Perhitungan Koefisien Korelasi Analisis Data

69 Setelah melakukan pengujian normalitas dan linieritas, dan hasil uji tersebut menjelaskan bahwa data yang diperoleh peneliti sudah normal dan liner. Langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan analisis korelasi produk momen yang dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Analisis perhitungannya dijabarkan sebagai berikut:

1. Perhitungan Koefisien Korelasi

Korelasi yang digunakan adalah korelasi bivariate. Korelasi bivariate adalah hubungan antara dua variabel atau sering disebut korelasi sederhana. Dalam perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut Duwi Priyatno, 2009: 109. Menurut buku Belajar Olah Data dengan SPSS 17, nilai koefisien korelasi antara 0 sampai 1 atau -1 sampai 0, hubungan semakin erat jika nilai mendekati 1 atau -1. Begitu juga sebaliknya, jika mendekati 0 hubungannya semakin lemah. Terdapat tiga macam koefisien korelasi yaitu Pearson serta Kendalls tau-b dan Spearman. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh usaha guru dalam meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya dilakukan perhitungan koefisien korelasi Pearson. Hal ini dikarenakan data yang digunakan adalah data tipe interval serta distribusi datanya normal. Rumus yang digunakan adalah koefisienkorelasi Pearson Product Moment dibawah ini: = ∑ − ∑ ∑ ∑ 2 − ∑ 2 ∑ 2 − ∑ 2 70 Rumus diatas telah dimasukkan kedalam program SPSS versi 18, di bawah ini merupakan hasil perhitungannya: Correlations Minat Belajar Siswa Y Usaha Guru X Minat Belajar Siswa Y Pearson Correlation 1 ,428 Sig. 2-tailed ,000 N 67 67 Usaha Guru X Pearson Correlation ,428 1 Sig. 2-tailed ,000 N 67 67 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel 13. Pengujian hipotesis menggunakan product moment pearson Dari tabel di atas korelasi antara “Minat Belajar Siswa Y” dan “Usaha Guru X” memberikan nilai koefisien 0,428. Hal ini dibandingkan dengan pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi pad tabel dibawah ini: Tabel 14. Pedoman untuk Memberikan Interpolasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sanagt Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan nilai korelasi 0,428 temasuk dalam katagori korelasi cukup. Hal ini berarti hubungan antara “Usaha Guru X” dan “Minat Belajar Siswa Y” termasuk dalam hubungan yang cukup. 71 Nilai koefisien korelasi yang menunjukkan angka positif, mengandung arti bahwa hubungan kedua variabel positif. Hubungan yang positif adalah jika “Usaha Guru X” meningkat, maka “Minat Belajar Siswa Y” juga akan meningkat.

3. Analisis Regresi linier sederhana