PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA SISWA KELAS IV A SDN 1 KALIAWI
TANJUNG KARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh
FERDINA SUKMARAKALA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013


ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3
PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

0LEH

FERDINA SUKMARAKALA
NPM 1113069026

Melalui penelitian ini ditemukan penggunaan media pembelajaran dengan kartu
angka para siswwa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengenal bilangan
di
kel;as 1 SD Negeri 1 Perumnas Way Halim.
Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam tiga siklus. Tehnik
pengumpulan data melalui observasi, aktivitas dan hasil evaluasi belajar siswa.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media kartu angka dalam
mengenal bilangan sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1.
Hasil penggunaan kartu angka ini menunjukkan paningkatan aktivitas dan hasil
belajar siklus pertama rata-rata 40%, siklus kedua rata-rata 78%, dan siklus ketiga
98% dari 25 orang siswa.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kartu angka dalam
mengenal bilangan merupakan salah satu alternative meningkatkan kemampuan
siswa belajar matematika siswa di sekolah dasar.

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Judul II
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar tabel

Daftar Gambar

…………………………………....i
……………………………………ii
……………………………………iii
……………………………………iv
……………………………………v
……………………………………vi
……………………………………vii
……………………………………viii
……………………………………x
……………………………………xi

I. PENDAHULUAN

……………………………………1

A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Media Pembelajaran
B. Pemanfaatan Media dalam
Proses Pembelajaran
C. Pengertian Pembelajaran
D. Makna dan Teori Belajar
E. Pembelajaran Matematika
F. Kerangka Pikir
G. Hipotesis
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Setting Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Alat Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Prosedur Penelitian


……………………………………1
……………………………………6
……………………………………6
……………………………………7
……………………………………7
………………………………........8
……………………………………8
…………………………………....10
……………………………………19
……………………………………20
……………………………………23
……………………………………24
……………………………………24
……………………………………25
……………………………………25
……………………………………26
……………………………………26
……………………………………26
……………………………………26
……………………………………27


Tindakan Kelas
H. Indikator Keberhasilan

……………………………………28
……………………………………34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………35
A. Hasil Penelitian Siklus I
B. Hasil Penelitian Siklus II
C. Hasil Penelitian Siklus III
D. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

…………………………………..35
…………………………………..38

…………………………………..43
…………………………………..47
…………………………………..48
…………………………………..48
…………………………………………..48

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peranan penting

dalam pendidikan. Ketika semua orang membicarakan

masalah pendidikan figur guru selalu terlibat dalam agenda tersebut terutama
dalam proses peembelajaran di kelas, dimana guru dalam keluhuran akal
budinya

mentranfer ilmu yang dimiliki kepada anak didik agar menjadi


manusia yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bergunan bagi pembangunan
bangsa dan negara di masa mendatang yang ditanamkan melalui proses
pembelajaran.

Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah
norma ke dalam jiwa anak didik melalui peranan guru karena anak didik ingin
belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari guru dan guru ingin membina dan
membimbing anaak didik dengan memberikan sejumlah ilmu kepada anak
didik yang membutuhkan.

Pelakasanaan proses belajar dan pembelajaran yang baik akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa seperti yang tertera dalam tujuan
Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu di sekolah sangat ditentukan oleh
mutu pembelajaran di dalam kelas, disamping faktor lainnya seperti
kurikulum, sarana dan prasarana, bimbingan belajar yang kondusif, buku

2

sumber, administrasi sekolah, manajemen sekolah, serta dukungan dari

masyarakat.

Dikatakan dalam Konsep Dasar Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(Depdiknas, 2004: 23) proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama di
sekolah. Sekolah diberi kebebasan memiliki strategi, metode, media, dan
teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata
sumber daya yang tersedia di sekolah. Sekolah Dasar merupakan lembaga
pendidikan yang mendidik anak usia 6-12 tahun. Dalam proses pembelajaran
guru

menyampaikan program perencanaan pembelajaran melalui inovasi,

dengan pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
dalam mengajarkan mata pelajaran matematika dengan materi pengenalan
bilangan dengan menggunakan media kartu angka.

Untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), maka pelajaran
matematika yang ditetapkan dalam kurikulum harus dikembangkan pada
pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk

mencapai target pembelajaran yang ingin dicapai, terutama penggunaan media
pembelajaran kartu angka dalam pelajaran matematika dikelas 1 (satu).
Berdasarkan temuan dilapangan pada SD Negeri 3 di Perumnas Way Halim,
bahwa prestasi belajar siswa kelas 1 masih rendah oleh sebab itu perlu
dikenalkan media pembelajaran kartu angka untuk meningkatkan hasil belajar
siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Way Halim kelas 1 perlu diupayakan

3

penggunaan media pembelajaran kartu angka. Atas dasar ini peneliti tergerak
untuk mengadakan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan penggunaan
media pembelajaran kartu angka untuk meningkatkan bagaimana cara
menguku kemampuan dibandingkan dengan mengukur prestasi siswa dalam
mengenal bilangan di sekolah kelas 1.
Memperhatikan prestasi belajar siswa kelas 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Nilai rata-rata siswa kelas 1 pada semester 1.
No

Mata Pelajaran


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Seni Budaya dan Keterampilan
Aksara Lampung
Bahasa Inggeris

Rata-rata
Prestasi
67,50
68,65
70,25
52,30
70.10
71,50
70,50
74,00
69,75
68,25

KKM
62
60
60
62
62
61
65
64
61
60

Sumber: Dokumen SD Negeri 3 Perumnas Way Halim
Berdasarkan dokumen di atas masih dtemui adanya prestasi belajar siswa yang
masih rendah dibandingkan dedngan pelajaran yang lain dan masih berada pada
batas KKM.
Data hasil evaluasi pelajaran matematika kelas 1 adalah sebagaai berikut:
Tabel 1.2. Hasil evaluasi pelajaran tematik dengan kartu angka/bilangan:
No

Nama Siswa

Nilai

1

Bagas Nnda Pratama

70,00

2

Bambang Susila

60,25

3

Fahri Reza

70,50

Ket

4

4

Ikhsan Rizali

60,25

5

Ranggita Dwi

60,25

6

Utami

75,25

7

Alis Bagus

76.25

8

Arnelis Sutila

74,50

9

Artika Zahra

60,00

10

Ahmad Fauzan

75.15

11

Cahaya Rahma

78.50

12

Sakifa Nazwa

60.30

13

Eni Laila

70,00

14

Aziz Rahman

70,00

15

Ayu Amalia

74,75

16

Farham Hasan

62,50

17

Chandika Chandra

76,25

18

M Hafid

70,00

19

Lintang Fitri

79,20

20

Meria Syahrani

76,50

21

M Indra Yudha

60,50

22

Ricko

78,00

23

Elfani Yanti

64,00

24

Nurhasanah

78,50

25

Salsabila Elfati

64,50

Sumber: Dokumen SD Negeri 3 Perumnas Way Halim

5

Memperhatikan dokumen prestasi siswa kelas 1 di atas dapat dilihat
pengelompokkan sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 1.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Tematik
No.
Kriteria Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
1.
Rendah (rata-rata 40)
8
32 %
2.
Sedang (rata-rata 50)
6
24 %
3.
Tinggi (rata-rata 60)
11
44 %
Sumber : Daftar Nilai Tematik dengan berdasarkan data prestasi siswa kelas 1
SDN 3 Perumnas Way Halim

Diperoleh nilai rata-rata tematik yang diperoleh pada waktu ulangan semester
tahun pelajaran 2012/2013 adalah 50,30 artinya belum mencapai KKM 60.
Mata Pelajaran

Rata-rata prestasi

KKM

Matematika

50,30

60

Berdasarkan dokumen diatas, prestasi mata pelajaran tematik rendah
dibandingkan dengan prestasi mata pelajaran yang lain, dan belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditargetkan dalam kurikulum.

Nilai rata-rata murni prestasi belajar mata pelajaran tematik 50,30 siswa kelas 1
SD Negeri 3 Perumnas Way Halim pada semester 1 (satu) tahun ajaran 2012-2013
belum mencapai ketentuan belajar secara klasikal karena dari 25 siswa baru 11
siswa yang mencapai nilai > KKM sebesar 56, yang berarti baru 44 % (11 orang),
semestinya ketentuan belajar harus > 80 % (20 orang).
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran tematik pada siswa kelas 1 SD Negeri 3 Way Halim dapat disimpulkan
masih rendah karena belum mencapai KKM. Pembelajaran masih terpusat
kepada guru, proses pembelajaran di dominasi oleh model pembelajaran yang

6

kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri. Pada umumnya
guru mengajar berdasarkan kepada buku teks tanpa memperhatikan lingkungan
dan kebutuhan siswa, guru mengajar dengan mentransfer ilmu melalui metode
ceramah, guru kurang variatif menggunakan metode pembelajaran. Keterampilan
proses seperti ini disarankan BSNP, dinilai kurang memiliki kemampuan media
pembelajaran yang tepat.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan
identifikasi masalahsebagai berikut :
1. Interaksi pembelajaran di dalam kelas cenderung monoton.
2. Guru sering menggunakan metode ceramah,
3. Siswa pasif sebagai pendengar,
4. Pembelajaran kurang menarik ,
5. Belum diberikannya penggunaan media kartu angka
6. Rendahnya kreatifitas dan minat siswa terhadap pengenalan angka
dalam bilangan rendah,
7. Guru belum terbiasa menggunakan media kartu angka dalam
mengenalkan bilangan, hasil mengenal bilangan siswa belum optimal.
8. Rendahnya motivasi belajar siswa
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, dalam penelitian ini dapat dirinci rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika

7

dengan menggunakan media kartu angka pada siswa kelas 1
2. Apakah penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas 1 ?.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu angka pada
siswa kelas 1.
2. Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu angka pada
siswa kelas 1

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa:
Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran kartu
angka
2. Bagi Guru:
Referensi dan strategi memperbaiki dan menentukan media
pembelajaran yang akan digunakan .

3. Bagi sekolah:
Inspirator proses pembelajaran khususnya pelajaran mengenal
bilangan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara, makna umumnya adalah apa
saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima
informasi.
Media pendidikan sering juga disebut sebagai alat-alat belajar atau
mengajar, serta merupakan salah satu metode yang sesuai untuk bahan
pelajaran tertentu dapat lebih efektif jika diserta dengan media pendidikan
yang tepat pula. Pada dasarnya sesuai dengan perkembangan siswa sebagai
anak, pengajaran lebih mengutamakan sifat kongkrit, sehingga alat
mengajarpun dimulai pemilihannya dari sifat itu.
Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari tiga komponen yang
harus ada, yaitu sumber informasi, penerima informasi dan media. Jika satu
saja dari tiga komponen ini tidak ada maka proses komunikasi tidak
mungkin terjadi, karena itu media mempunyai makna jika kedua komponen
yang lain ada. Prastati (2001: 3). Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan
bahwa adalah unsur penting dalam berkomunikasi.

Schramm dalam Arsyad (2002: 6) mengidentifikasikan media lebih khusus
yaitu tehnologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran. Sedangkan menurut briggs dalam Arsyad (2002: 4) media

9

adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran. Gerlach &
Ely Arsyad (2002: 3) mengatakan media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut association of Education Communication Technology atau EACT
(1997) media adalah

bentuk dari saluran

yang digunakan

untuk

menyampaikan pesan atau informasi. Sejalan dengan batasan media menurut
AECT, Heinnich dan kawan-kawan (1996: 8) menyatakan:
“A medium is a channel of communication.Derived from the latin Word
meaning between’, the return refers to anything that carries information
between source and receiver. Examples indude film Television,
diagrams, printed materials. Computers,and instructor .these
Areconsidered instructional media when they carry messages with on
Instructional purpose”.
Mengacu pada pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai perantara yang
mengatar informasi antara sumber dan penerima. Termasuk didalamnya
media komunikasi yaitu televisi, film, bahan-bahan cetakan, diagram, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan dan sejenisnya. Apabila
media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung, maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.

10

C. Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran.
Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun
perencanaan program pembelajaran, karena dengan mengenal media dan
penggunaannya akan sangat membantu tugas guru dalam meningkatkan
efektivitas proses pembelajaran.
Miarso (1984: 100) menyatakan bahwa dengan semakin bertambahnya isi
pengetahuan yang harus diberikan baru ditambah lagi dangan jumlah murid,
bertambahnya tugas guru baik karena alasan sosial maupun ekonomis, maka
harus ada jalan keluar. Sudjana dan Rivai (1991: 1) menyatakan bahwa dalam
metodolgi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni mengajar
dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, sehingga jelas bahwa
media merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar dan tidak
dapat dipisahkan dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

Proses mutlak ada pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu
proses komunikasi, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar melalui media
terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber melalui
media. Miarso dan Raharjo (1984: 48). Oleh karena itu, sesuatu dapat
dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut digunakan agar
informasi antara dua pihak yaitu

komunikator dan komunikan dapat

tersampaikan dan dapat membantu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
saat merencanakan pembelajaran adalah segala jenis sarana yang dapat di
indera yang digunakan dalam poroses belajar mengajar untuk meningkatkan
efktifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran.

11

Media pendidikan digunakan karena memiliki nilai atau manfaat dalam
proses belajar mengajar. Beberapa nilai praktis atau manfaat dari media
ditulis oleh Hamalik (1994: 27) sebagai berikut :
1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa
2. Media pendidikan melampaui batas ruangan kelas
3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
siswa dan lingkungan.
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan.
5. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realistis dan teliti.
6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat-minat.
7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan
belajar.
8. Media pendidikan memberikan pengalaman yang menyeluruh. Telah
banyak alat maupun media yang tersedia bagi guru namun dalam
Merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam mengajar
Ialah bagaimana menggunakan alat-alat media pendidikan ini sebagai suatu
Sistem yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Rahardjo (1984: 48) mengklasifikasikan media menjadi tujuh kelompok yaitu
(1) audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi
gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media audio, (7)
membuat klasifikasi jenis media pembelajaran :

12

Media visual menurut Frankerberg, dkk (1997: 12) adalah semua yang dapat
member informasi dan dapat dilihat yang terdiri dari antara lain overheadprojector dengan Folie, Diaprojektor dan flashcard, flipchard, gambargambar, poster, peta, realia, dan sebagainya. Atas dasar pendapat
Frankenberg, dkk, media visual dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok
media yang tidak diproyeksikan (non projected media) dan media yang
diproyeksikan (projected media). Sementara menurut Rahardjo media visual
terdiri dari media visual gerak dan media visual diam. Media visual gerak
mempunyai kemampuan menyampaikan informasi melalui gerak, dan media
visual diam mampu memyampaikan informasi secara visual tetapi tidak
menampilkan suara maupun gerak.

Media audio merupakan media yang

sangat fleksibel, relatif murah, praktis, dan ringkas serta mudah dibawa,
media ini dapat dipergunakan baik untuk keperluan belajar kelompok
maupun belajar individual.
Agar supaya proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan maka masalah
penggunaan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru, kemampuan apa
yang akan dikembangkan, menyusun kegiatan belajar mengajar, untuk ini ia
harus mampu menentukan media dasn metode pengajaran yang tepat.

Berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran. Heinnich (1996: 85)
berpendapat bahwa :
“Audio media can he used in all phases of instruction-front introduction a
topic to evaluation of student learning. Perhaps the must rapidly growing
general use of audio media today is in the area of self paced instruction
and in mastery learning. The slower student can do back and repeat

13

segments of instruction as often as necessary because the recorder
playback machine is a very patient tutor. The accelerated student can skip
a head or increase the pace of this or her instruction”.

Media audio dapat digunakan dalam semua tingkat pembelajaran. Kini
pemanfaatan media audio sudah banyak digunakan untuk belajar mandiri atau
belajar tuntas, karena bagi siswa yang lemah dapat mengulang materi
pembelajaran sendiri, begitu pula bagi siswa yang kuat dapat melewati
pelajaran yang menurutnya mudah.

Bretz

mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu

suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga bagian yaitu gambar garis
(line graphic) dan symbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang
dapat ditangkap dengan indera penglihatan.

Berdasarkan pembagian tersebut,

maka media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran.

Bahri (1995: 141) menyatakan bahwa media audio visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media jenis ini mempunyai dampak
yang lebih baik dalam pembelajaran Karena kedua unsuryang dimilikinya
sehingga memungkinkan siswa lebih menikmatinya. Berdasarkan proses
geraknya, media audio visual dibagi menjadi dua, yaitu : audio visual diam dan
audio visual gerak. Audio visual diam menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides). Audio visual gerak yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar yang bergerak seperti suara dan video kaset.

14

Sadiman, dkk (2006: 11) menjelaskan bahwa avisual adalah alat-alat yang dapat
didengar (audible) dan dapat dilihat (visible). Media tersebut dapat digunakan
untuk membuat komunikasi lebih efektif. Komunikasi dimaksud adalah
komunikasi dalam pembelajaran, penyuluhan atau penerangan. Beberapa contoh
media audio visual tersebut menurut Hamzah adalah gambar, slide, model, pita,
kaset tape recorder, film bersuara dan televisi.

Media pembelajaran mempunyai fungsi yang cukup berarti dalam proses
pembelajaran yang dikemukakan oleh Rowntree dalam Rohani (1997: 7-8).
Media pembelajaran berfungsi :
(1) membangkitkan motivasi belajar
(2) mengulang apa yang telah dipelajari
(3) menyediakan stimulus belajar
(4) mengaktifkan respon peserta didik
(5) memberibalikan dengan segera
(6) menggalakkan latihan yang serasi

Sementara itu menurut Rohani (1997: 9-10) fungsi media pembelajaran adalah :
a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
b. Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar
mengajar.
c. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belar mengajar.
d. Mendorong motivasi belajar.
e. meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menyampaikannya.
f. Menambah variasi dalam penyajian materi.

15

g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan guru, serta
membuka cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif.
h. Memungkinkan peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuan bakat dan minatnya
i. Mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru,
peserta didik serta peserta didik dengan lingkungannya
j. Mencegah terjadinya verbalisme
k. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
l. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, dapat menimbulkan
semangat, yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlangsung menjadi
lebih hidup
m. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya
sangat membekas, tidak mudah lepas)

Media pelajaran,baik itu media visual, audio, maupun media yang lainnya sanat
bermanfaat baik bagi siswa maupun proses pembelajaran itu sendiri
Kemp dan Dayton dalam Prastati (2001: 6) mengidentifikasikan manfaat media
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. penyampaian materi penbelajaran dapat diseragamkan
b. proses pembelajaran menjadi lebih menarik
c. proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. kesulitan belajar siswa dapat ditingkatkan
e. proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
f. sikap positif siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses
pembelajaran itu sendiri dapat ditingkatkan

16

g .peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif

Menurut Miarso (1984: 109) media pendidikan mempunyai kegunaan untuk
mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan baik dalam kelas, sikap
pasif anak didik serta mempersatukan pengamatan anak.
Sementara itu kegunaan media pembelajaran menurut
http://www.berita.penabur.org (2002 :4) adalah sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan daya indera seperti misalnya:
a. objek yang terlalu besar,bias diartikan dengan relia, gambar, film bingkai
atau model
b. objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai
atau gambar.
c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelopse atau high-speed-photography
d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. objek yang telalu komplek, misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan
model
f. konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain)
dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai dan gambar
3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar

17

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dari kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya
4. Dengan sifat unik pada tiap siswa dan lingkungan serta pengalaman yang
berbeda sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran ditentukan sama
maka media pembelajaran berguna untuk:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama

Penggunaan

media

dalam

pembelajaran

adalah

mempermudah

proses

pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran seperti diungkapkan oleh
Sagala (2003: 23) sebagai berikut:
a. Mempermudah proses pembelajaran
b. Membuat suasana belajar tidak kaku sehingga meningkatkan motivasi
belajar
c. Meningkatkan daya ingat tentang isi pelajaran
d. Siswa lebih jelas dan lebih mudah menerima isi pelajaran
e. Meningkatkan perhatian siswa

Perkembangan teknologi dan informasi makin memperkaya fungsi media
yaitu mempermudah guru dalam memilih dan memanfaatkan media lebih
sistematik dan efektif dalam pembelajaran,
Adapun pola pemanfaatan media pembelajaran meliputi:

18

1. Pemanfaatan media dalam kelas (classroom meeting)
Pada tataan (setting) ini, pemanfaatan media harus melihat tujuan
tertentu dan pemanfaatan

media harus melihat materi serta strategi

belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

2. Pemanfaatan media diluar kelas
Pada pembelajaran, pemanfaatan media audio visual dimaksudkan
untuk meningkatkan motivasi siswa melalui film yang disajikan siswa
dipicu untuk lebih berkreasi dan meningkatkan kemampuannya.

Penggunaan media audio visual pembelajaran banyak memiliki manfaat
karena dapat mempermudah proses pembelajran guna mencapai tujuan
meningkatkan minat dan motivasi belajar sehingga hasil belajar siswa
akan meningkat.
Pendidikan yang disertai media yang tepat, selain memudahkan siswa
dalam mengalami, memahami, mengerti dan melakukan juga
menimbulkan motivasi yang lebih kuat ketimbang semata-mata dengan
menggunakan kata-kata yang abstrak. Guru biasanya mencari media
yang murah dan ekonomis sehingga media yang paling ampuh tetapi
mahal jarang digunakan.
B. Pengertian Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran pengajar harus dapat menggunakan media untuk
menjamin pembelajaran berhasil sesuai dengan yang direncanakan serta
harus difahami hakekat materi pelajaran yang dan dapat mengembangkan
kemampuan berfikir serta dapat merangsang kemampuan belajar.siswa.

19

Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam mkondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan.
Untuk memahami lebih jelas tentang pembelajaran sebagai proses belajar
yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan yang baru
dalam upaya meningkatkan penguasaan lebih baik terhadap materi pelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa teori seperti teori belajar
behavioristik,

kognitif,

konstruktivistik,

humanistik, sibernetik,

revolusisosiokultural dan kecerdasan ganda, yang penting untuk dimengerti
dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran. Masingmasing teori memiliki kelemahan dan kelebihan. Pada penelitian ini penulis
membatasi pada teori belajar kognitif, konstruktivistik, humanistik, dan
kecerdasan ganda yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran yang
biasanya dilakukan.

C. Makna dan Teori Belajar
a. Makna Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan cara membelajarkan siswa menggunakan azas
pendidikan dan teori belajar sebagai penentu keberhasilan pendidikan dan
sebagai upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar, juga merupakan proses

20

komunikasi dua arah dimana mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid,
perhatian siswa, juga meningkatkan aktivitas mmurid melalui pendekatan
dan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
yang sedang disajikan.
Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
pengajaran adalah ketepatan perumusan tujuan pembelajaran, kesesuaian
bahan dan tujuan pembelajaran , pemiliihan metode yang akurat,
pemakaian alat, pemilihan sumber …Syaiful Bahri Djamarah (2005: 78)
Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan
suasana yang educative agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar
dengan penuh antusias dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya.
Dalam proses pembelajaran di dasarkan pada pengorganisasian bahan,
media yang digunakan baik untuk pembelajaran individual maupun
kelompok lebih aktif. Jadi belajar dan pembelajaran diarahkan untuk
membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi
pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri tetapi
dikonstruksi dalam diri individu siswa.

b. Teori-teori Belajar
1. Teori Belajar Kognitif
Bruner, dan Assubel dalam Sadiman (2006: 32). Bruner mengatakan
bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur
pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar

21

akan terjadi melalui tahap-tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Sementara itu, Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya
dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahaptahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan
dan menggunakan informasi yang sudah dipahami. Perbedaan individual
pada

diri

siswa

perlu

diperhatikan,

karena

faktor

ini

sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

2. Teori Belajar Konstruktivistik
Karakteristik pembelajaran yang dilakukan dalam teori kontruktivistik
adalah: (1) membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi faktafakta lepas yang sudah ditetapkan,dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide-idenya, serta membuat kesimpulankesimpulan,

(2)

menempatkan

siswa

sebagai

kekuatan

timbulnya

interes,untuk membuat hubungan diantara ide-ide atau gagasanya,
kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat
kesimpulan-kesimpulan, (3) guru bersama-samasiswa mengkaji pesanpesan penting bahwa dunia kompleks, dimana terdapat bermacam-macam
pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interprestasi
dan, (4) guru mengakui bahwa proses belajar dan penilaiannya merupakan
suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan mudah
dikelola. Teori belajar konstuktivistik yang diterapkan dalam kegiatan

22

pembelajaran akan memberikan sumbangan besar dalam membentuk siswa
menjadi kreatif, produktif dan mandiri.

3. Teori Belajar Humanistik
Assubel dalam Hamalik (2006: 40) menyatakan teori belajar humanistik
yaitu belajar bermakna atau ”meaningful learning” yang juga tergolong
dalam aliran kognitif, yang mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi
bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman
emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, karena tanpa motivasi
dan keinginan dari pihak sibelajar, maka tidak akan terjadi asimilasi
pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang telah dimilikinya. Teori
humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan,
asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi
diri pemahaman diri, dan realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Dari berbagai teori di atas belajar benar-benar diperuntukan untuk
mengembangkan kemampuan pribadi siswa dengan mengembangkan
potensinya melalui berbagai aktivitas belajar, dan belajar akan lebih lancar
apabila materi yang dipelajarinya relevan dan diberi tanggung jawab dalam
proses belajarnya yang terkait dengan media pembelajaran kartu angka.
D. Pembelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

23

konsep secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (KTSP, 2006: 417).

E. Kerangka Pikir
Pembelajaran dengan media kartu memberikan kesempatan siswa
untuk lebih kreatif dan dapat berinteraksi secara lebih luas.
Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah

Pelajaran
Matematika
Rendah

Kartu Angka

Pelajaran
Matematika
Tinggi

F. Hipotesis
Jika pembelajaran matematika dikelas 1 dilaksanakan dengan
menggunakan kartu angka maka pembelajaran kartu angka akan

24

meningkatkan prestasi belajar Tematik pada siswa kelas 1 SDN 3
Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan ini , dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
a.Perencanaan, b. Melakukan tindakan, c. Mengamati dan di refleksi
Adapun sistematika kegiatan penelitian ini sebagaimana disajikan pada bagan
berikut ini :

Perencanaan

Analisis dan refleksi I

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Perencanaan
Tindakan

Refleksi 1

Siklus II

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Gambar 2. Bagan tahapan siklus penelitian tindakan kelas
(Natalia dan Dewi, 2008: 22)

26

B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung
selama 3 bulan, dimulai dari bulan April 2013 sampai Juni 2013.

C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di tempat penulis bertugas,

yang

dijadikan sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN 3 Perumnas
Way Halim Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 25
orang siswa terdiri dari 10 siswa putra dan 15 siswa putri.

D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui instrument penelitian, kemudian
data tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan jenis dan sumber datanya.
Sedangkan peneliti melakukan intrepretasi terhadap keseluruhan data yang
diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian.
E. Alat Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan
beberapa cara yaitu:
1. Peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Lembar
observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama
pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
2. Tes hasil belajar siswa, instrument ini digunakan untuk menjaring data
mengenai peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media kartu
angka dalam mata pelajaran matematika kelas 1 semester II

27

3. Instrumen Dokumentasi, intrumen ini berupa data-data hasil belajar siswa
yang dinilai oleh guru sebagai arsip yang diperoleh selama proses
pembelajaran di kelas mulai dari awal semester hingga akhir semester.

F. Teknik Analisis Data
Data penelitian tindakan kelas yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
sendiri ditempat mengajar dan dibantu dengan teman sejawat. Data yang telah
terkumpul lebih banyak bersifat kualitatif. Analisis data dilakukan yaitu untuk
menganalisis data kinerja guru, aktivitas siswa, pendapat siswa tentang kartu
angka.

Analisa data dalam penelitian ini mengunakan rumus sebagai berikut: :

P = F X 100%
N

Keterangan :
P : Besarnya Persentase
F : Jumlah seluruh alternatif jawaban yang benar
N : Jumlah Siswa

G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus memiliki empat
tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun siklus tersebut antara lain :

28

* Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan perbaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan,silabus, RPP,
lembar evaluasi

(soal dan kunci jawaban), buku paket, media

pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
materi yang telah ditetapkan.
c. Menganalisis pokok bahasan yang digunakan dalam bentuk media kartu
angka.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menyiapkan langkah pembelajaran dimulai dari menanyakan keadaan
siswa dan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
- Pada pukul berapa kamu bangun pagi ?
- Apa saja yang kamu lakukan setelah bangun pagi ?
- Apa saja yang kamu lihat saat berangkat ke sekolah ?
b. Guru terlebih dahulu mengenalkan bilangan yang ada di dalam kelas seperti
kertas persegi empat yang telah berisikan angka 1 sampai dngan 10.
c. Siswa mengamati kartu angka yang diperlihatkan oleh guru.
d. Guru menyuruh siswa menghitung angka 1 sampai dengan 10.
e. Siswa diminta menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh guru yang

29

tertera pada kertas persegi empat.
f. Siswa dibagi 6 kelompok dan di setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa
dan ada 1 kelompok yang berisikan 5 orang siswa.
g. Siswa memperhatikan kartu angka dengan kelompoknya masing-masing.
h. Guru mengamati dan membimbing siswa yang belum mengerti cara
penggunaan kartu angka dengan lembar observasi.
i. Setelah selesai melakukan permainan kartu angka, siswa mengerjakan tugas
evaluasi yang sudah terlampir di RPP.
j. Memberikan umpan balik, penguat atau pujian terhadap siswa.
k. Guru menekankan lagi cara menggunakan kartu angka dengan benar.
l. Guru mengajukan pertanyaan atau wawancara tentang pendapat siswa
mengenai kartu angka menggunakan lembar wawancara yang sudah
terlampir di RPP.
m. Guru membagikan lembar pekerjaan rumah (PR).

3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Observasi tindakan ini berkolaborasi denan teman sejawat mengidentifikasikan
kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru/peneliti
dilanjutkan wawancara dengan siswa menggunakan alat penelitian sebagai
berikut :
a. Lembar observasi aktivitas siswa.
b. Lembar observasi kinerja guru.
c. Lembar wawancara tentang pendapat siswa mengenai kartu angka.
d. Lembar evaluasi belajar siswa.

30

4. Tahap Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I, hasil pengamatan menunjukkan halhal sebagai berikut :
a. Semua siswa sudah aktif melakukan semua permainan kartu angka
meskipun masih ada beberapa siswa yang pada saat memainkan kartu
angkanya tidak sesuai aturan.
b. Guru harus melibatkan siswa lebih mendalam penyampaian materi
membilang.
c. Guru harus menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian
materi membilang.
d. Guru harus lebih intens (lebih mendalam dalam memberikan motivasi
kepada siswa untuk mengikuti materi membilang.
e. Siswa yang duduk di belakang harus lebih mendapat perhatian dari guru.
f. Guru lupa tidak memberikan kesempatan kepada siswa.

* Siklus II
Pada akhir siklus 1 peneliti melakukan refleksi untuk mengkaji proses
pembelajaran yang telah dilakukan sebagi acuan untuk pembelajaran siklus II
sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan perbaikan yang dilakukan untuk siklus II adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki kartu angka yang digunakan oleh guru/peneliti.

31

2. Menentukan hari, tanggal dan bulan pelaksanaaan penelitian siklus II.
3. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Menyiapkan instrument untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam kinerja
guru/peneliti.
5. Menentukan jenis data dengan alat untuk mendapat data kualitatif.
6. Menyiapkan tabel untuk menganalisis data yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa serta observasi kinerja guru/peneliti selama kegiatan
berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini berdasarkan siklus I dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
a. Guru/peneliti memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan sebagai
berikut :
- Apa saja yang kamu makan saat sarapan pagi ?
- Saat berangkat sekolah siapa saja yang kamu beri salam ?
- Kamu menuju ke sekolah menggunakan apa ?

b. Berdasarkan jawaban siswa, guru/peneliti menunjukkan kartu angka kepada
anak-anak.
c. Guru/peneliti langsung memberikan tes awal secara lisan misal : Guru
menunjukkan 1 kartu angka, angka berapa ini anak-anak ?. Selanjutnya
guru menunjukkan 2 kartu angka, yang satu angkanya berapa ?, dan satunya
lagi angkanya berapa ?

32

d. Guru/peneliti menunjukkan kartu angka 1 sampai dengan 10, misal :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

e. Guru/peneliti menunjukkan kartu angka yang ada gambarnya, misal :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

f. Siswa masih duduk di tempatnya masing-masing karena setiap kelompok
hanya terdapat 4 orang di 1 mejanya.
g. Guru/peneliti membagikan kartu angka yang bertuliskan angka 1 sampai 10
kepada setiap kelompok.
h. Siswa menunjukkan kepada guru setiap kartu yang dipegangya dan
menyebutkan anngkanya.
i. Guru/peneliti mengamati aktifitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi dan lembar observasi kinerja guru.
j. Setelah selesau melakukan tugas bersama kelompoknya guru/peneliti
membagikan lembar kerja.
k. Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguat kepada siswa
l. Wawancara/Tanya jawab pendapat siswa mengenai kartu angka yang baru
saja dimainkannya.
m. Guru/peneliti membagikan tugas pekerjaan rumah (PR).

33

3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi ini dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung baik
oleh pengamat maupun guru/sebagai peneliti menggunakan data. lembar
observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara
tentang pendapat siswa, lembar kerja siswa mengenai kartu angka yang baru
saja dilakukan dalam pembelajaran.

4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini berdasarkan siklus II yang sudah dilakukan oleh siswa
maupun guru/peneliti dari hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pada kegiataan tes awal, guru menunjukkan kartu yang berisikan angka 9,
siswa diminta untuk menjawab. Guru menganalisis hasil jawaban siswa pada
waktu melakukan observasi.
2. Setiap kelompok sudah aktif memainkan kartu angka, walaupun masih ada
siswa ketika menunjukkan kartu yang dipegang tidak sesuai dengan angka
yang ada didalam kartu tersebut.
3. Guru menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran
dengan menggunakan kartu angka.
4. Interaksi guru dengan siswa kurang efektif karena guru masih terpaku pada
penggunaan media pembelajaran kartu angka yang ditempel di papan tulis.
5. Pewarnaan pada media pembelajaran masih perlu diperbaiki
6. Guru melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa .

34

G. Indikator Keberhasilan
DaIam penelitian ini indikator keberhasilannya ini adalah peningkatan
aktivitas dan nilai mata pelajaran tematik disetiap siklusnya dan
penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), atau dengan kata lain setiap siswa
diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya 75% tujuan pembelajaran
yang ditetapkan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas 1 SDN 3
Perumnas Way Halim disimpulkan:
1. Sebelum dilakukan tindakan kegiatan proses belajar masih terpusat pada
guru dan belum berorientasi dengan melibatkan siswa.
2. Dalam melaksanakan proses belajar belum banyak menggunakan media
sebagai alat peraga dalam materi membilang.
3. Hasil belajar siswa dalam menggunakan media kartu angka dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
5.2 Saran
1.

Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar menggunakaqn
kartu angka untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2.

Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putraputrinya agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi diri
sendiri, orang tua, bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2002. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Bahri. 1995. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya. Usaha Nasional
B. Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri, 2005, Guru dan Anak Didik, Dalam Intraksi Educatif
Jakarta, Asdi Mahesetya
Frankerberg. 1997. Visualle Medien in Deutschunmedien. Uberblick in
Hamdhuck
Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung. Alumni
Heinich. 1996. Instructional Technology Media Learning. New Jersey. Northn
Illionis University
Miarso, Yusufhadi. 1984. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta.
Prenada Media
Natalia dan Dewi, 2008.Penelitian Tindakan Kelas, Tinta Emas. Bandung
Rahardjo. 1984. Desain Media. Pengantar Pembuatan OHP. Jakarta. NUFFIC
Rustaman. 2001. Strategi Mengajar. Bandung. FPIMPA-UPI
Rohani. 1997. Media Instrusioanl Edukatif. Bandung. PT. Raneka Cipta
Sagala, Syaiful.. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran.Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung. Alfabeta.
Sudiman. 2006. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali Grasindo
Sujana. 1991. Media Pengajaran. Bandung. CV. Sinar Baru

Prastati. 2001. Media Sederhana. Jakarta (Pusat Antar Unit Veritas untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Universitas
Terbuka) PAU-PPAI-UT

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGENAL BILANGAN DI KELAS 1 SD NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2010/2011

0 16 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PETA KELAS VI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY DADI SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SDN 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

0 30 47

PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG BANDAR LAMPUNG

4 26 44

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

2 10 121

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PERUMNAS WAY HALIM BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 18 106

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DI KELAS V SD NEGERI 3 WAY TERUSAN SP 3 BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH

0 6 86

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD AL AZHAR 1 WAY HALIM BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 10 59

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

0 0 9

Kata Kunci: Media kartu gambar, pembelajaran tematik, hasil belajar siswa Pendahuluan - View of PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA PEKERJAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

2 1 20