aktifitas,
menguju prediksi dan hipotesis. Membentuk prediksi baru dan hipotesis. Mencoba
alternatif dan mendiskusikannya dengan yang lain. Mencatat pengamatan dan
gagasan dan menangguhkan penilian.
3
Explanation (Menjelaskan)
Pada fase ini, guru membantu siswa memahami hasil observasi dan pertanyaan
yang muncul dari pengamatan. Guru meminta siswa menjelaskan apa yang
mereka lihat dan memberikan penjelasan mengapa hal tersebut terjadi. Kemudian,
guru memperkenalkan penjelasan ilmiah melalui pengajaran formal dan
langsung.guru menghubungkan penjelasn ilmiah dengan bukti fisik dan eksplorasi
dan engagement serta menghubungkannya dengan penjelasan yang di berikan
siswa. Metode verbal paling sering digunakan, namun guru dapat juga
memanfaatkan video, buku, presentasi, multimedia dan komputer.
Pada tahap ini guru : a) Mendorong siswa menjelaskan konsep dan definisi
dengan kata-kata sendiri. b) Meminta bukti (justifikasi) dan klasifikasi dari siswa.
c) Secara formal menyediakan definisi dan penjelasan. d) Menggunakan
pengalaman siswa sebelumnya sebagai dasar untuk menjelaskan konsep.
4
Elaboration (Elaborasi)
Pada fase ini, pengalaman baru di rancang untuk membantu siswa membangun
pemahaman yang luas tentang konsep yang telah di terangkan. Siswa memperluas
konsep lain yang berhubungan, serta mengaplikasikannya pemahaman mereka
dalam dunia nyata. Siswa bekerja secara kooperatif, mengidentifikasi dan
menyelesaikan aktifitas baru. Seringkali melibatkan inkuiri, kerja laboratorioum,
problem solving dan pengambilan keputusan.
Pada tahap ini guru ;a) mendorong siswa menggunakan definisi, identifikasi dan
pengetahuan yang di berikan sebelumnya. b) Mendorong siswa untuk menerapkan
atau memperluas konsep serta keterampilan dalam situasi baru. c) Meningkatkan
siswa tentang penjelasan alternatif. d) Merujuk siswa pada data dan bukti yang
ada serta bertanya.
5
Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dan asesmen muncul di semua tahap selama proses pengajaran. Pada
tahap ini dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga
evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pebelajar
melalui problem s o l v i n g d a l a m k o n t e k s b a r u y a n g k a d a n g - k a d a n g
mendorong
pebelajar melakukan investigasi lebih lanjut. Untuk
mengetahui pemahaman siswa, dilakukan tes kecil.Rubrik, observasi guru,
wawacara siswa, portofolio, produk, peta konsep dan diagram dapat digunakan
untuk menilai pemahaman konsep siswa.
Pada tahap ini guru: a) mengamati siswa saat menerapkan konsep dan
keterampilan baru. b) Menilai pengetahuan dan keterampilan baru. c) Mencari
adanya perubahan cara berfikir atau sikap siswa. d) Memberikan kesempatan bagi
siswa menilai pembelajaran mereka sendiri dan keterampilan proses kelompok.
c.
Keunggulan Model Siklus Belajar
Keunggulan model siklus belajar yaitu ;
1
Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar ,keakraban, saling
menghargai, partisipasi, dan kemampuan berbahasa peserta didik,
2
Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan,
3
Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat.
4
Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran.
5
Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa
6
Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.4 Kerangka berfikir
Pada
kondisi
awal,
guru
masih
menggunakan
cara
konvensional
dalam
menyampaikan konsep perkalian.Hal ini berdampak terhadap rendahnya kemampuan
berhitung siswa.
Setelah guru menerapkan model Siklus Belajar, siswa menjadi lebih tertarik dan
senang dalam mata pelajaran Matematika khususnya berhitung perkalian, selain itu
siswa mampu menyelesaikan masalah berhitung perkalian. Pada kondisi akhir
kemampuan berhitung siswa terhadap materi perkalian meningkat. Penelitian ini
dilakukan dalam tiga siklus dan diakhiri sampai didapat hasil yang mencapai rata-rata
kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mencapai 75% dari semua
siswa kelas II.
GURU
KONDISI
Pembelajaran matematika
terutama dalam hal
perkalian, belum
menggunakan model
siklus belajar
SISWA
Rendahnya
kemampuan
berhitung
perkalian
Siklus I
60% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60.00
Siklus II
TINDAKAN
Menerapkan model
siklus belajar untuk
mengajarkan perkalian
65% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60,00
Siklus III
KONDISI
AKHIR
75% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60,00
Meningkatkan
kemampuan berhitung
perkalian
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas seba
Belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SDN 1
Sukoharjo semester II Tahun Pelajaran 2011/201
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan
merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas ( Kunandar, 2010 : 46)
3.2
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012. Lokasi sekolah berada di Kelurahan Sukoharjo Kecamatan
Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo sebanyak 19 orang
siswa yang terdiri atas 9 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian dimulai pada bulan Maret s.d. Agustus tahun 2012, dimulai dari tahap
persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian.
3.3
Faktor yang Diteliti
Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran guru,
aktifitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika.
3.4
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan
guru.
a.
Siswa: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran.
b.
Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
menghitung perkalian
dengan
model
Siklus Belajar dalam
proses
pembelajaran.
3.5
Rencana Tindakan
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan
kemampuan berhitung perkalian siswa dengan model Siklus Belajar.
Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Permasalaha
Planning I
Siklus I
Acting I
Reflecting I
Observing I
Permasalahan
baru hasil
relecting
Planning II
Acting II
Siklus II
Reflecting II
Observing II
Permasalahan
baru hasil
relecting
Siklus III
Planning II
Reflecting II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Acting II
Observing II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 3.1. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber; Arikunto, dkk 2006: 74)
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan ini meliputi langkah-langkah;
Sikulus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :
a.
Perencanaan (Planning)
Tindakan yeng dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan kelas.
2.
Merencanakan
(membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran)
untuk
pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 1
Sukoharjo dan membuat alat evaluasi.
3.
Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan.
4.
Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model Siklus Belajar.
5.
Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan berhitung perkalian pada
pelajaran matematika siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang
digunakan dapat ditingkatkan.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus.
Siklus pertama :
Pada siklus ini yang menjadi materi pelajaran adalah menghitung perkalian
dengan cara penjumlahan berulang. Guru melakukan tanya jawab untuk
mengeksplorasi pengetahuan awal dan pengalaman siswa. Kemudian siswa
balajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.
Pada setiap kelompok diberi lembar kerja. Setiap kelompok diberi kebebasan
bekerja disertai dengan bimbingan guru untuk kelompok yang mengalami
kesulitan. Setiap kelompok diajak dalam diskusi kelas untuk mempresentasikan
hasil diskusi setiap kelompok. Guru memberi penjelasan untuk meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi selama diskusi. Guru juga memberi penghargaan
untuk kelompok dengan hasil terbaik.
Kemudian diadakan evaluasi dengan metode tanya jawab serta memberi lembar
tugas siswa yang dikerjakan secara individu. Hal ini dilakukan untuk melihat
peningkatan kemampuan siswa secara individu.
Siklus kedua :
Materi pembelajaran pada siklus kedua adalah menyelesaikan masalah perkalian
dengan cara membilang loncat. Pada siklus ini siswa bekerja dalam kelompok
kecil untuk menyelesaikan masalah perkalian yang diberikan guru. Siswa
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru mengadakan kimpetisi antar kelompok
untuk menyelesaikan masalah perkalian di papan tulis. Guru memberikan
apresiasi dan penghargaan bagi kelompok terbaik.
Guru membimbing pada saat pembelajaran berlangsung. Kriteria keberhasilan
pada siklus kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, observasi, dan
refleksi sama seperti siklus pertama.
Siklus Ketiga :
Materi pembelajaran pada siklus ketiga adalah menyelesaikan masalah perkalian
dengan menggunakan teknik jarimatika. Siswa bekerja dalam kelompok kecil
untuk menyelesaikan masalah perkalian dengan cara masing-masing. Setelah
siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru mengajarkan siswa cara berhitung
cepat dengan menggunakan teknik jarimatika. Pada akhir pembelajaran siswa
diberi kebebasan untuk memilih cara yang mereka suka untuk menyelesaikan
masalah perkalian.
Guru membimbing pada saat pembelajaran berlangsung. Kriteria keberhasilan
pada siklus kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, observasi, dan
refleksi sama seperti siklus kedua.
c.
Pengamatan (Observing)
Kegiatan ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan
observasi dilakukan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi
dilaksanakan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik
mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan
tersebut selama proses pembelajaran.
d. Releksi (Reflecting)
Pada langkah refleksi, peneliti menganalisis hasil tes dan observasi. Hasil analisis
digunakan untuk mengadakan
revisi
terhadap perencanaan
yang
telah
dilaksanakan guna perbaikan kinerja peneliti. Kelebihan-kelebihan pada siklus
sebelumnya
dipertahankan
sedangkan
kekurangannya
diperbaiki
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, dan observasi.
a.
Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
untuk
b.
Observasi: digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan
kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
3.7
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam PTK ini meliputi tes dan observasi.
a.
Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa.
b.
Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa mencakup ;
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Menggunakan alat peraga.
3.
Berdiskusi dalam kelompok
4.
Mengerjakan LKS dan LTS
5.
Bertanya dan menanggapi pertanyaan kelompok lain saat
presentasi.
6.
Berkompetisi dalam mengerjakan tugas
3.8
Teknik Analisis Data
a.
Analisis Hasil Belajar Siswa
Dari hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus. Peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat
dengan menggunakan rumus:
=
Keterangan:
x
: nilai rata-rata
jumlah nilai siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan
rumus sebagai berikut:
=
100
Tabel 3.1.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan (%)
80%
60-79%
40-59%
20-39%
75
Kategori
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Pasif
Untuk menghitung persentase siswa aktif secara klasikal digunakan rumus
sebagai berikut:
=
100%
Tabel 3.3. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen (%)
Siswa aktif (%)
Arti
Sangat tinggi/sangat aktif
60-79
Tinggi/aktif
40-59
Sedang/cukup aktif
20-39
Rendah / kurang aktif
< 20
Sangat rendah/pasif
(Sumber: Adaptasi Aqib, dkk 2009 : 41)
3.9
Indikator Keberhasilan Tindakan
Penerapan penggunaan model siklus belajar dikatakan berhasil jika:
a.
Persentase siswa aktif meningkat setiap siklusnya yakni 65% pada siklus I,
70% pada siklus II, dan 80% pada siklus III.
b.
Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya yakni pada siklus I
nilai rata-rata kelas 60, pada siklus II nilai rata-rata 65, dan pada siklus III
nilai rata-rata 70.
c.
Tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal mencapai 75% ke atas, atau
masuk kategori tinggi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan model siklus belajar
pada kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
a.
Model siklus belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.pada siklus I
rata-rata aktivitas klasikal siswa sebesar 71,65% dengan siswa aktif 68,42%,
siklus II 77,19% dengan siswa aktif 78,94%, siklus III rata-rata mencapai
82,74% dengan siswa aktif 84,21%.
b.
Model siklus belajar dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 61,05 dengan ketuntasan 63,20%, siklus II
65,79 dengan ketuntasan 73,68%, dan siklus III mencapai 73,68 dengan
ketuntasan 84,21%.
Dengan demikian, pembelajaran dengan model siklus belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar dalam hal ini kemampuan berhitung perkalian siswa
kelas 2 SD Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
5.2 Saran
a.
Bagi siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dari berbagai
aktivitas yang dilakukan.
b.
Bagi guru diharapkan terus menggunakan model siklus belajar untuk materi
pembelajaran yang lain.
c.
Sebaiknya guru menempatkan siswa dalam kelompok yang heterogen
berdasarkan nilai akademik siswa, sehingga siswa yang kurang aktif akan
mencapai ketuntasan belajar dibantu siswa yang lebih aktif dalam
kelompoknya.
d.
Hendaknya sebelum memulai pembelajaran model siklus belajar guru
menjelaskan peran siswa dalam kelompok dan memberikan petunjuk saat
melakukan eksperimen, demonstrasi maupun diskusi kelompok.
e.
Bagi pihak skolah diharapkan memberikan fasilitas dan dukungan kepada
guru untuk melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
( Skripsi )
Oleh :
RENY ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
SDN 1 Sukoharjo yang pembelajarannya masih menggunakan cara konvensional.
Aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas II masih rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model siklus belajar. Siklus belajar memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kompetensi dengan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes
dan non tes. Alat pengumpulan data berupa instrumen soal dan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model siklus belajar dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian siswa yang dilihat
dari hasil belajar siswa. Persentase siswa aktif pada siklus I mencapai 68,42%,
siklus II 78,94%, dan siklus III 84,21%. Hasil belajar siswa siklus I mencapai
ketuntasan 63,20%, siklus II 73,68%, dan siklus III 84,21%.
Kata kunci : model siklus belajar, aktivitas, dan kemampuan berhitung perkalian.
Judul Skripsi
:
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN
KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL
SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012)
Nama Mahasiswa
:
Reny Astuti
Nomor Pokok Mahasiswa
:
1013137018
Program Studi
:
S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan
:
Ilmu Pendidikan
Fakultas
:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
e Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing
Dr. Abdurrahman, M.Si.
NIP 19681210 199303 1 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Pembimbing
: Dr. Abdurrahman, M. Si.
Penguji
Bukan Pembimbing
: Drs, M. Coesamin, M. Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 196003 15198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 2 Agustus 2012
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
nama mahasiswa
NPM
jurusan
program studi
fakultas
Menyatakan
dengan
: Reny Astuti
: 1013137018
: Ilmu Pendidikan
: S-1 PGSD
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unuversitas Lampung
sesungguhnya
bahwa
skripsi
saya
yang
berjudul
Peningkatan Aktivitas Dan Kemampuan Berhitung Perkalian Dengan Model
Siklus Belajar (PTK Pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012)
-benar hasil karya saya sendiri. bukan
plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain. Adapun kutipan
dalam skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya,
dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Reny Astuti
NPM 1013137018
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati karya ini kupersembahkan untuk:
1.
Ayah dan ibu tercinta yang selalu membimbingku, mengingatkanku dalam
kebaikan, dan mendoakan untuk keberhasilanku.
2.
Kakakku Nuraini Yusuf beserta keluarga ( Kak Fahrurozi dan keponakanku
Farhan tersayang), yang terus memotivasi dan memberikan kesadaran bagiku
akan tugas dan tanggung jawabku dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Sahabat-sahabatku; Yola, Sri Rahayu, Nurhalimah, Nichen, Rina Heni, Mba
Nisa, Nia, Mba Lis, kiki, dan Miramto. Terimakasih atas doa, semangat,
motivasi dan bantuannya selama ini, baik dalam meminjamkan buku,
sumbangan tenaga, pikiran, dan lain sebagainya.
4.
Teman - teman satu angkatan Bu Warsilah dan Pak Abdul Karim, dan semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Di dalam hidup, nilai tertinggi adalah kesederhanaan. Tetapi hidup tidak boleh
sederhana, hidup harus kuat, besar, luas, dan bermanfaat. Yang sederhana
adalah sikapnya.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sumbergede, Kecamatan Sekampung, Kabupaten
Lampung Timur, pada tanggal 11 Maret 1989. Penulis adalah anak kedua dari dua
bersaudara, dari pasangan Bapak Wiji Suwarno dan Ibu Munjiati.
Pendidikan penulis diawali di Taman KanakSekampung, selesai pada tahun 1995. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
di SD Negeri 3 Sumbergede, selesai tahun 2001. Tahun 2004 penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3
Kota Metro dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 4 Kota Metro pada tahun 2007.
Setelah menyelesaikan studi SMA, penulis melanjutkan pendidikan Diploma 2
(D2) program studi D2 PGSD di Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung
melalui jalur PPKHB Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Lampung Timur, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Program
Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peningkatan Aktivitas Dan
Kemampuan Berhitung
Perkalian Dengan Model Siklus Belajar (PTK Pada Siswa Kelas II SDN 1
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr.Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2.
Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan;
3.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung;
4.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Lampung;
5.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro;
6.
Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku pembimbing atas kesediaannya
meluangkan waktu bagi penulis guna memberikan bimbingan, saran, dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi. Penuh dengan kesabaran dan
ketelitian dalam mengoreksi isis skripsi penulis sehingga menjadikan karya
ini menjadi lebih baik dan mudah dipahami;
7.
Bapak Drs, M. Coesamin, M. Pd., selaku Penguji bukan pembimbing pada ujian
skripsi. Terimakasih atas saran, kritik, dan motivasi yang telah diberikan sehingga
penulis memiliki semangat tinggi dalam menyelesaikan skripsi ini;
8.
Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Unila yang penuh dengan
rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun di luar kampus;
9.
Bapak Hi.Nurmansyah,S.Pd., selaku Kasubag FKIP yang telah banyak memberikan
motivasi, saran dan bantuan demi kelancaran skripsi;
10. Ibu Siti Romlah, S.Pd., Kepala SD N 1 Sukoharjo yang telah memberikan
izin peneliti untuk melaksanakan penelitian pada lembaga yang dipimpinnya,
serta memberikan izin kepada peneliti yang harus sering meninggalkan kelas
untuk melakukan bimbingan demi kelancaran skripsi;
11. Ibu Wahyu Lestari, ibu Siti Aminah, serta rekan-rekan pendidik di SDN 1
Sukoharjo, yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan
informasi dan motivasi demi kelancaran penelitian;
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala
bantuan, bimbingan dan saran yang telah diberika menjadi amal kebaikan dan
mendapat balasan dari Allah S.W.T.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Bandar Lampung,
Agustus 2012
Penulis
Reny Astuti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
i
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1
1
4
5
5
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1 Aktivitas Belajar...................................................................
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian .........................
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar ............................................
2.4 Kerangka Berfikir ................................................................
2.5 Hipotesis Tindakan ..............................................................
8
8
9
10
14
16
III. METODE PENELITIAN ............................................................
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................
3.2 Setting Penelitian .................................................................
3.3 Faktor yang Diteliti ..............................................................
3.4 Sumber Data ........................................................................
3.5 Rencana Tindakan ...............................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................
3.8 Teknik Analisis Data ...........................................................
3.9 Indikator Keberhasilan Tindakan ........................................
17
17
17
18
18
18
23
23
24
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
4.1 Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian..........................
4.2 Pembahasan............................................................................
27
27
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
5.1 Kesimpulan .............................................................................
5.2 Saran .......................................................................................
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................
66
68
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Halaman
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % ................... 24
Kategori aktivitas siswa per individu berdasar perolehan nilai..... 25
Kriteria keaktifan kelas dalam persen (%).................................... 26
Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas tiap siklus................... 28
Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran Siklus I .................... 34
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I............................... 35
Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus I............................ 36
Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II................... 43
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II.............................. 43
4.7 Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus II..........................
4.8 Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus III.................
4.9 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III............................
4.10 Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus III........................
4.11 Rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran............................
4.12 Rekapitulasi persentase aktivitas siswa tiap siklus......................
4.13 Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus....................
45
52
53
55
56
58
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ..........................................................................
15
3.1 Rangkaian siklus penelitian tindakan kelas.................................
19
4.1 Diagram rekapitulasi kinerja guru tiap siklus..............................
57
4.2 Diagram rekapitulasi aktivitas siswa tiap siklus ........................... ....
59
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus......
62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat-surat
2. Pemetaan SK/KD
3. Silabus
4. RPP
5. Lks dan lembar analisis
6. LTS
7. Alat penilaian Kinerja Guru
8. Foto Dokumentasi
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
( Skripsi )
Oleh :
RENY ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ..........................................................................
15
3.1 Rangkaian siklus penelitian tindakan kelas.................................
19
4.1 Diagram rekapitulasi kinerja guru tiap siklus..............................
57
4.2 Diagram rekapitulasi aktivitas siswa tiap siklus ........................... ....
59
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus......
62
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
i
ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1
1
4
5
5
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1 Aktivitas Belajar...................................................................
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian .........................
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar ............................................
2.4 Kerangka Berfikir ................................................................
2.5 Hipotesis Tindakan ..............................................................
8
8
9
10
14
16
III. METODE PENELITIAN ............................................................
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................
3.2 Setting Penelitian .................................................................
3.3 Faktor yang Diteliti ..............................................................
3.4 Sumber Data ........................................................................
3.5 Rencana Tindakan ...............................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................
3.8 Teknik Analisis Data ...........................................................
3.9 Indikator Keberhasilan Tindakan ........................................
17
17
17
18
18
18
23
23
24
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
4.1 Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian..........................
27
27
4.2 Pembahasan............................................................................
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
1.1 Kesimpulan .............................................................................
1.2 Saran .......................................................................................
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................
66
68
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas
TK. Bandung: Yrama Widya.
Untuk Guru SD, SLB, &
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Dasna, I.Wayan.2007. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar(LearningCycle)
http:/lubisgrafura.wordpress.com
Diaksas tanggal 24 April 2012.
Fajaroh, F., Dasna, I.W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle.
http:/lubisgrafura.wordpress.com
Diaksas tanggal 24 April 2012.
G. A. K. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Terbuka.Jakarta.
Hartono, Yusuf. Pendekatan Matematika Realistik. Maret 2011. Hartono Files
blog. http://masdjiwanto.files.wordpress.com/2011/03.diakses tanggal 2
Mei 2012.
Hirawan, I. Kadek. 2008. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning
Cycle ) http://fromlearningtoteaching.blogspot.com/2008/05/lesson-model
inquiry.html.diaksas tanggal 24 April 2012.
Iskandar, S.M. 2005. Perkembangan dan Penelitian Daur Belajar. Makalah
Semlok Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Jurusan Kimia UM. Juni
2005.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: PT Rajawali Pers.
Sebagai
Maryana dan Soedarinah. 2001. Dasar-dasar PMIPA. Surakarta: UNS Press.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Dirjen Dikti Drpartemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran
Matematika. 2010. Jakarta.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip - Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahayu, Eka Galih. 2009. Meningkatkan Aktivitas, Minat, dan Kemampuan
Kognitif IPA Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Siklus
Belajar dengan Pendekatan Kooperatif (PTK pada Siswa Kelas VII-D
SMP Negeri 2 Natar Lampung Selatan. Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Sardiman . 2010. Interaksi
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
SDN 1 Sukoharjo yang pembelajarannya masih menggunakan cara konvensional.
Aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas II masih rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model siklus belajar. Siklus belajar memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kompetensi dengan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes
dan non tes. Alat pengumpulan data berupa instrumen soal dan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model siklus belajar dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian siswa yang dilihat
dari hasil belajar siswa. Persentase siswa aktif pada siklus I mencapai 68,42%,
siklus II 78,94%, dan siklus III 84,21%. Hasil belajar siswa siklus I mencapai
ketuntasan 63,20%, siklus II 73,68%, dan siklus III 84,21%.
Kata kunci : model siklus belajar, aktivitas, dan kemampuan berhitung perkalian.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak lepas dari hasil
perkembangan Matematika. Untuk menguasai dan mengembangkan teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata
pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah
Dasar (SD). Matematika diajarkan di Sekolah Dasar karena pelajaran itu nantinya
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pengajarannya
sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai mata
pelajaran Matematika.
Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran
Matematika di SD adalah:
(a) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, (b)
mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, (c) mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah, (d) mengembangkan kemampuan
menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui
pembicaraan lisan, tulisan, grafik, peta dan diagram.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolahsekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lainnya. Namun demikian banyak yang menganggap bahwa
pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling sulit, menakutkan,
menjenuhkan dan tidak menyenangkan. Siswa pada umumnya menganggap
bahwa mata pelajaran Matematika
Pelajaran yang kerap
dihindari seperti kerapnya untuk tidak dipelajari. Berbicara mengenai Matematika
itu sulit tentunya tidak lepas dari ketidaksenangan dari peserta didik tentang mata
pelajaran Matematika itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan penulis, perkalian termasuk topik
yang sulit dipahami siswa. Ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian tentang
operasi hitung perkalian menunjukkan bahwa dari 19 siswa kelas II SD Negeri 1
Sukoharjo yang mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60 hanya 8
siswa, sedangkan 11 siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditentukan. Jadi tingkat ketercapaian siswa hanya 42 %. Hal ini
dikarenakan dalam menyampaikan konsep perkalian, guru menggunakan cara
konvensional yaitu dengan memaksa anak untuk menghafal secara mencongak.
Dengan penyampaian seperti itu tentu saja selain mematikan kreativitas anak juga
menghilangkan unsur belajar bermakna. Menyampaikan materi dalam Matematika
memang sebaiknya berangkat dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang
abstrak, sebagaimana dinyatakan oleh Maryana dan Soedarinah (2001: 65)
Matematika
dalam urutan tertentu, bermula dari urutan sederhana kemudian menuju ke hal
yang rumit, bermula dari hal
Materi perkalian diperkenalkan kepada para siswa ketika mereka menginjak kelas
II SD. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga
kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1-10 seharusnya sudah
dikuasai oleh peserta didik kelas II semester 2, karena penguasaan materi
perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung
selanjutnya. Peserta didik yang telah menguasai kemampuan melakukan operasi
perkalian dua bilangan 1-10, lebih dapat melakukan operasi-operasi hitung yang
lainnya, di antaranya operasi perkalian tiga bilangan, operasi hitung pembagian
operasi hitung campuran dan soal cerita.
Di kelas ini, para siswa dituntut untuk segera menghafal perkalian dan pembagian,
karena jika tidak segera hafal, anak akan merasa kesulitan jika telah menginjak
materi Matematika di kelas berikutnya. Perkalian mungkin memang susah, tapi
setidaknya seorang guru dapat membuatnya menjadi lebih menyenangkan. Salah
satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan Matematika adalah
kebebasan mereka bereksperimen dengan Matematika tersebut. Tentu saja untuk
bisa bereksperimen anak-anak harus kaya akan teknik. Dengan demikian anak
akan mudah memahami dan selanjutnya hafal dengan sendirinya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari guru.
Salah satu model pembelajaran yang memberi kebebasan peserta didik untuk
bereksperimen dan menemukan jawaban dari masalah yang ada yaitu model
Siklus Belajar. Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centered). Siklus Belajar merupakan
rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
peserta didk dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Dengan model Siklus Belajar,
diharapkan pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman yang lebih
bermakna dan utuh bagi para siswa serta untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian tindakan kelas yang
berjudul: Peningkatan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model Siklus Belajar pada siswa kelas II SDN 1 Sukoharjo
semester II tahun pelajaran 2011/2012.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
a.
Guru cenderung memberikan hafalan tanpa disertai pemahaman pada konsep
matematika.
b.
Adanya anggapan siswa, pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit
dipahami sehingga hasil belajar matematika rendah.
c.
Ada kecenderungan siswa mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak
kreatif dalam mencari cara baru.
d.
Hasil belajar matematika siswa tergolong masih rendah sebab nilai rata-rata
siswa di bawah KKM, yaitu kurang dari 60,00.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: apakah dengan menggunakan model Siklus Belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SDN 1
Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2011/2012?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan menggunakan model Siklus
Belajar pada siswa kelas II
SDN 1 Sukoharjo semester II tahun pelajaran
2011/2012.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat, di antaranya yaitu :
a.
Bagi Siswa
Meningkatnya kemampuan berhitung perkalian khususnya dapat menambah
kecepatan dan keakuratan dalam berhitung perkalian, sehingga peserta didik
lebih menyenangi pembelajaran berhitung.
b.
Bagi Guru
Memberi arahan dalam proses pembelajaran dan memberi solusi untuk
mengajarkan
perkalian
yang
menyenangkan
dalam
mata
pelajaran
Matematika.
c.
Bagi Sekolah
Memberikan
sumbangan
pemikiran
dalam
meningkatnya
kualitas
pembelajaran, karena dengan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi sekolah dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian.
d.
Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi pedagogik pada diri peneliti,
sekaligus memberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas sehingga
dapat menjadi guru yang profesional.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu dikemukakan pembatasan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut.
a.
Model Siklus Belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered). Siklus Belajar merupakan rangkaian tahap-tahap
kegiatan yang diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan
berperanan aktif.
b.
Akivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang relevan dengan
pembelajaran yang terdiri dari memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi
atau bertanya antar siswa dengan guru, mengerjakan LK secara berkelompok,
berdiskusi, mempresentasikan dan memperhatikan presentasi hasil diskusi,
berkompetisi dalam mengerjakan soal, serta bertanya atau memberi
tanggapan dalam diakusi kelas.
c.
Kemampuan berhitung perkalian siswa merupakan hasil belajar siswa yang
dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Siklus
Belajar. Hasil belajar hanya terbatas pada aspek kognitif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berfikir maupun berbuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 23),
aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa
yang menunjang keberhasilan belajar. Sardiman (2010:100) mengemukakan
bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar.
Kunandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan
siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas
belajar adalah segala bentuk keterlibatan siswa baik fisik, maupun mental yang
ditunjukkan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar.
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa
semua
Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan
keterampilan aljabar yang digunakan untuk memformulasikan persoalan
Matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitung yang diperlukan
dalam semua aktivitas kehidupan manusia sehari-sehari. Seperti halnya
keterampilan yang lain, untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu
proses:
a.
Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang.
b.
Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan.
c.
Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung.
d.
Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan penghitungan.
Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh
karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari
perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung perkalian
adalah kemampuan yang memerlukan penalaran yang digunakan untuk
memecahkan persoalan hitung dengan cara menjumlahkan secara berulang.
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar
a.
Pengertian Model Siklus Belajar
Siklus belajar adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada anak didik (student
centre). Siklus belajar merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase)
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat menguasai
kompetensi- kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan
berperanan aktif. Model siklus belajar termasuk kependekatan kontruktivistik
karena sisiwa sendiri yang mengkonstruksi pemahamannya.(I Kadek Adi Hirawan
: 2008)
Menurut I Wayan Dasna (2007), Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam
penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang
diatur sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensikompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperanan aktif.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Siklus Belajar adalah
suatu model pembelajaran berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang
memberikan kasempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas
dan kompetensi dengan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b. Fase - Fase Siklus Belajar
Siklus belajar 5E terdiri atas 5 fase yaitu Engagement, Exploration, Explanation,
Elaboration dan Evaluation. (Fajaroh,Fauziatul dan Dasna: 2007)
Berikut ini penjelasan masing-masing tahap siklus belajar model 5E :
1
Engagement (Menarik Perhatian-Mengikat)
Pada fase ini, di lakukan aktifitas yang menarik minat siswa. Aktifitas tersebut
membantu siswa membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya.
Pada tahap ini guru : a) membangkitkan minat. b) membangkitkan rasa ingin tahu.
c) mengajukan pertanyaan dan d) mendatangkan jawaban sehingga membuka apa
yang di ketahui oleh siswa mengenai topik .
2
Exploration (Eksplorasi)
Pada tahap eksplorasi, siswa mengamati sifat, bentuk hubungan sederhana, pola
catatan dan mengajukan pertanyaan tentang kejadian-kejadian untuk membangun
kesadaran mendasar tentang sifat bahan dan gagasan. Mereka memilki
kesempatan untuk terlibat secara langsung dengan fenomena. Peran guru pada
tahap ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Pada tahap ini guru : a) mendorong siswa untuk bekerja tanpa pengajaran
langsung dari guru. b) mengamati dan mendengarkan siswa saat mereka saling
berinteraksi. c) mengajukkan pertanyaan penyelidikan untuk mengarahkan
penilitian siswa.d) memberikan waktu untuk meneliti. e) menyediakan waktu agar
siswa dapat memecahkan masalah. f ) bertindak sebagai konsultan bagi siswa ,
sedangkan siswa pada tahap ini berfikir bebas, namun dalam batasan aktifitas,
menguju prediksi dan hipotesis. Membentuk prediksi baru dan hipotesis. Mencoba
alternatif dan mendiskusikannya dengan yang lain. Mencatat pengamatan dan
gagasan dan menangguhkan penilian.
3
Explanation (Menjelaskan)
Pada fase ini, guru membantu siswa memahami hasil observasi dan pertanyaan
yang muncul dari pengamatan. Guru meminta siswa menjelaskan apa yang
mereka lihat dan memberikan penjelasan mengapa hal tersebut terjadi. Kemudian,
guru memperkenalkan penjelasan ilmiah melalui pengajaran formal dan
langsung.guru menghubungkan penjelasn ilmiah dengan bukti fisik dan eksplorasi
dan engagement serta menghubungkannya dengan penjelasan yang di berikan
siswa. Metode verbal paling sering digunakan, namun guru dapat juga
memanfaatkan video, buku, presentasi, multimedia dan komputer.
Pada tahap ini guru : a) Mendorong siswa menjelaskan konsep dan definisi
dengan kata-kata sendiri. b) Meminta bukti (justifikasi) dan klasifikasi dari siswa.
c) Secara formal menyediakan definisi dan penjelasan. d) Menggunakan
pengalaman siswa sebelumnya sebagai dasar untuk menjelaskan konsep.
4
Elaboration (Elaborasi)
Pada fase ini, pengalaman baru di rancang untuk membantu siswa membangun
pemahaman yang luas tentang konsep yang telah di terangkan. Siswa memperluas
konsep lain yang berhubungan, serta mengaplikasikannya pemahaman mereka
dalam dunia nyata. Siswa bekerja secara kooperatif, mengidentifikasi dan
menyelesaikan aktifitas baru. Seringkali melibatkan inkuiri, kerja laboratorioum,
problem solving dan pengambilan keputusan.
Pada tahap ini guru ;a) mendorong siswa menggunakan definisi, identifikasi dan
pengetahuan yang di berikan sebelumnya. b) Mendorong siswa untuk menerapkan
atau memperluas konsep serta keterampilan dalam situasi baru. c) Meningkatkan
siswa tentang penjelasan alternatif. d) Merujuk siswa pada data dan bukti yang
ada serta bertanya.
5
Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dan asesmen muncul di semua tahap selama proses pengajaran. Pada
tahap ini dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga
evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pebelajar
melalui problem s o l v i n g d a l a m k o n t e k s b a r u y a n g k a d a n g - k a d a n g
mendorong
pebelajar melakukan investigasi lebih lanjut. Untuk
mengetahui pemahaman siswa, dilakukan tes kecil.Rubrik, observasi guru,
wawacara siswa, portofolio, produk, peta konsep dan diagram dapat digunakan
untuk menilai pemahaman konsep siswa.
Pada tahap ini guru: a) mengamati siswa saat menerapkan konsep dan
keterampilan baru. b) Menilai pengetahuan dan keterampilan baru. c) Mencari
adanya perubahan cara berfikir atau sikap siswa. d) Memberikan kesempatan bagi
siswa menilai pembelajaran mereka sendiri dan keterampilan proses kelompok.
c.
Keunggulan Model Siklus Belajar
Keunggulan model siklus belajar yaitu ;
1
Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar ,keakraban, saling
menghargai, partisipasi, dan kemampuan berbahasa peserta didik,
2
Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan,
3
Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat.
4
Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran.
5
Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa
6
Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.4 Kerangka berfikir
Pada
kondisi
awal,
guru
masih
menggunakan
cara
konvensional
dalam
menyampaikan konsep perkalian.Hal ini berdampak terhadap rendahnya kemampuan
berhitung siswa.
Setelah guru menerapkan model Siklus Belajar, siswa menjadi lebih tertarik dan
senang dalam mata pelajaran Matematika khususnya berhitung perkalian, selain itu
siswa mampu menyelesaikan masalah berhitung perkalian. Pada kondisi akhir
kemampuan berhitung siswa terhadap materi perkalian meningkat. Penelitian ini
dilakukan dalam tiga siklus dan diakhiri sampai didapat hasil yang mencapai rata-rata
kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mencapai 75% dari semua
siswa kelas II.
GURU
KONDISI
Pembelajaran matematika
terutama dalam hal
perkalian, belum
menggunakan model
siklus belajar
SISWA
Rendahnya
kemampuan
berhitung
perkalian
Siklus I
60% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60.00
Siklus II
TINDAKAN
Menerapkan model
siklus belajar untuk
mengajarkan perkalian
65% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60,00
Siklus III
KONDISI
AKHIR
75% dari jumlah
siswa
memperoleh nilai
di atas KKM
yaitu 60,00
Meningkatkan
kemampuan berhitung
perkalian
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas seba
Belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SDN 1
Sukoharjo semester II Tahun Pelajaran 2011/201
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan
merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas ( Kunandar, 2010 : 46)
3.2
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012. Lokasi sekolah berada di Kelurahan Sukoharjo Kecamatan
Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo sebanyak 19 orang
siswa yang terdiri atas 9 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian dimulai pada bulan Maret s.d. Agustus tahun 2012, dimulai dari tahap
persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian.
3.3
Faktor yang Diteliti
Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran guru,
aktifitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika.
3.4
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan
guru.
a.
Siswa: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran.
b.
Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
menghitung perkalian
dengan
model
Siklus Belajar dalam
proses
pembelajaran.
3.5
Rencana Tindakan
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan
kemampuan berhitung perkalian siswa dengan model Siklus Belajar.
Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Permasalaha
Planning I
Siklus I
Acting I
Reflecting I
Observing I
Permasalahan
baru hasil
relecting
Planning II
Acting II
Siklus II
Reflecting II
Observing II
Permasalahan
baru hasil
relecting
Siklus III
Planning II
Reflecting II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Acting II
Observing II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 3.1. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber; Arikunto, dkk 2006: 74)
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan ini meliputi langkah-langkah;
Sikulus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :
a.
Perencanaan (Planning)
Tindakan yeng dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan kelas.
2.
Merencanakan
(membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran)
untuk
pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 1
Sukoharjo dan membuat alat evaluasi.
3.
Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan.
4.
Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model Siklus Belajar.
5.
Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan berhitung perkalian pada
pelajaran matematika siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang
digunakan dapat ditingkatkan.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus.
Siklus pertama :
Pada siklus ini yang menjadi materi pelajaran adalah menghitung perkalian
dengan cara penjumlahan berulang. Guru melakukan tanya jawab untuk
mengeksplorasi pengetahuan awal dan pengalaman siswa. Kemudian siswa
balajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.
Pada setiap kelompok diberi lembar kerja. Setiap kelompok diberi kebebasan
bekerja disertai dengan bimbingan guru untuk kelompok yang mengalami
kesulitan. Setiap kelompok diajak dalam diskusi kelas untuk mempresentasikan
hasil diskusi setiap kelompok. Guru memberi penjelasan untuk meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi selama diskusi. Guru juga memberi penghargaan
untuk kelompok dengan hasil terbaik.
Kemudian diadakan evaluasi dengan metode tanya jawab serta memberi lembar
tugas siswa yang dikerjakan secara individu. Hal ini dilakukan untuk melihat
peningkatan kemampuan siswa secara individu.
Siklus kedua :
Materi pembelajaran pada siklus kedua adalah menyelesaikan masalah perkalian
dengan cara membilang loncat. Pada siklus ini siswa bekerja dalam kelompok
kecil untuk menyelesaikan masalah perkalian yang diberikan guru. Siswa
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru mengadakan kimpetisi antar kelompok
untuk menyelesaikan masalah perkalian di papan tulis. Guru memberikan
apresiasi dan penghargaan bagi kelompok terbaik.
Guru membimbing pada saat pembelajaran berlangsung. Kriteria keberhasilan
pada siklus kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, observasi, dan
refleksi sama seperti siklus pertama.
Siklus Ketiga :
Materi pembelajaran pada siklus ketiga adalah menyelesaikan masalah perkalian
dengan menggunakan teknik jarimatika. Siswa bekerja dalam kelompok kecil
untuk menyelesaikan masalah perkalian dengan cara masing-masing. Setelah
siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru mengajarkan siswa cara berhitung
cepat dengan menggunakan teknik jarimatika. Pada akhir pembelajaran siswa
diberi kebebasan untuk memilih cara yang mereka suka untuk menyelesaikan
masalah perkalian.
Guru membimbing pada saat pembelajaran berlangsung. Kriteria keberhasilan
pada siklus kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, observasi, dan
refleksi sama seperti siklus kedua.
c.
Pengamatan (Observing)
Kegiatan ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan
observasi dilakukan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi
dilaksanakan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik
mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan
tersebut selama proses pembelajaran.
d. Releksi (Reflecting)
Pada langkah refleksi, peneliti menganalisis hasil tes dan observasi. Hasil analisis
digunakan untuk mengadakan
revisi
terhadap perencanaan
yang
telah
dilaksanakan guna perbaikan kinerja peneliti. Kelebihan-kelebihan pada siklus
sebelumnya
dipertahankan
sedangkan
kekurangannya
diperbaiki
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, dan observasi.
a.
Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
untuk
b.
Observasi: digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan
kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
3.7
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam PTK ini meliputi tes dan observasi.
a.
Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa.
b.
Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa mencakup ;
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Menggunakan alat peraga.
3.
Berdiskusi dalam kelompok
4.
Mengerjakan LKS dan LTS
5.
Bertanya dan menanggapi pertanyaan kelompok lain saat
presentasi.
6.
Berkompetisi dalam mengerjakan tugas
3.8
Teknik Analisis Data
a.
Analisis Hasil Belajar Siswa
Dari hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus. Peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat
dengan menggunakan rumus:
=
Keterangan:
x
: nilai rata-rata
jumlah nilai siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan
rumus sebagai berikut:
=
100
Tabel 3.1.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan (%)
80%
60-79%
40-59%
20-39%
75
Kategori
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Pasif
Untuk menghitung persentase siswa aktif secara klasikal digunakan rumus
sebagai berikut:
=
100%
Tabel 3.3. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen (%)
Siswa aktif (%)
Arti
Sangat tinggi/sangat aktif
60-79
Tinggi/aktif
40-59
Sedang/cukup aktif
20-39
Rendah / kurang aktif
< 20
Sangat rendah/pasif
(Sumber: Adaptasi Aqib, dkk 2009 : 41)
3.9
Indikator Keberhasilan Tindakan
Penerapan penggunaan model siklus belajar dikatakan berhasil jika:
a.
Persentase siswa aktif meningkat setiap siklusnya yakni 65% pada siklus I,
70% pada siklus II, dan 80% pada siklus III.
b.
Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya yakni pada siklus I
nilai rata-rata kelas 60, pada siklus II nilai rata-rata 65, dan pada siklus III
nilai rata-rata 70.
c.
Tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal mencapai 75% ke atas, atau
masuk kategori tinggi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan model siklus belajar
pada kelas II SD Negeri 1 Sukoharjo, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
a.
Model siklus belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.pada siklus I
rata-rata aktivitas klasikal siswa sebesar 71,65% dengan siswa aktif 68,42%,
siklus II 77,19% dengan siswa aktif 78,94%, siklus III rata-rata mencapai
82,74% dengan siswa aktif 84,21%.
b.
Model siklus belajar dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 61,05 dengan ketuntasan 63,20%, siklus II
65,79 dengan ketuntasan 73,68%, dan siklus III mencapai 73,68 dengan
ketuntasan 84,21%.
Dengan demikian, pembelajaran dengan model siklus belajar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar dalam hal ini kemampuan berhitung perkalian siswa
kelas 2 SD Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
5.2 Saran
a.
Bagi siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dari berbagai
aktivitas yang dilakukan.
b.
Bagi guru diharapkan terus menggunakan model siklus belajar untuk materi
pembelajaran yang lain.
c.
Sebaiknya guru menempatkan siswa dalam kelompok yang heterogen
berdasarkan nilai akademik siswa, sehingga siswa yang kurang aktif akan
mencapai ketuntasan belajar dibantu siswa yang lebih aktif dalam
kelompoknya.
d.
Hendaknya sebelum memulai pembelajaran model siklus belajar guru
menjelaskan peran siswa dalam kelompok dan memberikan petunjuk saat
melakukan eksperimen, demonstrasi maupun diskusi kelompok.
e.
Bagi pihak skolah diharapkan memberikan fasilitas dan dukungan kepada
guru untuk melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
( Skripsi )
Oleh :
RENY ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
SDN 1 Sukoharjo yang pembelajarannya masih menggunakan cara konvensional.
Aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas II masih rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian dengan
menggunakan model siklus belajar. Siklus belajar memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan kompetensi dengan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes
dan non tes. Alat pengumpulan data berupa instrumen soal dan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model siklus belajar dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan berhitung perkalian siswa yang dilihat
dari hasil belajar siswa. Persentase siswa aktif pada siklus I mencapai 68,42%,
siklus II 78,94%, dan siklus III 84,21%. Hasil belajar siswa siklus I mencapai
ketuntasan 63,20%, siklus II 73,68%, dan siklus III 84,21%.
Kata kunci : model siklus belajar, aktivitas, dan kemampuan berhitung perkalian.
Judul Skripsi
:
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN
KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL
SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012)
Nama Mahasiswa
:
Reny Astuti
Nomor Pokok Mahasiswa
:
1013137018
Program Studi
:
S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan
:
Ilmu Pendidikan
Fakultas
:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
e Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing
Dr. Abdurrahman, M.Si.
NIP 19681210 199303 1 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Pembimbing
: Dr. Abdurrahman, M. Si.
Penguji
Bukan Pembimbing
: Drs, M. Coesamin, M. Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 196003 15198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 2 Agustus 2012
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
nama mahasiswa
NPM
jurusan
program studi
fakultas
Menyatakan
dengan
: Reny Astuti
: 1013137018
: Ilmu Pendidikan
: S-1 PGSD
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unuversitas Lampung
sesungguhnya
bahwa
skripsi
saya
yang
berjudul
Peningkatan Aktivitas Dan Kemampuan Berhitung Perkalian Dengan Model
Siklus Belajar (PTK Pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012)
-benar hasil karya saya sendiri. bukan
plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain. Adapun kutipan
dalam skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya,
dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Reny Astuti
NPM 1013137018
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati karya ini kupersembahkan untuk:
1.
Ayah dan ibu tercinta yang selalu membimbingku, mengingatkanku dalam
kebaikan, dan mendoakan untuk keberhasilanku.
2.
Kakakku Nuraini Yusuf beserta keluarga ( Kak Fahrurozi dan keponakanku
Farhan tersayang), yang terus memotivasi dan memberikan kesadaran bagiku
akan tugas dan tanggung jawabku dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Sahabat-sahabatku; Yola, Sri Rahayu, Nurhalimah, Nichen, Rina Heni, Mba
Nisa, Nia, Mba Lis, kiki, dan Miramto. Terimakasih atas doa, semangat,
motivasi dan bantuannya selama ini, baik dalam meminjamkan buku,
sumbangan tenaga, pikiran, dan lain sebagainya.
4.
Teman - teman satu angkatan Bu Warsilah dan Pak Abdul Karim, dan semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Di dalam hidup, nilai tertinggi adalah kesederhanaan. Tetapi hidup tidak boleh
sederhana, hidup harus kuat, besar, luas, dan bermanfaat. Yang sederhana
adalah sikapnya.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sumbergede, Kecamatan Sekampung, Kabupaten
Lampung Timur, pada tanggal 11 Maret 1989. Penulis adalah anak kedua dari dua
bersaudara, dari pasangan Bapak Wiji Suwarno dan Ibu Munjiati.
Pendidikan penulis diawali di Taman KanakSekampung, selesai pada tahun 1995. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
di SD Negeri 3 Sumbergede, selesai tahun 2001. Tahun 2004 penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3
Kota Metro dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 4 Kota Metro pada tahun 2007.
Setelah menyelesaikan studi SMA, penulis melanjutkan pendidikan Diploma 2
(D2) program studi D2 PGSD di Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung
melalui jalur PPKHB Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Lampung Timur, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Program
Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peningkatan Aktivitas Dan
Kemampuan Berhitung
Perkalian Dengan Model Siklus Belajar (PTK Pada Siswa Kelas II SDN 1
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr.Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2.
Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan;
3.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung;
4.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Lampung;
5.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro;
6.
Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku pembimbing atas kesediaannya
meluangkan waktu bagi penulis guna memberikan bimbingan, saran, dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi. Penuh dengan kesabaran dan
ketelitian dalam mengoreksi isis skripsi penulis sehingga menjadikan karya
ini menjadi lebih baik dan mudah dipahami;
7.
Bapak Drs, M. Coesamin, M. Pd., selaku Penguji bukan pembimbing pada ujian
skripsi. Terimakasih atas saran, kritik, dan motivasi yang telah diberikan sehingga
penulis memiliki semangat tinggi dalam menyelesaikan skripsi ini;
8.
Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Unila yang penuh dengan
rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun di luar kampus;
9.
Bapak Hi.Nurmansyah,S.Pd., selaku Kasubag FKIP yang telah banyak memberikan
motivasi, saran dan bantuan demi kelancaran skripsi;
10. Ibu Siti Romlah, S.Pd., Kepala SD N 1 Sukoharjo yang telah memberikan
izin peneliti untuk melaksanakan penelitian pada lembaga yang dipimpinnya,
serta memberikan izin kepada peneliti yang harus sering meninggalkan kelas
untuk melakukan bimbingan demi kelancaran skripsi;
11. Ibu Wahyu Lestari, ibu Siti Aminah, serta rekan-rekan pendidik di SDN 1
Sukoharjo, yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan
informasi dan motivasi demi kelancaran penelitian;
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala
bantuan, bimbingan dan saran yang telah diberika menjadi amal kebaikan dan
mendapat balasan dari Allah S.W.T.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Bandar Lampung,
Agustus 2012
Penulis
Reny Astuti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
i
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1
1
4
5
5
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1 Aktivitas Belajar...................................................................
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian .........................
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar ............................................
2.4 Kerangka Berfikir ................................................................
2.5 Hipotesis Tindakan ..............................................................
8
8
9
10
14
16
III. METODE PENELITIAN ............................................................
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................
3.2 Setting Penelitian .................................................................
3.3 Faktor yang Diteliti ..............................................................
3.4 Sumber Data ........................................................................
3.5 Rencana Tindakan ...............................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................
3.8 Teknik Analisis Data ...........................................................
3.9 Indikator Keberhasilan Tindakan ........................................
17
17
17
18
18
18
23
23
24
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
4.1 Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian..........................
4.2 Pembahasan............................................................................
27
27
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
5.1 Kesimpulan .............................................................................
5.2 Saran .......................................................................................
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................
66
68
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Halaman
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % ................... 24
Kategori aktivitas siswa per individu berdasar perolehan nilai..... 25
Kriteria keaktifan kelas dalam persen (%).................................... 26
Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas tiap siklus................... 28
Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran Siklus I .................... 34
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I............................... 35
Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus I............................ 36
Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II................... 43
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II.............................. 43
4.7 Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus II..........................
4.8 Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus III.................
4.9 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III............................
4.10 Distribusi frekuensi tes formatif siswa siklus III........................
4.11 Rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran............................
4.12 Rekapitulasi persentase aktivitas siswa tiap siklus......................
4.13 Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus....................
45
52
53
55
56
58
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ..........................................................................
15
3.1 Rangkaian siklus penelitian tindakan kelas.................................
19
4.1 Diagram rekapitulasi kinerja guru tiap siklus..............................
57
4.2 Diagram rekapitulasi aktivitas siswa tiap siklus ........................... ....
59
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus......
62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat-surat
2. Pemetaan SK/KD
3. Silabus
4. RPP
5. Lks dan lembar analisis
6. LTS
7. Alat penilaian Kinerja Guru
8. Foto Dokumentasi
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
( Skripsi )
Oleh :
RENY ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(PTK pada Siswa Kelas II SDN 1 Sukoharjo
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RENY ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ..........................................................................
15
3.1 Rangkaian siklus penelitian tindakan kelas.................................
19
4.1 Diagram rekapitulasi kinerja guru tiap siklus..............................
57
4.2 Diagram rekapitulasi aktivitas siswa tiap siklus ........................... ....
59
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa tiap siklus......
62
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
i
ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1
1
4
5
5
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1 Aktivitas Belajar...................................................................
2.2 Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian .........................
2.3 Hakekat Model Siklus Belajar ............................................
2.4 Kerangka Berfikir ................................................................
2.5 Hipotesis Tindakan ..............................................................
8
8
9
10
14
16
III. METODE PENELITIAN ............................................................
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................
3.2 Setting Penelitian .................................................................
3.3 Faktor yang Diteliti ..............................................................
3.4 Sumber Data ........................................................................
3.5 Rencana Tindakan ...............................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................
3.8 Teknik Analisis Data ...........................................................
3.9 Indikator Keberhasilan Tindakan ........................................
17
17
17
18
18
18
23
23
24
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
4.1 Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian..........................
27
27
4.2 Pembahasan............................................................................
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
1.1 Kesimpulan .............................................................................
1.2 Saran .......................................................................................
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................
66
68
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas
TK. Bandung: Yrama Widya.
Untuk Guru SD, SLB, &
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Dasna, I.Wayan.2007. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar(LearningCycle)
http:/lubisgrafura.wordpress.com
Diaksas tanggal 24 April 2012.
Fajaroh, F., Dasna, I.W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle.
http:/lubisgrafura.wordpress.com
Diaksas tanggal 24 April 2012.
G. A. K. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Terbuka.Jakarta.
Hartono, Yusuf. Pendekatan Matematika Realistik. Maret 2011. Hartono Files
blog. http://masdjiwanto.files.wordpress.com/2011/03.diakses tanggal 2
Mei 2012.
Hirawan, I. Kadek. 2008. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning
Cycle ) http://fromlearningtoteaching.blogspot.com/2008/05/lesson-model
inquiry.html.diaksas tanggal 24 April 2012.
Iskandar, S.M. 2005. Perkembangan dan Penelitian Daur Belajar. Makalah
Semlok Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Jurusan Kimia UM. Juni
2005.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: PT Rajawali Pers.
Sebagai
Maryana dan Soedarinah. 2001. Dasar-dasar PMIPA. Surakarta: UNS Press.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Dirjen Dikti Drpartemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran
Matematika. 2010. Jakarta.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip - Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahayu, Eka Galih. 2009. Meningkatkan Aktivitas, Minat, dan Kemampuan
Kognitif IPA Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Siklus
Belajar dengan Pendekatan Kooperatif (PTK pada Siswa Kelas VII-D
SMP Negeri 2 Natar Lampung Selatan. Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Sardiman . 2010. Interaksi