PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
SRI RAHAYU
Berdasarkan data awal yang diperoleh di SD N 1 Sukadana Ilir yaitu hasil belajar siswa pada ulangan semester ganjil tanggal 6 desember 2011 masih sangat rendah khususnya pelajaran matematika, sebanyak 5 siswa (27,8%) siswa tuntas. Sedangkan 13 siswa (72,2%) siswa belum tuntas. Berdasarkan kenyataan di atas guru menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Penelitian ini melibatkan 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, kelas IIIA di SD N 1 Sukadana Ilir pada semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar. Selanjutnya data
(2)
dianalisis dengan analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam proses pembelajaran Matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (8518%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
(3)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
SRI RAHAYU
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(4)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
SRI RAHAYU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pikir ... 22
3.1 Bagan Siklus PTK ... 29
4.1 Persentase Aktivitas Siswa Persiklus ... 75
4.2 Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 76
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Analisis Masalah ... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1
Belajar dan Pembelajaran... 9
2.2
Aktivitas Belajar ... 13
2.3
Hasil Belajar ... 14
2.4
Pembelajaran Kooperatif Teknik
Student Teams Achievement Division
(STAD) ... 15
2.5
Kerangka Pikir ... 20
2.6
Hipotesis ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1
Subjek Penelitian ... 24
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3
Faktor yang Diteliti ... 25
3.4
Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5
Instrumen Penelitian ... 26
3.6
Teknik Analisis Data ... 27
3.7
Prosedur Penelitian ... 28
(7)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil ... 37
4.2
Pembahasan ... 78
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator Dengan Tema ... 87
2.
Silabus Pembelajaran Tematik ... 89
3.
Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 93
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 94
5.
Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 127
6.
Data Hasil Belajar Siswa ... 137
7.
Analisis Hasil Evaluasi ... 140
8.
Lembar Aktivitas Siswa ... 143
9.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 149
10.
Tabel Penghargaan Kelompok ... 152
11.
Lembar Tugas Siswa (LTS) ... 155
12.
Catatan Lapangan ... 167
13.
Lembar Observasi Kinerja Guru ... 173
14.
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 179
15.
Surat Izin Penelitian ... 184
16.
Surat Keterangan ... 185
17.
Surat Keterangan Penelitian ... 186
18.
Daftar Hadir Seminar Proposal ... 187
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif teknik STAD ... 17
2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 18
2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ... 19
3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen ... 28
4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 44
4.2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 45
4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 46
4.4. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus I ... 48
4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 55
4.6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 56
4.7. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 57
4.8. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus II ... 58
4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 65
4.10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 66
4.11. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 67
4.12. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus III ... 68
4.13. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 74
4.14. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 76
(10)
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(Terjemahan Q.S. Al Insyiroh:6)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
(11)
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Pembimbing
:
Dr. Abdurrahman, M.Si.
Penguji
Bukan Pembimbing
:
Drs. M. Coesamin, M.Pd.
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 196003 15198503 1 003
(12)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
NPM
Program Studi
Judul
:
:
:
:
Sri Rahayu
1013137021
S1 PGSD
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Dengan ini menyetakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Yang Menyatakan
Sri Rahayu
(13)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah S.W.T, skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1.
Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,
serta doa untuk keberhasilanku. Terima kasih untuk semuanya yang tidak
mungkin bisa terbalas. Semoga penulis bisa menjadi kebanggaan untuk bapak
dan ibu.
2.
Keluarga kakakku (Sumiati dan Edi sujarwo dan kedua anaknya, Nindhyta
Lintang Sujarwo dan Nareshwari Amartya Sujarwo), kedua kakakku (Winarko
dan Tri Haryono), dan Adikku Nurhalimah. Terimakasih untuk semua
perhatian, kasih sayang serta motivasi yang diberikan demi keberhasilanku.
3.
Sahabat-sahabatku (Yola Yuniantari, Reny Astuti, Bella Mardika), terimakasih
untuk motivasi dan bantuan yang diberikan semoga persahabatan kita abadi.
4.
Teman-temanku (Miramto, Ibu Warsilah, Lisnawati D.L,Rizqi H., Dewi K.M.,
Ria W.P, Rina Heni, Annisa W, Nichen S, Pak Karim).
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah Swt, dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis,
Sri Rahayu
(14)
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Jurusan
Fakultas
:
:
:
:
:
:
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK STAD (PTK PADA SISWA KELAS
IIIA SD N 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG
TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Sri Rahayu
1013137021
S1 PGSD Dalam Jabatan
Ilmu Pendidikan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing
Dr. Abdurrahman, M.Si.
(15)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Muara Jaya pada tanggal 17 Januari 1987. Penulis adalah
anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Supardi dan Ibu Sudarmi.
Pendidikan yang penulis tempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
SD N 1 Sukadana Ilir tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
diselesaikan di SLTP N 1 Sukadana tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA N 2 Metro diselesaikan pada tahun 2006.
Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa D2 PGSD Unila melalui jalur
Non-SPMB dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa S1 PGSD Universitas Lampung melalui jalur PPKHB
Kabupaten Lampung Timur.
(16)
SANWANCANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., atas segala limpahan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1
Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)”.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro.
6.
Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan
arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
(17)
7.
Bapak Drs. M. Coesamin, M. Pd., selaku dosen pembahas dalam skripsi ini.
Terimakasih atas kritik, saran, dan motivasi yang diberikan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
8.
Bapak Hi. Nurmansyah, S. Pd., selaku Kasubag Pendidikan yang telah
banyak memberikan bantuan, saran, dan motivasi demi kelancaran skripsi ini.
9.
Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Universitas Lampung
yang penuh dengan rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun
di luar kampus.
10.
Ibu Rohmah, S. Pd. SD., selaku kepala SD N 1 Sukadana Ilir yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta
memberikan banyak bantuan demi kelancaran skripsi ini.
11.
Ibu Juita, S. Pd., selaku teman sejawat dalam penelitian ini dan memberikan
banyak informasi, masukan, dan motivasi demi kelancaran dan keberhasilan
penelitian.
12.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
dengan bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan
mendapat balasan pahala disisi Allah S.W.T.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Aminn.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Hasil kegiatan pembelajaran siswa terkadang dapat mencapai hasil yang diharapkan, tetapi terkadang juga tidak. Hal ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan pengembangan kecakapan hidup (life skills) yang diwujudkan melalui seperangkat kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan di masa yang akan datang. Untuk itu sekolah diharapkan dapat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.
Salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah matematika, pelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu sangat
(19)
2
memerlukan kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai pelajaran matematika.
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Banyak siswa mulai tidak kritis dan tidak kreatif terhadap pelajaran yang diterima, artinya siswa hanya sekedar menerima apa yang diajarkan. Siswa tidak semangat untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Belum lagi gejala lain yang muncul, seperti keengganan siswa untuk belajar mandiri, keterasingan siswa terhadap dunianya (dunia anak), ketidakpedulian siswa terhadap lingkungannya, serta berkurangnya minat membaca dan berlatih di kalangan siswa, semuanya itu merupakan fenomena yang harus diceramati bersama.
Pemikiran yang mengarah pada siswa lebih aktif, kritis, kreatif, mandiri, mencintai dunianya peduli pada lingkungannya, serta upaya mentradisikan membaca dan berlatih merupakan modal penting bagi siswa yang akan tumbuh berkembang di era globalisasi ini. Dalam kehidupan sehari-hari anak berhadapan langsung dengan berbagai fakta dan persoalan yang menuntut kesiapan mereka untuk turut memecahkan persoalan yang ada.
Namun setiap siswa mempunyai kepribadian yang unik, berbeda satu dengan yang lainnya. Baik dalam tingkat intelegensi, kondisi fisik dan emosi maupun kemampuan sosialnya. Sementara di sekolah, sebagaian besar anak menerima
(20)
3
layanan pendidikan yang sama. Disamping itu umumnya proses belajar mengajar di sekolah masih termasuk tradisional konvensional dalam arti sangat terstruktur, guru lebih mendominasi, guru banyak menggunakan metode ceramah dan sangat sedikit tuntutan aktif dari siswa. Akibatnya ada sebagian anak yang hasil belajar mereka jauh di bawah teman-teman sekelasnya.
Salah satu pelajaran yang mempunyai hasil belajar rendah di sekolah dasar adalah matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa, karena untuk dapat memahami materi yang terkandung di dalamnya perlu adanya kejelian dalam berpikir, ketelitian dalam pengerjaan, dan waktu yang cukup untuk mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang dikuasai anak disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering takut terhadap matematika, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit.
Dalam hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu pemahaman. Jika dilihat dari hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, sebagian besar nilai siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir masih di bawah KKM 60. Sedangkan syarat ketuntasan yang diharapkan pada standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 60.
Berdasarkan pengamatan dari hasil ulangan semester ganjil pelajaran matematika pada tanggal 6 desember 2011 yang menunjukkan bahwa dari 18 siswa kelas IIIA
(21)
4
SD N 1 Sukadana Ilir terdapat 5 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 13 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 60. Berdasarkan data tersebut berarti tingkat keberhasilan siswa yang memenuhi KKM hanya 27,8 %.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur dimungkinkan juga karena guru belum menggunakan teknik atau pun media pembelajaran serta mendesain skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah cenderung membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru. Siswa sebagai objek bukan subjek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir pada kegiatan pembelajaran matematika, ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa masih banyak yang bercakap-cakap dengan teman sebangkunya. Hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan yaitu siswa yang duduk didepan. Siswa yang duduk dibelakang banyak yang bermain dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang mengganggu teman yang lain. Saat ditanya mengenai materi yang baru disampaikan, sebagian besar dari mereka hanya diam, jika guru memberi kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan tentang materi pelajaran, tidak ada yang bertanya bahkan kelas menjadi hening. Hal tersebut membuktikan bahwa aktivitas belajar mereka terhadap pelajaran matematika masih sangat rendah.
(22)
5
Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahan ini adalah model pembelajaran guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat menjadi lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Salah satu diantaranya adalah teknik Student Team Achievement Division (STAD). Dengan pembelajaran teknik STAD diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan perbaikan proses dan hasil pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik
Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:
a. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IIIA pada mata pelajaran matematika. b. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional dengan
penerapan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab. c. Pembelajaran hanya terpusat pada guru.
(23)
6
d. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, misalnya setiap diberi pertanyaan sebagian besar siswa banyak yang diam dan tidak percaya diri untuk mengeluarkan pendapat.
1.3 Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam hal ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Mengapa hasil belajar siswa tidak bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan?
b. Mengapa minat siswa terhadap pelajaran masih sangat kurang? c. Mengapa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran? 1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik
Student Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yaitu:
(24)
7
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.6 Manfaat Penelitian a. Bagi Guru
1) Teknik Pembelajaran STAD akan menjadi model alternatif bagi para guru dalam melaksanakan tugasnya untuk menanamkan konsep pembelajaran matematika.
2) Dengan adanya teknik pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
b. Bagi Siswa
1) Dengan teknik STAD pembelajaran matematika siswa SD akan lebih bermakna dan lebih optimalnya hasil belajar.
2) Dengan diterapkan teknik STAD pada pembelajaran matematika siswa SD akan berlatih dan dibiasakan berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari.
(25)
8
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu dikemukakan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
a. Model pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division
merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan strategi diskusi dalam kelompok, siswa bekerja sama dalam kelompok dan saling ketergantungan positif untuk mendapatkan satu penghargaan bersama.
b. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang relevan dengan pembelajaran yang terdiri memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi atau bertanya antara siswa dengan guru, mengerjakan LKS secara berkelompok, berdiskusi atau bertanya antar siswa dalam kelompok, mempresentasikan atau memperhatikan presentasi hasil diskusi. Serta bertanya atau menanggapi presentasi hasil diskusi.
c. Hasil belajar dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD. Hasil belajar terbatas pada aspek kognitif.
(26)
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Pada prinsipnya teori belajar Behaviorisme dalam Lapono (2007) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak ragamnya, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Jika tangan seorang anak bengkok karena jatuh dari sepada motor, maka perubahan seperti itu tidak dapat dikategorikan sebagai perubahan hasil belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang karena mabuk tidak dapat dikategorikan sebagai hasil perubahan tingkah laku karena belajar. Atas pijakan yang demikian, maka karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar, menurut penjelasan Tim Dosen Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal seperti dikutip berikut ini.
(27)
10 a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan tingkah laku atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relative lama. Perubahan tingkah laku tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha tersebut. Oleh karena itu, menurut Ruminiati (2008: 1.3-1.4) proses terjadinya perubahan tingkah laku tanpa usaha tidak disebut belajar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Slameto dalam Kurnia (2007: 1.30) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis, maka ia akan memahami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Menurut Skinner dalam Ruminiati (2008: 1. 3) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Dalam
(28)
11 perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
Winkel dalam Kurnia ( 2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Itu berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seseorang memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang jika terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan
Menurut Lapono (2007) perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
(29)
12 f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Kurnia (2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang menghasilkan perubahan sikap yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi aspek perubahan tingkah laku berhubungan erat dengan aspek lainnya.
Sedangkan pembelajaran menurut Morgan (dalam Kurnia, 2008) merupakan interaksi antara guru dan peserta yang menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.
Selain itu, menurut Suprijono (2009: 13) pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar diartikan sebagai perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap, menyeluruh, dan dilakukan secara sadar. Sedangkan pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi dialog interaktif. Sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi berbagai permasalahan dengan cara yang berbeda-beda.
(30)
13 2.2 Aktivitas Belajar
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Sardiman (2003:95) mengemukakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk merubah tingkah laku atau melakukan kegiatan untuk merubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, sebab aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktivitas adalah segala sesuatu tingkah laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati, oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang dipikirkan dan dilakukan oleh siswa dalam proses belajar merupakan aktivitas. Sardiman (2010: 23) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait.
Kusnandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk keterlibatan siswa baik fisik maupun mental yang ditunjukkan
(31)
14 dengan adanya perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2.3 Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut Kusnandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran berupa
(32)
15 pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan diiringi pengevaluasian guna mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
2.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD)
a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Rusman (2010: 202) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Menurut Nurulhayati (dalam Rusman, 2010: 203) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Tom V. Savage (dalam Rusman, 2010: 203) cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Ibrahim (dalam Rusman, 2010: 208) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.
Asma (2006: 14) dalam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip yang dianut, yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), belajar
(33)
16 kerjasama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu: (a) prinsip ketergantungan positif (positive interdependence); (b) tanggung jawab perseorangan (individual accountability); (c) interaksi tatap muka (face to face promotion interaction); (d) partisipasi dan komunikasi (participation communication); (e) evaluasi proses kelompok.
Sedangkan Arends (dalam Asma, 2006: 16) berpendapat bahwa unsur-unsur dasar belajar kooperatif adalah sebagai berikut:
(1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
(4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
(5) Siswa akan dikenakan atau akan diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
(6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.
(34)
17 (7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
dipelajari dalam kelompoknya.
b. Teknik Student Teams Achievement Division (STAD)
Slavin (dalam Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim. Mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
1) Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase, sebagai berikut:
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatit teknik STAD
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
(35)
18 Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Fase 5
Evaluasi Fase 6
Memberikan penghargaan
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
(Sumber: Ibrahim dkk, dalam Trianto, 2007: 54)
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
(a) Menghitung skor individu
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 216), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes Skor Perkembangan
1. 2. 3. 4. 5.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin (Sumber: Slavin, dalam Rusman, 2010: 216)
(b) Menghitung skor kelompok
Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
(36)
19 N1= Jumlah total perkembangan anggota
Jumlah anggota kelompok yang ada Tabel 2.3. Tingkat penghargaan kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1. 2. 3. 4.
0 ≤ N ≤ 5 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20 21 ≤ N ≤ 30
-
Tim yang baik (Good Team)
Tim yang baik sekali (Great Team)
Tim yang istimewa (Super Team)
(Sumber: Rusman, 2010: 216)
(c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).
2) Kelebihan dan kekurangan teknik STAD a) Kelebihan teknik pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut Davidson (dalam Asma, 2006: 26) kelebihan teknik pembelajaran kooperatif STAD :
(1) Meningkatkan kecakapan individu. (2) Meningkatkan kecakapan kelompok. (3) Meningkatkan komitmen.
(4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya. (5) Tidak bersifat kompetitif.
(37)
20 b) Kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD
Menurut Slavin (dalam Asma 2006: 27) kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD yaitu:
(1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
(2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
2.5 Kerangka Pikir
Pembelajaran kooperetif teknik STAD merupakan suatu strategi pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif teknik STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda. Dalam pembelajaran ini, guru lebih dahulu menyajikan materi baru dalam kelas, kemudian anggota tim mempelajari materi tersebut dalam kelompok mereka. Mereka mengerjakan lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah dan mengerjakan latihan. Tugas-tugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis atau tes akhir yang harus dikerjakan siswa secara individu.
Pada pembelajaran ini anggota kelompok harus memberikan skor yang terbaik kepada kelompoknya dengan menunjukkan peningkatan penampilan dibandingkan dengan sebelumnya atau dengan mencapai nilai sempurna pada saat tes akhir. Kelompok yang tidak memiliki anggota-anggota yang meningkat
(38)
21 nilainya dan menghasilkan skor yang sempurna tidak akan mendapat penghargaan.
Pembelajaran kooperatif teknik STAD ini terdiri dari enam tahap, yaitu persiapan kegiatan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, tes, penentuan skor peningkatan individual dan penghargaan kelompok.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran STAD tampak dalam proses belajar kelompok, misalnya dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan siswa dan lembar kunci jawaban untuk setiap kelompok dengan tujuan agar terjalin kerjasama diantara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setiap siswa mendapat peran memimpin angota-anggota di dalam kelompoknya. Dengan harapan setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam diskusi. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam lembar kerja. Aktivitas siswa juga terlihat saat seorang siswa wakil dari setiap kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas. Setiap anggota dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi atau melengkapi jawaban yang belum tepat. Pada pembelajaran STAD ini siswa juga diberi kesempatan untuk berpikir secara individu untuk memecahkan masalah yang diberikan guru, yaitu menjawab soal tes secara individu dan tidak diperkenankan bekerjasama ataupun mencontek buku. Hasil tes kemudian dihitung skor peningkatan individual didasarkan selisih
(39)
22 perolehan skor terdahulu (skor dasar) dengan skor tes. Skor perkembangan tersebut disumbangkan kepada kelompok yang akan digunakan sebagai skor kelompok. Pada akhir pembelajaran STAD, guru menentukan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan terhadap kelompok tersebut.
Dengan demikian diharapkan dengan pembelajaran kooperatif teknik STAD siswa menjadi lebih menguasai materi pelajaran matematika dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan lebih baik. Serta diharapkan siswa mampu untuk mencapai KKM (60) pada mata pelajaran matematika.
Dari uraian di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru Pembelajaran matematika belum menerapkan teknik
STAD
Menerapkan pembelajaran teknik
STAD
Meningkatnya aktivitas dan hasil
belajar siswa
Siswa
Nilai matematika kelas IIIA sangat rendah
Siklus I 60% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60
Siklus II 70% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60
Siklus III 75% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60
(40)
23 2.6 Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
(41)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD (PTK pada siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012), maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N 1 Sukadana Ilir yang terletak di Desa Sukadana Ilir, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
b. Waktu Peneltian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
(42)
25
3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Aktivitas Belajar
Data aktivitas belajar siswa yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.
b. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar adalah hasil belajar siswa setiap akhir siklus selama menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang studi dari objek sesuatu itu. Observasi dilakukan oleh teman sejawat di kelas yang diteliti. Observer mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data dari lembar observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing siklus yang berupa skor aktivitas siswa dan kinerja guru akan digunakan sebagai refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
(43)
26
b. Tes
Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes (Poerwanti dkk, 2008: 4.3). Pada penelitian ini, tes yang digunakan berupa lembar soal dalam bentuk Lembar Tugas Siswa (LTS) yang bertujuan untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan atau memerlukan perubahan/penyesuaian.
Instrumen tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3.5 Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Instumen observasi yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi terstruktur. Lembar observasi ini terdiri atas lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar obsevasi ini digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.
(44)
27
b. Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, ini terdiri atas beberapa soal uraian. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini berupa catatan perilaku maupun permasalahan siswa yang dapat digunakan untuk pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya terhadap keberhasilan yang akan dicapai.
3.6 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang akan dianalisis terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif siswa diperoleh dari data aktivitas siswa. Data aktivitas siswa diperoleh pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi. Dalam tiap pertemuan, setiap siswa diamati aktivitasnya menggunakan lembar observasi aktivitas dengan memberi tanda ”√” (cheklist) jika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan guru. Setelah data kuantitatif siswa dikumpulkan, maka dirumuskan persentase siswa aktif sebagai berikut:
(45)
28
PA = Persentase Aktivitas Siswa ∑AS = Jumlah Siswa Aktif
N = Banyaknya Siswa yang Belajar
Tabel 3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen
Tingkat keberhasilan Kategori
>80% Sangat tinggi/sangat aktif
60-79% Tinggi/aktif
40-59% Sedang/cukup aktif
20-39% Rendah/kurang aktif
≤20% Sangat rendah/pasif
(Diadopsi dari Aqib, dkk. 2009: 41)
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yang telah mengikuti pembelajaran kooperatif teknik STAD. Data hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata tes yang dilakukan pada setiap siklus. Setelah hasil belajar siswa terkumpul, maka didapatkan rumusan rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut:
X = ∑
X = Hasil rata-rata siswa
∑NS = Jumlah nilai hasil belajar siswa
N = Banyaknya siswa yang belajar
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus, setiap siklus
(46)
29
terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk 2007: 16).
Bagan Siklus PTK
Gambar 3.1. Bagan siklus PTK (Diadopsi dari Arikunto, dkk. 2007: 16)
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
(47)
30
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus dengan tahapan tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
pembelajaran kooperatif teknik STAD. 2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Membuat lembar observasi aktivitas siswa. 4) Membuat lembar catatan lapangan.
5) Menyusun perangkat tes akhir pada setiap akhir siklus. b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi semua kegiatan selama pembelajaran yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa oleh guru dan observer. d. Tahap Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
(48)
31
Tahap-tahap dari siklus diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus ini meliputi: a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus I ini diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi tes akhir.
b) Pelaksanaan
Pada siklus I pembelajaran matematika, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang meliputi beberapa tahap antara lain:
1) Guru menetapkan nilai ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan. 4) Pada tahap pertama pembelajaran STAD, materi pembelajarannya adalah
(49)
32
5) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang jenis-jenis dan sifat bangun datar sederhana.
6) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok yang heterogen.
7) Guru memerintahkan siswa untuk duduk bersama kelompoknya.
8) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan kepada masing-masing kelompok.
9) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Sehingga apabila dalam kelompok tersebut terdapat anggota kelompok yang kurang memahami cara menyelesaikan soal maka anggota kelompok yang lain memberi tahu cara menyelesaikan soal dengan benar.
10) Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang diberikan. Maka, dalam proses pembelajaran teknik STAD dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa karena terlibat langsung secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
11) Selanjutnya, guru mengumumkan skor masing-masing kelompok. Kemudian
guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi, dan memberikan penghargaan kepada kelompok dengan skor tertinggi. Kegiatan ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima penghargaan. Pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas siswa untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
(50)
33
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus I, dan analisis pada akhir siklus I. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d) Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus II juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus II. b) Pelaksanaan
1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
(51)
34
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan. 4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah keliling bangun datar
sederhana.
5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan sama seperti siklus I. c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus II, dan pengolahan data dilakukan pada akhir siklus II. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d) Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi untuk mengkaji pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
3. Siklus III
a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus III juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas
(52)
35
dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus III. b) Pelaksanaan
1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan. 4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah menyelesaikan soal-soal
cerita tentang keliling bangun datar sederhana.
5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan hasil refleksi dan saran pada siklus II.
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan pengolahan data dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan.
d) Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III untuk digunakan dalam penyusunan hasil penelitian tindakan kelas.
(53)
36
3.8 Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila:
a. Persentase siswa aktif tiap akhir siklus mencapai sekurang-kurangnya 70%. b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus serendah-rendahnya adalah 60. c. Banyaknya siswa yang tuntas belajar tiap siklus sekurang-kurangnya adalah
75% (siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai serendah-rendahnya 60).
(54)
83
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika, dapat disimpulkan bahwa:
2. Penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran
matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (85,18%).
3. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran
matematika di kelas IIIA, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
(55)
84 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada pembaca atau pihak yang berkepentingan diantaranya:
1. Bagi siswa harus selalu menjaga kekompakkan di dalam kelas dan
kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran, senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain untuk dapat mencoba
menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan senantiasa memotivasi siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
(56)
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas
. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asma, Nur. 2006.
Model Pembelajaran Kooperatif
. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Aqib, Zainal dkk. 2009.
Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, SLB, &
TK.
Bandung: Yrama Widya.
Bagioandi. 2009.
Peran Motivasi Terhadap Hasil Belajar
. http://scribd.com.
Diakses tanggal 13 Juli 2012.
Dimyati dan Mudjiono. 2006.
Belajar dan Pembelajaran
. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003.
Kurikulum dan Pembelajaran
. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurnia, Igridwati dkk. 2008.
Perkembangan Belajar Peserta Didik
. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Kusnandar. 2010.
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru
. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Lapono, Nabisi. 2008.
Belajar dan Pembelajaran SD
. Dirjen Dikti Depdiknas.
Jakarta.
Lie, Anita. 2003.
Cooperative Learning
. Jakarta: Grasindo.
Manfaat, Budi. 2010.
Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung
.
Cirebon: Eduvision Publishing.
Nasution. 2003.
Asas-Asas Kurikulum
. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurul, Gita. 2009.
Pentingnya memeberi motivasi untuk memacu prestasi siswa
.
(57)
86
Poerwanti, Endang dkk. 2008.
Asesmen Pembelajaran SD
. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Ratnaningtyas, A.A. 2011.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Achievement Divisions (STAD)
Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD N 7 Gisting Atas Tahun
Pelajaran 2010/2011
. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Ruminiati. 2008.
Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan
. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Rusman. 2010.
Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru
. Jakarta : Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. 2003.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2010.
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar
. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009.
Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM
.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwangsih, Erna. 2006.
Model Pembelajaran Matematika
. Bandung: UPI PRESS.
Tarigan, Daitin. 2006.
Pembelajaran Matematika Realistik
. Jakarta: Dikti
Depdiknas.
Trianto. 2007.
Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya
. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
UU. RI, No. 20. Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta
Penjelasannya.
Bandung: CV Citra Umbara.
Wardhani, IGAK, dkk. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas
. Jakarta: Universitas
(1)
35 dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus III. b) Pelaksanaan
1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan. 4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah menyelesaikan soal-soal
cerita tentang keliling bangun datar sederhana.
5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan hasil refleksi dan saran pada siklus II.
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan pengolahan data dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan.
d) Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III untuk digunakan dalam penyusunan hasil penelitian tindakan kelas.
(2)
36 3.8 Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila:
a. Persentase siswa aktif tiap akhir siklus mencapai sekurang-kurangnya 70%. b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus serendah-rendahnya adalah 60. c. Banyaknya siswa yang tuntas belajar tiap siklus sekurang-kurangnya adalah
75% (siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai serendah-rendahnya 60).
(3)
83
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika, dapat disimpulkan bahwa:
2. Penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran
matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (85,18%).
3. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran
matematika di kelas IIIA, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
(4)
84 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada pembaca atau pihak yang berkepentingan diantaranya:
1. Bagi siswa harus selalu menjaga kekompakkan di dalam kelas dan
kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran, senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain untuk dapat mencoba
menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan senantiasa memotivasi siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
(5)
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asma, Nur. 2006.
Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Aqib, Zainal dkk. 2009.
Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, SLB, &
TK. Bandung: Yrama Widya.
Bagioandi. 2009.
Peran Motivasi Terhadap Hasil Belajar. http://scribd.com.
Diakses tanggal 13 Juli 2012.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurnia, Igridwati dkk. 2008.
Perkembangan Belajar Peserta Didik. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Kusnandar. 2010.
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Lapono, Nabisi. 2008.
Belajar dan Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas.
Jakarta.
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Manfaat, Budi. 2010.
Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung.
Cirebon: Eduvision Publishing.
Nasution. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurul, Gita. 2009.
Pentingnya memeberi motivasi untuk memacu prestasi siswa.
(6)
86