PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SDN 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat dan makin menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan SDM tersebut mutu pendidikan harus ditingkatkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan SDM, pemerintah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas.

Dalam pembangunan nasional Depdiknas (2004: 3), pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Pendidikan berkualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan ilmu pegetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun, etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.


(2)

Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh bagaimana guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan menilai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih ditemukan berbagai masalah antara lain bahwa hasil pembelajaran IPA masih kurang baik sebagai akibat kurang baiknya sistem evaluasi dan metode pembelajaran yang monoton tidak bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingat dan memahami saja. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran IPA pada umumnya hanya pada pemberian pengetahuan (kognitif) belum pada afektif dan psikomotor siswa. Kurang optimalnya pembelajaran IPA ini juga terjadi di SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

Berdasarkan observasi kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung, secara umum jika siswa diberikan pertanyaan yang bersifat hafalan siswa dapat menjawab tetapi jika diberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman siswa tidak mampu untuk menjawab. Siswa tidak begitu antusias mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat dari 25 siswa kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim hanya 10 siswa yang berinteraksi secara aktif. Aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA masih rendah. Sebagian siswa kelas V SD


(3)

Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung memiliki nilai IPA di bawah KKM yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Nilai IPA Siswa Kelas V SDN 3 Perumnas Way Halim

No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1 0-50 3 12 Tidak Tuntas

2 51-60 7 28 Tidak Tuntas

3 65-70 12 48 Tuntas

4 71-100 3 12 Tuntas

Jumlah 25 100

Rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : a) kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa kurang tertarik pada cara penyajian materi yang hanya berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah. b) kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran, guru lebih banyak memberikan penjelasan. Hal ini mengakibatkan siswa kurang mendapatkan pengalaman belajar dari temannya. Kepada guru kurang berani menyampaikan, sedangkan dengan temannya belum ada pembiasaan, sehingga menyebabkan sulitnya berinteraksi. c) kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan, karena guru kurang memberi penguatan kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya. d) informasi yang disampaikan guru saat pembelajaran terlalu cepat sehingga siswa kurang bisa memaknai dan memahami, dan e) kurangnnya waktu yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi dengan media/ sumber belajar/ alat peraga.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut memberikan dampak pembelajaran IPA menjadi kurang menarik, hal ini mempengaruhi menurunnya keaktifan siswa


(4)

dalam memahami konsep IPA dalam pembelajaran dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disenangi oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada akhirnya diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan uraian di atas agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA pada pokok materi pokok perubahan sifat benda di kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim. Untuk menerapkan metode inkuiri ini penulis meminta bantuan Kepala Sekolah SD Negeri 3 Perumnas Way Halim menganalisis dan menindaklanjuti agar pembelajaran IPA menjadi lebih baik sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim meningkat.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:


(5)

1. Pembelajaran IPA pada umumnya hanya pada pemberian pengetahuan kognitif belum pada afektif dan psikomotor siswa

2. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktiv, sementara siswanya pasif.

3. Kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan 4. Pembelajaran IPA masih bersifat hafalan

5. Kurangnya interaksi positif antara siswa dengan siswa lainnya

6. Informasi yang disampaikan guru saat pembelajaran terlalu cepat sehingga siswa kurang dapat memaknai dan memahami

7. Sebagian siswa kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung, memiliki nilai di bawah KKM yang ditetapkan untuk pembelajaran IPA

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi pokok perubahan sifat benda melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Tahun Pelajaran 2012/2013?


(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi pokok perubahan sifat benda melalui metode inkuiri di kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan bagi khasanah pengembangan dalam mengelola pembelajaran ilmu IPA.

1.5.2 Secara Praktis 1. Bagi Siswa

Melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dan meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagi Guru

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui metode inkuiri

2. Menjadi pedoman dalam mengajarkan dan menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar khususnya dalam pembelajaran IPA melalui metode inkuiri dan pembelajaran lainnya.


(7)

3. Bagi Sekolah

1. Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antara guru dengan warga sekolah.

2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah atau mutu sekolah.

4. Bagi Peneliti

1. Dapat memotivasi untuk lebih kreatif dan inofatif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya

2. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran melalui metode inkuiri dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA


(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.

Menurut Sardiman (2004: 93) pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada dua prinsip yang berorientasi pada pandanagan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti pada umumnya yang terdapat di sekolah–sekolah tradisional. Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.


(9)

Penerimaan jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu akan berlaku begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda seperti siswa akan bertanya, mangajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan memiliki pamahaman yang lebih baik. Menurut Hamalik (2002: 74) dalam kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Kegiatan atau aktivitas siswa bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerjasma, displin belajar, kemampuan berfikir kritis dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis.

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan yang sesuai dengan tujuan belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan merubah tingkah laku yang lebih baik.

2.2 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan pada semua situasi untuk memperbaiki tingkah laku secara aktif. Belajar tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan seseorang dengan tujuan yang akan dicapai.

Menurut Hamalik (2002: 28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.


(10)

Sedangkan menurut Sardiman (2003: 22) belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

2.3Hasil Belajar

Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dengan proses belajar dan aktivitas belajar.

Menurut Surahmad (1997: 88) hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Sedangkan menurut Winkel (1996: 162) hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.


(11)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dari proses pembelajaran yang dicapai dalam aktivitas untuk mendapat suatu kepandaian atau sebuah tingkah laku yang lebih baik.

2.4 Metode Pembelajaran

2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Pemeberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan cara atau metode tertentu. Cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran. Menurut Subroto (1997: 148) metode pengajaran adalaah cara–cara pelaksanaan daripada suatu proses pengajaran, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa di sekolah. Sedangkan menurut Djamarah (1997: 53) metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, metode adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan untuk yang telah ditetapkan.

2.4.2 Macam – macam Metode Mengajar

Secara umum ada beberapa macam metode diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode penugasan, metode sosiodrama, metode latihan, metode kerja kelompok, metode proyek, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode eksperimen, metode kisah atau cerita, metode tutorial, metode praktek, dan metode inkuiri.


(12)

2.4.3Penentuan Metode

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan harus bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Menurut Slameto (1995: 98) kriteria pemilihan metode adalah:

a. Tujuan pembelajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditemukan siswa setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pembelajaran, yaitu bahan yang disajikan yang berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk menyampaikan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.

c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan metode yang berbeda dibndingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan materi yang disampaikan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik, dan intelektualnya.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunkan berbagai jenis metode yang optimal.

f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.


(13)

Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau yang dialokasikan untuk menyajikan materi yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat dan memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relative sedikit tetapi waktu penyajian yang relative cukup banyak.

2.5 Metode Inkuiri

2.5.1 Pengertian metode inkuiri

Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006: 196) bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Sedangkan menurut Mulyasa (2008: 108) mendefenisikan metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.

Dalam penerapannya di bidang pendidikan, ada beberapa jenis metode inkuiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:109) bahwa jenis-jenis metode inkuiri adalah sebagai berikut:


(14)

1. Inkuiri terpimpin (Guide inquiry)

Inkuiri terpimpin digunakan terutama bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru dan para siswa tidak merumuskan permasalahan.

2. Inkuiri bebas (Free inkuiry).

Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pembelajaran ini, siswa harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metode adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelmpok tugas memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses.

3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

2.5.2 Karakteristik Metode Inkuiri

Setiap metode tentunya memiliki karakteristik dalam suatu pembelajaran yang akan dilakukan. Seperti halnya dengan metode inuiri memiliki beberapa karakteristik yang tidak dapat ditinggalkan. Menurut Sanjaya (2006: 197) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran inkuiri, yaitu:


(15)

1. Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Sanjaya (2006: 197) 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan

jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Sanjaya (2006: 197)

3. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mngembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demkian, dalam metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Sanjaya (2006: 197)

Seperti yang dapat disimak dari penjelasan di atas, maka metode inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) yang memiliki perbedaan dengan metode konvensional. Oleh karena itu, penulis berusaha mengemukakan beberapa perbedaan antara metode inkuiri dengan metode konvensional dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar di kelas.


(16)

2.5.3 Komponen-komponen Metode Inkuiri

Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki komponen-komponen yang harus dilakukan dalam suatu pembelajaran. Demikian dengan metode inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan Garton (2005:23) bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu:

1. Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. 2. Student Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan

suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.

3. Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.

4. Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

5. Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.


(17)

Dalam pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas, ada beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian bagi seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri diharapkan dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut Sanjaya (2006: 199) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu:

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip bertanya

Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan kepada siswa akan


(18)

melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan.

4. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek.

5. Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam metode inkuri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

2.5.5 Langkah-langkah Metode Inkuiri

Suatu pembelajaran dengan menggunakan metode memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan secara sistematis. Pembelajaran yang baik hendaknya dilakukan dengan langkah yang baik dan terarah. Demikian juga dengan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006: 201) mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:


(19)

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Mengutip dari pendapat Sanjaya (2006: 202) yang mengemukakan kelebihan dan kekurangan metode inkuiri sebagai berikut:

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006: 208) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:


(20)

1) Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3) Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.

4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1. Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar

3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.


(21)

4. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

2.6 Tujuan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar menurut Depdiknas (2004: 3) bahwa tujuan IPA yaitu untuk memperoleh kompetensi lanjut iptek serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri

2.7 Ruang Lingkup Pembelajaran Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Suatu ilmu pengetahuan tentunya memiliki ruang lingkup yang akan dipelajari. Berdasarkan Depdiknas (2004: 3) pada dasarnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di sekolah dasar meliputi:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.


(22)

2.8 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Metode Inkuiri 1. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Memberikan motivasi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah

4. Apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari tentang materi yang akan dipelajari.

5. Guru membentuk kelompok belajar, dengan satu kelompok terdiri dari 5 orang

2. Kegiatan Inti (55 menit)

1. Merumuskan masalah, membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.

Contoh: Iwan ingin membuat teh hangat, tetapi tidak ada air panas. Ia mulai memasak air. Agar cepat mendidih, ia hanya memasukkan segelas air ke dalam panci. Setelah air mendidih, ia menuangkannya pada gelas semula, tetapi air tersebut ternyata tidak penuh seperti semula. Ke manakah air yang berkurang itu? Apa yang menyebabkan air berkurang? Jelaskan alasanmu!

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru

3. Siswa mengamati hasil kegiatan untuk mengambil suatu kesimpulan dari suatu masalah dan dituliskan pada lembar kerja siswa


(23)

4. Selama kegiatan berlangsung guru mengamati kegiatan siswa diantaranya, cara menggunakan media dan proses dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru

5. Setiap kelompok melakukan persentasi hasil kegiatan di depan kelas

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari persentasi tersebut.

7. Guru memberikan bimbingan dan pendekatan kepada siswa yang kurang aktiv selama proses pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Memberikan evaluasi

2. Memberikan tindak lanjut

2.9 Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

Jika pembelajaran IPA dilakukan melalui metode inkuiri, maka aktivitas dan hasil belajar siswa di SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung meningkat.


(24)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini berkaitan dalam kawasan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Menurut Jabrohim (2003: 1) penelitian adalah aktivitas atau proses sistematik untuk mengatasi masalah berdasarkan data yang ada untuk membuat kesimpulan. Dengan kata lain penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian untuk membuat kesimpulan berdasarkan masalah.

Dari pengertian di atas peneliti menggunakan PTK untuk menguji hipotesis penelitian dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Perumnas Way Halim melalui metode inkuiri. Penelitian tindakan kelas yang dipilih adalah bentuk penelitian melalui refleksi diri yaitu guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri, guru mencoba melihat kembali apa yang dikerjakannya dengan memperhatikan dampak yang timbul.


(25)

3.2Setting Penelitian

3.2.1 Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Halim Bandar Lampung dengan siswa berjumlah 25 Orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, Januari s.d Maret Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.3Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri atas 2 x pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Suharsimi (2007: 105) menggambarkan sebagai berikut:

3.1Model Sikus Penelitian Suharsimi (2007: 105) 1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan 4. Refleksi

1. Perencanaan

2. Perencanaan 4. Refleksi

3. Pengamatan Dst.


(26)

1. Perencanaan.

Uraian perangkat-perangkat pembelajaran, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan dikembangkan.

2. Pelaksanaan

Uraian pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.

3. Observasi

Observasi dilakukan terhadap interaksi yang mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. 4. Refleksi.

Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan yang ditemukan, kelemahan dan atau hambatan dalam pencapaian tujuan secara optimal.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui langkah sebagai berikut:

a. Observasi atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan hasil lembar kerja siswa. Dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang mengandung permasalahan yang akan di bahas.

c. Test hasil belajar

Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran.


(27)

3.5 Instrumen Penelitian a. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

Lembar Observasi Aktivias Siswa

Mata Pelajaran : ... Kelas/ Semester : ...

Siklus/ Pertemuan : ... Hari/ Tanggal : ...

No Aspek Yang Diamati Kriteria

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Mengerjakan tugas secara individu

3. Berdiskusi dalam kelompok

4. Bertanya dan menjawab pertanyaan

5. Memeprhatikan siswa presentasi (Adaptasi: Aqib, 2009: 41)

Perrsentasi hasil belajar siswa memiliki kriteria keberhasilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam (%)

No Tingkat keberhasilan Kriteria

1 > 81% Sangat baik

2 71 – 80% Baik

3 61 – 70% Cukup

4 51 – 60% Kurang

5 < 50% Sangat Kurang


(28)

Lembar Observasi Kinerja Guru

Mata Pelajaran : ... Kelas/ Semester : ...

Siklus/ Pertemuan : ... Hari/ Tanggal : ...

No Aspek yang Diamati Skor

1 – 4

I Pendahuluan

1. Persiapan sarana pembelajaran 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menggali pengetahuan awal siswa

4. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 5. Memotivasi minat siswa

II Kegiatan Inti

1. Menguasai materi pelajaran

2. Kesesuaian materi dengan indikator 3. Berperan sebagai fasilitator

4. Mengajukan pertanyaan pada siswa di kelas

5. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab 7. Memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan 8. Menggunakan media, alat dan bahan

9. Kejelasan dalam menyampaikan konsep

10. Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari 12. Memberi penguatan positif bagi siswa

III Penutup

1. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan 2. Memberi tugas kepada siswa

3. Tindak lanjut

JUMLAH

(Adaptasi: Ditjen PMPTK, 2012. Su[ervisi Guru oleh Kepala Sekolah dalam Kegiatan Pembelajaran)

b. Dokumentasi / catatan kegiatan pembelajaran

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan hasil lembar kerja siswa. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data yang akan di teliti.

c. Tes hasil belajar

Test dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis. Tes bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran yang direncanakan.


(29)

3.6 Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif dilakukan menggunakan lembar observasi, diantaranya aktivitas siswa dan kinerja guru dengan tujuan untuk mengetahui aktvitas siswa dan guru.

2. Analisis Kuanititatif

Data kuantitatif untuk menganalisis perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes pada setiap siklus.

a. Penilaian hasil belajar (rata-rata)

Untuk memeproleh hasil belajar siswa dapat diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap siklus (Khotimah, 2009) X = ∑X : ∑N

Keterangan:

X : Nilai Rata-rata ∑X : Jumlah semua nilai ∑N : Jumlah siswa b. Penilaian ketuntasan belajar

P = ∑siswa yang tuntas belajar : ∑ siswa X 100%

3.7 Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan dengan indikator. Siswa dinyatakan aktif jika nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 70%, siswa dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 6,5.


(30)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu pada siklus I nilai rata-rata 65,5 meningkat pada siklus II menjadi 71,15.

2. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 3 Perumnas Way Halim. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persentasi aktivitas belajar siswa pada siklus I 60,4%, meningkat pada siklus 2 menjadi 90,1%.

3. Penggunaan metode inkuiri dapat meningkatan kinerja guru. Hal ini terlihat dari perolehan persentasi dari siklus I yaitu dari 83,1% pada siklus II menjadi 91,5%.


(31)

5.2 Saran-saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah: 1. Untuk siswa

Untuk siswa SDN 3 Perumnas Way Halim khusunya siswa kelas V agar lebih giat lagi dalam belajar dan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki

2. Untuk guru

Diharapkan guru dapat lebih kreatif dan inofatif dalam megembangkan perangkat pembelajaran di sekolah

3. Untuk sekolah

Hendaknya sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran

4. Untuk Kepala Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, seperti seminar ataupun workshop pendidikan


(32)

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2003. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: Grafindo Persada.

A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2004 Krurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:

Depdiknas

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Metode dan tekhnik Pembelajaran. Jakarta: Rienka Cipta. Garton. 2005. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar. 2002. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Jabrohim.2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakara: Hanindita Graha Widya

Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sanjaya. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Surakhmad, Winarno 1997. Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo


(33)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA

PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SDN 3

PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

Oleh: SUPRIATIN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata palajaran IPA di kelas V SDN 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung melalui metode inkuiri.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), melalui siklus berdaur ulang. Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perolehan hasil setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus I pertemuan pertama hasil aktivitas siswa 74,4% dengan rata-rata nilai 62,70. Siklus I pertemuan kedua hasil aktivitas siswa 87,2% dengan rata-rata nilai 71,20. Siklus II pertemuan pertama hasil aktivitas siswa 94,4% dengan rata-rata nilai 71,20. Siklus II pertemuan kedua hasil aktivitas siswa 96% dengan rata-rata nilai 80,00. Pada kinerja guru diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri sangat tepat untuk pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dengan perolehan hasil setiap siklus yang mengalamai peningkatan. Siklus I pertemuan pertama 83,1%, siklus I pertemuan kedua 86,7%, siklus II pertemuan pertama 89,1%, siklus II pertemuan kedua 91,5%.


(34)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA

PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SDN 3

PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

Oleh SUPRIATIN

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 SKGJ Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SKGJ FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013


(35)

Judul Tugas Akhir : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SD NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Supriatin Nomor Pokok Mahasiswa : 1113069102 Program Studi : S1 PGSD-SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Suwarjo, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19551222 197903 2 001


(36)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Suwarjo, M.Pd. ………

Penguji Bukan Pembimbing : Dra. Erni Mustakim, M.Pd. ………

3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(37)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Supriatin Nomor Pokok Mahasiswa : 1113069102 Jurusan : Ilmu Pendidikan Program Studi : S1 PGSD-SKGJ

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya susun sebagai syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung merupakan karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan atau sebagian tugas akhir ini bukan merupakan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Bandar Lampung,

Supriatin NPM. 1113069102


(38)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 April 1987, sebagai anak ke delapan dari delapan bersaudara dari Bapak Suparno dan Ibu Robiyah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 8 Kedaton Bandar Lampung pada tahun 1999. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan di SLTP Negeri 12 Bandar Lampung pada tahun 2003. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 12 Bandar Lampung pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 melanjutkan ke jenjang Diploma dua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.


(39)

MOTTO

Orang yang baik bukan orang yang tidak pernah

melakukan kesalahan,


(40)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sanjungkan hanyalah kehadirat Illahi Robbi atas segala limpahan karunia dan tuntunan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan keharibaan Baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabat setia serta para pengikutnya. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

Penluis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan pembimbing, dan pembahas yang senantiasa memberikan motivasi, kesabaran, dan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih atas motivasi dan keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Si., Rektor Universitas Lampung

2. Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Dr. Darsono, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lampung


(41)

6. Dra. Erni Mustakim, M.Pd., sebagai pembahas

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila 8. Ibu Chandra Lela, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 3 Perumnas Way Halim

Bandar Lampung yang memberikan izin untuk melaksanakan penelitian 9. Seluruh staf pengajar di SD Negeri 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung 10.Rekan-rekan Program S1 Dalam Jabatan yang memberikan rasa persahabatan

demi kesuksesan menempuh studi

11.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terutama teman sejawat dan seprofesi.

Bandar Lampung,

Supriatin NPM. 1113069102


(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(43)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa ……….…... 52 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………..………... 53 4.3 Peningkatan Kinerja Guru ……….54


(44)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………..………. ix

DAFTAR GAMBAR ……….……….. x

DAFTAR GRAFIK ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..………..……… 4

1.3 Perumusan Masalah ..………. 5

1.4 Tujuan Penelitian ..………. 6

1.5 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar ……….….………. 8

2.2 Belajar dan Pembelajaran …….... ……….…… 9

2.3 Hasil Belajar ………..……… 10

2.4 Metode Pembelajaran ……….……..………. 11

2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran ……….……. 11

2.4.2 Macam-macam Metode Mengajar ……….…… 11

2.4.3 Penentuan Metode ………….………. 12

2.5 Metode Inkuiri ……….………... 13

2.5.1 Pengertian Metode Inkuiri. ...……….……… 13

2.5.2 Karakteristik Metode Inkuiri.….……….……… 15

2.5.3 Komponen-komponen Metode Inkuiri ……….……….…… 16

2.5.4 Prinsip-prinsip Metode Inkuiri ……….. 17

2.5.5 Langkah-langkah Metode Inkuiri ……….. 19

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ……….. 20

2.6 Tujuan dan Fungsi IPA di SD ……….……… 21

2.7 Ruang Lingkup IPA di SD ……...……….….. 21

2.8 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Inkuiri …...… 22

2.9 Hipotesis Tindakan ………. 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………..……….…24

3.2 Setting Penelitian ....……….………. 25

3.2.1 Subjek dan Tempat Penelitian ……….. 25

3.2.2 Waktu Penelitian ……….. 25

3.3 Prosedur Penelitian ……….………...……… 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..………..……….……….. 27

3.5 Instrumen Penelitian ………..…….……….. 27

3.6 Teknik Analisis Data …...………...………28

3.7 Indikator keberhasilan ……… 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(45)

4.1 Hasil Penelitian. ……….………..….……….. 30

4.2 Deskripsi Siklus I. ………... ……….….……… 31

4.2.1 Deskripsi Siklus I Pertemuan 1 ... ……… 31

4.2.2 Temuan Siklus I Pertemuan 1……….…….. 33

4.2.3 Deskripsi Siklus I Pertemuan 2 ……….…... 37

4.2.4 Temuan Siklus I Pertemuan 2 ……….……. 39

4.3 Deskripsi Siklus II ……….………... 42

4.2.1 Deskripsi Siklus II Pertemuan 1………..………….. 42

4.2.2 Temuan Siklus II Pertemuan 1 ………...……….. 44

4.2.3 Deskripsi Siklus II Pertemuan 2 .. ………..………….. 47

4.2.4 Temuan Siklus II Pertemuan 2... ..…. ……….…………. 49

4.4 Pembahasan ……….……….………… 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…..……….……….. 57

5.2 Saran ……….. 58 DAFTAR PUSTAKA


(46)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai IPA Siswa Kelas V …..……….…...3

3.1 Kriteria Aktivitas Siswa ………... 29

4.1 Nama Dewan Guru SDN 3 P. Way Halim ………... 31

4.2 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ………..…………... 33

4.3 Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan 1 ………. 34

4.4 Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ………. 35

4.5 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ..………... 39

4.6 Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan 2 ………. 40

4.7 Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ………. 40

4.8 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ……… 44


(47)

4.10 Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ……… 46

4.11 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ……… 49

4.12 Hasil Tes Formatif Siklus II Pertemuan 2 ……….50

4.13 Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ……… 50

4.14 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Siswa ………51

4.15 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Siswa . ... ……… 52


(1)

Gambar Halaman 3.1 Model Siklus Penelitian …..……….…… 25


(2)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa ……….…... 52 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………..………... 53 4.3 Peningkatan Kinerja Guru ……….54


(3)

Halaman

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………..………. ix

DAFTAR GAMBAR ……….……….. x

DAFTAR GRAFIK ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..………..……… 4

1.3 Perumusan Masalah ..………. 5

1.4 Tujuan Penelitian ..………. 6

1.5 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar ……….….………. 8

2.2 Belajar dan Pembelajaran …….... ……….…… 9

2.3 Hasil Belajar ………..……… 10

2.4 Metode Pembelajaran ……….……..………. 11

2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran ……….……. 11

2.4.2 Macam-macam Metode Mengajar ……….…… 11

2.4.3 Penentuan Metode ………….………. 12

2.5 Metode Inkuiri ……….………... 13

2.5.1 Pengertian Metode Inkuiri. ...……….……… 13

2.5.2 Karakteristik Metode Inkuiri.….……….……… 15

2.5.3 Komponen-komponen Metode Inkuiri ……….……….…… 16

2.5.4 Prinsip-prinsip Metode Inkuiri ……….. 17

2.5.5 Langkah-langkah Metode Inkuiri ……….. 19

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ……….. 20

2.6 Tujuan dan Fungsi IPA di SD ……….……… 21

2.7 Ruang Lingkup IPA di SD ……...……….….. 21

2.8 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Inkuiri …...… 22

2.9 Hipotesis Tindakan ………. 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………..……….…24

3.2 Setting Penelitian ....……….………. 25

3.2.1 Subjek dan Tempat Penelitian ……….. 25

3.2.2 Waktu Penelitian ……….. 25

3.3 Prosedur Penelitian ……….………...……… 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..………..……….……….. 27

3.5 Instrumen Penelitian ………..…….……….. 27

3.6 Teknik Analisis Data …...………...………28

3.7 Indikator keberhasilan ……… 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(4)

4.1 Hasil Penelitian. ……….………..….……….. 30

4.2 Deskripsi Siklus I. ………... ……….….……… 31

4.2.1 Deskripsi Siklus I Pertemuan 1 ... ……… 31

4.2.2 Temuan Siklus I Pertemuan 1……….…….. 33

4.2.3 Deskripsi Siklus I Pertemuan 2 ……….…... 37

4.2.4 Temuan Siklus I Pertemuan 2 ……….……. 39

4.3 Deskripsi Siklus II ……….………... 42

4.2.1 Deskripsi Siklus II Pertemuan 1………..………….. 42

4.2.2 Temuan Siklus II Pertemuan 1 ………...……….. 44

4.2.3 Deskripsi Siklus II Pertemuan 2 .. ………..………….. 47

4.2.4 Temuan Siklus II Pertemuan 2... ..…. ……….…………. 49

4.4 Pembahasan ……….……….………… 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…..……….……….. 57

5.2 Saran ……….. 58 DAFTAR PUSTAKA


(5)

Tabel Halaman

1.1 Nilai IPA Siswa Kelas V …..……….…...3

3.1 Kriteria Aktivitas Siswa ………... 29

4.1 Nama Dewan Guru SDN 3 P. Way Halim ………... 31

4.2 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ………..…………... 33

4.3 Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan 1 ………. 34

4.4 Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ………. 35

4.5 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ..………... 39

4.6 Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan 2 ………. 40

4.7 Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ………. 40

4.8 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ……… 44


(6)

4.10 Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ……… 46

4.11 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ……… 49

4.12 Hasil Tes Formatif Siklus II Pertemuan 2 ……….50

4.13 Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ……… 50

4.14 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Siswa ………51

4.15 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Siswa . ... ……… 52


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 4 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG

0 7 168

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 PAREREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 9 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

0 3 34

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 8 52

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Inkuiri Bagi Siswa Kelas IV SDN I Ngemplak Tahun 2013/2014.

0 0 14

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Inkuiri Bagi Siswa Kelas IV SDN I Ngemplak Tahun 2013/2014.

0 0 14

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA SUBBAHASAN SIFAT-SIFAT BENDA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI.

0 1 19

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA SUB BAHASAN SIFAT-SIFAT BENDA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI.

0 1 26

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

0 0 29

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI TAPEN

0 0 12