PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG BANDAR LAMPUNG

PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 3
SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG
BANDAR LAMPUNG

Oleh

ERWIN MASYKUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN

Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG
2013

ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 3
SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG
BANDAR LAMPUNG
Oleh
ERWIN MASYKUR

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media Kartu Gambar pada kelas
3 SDN 2 Gunung Terang Bandarlampung.
Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas (Classroom Action Research)
yang dilakukan dalam dua siklus dengan empat tahap tindakan pada masingmasing siklus, yaitu: perencanaan (planning), implementasi (tindakan), observasi
(pengamatan) dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Di akhir pelaksanaan setiap siklus dilakukan tes peningkatan hasil belajar
menggunakan soal isian. Skor dari hasil tes tersebut digunakan untuk menentukan

pencapaian KKM oleh siswa yang akan menunjukkan keberhasilan belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media
kartu gambar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dari sebelum tindakan, setelah
dilaksanakannya Siklus I sebesar 69,9% dan Siklus II sebesar 79%. Peningkatan
nilai aktivitas mencapai 9,1%. Prestasi belajar siswa kelas 3 SD Negeri 2 Gunung
Terang pada pelajaran Bahasa Indonesia meningkat, yaitu dengan rata-rata 65,9
dan ketuntasan 68% pada Sikus I, meningkat menjadi 71,8 dan ketuntasan 84%
pada Siklus II. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas mencapai angka 16%.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan prestasi
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SDN 2 Gunung Terang
Bandarlampung meningkat dengan menggunakan media kartu gambar.
Kata Kunci: Aktivitas dan Prestasi Belajar, Pembelajaran Bahasa Indonesia,
Media Kartu Gambar.

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK …………………………………………………………………

i
COVER JUDUL ……………………………………………………………
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………
iv
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………
v
PERSEMBAHAN …………………………………………………………
vi
MOTTO ……………………………………………………………………
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………
viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
x
KATA PENGANTAR ……………………………………………………

xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
xiii
BAB I

PENDAHULUAN …………………………………………
1.1
Latar Belakang Masalah……………………………..
1.2
Identifikasi Masalah ……………………………….
1.3
Perumusan Masalah …………………………………
1.4
Tujuan Penelitian ……………………………………
1.5
Manfaat Penelitian …………………………..………

1
1
6

7
7
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA ………………………………………
2.1
Pengertian Media Pembelajaran ……………………
2.2
Media Kartu Bergambar ……………………………
2.3
Pengertian Belajar
2.3.1 Aktivitas Belajar ……………………………
2.3.2 Prestasi Belajar………………………………
2.4
Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ……
2.5
Kerangka Pikir ………………………………………
2.6

Hipotesa ……………………………………………

9
9
11
14
16
19
22
22

METODE PENELITIAN …………………………………
3.1
Metode Penelitian ……………………………………
3.2
Setting Penelitian ……………………………………
3.3
Teknik Pengumpulan Data …………………………
3.4
Alat Pengumpulan Data ……………………………

3.5
Teknik Analisis Data…………………………………
3.6
Indikator Keberhasilan ………………………………
3.7
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ………

23
23
24
25
26
26
27
28

BAB III

i


BAB IV

HASIL PENELITIAN ……………………………………
4.1
Hasil Penelitian …………….......................................
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian…………………………

33
33
49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………
5.1
Kesimpulan …………………......................................
5.2
Saran ………………………………............................


52
52
53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

DAFTAR TABEL

TABEL
Hal
1. Aktivitas dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SDN 2 Gunung Terang ………………………………
4
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……………………………
25
3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ………………………………………… 25
4. Kriteria Prestasi Belajar Siswa ………………………………………

27
5. Data Hasil Observasi Belajar Siswa pada Siklus I …………………
37
6. Daftar Hasil Nilai Tes Siklus I ……………………………………… 39
7. Data Hasil Observasi Belajar Siswa pada Siklus I …………………
45
8. Daftar Hasil Nilai Tes Siklus I ……………………………………… 47

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
Hal
1. Surat Izin Penelitian ………………………………………………
56
2. Silabus Pembelajaran ………………………………………………
57
3. RPP Siklus I ………………………………………………………
59
4. LKS Siklus I ………………………………………………………
62

5. Lembar Tes Siklus I ………………………………………………
64
6. Hasil Nilai Tes Siklus I ……………………………………………
66
7. RPP Siklus II ………………………………………………………
67
8. LKS Siklus II ………………………………………………………
70
9. Lembar Tes Siklus II ………………………………………………
72
10. Hasil Nilai Tes Siklus II ……………………………………………
74
11. Kunci Jawaban ……………………………………………………
75
12. Dokumentasi Pembelajaran di Kelas ………………………………
77

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diterapkan sejak
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan yang sangat penting di negeri ini, karena Bahasa
Indonesia merupakan bahasa pemersatu seluruh suku bangsa yang
beraneka ragam di Indonesia. Pendidikan Bahasa Indonesia yang baik
sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter anak Indonesia yang
mencintai bangsa dan negaranya sejak dini. Mengingat bagaimana bahasa
ini mampu mempersatukan anak bangsa dalam meraih kemerdekaan pada
masa lalu. Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan Bahasa
Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah, baik dalam pendidikan formal
maupun non formal, mengingat begitu banyak bahasa yang sudah dikenal
serta berkembang di masyarakat pada era globalisasi sekarang ini.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia. Apabila
tidak menggunakan bahasa yang tepat dalam menyampaikan sesuatu yang
diinginkan, akan mungkin terjadi kesalahpahaman pengertian yang dapat
mengakibatkan konflik di dalam suatu lingkungan sosial. Manusia akan
tumbuh seiring dengan pengetahuan yang dikuasainya. Demikian halnya
pada proses pendidikan anak sekolah dasar, pertumbuhan akan

2

kematangan emosi, pengetahuan, kemampuan motorik dan fungsi organ
tubuh serta kerja otak juga akan terus berlangsung terus seiring
bertambahnya usia anak tersebut. Penggunaan bahasa yang mereka pakai
di lingkungan rumah bisa jadi berbeda dengan teman-temannya di sekolah.
Oleh karena itulah Bahasa Indonesia dijadikan media pemersatu untuk
berkomunikasi. Semakin dini kita menerapkan pembelajaran Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, maka akan semakin baik pula tertanam
pada anak seiring dengan kematangan pertumbuhan anak tersebut.

Pertumbuhan pada aspek IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional
Quotient) serta EQ (Social Quotient) sedang mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat pada usia anak kelas 1, 2 dan 3 sekolah dasar. IQ
merupakan kemampuan anak pada pemahaman berpikir tentang materi
pembelajaran yang diterimanya untuk kemudian bertindak secara terarah
dan berpikir secara rasional. EQ merupakan kemampuan anak dalam
pemahaman bersikap, berempati dan menuangkan perasaan terhadap
lingkungan di sekitarnya. Sedangkan SQ merupakan kemampuan anak
dalam beradaptasi, berkomunikasi serta melakukan hubungan sosial
dengan lingkungan di sekitarnya. Pada usia ini pula, siswa biasanya
masih memandang segala hal dengan konsep yang sangat sederhana dan
menyatu dalam satu keutuhan pandangan (holistik). Proses pembelajaran
anak pada siswa kelas 1, 2, dan 3 juga masih sangat bergantung pada
bantuan benda konkrit serta pengalaman yang mereka alami langsung.
Seiring dengan hal tersebut, pendidikan di Indonesia juga telah mengambil

3

kebijakan dan kelayakan dalam proses pembelajaran bagi siswa kelas awal
di sekolah dasar. Dalam Standar Nasional Pendidikan, pembelajaran pada
kelas 1,2 dan 3 lebih disesuaikan dengan penerapan pembelajaran terpadu
melalui pendekatan pembelajaran tematik. Pendekatan pembelajaran
Tematik merupakan model pembelajaran dengan memadukan beberapa
mata pelajaran menjadi satu penyajian dengan satu tema yang menjadi
sumber belajar melalui pengembangan beberapa aspek dan indikator yang
tercantum pada tiap mata pelajaran yang dipadukan.

Dalam penyajian pembelajaran Tematik terdiri dari beberapa mata
pelajaran yang disusun dengan harapan dapat mempermudah penyajian
mata pelajaran siswa sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3. Penggabungan
beberapa mata pelajaran akan membuat siswa lebih mudah mamahami
konsep pembelajaran yang dihadapinya sesuai cara berpikir mereka yang
masih memandang segala sesuatu secara utuh. Hal ini perlu didukung
dengan metode yang tepat dan menyenangkan serta media yang menarik
bagi siswa sehingga akan meninggalkan pengalaman yang berarti dan
tertanam dalam ingatan siswa. Dengan demikian, guru juga akan terbantu
selama menerapkan metode serta menyajikan media yang tepat.

Berdasarkan pengamatan umum yang dilakukan pada siswa kelas 3 SDN
2 Gunung Terang Bandarlampung pada tahun 2012/2013, proses
pembelajaran Bahasa Indonesia masih kurang melibatkan siswa. Guru
belum menerapkan metode pembelajaran yang mampu membuat siswa

4

tertarik layaknya hakikat pada pendekatan tematik. Kurangnya perhatian
serta ketertarikan siswa berakibat pada rendahnya aktivitas serta prestasi
siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Aktivitas dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SDN 2 Gunung Terang
No

Kompetensi Dasar

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Aldo Eka Saputra
Ade Pratama
A. Arifin Ilham
Andyya Nur Afifah
Alya annisa
Della Aulia
Denisa Pandini
Derianto
Fatimah Ratna K.
Ismi Karlina
Leni Safitri
Oktaria Ramadhani
Fitria Puji Astuti
Teuku Fiel Putra
Tirani Ajeng
Yuliana
Ridho Subhan
M.Guntur Saputra
Kemas M. Gilbran
Gigih Autarki
Chaca Triya Ayuni
M. Braja Dasa P.
Nurul Aisyah
Aprialsyah Putra
Brian Lukito

Aktivitas
R
S
T
70
70
60
60
85
85
80
70
75
75
60
50
60
55
75
60
60
60
65
65
60
60
70
60
55
-

80
70
60
60
85
75
70
60
75
85
60
60
60
55
45
60
60
60
65
65
60
60
70
60
55

Ratarata
75
70
60
60
85
80
75
65
75
80
60
55
60
55
60
60
60
60
65
65
60
60
70
60
55

Tuntas
Tuntas
Tdk.tuntas
Tdk tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk.tuntas
Tdk tuntas
Tdk.tuntas
Tdk tuntas
Tdk.tuntas
Tdk.tuntas
Tdk.tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk.tuntas
Tdk.tuntas
Tuntas
Tdk.tuntas
Tdk.tuntas

Pres

Ket.

Jumlah Total

15

7

3

1615

65,2

T=12, TT=13

Persentase

60%

28%

12%

-

-

T=48%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012/2013,
dari 25 orang siswa kelas 3 baru 48% siswa yang mencapai KKM 65 yang

5

ditentukan. Penilaian yang diambil tidak hanya berdasarkan nilai prestasi
tertulis, namun juga berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pada tabel tersebut juga tampak bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia belum mencapai harapan yang diinginkan,
yaitu hanya 40% siswa yang mengikuti dengan baik dan 60% sisanya
masih rendah. Rendahnya aktivitas serta prestasi belajar siswa tersebut
diduga akibat kelemahan guru yang belum menguasai dan menggunakan
metode yang baik atau kurang menggunakan media yang tepat serta
menarik bagi siswa.

Seorang guru yang baik diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan
dan kompetensi mengajar yang menunjang, dan menguasai pemahaman
dan penerapan secara taktik berbagai metode pembelajaran serta hal lain
yang

berhubungan.

Termasuk

dalam

penggunaan

metode

untuk

mengajarkan pembelajaran tematik pada kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar,
serta penggunaan media yang tepat untuk pembelajaran di kelas.

Pengembangan media yang menarik dan sesuai untuk pembelajaran di
kelas 3 SD berupa media gambar akan sangat membantu siswa untuk
menstimulus mereka dalam memahami pembelajaran berdasarkan yang
mereka lihat. Vernon (dalam Davies, 1991: 158) telah menemukan bahwa
gambar berhasil membangkitkan emosi dan sikap yang kuat terhadap
suatu hal yang sama yang disajikan, walaupun tidak membangkitkan
pendapat yang objektif. Dengan gambar kita dapat mempresentasikan

6

benda nyata dan beraneka warna didalamnya yang dapat membangkitkan
ketertarikan siswa untuk memperhatikan serta fokus pada pelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu tindakan yang
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan tematik. Salah satu
tindakan yang dapat dimungkinkan untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
pendekatan tematik adalah dengan menggunakan media kartu bergambar.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah
pada penelitian tindak kelas ini adalah:
1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih terlihat kurang menarik
bagi siswa kelas 3 SDN 2 Gunung Terang Bandar Lampung.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang mampu membuat
siswa tertarik layaknya hakikat pada pendekatan tematik.
4. Hasil belajar siswa kelas 3 SDN 2 Gunung Terang masih rendah.
5. Guru belum menguasai dan menggunakan metode yang baik.
6. Guru belum menggunakan media yang tepat serta menarik bagi siswa.

7

1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka
masalah penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan aktivitas
belajar mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SDN 2
Gunung Terang Bandarlampung.
b. Apakah penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SDN 2
Gunung Terang Bandarlampung.

1.4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan sebelumnya, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran bahasa Indonesia
pada siswa kelas 3 SDN 2 Gunung Terang Bandarlampung dengan
menggunakan media kartu gambar.
b. Untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia
pada siswa kelas 3 SDN 2 Gunung Terang Bandarlampung dengan
menggunakan media kartu gambar.

8

1.5

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis:
a.

Menemukan

media yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan

prestasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
pendekatan tematik melalui penggunaan kartu gambar.
b.

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan pendekatan tematik di kelas serta sebagai
tambahan pengetahuan guru dalam mengembangkan kemampuan
dalam mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional.
b. Bagi Siswa
Sebagai referensi salah satu alat bantu yang dapat membantu siswa
dan merangsang motivasi siswa untuk belajar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Sekolah
Menjadi sumber bagi sekolah dalam memperkaya alat peraga atau
media yang membantu proses pembelajaran dengan biaya yang
ringan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Media Pembelajaran

Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk
hidup yang berada di lingkungan sekitar

serta peristiwa yang dapat

memungkinkan siswa untuk mandapatkan pengetahuan. Media merupakan
alat yang sangat berguna untuk menyalurkan tujuan dari suatu kegiatan
yang dilakukan. Alat visual seperti gambar, foto, diagram dan representasi
grafik, merupakan alat-alat yang dijadikan alat bantu. Alat-alat ini tidak
mahal, mudah digunakan dan terutama jelas dan mengesankan dalam
penyajian (Davies, 1991: 157)

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting.
Kesulitan siswa dalam memahami penjelasan guru dalam menyampaikan
bahan pengajaran dapat terbantu dengan kehadiran media. Demikian juga
dengan rasa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang diberikan akan
lebih meningkat dengan keberadaan media. Keabstrakan bahan pelajaran
yang kurang dapat dicerna oleh siswa juga dapat dikonritkan dengan
kehadiran media, sehingga siswa lebih mudah mencerna bahan pelajaran
daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu
diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran harus jelas dengan tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan media pengajaran

10

bukannya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat
dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Dengan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam
proses belajar.

Sudjana (dalam Djamarah, 1996: 152), merumuskan fungsi dari media
pembelajaran sebagai berikut:
(a) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (b) Penggunaan
media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar, (c) Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi
pelajaran, (d) Penggunaan media bukan semata – mata alat hiburan, bukan
sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa,
(e) Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap perhatian yang diberikan guru, (f) Pengunaan media dalam
pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran
lebih mudah dipahami siswa.
3. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis
penggunaannya.

11

4. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses
pengajaran.
5. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa (Djamarah, 1996: 150).

2.2

Media Kartu Gambar

Media kartu gambar merupakan salah satu media yang dipergunakan
dalam dunia pendidikan dan dapat diterapkan dalam berbagai proses
pembelajaran di kelas. Kartu bergambar adalah sebuah media visual yang
merupakan bagian dari media sederhana. Pengertian kartu adalah kertas
tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan). Sedangkan
peranan gambar sebagai media pengajaran antara lain :
a. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
siswa dalam belajar.
b. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
c. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi).
d. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat
yang lain (Sudirman, 1991: 220).

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman (1991: 219),
yaitu:

12

1.

Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.

2.

Memberikan kesan kuat dan menarik perhatian.

3.

Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
objek-objek dalam gambar.

4.

Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.

Guru perlu menyediakan bahan yang menarik yang dapat menyajikan
tantangan bagi siswa untuk giat secara aktif dan kreatif . Gambar yang
disajikan adalah merupakan gambar yang mempresentasikan benda nyata
yang diharapkan dan disesuaikan dengan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas nantinya. Bahan media gambar tersebut
haruslah sesuai dengan perkembangan emosi dan sosial anak, dimana anak
di kelas permulaan (usia 6 - 8 tahun) berada pada fase bermain.

Penggunaan media gambar dan kartu sangat cocok dengan karakteristik
anak usia dini yang

masih anak-anak (Latuheru, John D, 1983: 25).

Hendaknya guru mempertimbangkan penggunaan media kartu gambar
didalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran
siswa kelas rendah yang masih banyak memerlukan bantuan dalam
pemahamannya. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi
seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya
sehingga

selanjutnya

diharapkan

siswa

tersebut

dapat

mampu

mengembangkan pemikirannya dari beberapa aspek berdasarkan gambar
tersebut. Gambar yang tersaji dalam bentuk kartu layaknya benda untuk

13

bermain akan lebih menarik perhatian siswa dalam belajar. Kartu gambar
sangat mudah diperoleh ataupun dibuat sendiri berdasarkan kreativitas
guru dalam mengembangkan tema pelajaran yang akan disajikan kepada
siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan kartu
gambar, guru mempersiapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menganalisa pokok bahasan /sub pokok bahasan yang akan dituangkan
dalam bentuk kartu gambar.
2. Menyiapkan kartu gambar yang sesuai tema pembelajaran.
3. Guru meminta siswa untuk membuat kalimat atau paragraph singkat
berdasarkan kartu gambar yang ditampilkan dan siswa lain
memberikan tanggapan.
4. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran sekaligus
menindaklanjuti dengan pemberian tugas sebagai pengayaan materi
yang telah disajikan.
Contoh kartu bergambar adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Contoh Media Kartu Bergambar

14

Kedua contoh kartu bergambar tersebut dapat digunakan untuk
menyajikan tema yang diinginkan dan dapat disajikan pada beberapa mata
pelajaran yang terkait, misalnya untuk tema Kesehatan dapat meminta
siswa untuk membuat kalimat atau cerita mengenai gambar tersebut.

2.3

Pengertian Aktivitas dan Prestasi Belajar
2.3.1

Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan gabungan dua kata yang berbeda yang
memiliki arti yang juga berbeda. Namun akan menjadi gabungan
kata yang memiliki arti tersendiri. Pengertian „aktivitas‟ secara
harpiah adalah “kegiatan atau keaktifan”. Sedangkan pengertian
umum dari aktivitas tersebut adalah segala sesuatu/kegiatan yang
dilakukan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar.

Menurut Sardiman (1994: 22-23) belajar sebagai rangkaian
kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa,
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan suatu
proses perubahan menjadi lebih baik. Dalam proses belajar siswa
melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala

15

pengetahuan yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka
lakukan. Sedangkan menurut Hamalik (2001: 28):
“Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.”
Menurut Winkel (2004 : 59), belajar merupakan suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pemahaman-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan
tersebut bersifat relatif konstan dan membekas. Namun tidak
semua perubahan terjadi akibat dari proses belajar. Belajar akan
lebih efektif apabila siswa yang belajar melakukan proses tersebut
dengan suasana menyenangkan dan dapat menghayati objek
pembelajaran secara langsung.

Menurut Gagne belajar adalah merupakan seperangkat proses
kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru (Dimyati
dan Mudjiono, 1999: 10).

Dari kedua penjelasan tentang kata ‟aktivitas‟ dan „belajar‟
tersebut, dapat dilihat adanya hubungan yang nyata. Maka dapat
diambil kesimpulan tentang yang dimaksud dengan aktivitas

16

belajar, yaitu segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi antara guru dengan siswa. Aktivitas belajar itu sendiri
lebih ditekankan kepada siswa, sehingga dapat tercipta suasana
belajar yang lebih aktif dan melibatkan siswa secara langsung.

2.3.2

Prestasi Belajar

Sama halnya sebagaimana pengertian Aktivitas Belajar diatas,
Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua
kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling
berkaitan walaupun keduanya mempunyai pengertian yang
berbeda. Menurut Djamarah (1996: 43) prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individu maupun kelompok.

Prestasi

merupakan

hasil

yang

dicapai

seseorang

ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu‟u, 2004: 75). Prestasi
seseorang tidak mungkin dicapai apabila orang tersebut tidak
melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan
perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan
prestasi tidak mudah, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai
rintangan serta hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya.
Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat
tercapai.

17

Hakekat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti
berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, dan aspek-aspek lain
yang ada pada individu tersebut. Dari beberapa pengertian belajar
oleh para ahli, dapat dikemukakan adanya beberapa hal penting
yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku,
dimana perubahan itu dapat mengarah pada perubahan tingkah
laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalaui
latihan atau pengalaman dan perubahan itu relatif menetap.
3. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun
psikis.
1.

Berdasarkan dari definisi prestasi dan belajar, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang
diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu
proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu,
yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Sedangkan menurut Nurkencana (2005: 62) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak

18

berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam
waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan
dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang
kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar
merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan
lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan hal ini,
prestasi belajar dapat dirumuskan :

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika
mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesa dan evaluasi.
c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.
a.

Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai
dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari

19

segi kognitif karena sering dipakai untuk melihat penguasaan
pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa.

2.4

Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas
bangsa Indonesia. Upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia
antara lain adalah dengan cara menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan
bahasa Indonesia dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan dengan
menanamkan bahasa Indonesia sejak dini. Penanaman bahasa Indonesia
sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa
Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan bahasa
Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal,
pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal
dilakukan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak
berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan
formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD
sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah
yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa
Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah
dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren
dan lain sebagainya.

20

Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah
jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas 1, 2 dan 3 sebanyak 6 jam
pelajaran. Sedangkan kelas 4, 5 dan 6 sebanyak 5 jam pelajaran.
Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar
siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta
mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat
disampaikan melalui bahasa yang baik pula. Bahasa Indonesia merupakan
salah

satu

materi

penting

yang

diajarkan di SD, karena bahasa

Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi
kehidupan

sehari-hari.

Tujuan

pembelajaran

bahasa

Indonesia

sebagaimana dinyatakan oleh Akhadiah dkk. (1991: 1) , yaitu agar siswa
”memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan
tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar”. Dari
penjelasan Akhadiah tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
dapat dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu:
1. Lulusan SD diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
2. Lulusan SD diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia.
3. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa.
4. Pengajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa SD.

Dari tujuan tersebut jelas tergambar bahwa fungsi pengajaran bahasa
Indonesia di SD adalah sebagai wadah untuk mengembangakan

21

kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi
bahasa itu, terutama sebagai alat

komunikasi. Pembelajaran bahasa

Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yag
diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun
untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu
pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa
yang positif serta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai
sastra Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu diperhatikan
pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta pembinaan
rasa persatuan nasional.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat dalam BSNP (2006)
dijabarkan :
1. Bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya.
2. Bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa siswa , serta
lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.
3. Bagi sekolah adalah agar sekolah dapat menyusun program
pendidikan kebahasaan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber
belajar yang tersedia.

22

2.5

Kerangka Pikir

Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan dan diduga mampu
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa adalah
media kartu gambar. Dalam proses pembelajaran, setelah diadakan
evaluasi diharapkan ada peningkatan terhadap aktivitas dan prestasi belajar
Bahasa Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut tentu akan dilihat
adanya upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
menggunakan media kartu gambar.

Media
Kartu
Gambar

Aktivitas Belajar

Prestasi Belajar

Peningkatan
Aktivitas dan
Prestasi
Belajar
Bahasa
Indonesia

Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir

2.6

Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Media Kartu Gambar dapat meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa kelas 3 SD Negeri 2 Gunung
Terang Bandar Lampung.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan dilaksanakan pada siswa kelas 3 SD Negeri 2
Gunung Terang Bandarlampung ini menggunakan konsep model
penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart (Wiria Atmaja, 2006: 66).
Penelitian ini akan dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari
serangkaian tahap tindakan (perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi), dimana pada tiap siklusnya diadakan 2 kali pertemuan. Pola
siklus tindakan tergambar sebagai berikut:
Identifikasi
Masalah

Refleksi
Siklus I

Observasi
Siklus I

Rencana
Tindakan
Siklus I

Pelaksanaan
Tindakan Siklus I

Rencana Perbaikan

Gambar 3. Pola Siklus Penelitian
(Kemmis dalam Wiria Atmaja, 2006: 66).

24

3.2

Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan untuk
memperbaiki kinerja guru dalam profesionalismenya serta untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa SD Negeri 2 Gunung
Terang Bandarlampung.
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas 3 SDN 2 Gunung Terang Bandarlampung, dengan jumlah siswa 25
anak yang terdiri dari 14 perempuan dan 11 laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2
Gunung Terang yang berlokasi di Jl. Sejahtera, Komplek Griya Sejahtera,
kelurahan

Gunung

Terang,

kecamatan

Langkapura

kotamadya

Bandarlampung, provinsi Lampung yang merupakan tempat peneliti
bertugas.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan pada awal semester II tahun
pelajaran 2012/2013. Lebih tepatnya penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Januari – Maret tahun 2013.

25

3.3

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
dengan cara:
1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
siswa. Tabel akumulasi nilainya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No

Aspek yang
diamati

Jumlah Siswa
Pert.1
Pert.2

Ratarata

Persentase

Skor Rata-rata

2. Tes tertulis yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pelaksanaan
siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa. Tabel akumulasi nilainya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Prestasi Belajar Siswa

No

Nama Siswa

Hasil belajar
Pert.1

Pert.2

Jumlah

Ratarata

Kriteria
Tuntas
Tdk tuntas

Jumlah
Rata-rata Kelas
Ketuntasan

26

3.4

Alat Pengumpulan Data

Sumber data yang akan menjadi sumber analisis pada penelitian ini antara
lain:
1. Lembar observasi kelas yang berisi tentang penilaian aktivitas siswa
selama mengikuti pembelajaran.
2. Lembar tes tertulis yang berisi evaluasi soal-soal selama pelaksanaan
pembelajaran.

3.5

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih,
memilah dan mengelompokkan data yang ada, merangkumnya, kemudian
menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami.
Demikian

juga

halnya

dengan

analisa

PTK

terhadap

kegiatan

pembelajaran, analisa dilakukan untuk memperkirakan apakah semua
aspek pembelajaran yang terlihat di dalamnya sudah sesuai dengan
kapasitasnya (Aunurahman dkk, 2009: 9-10).
Teknik analisa data yang dilakukan adalah:
1. Data Kuantitatif adalah data yang menyatakan keterangan dalam
bentuk kata-kata seperti dalam lembar observasi yang menganalisa
hasil pengamatan aktivitas belajar siswa yang dihitung dengan rumus :
% A = NA x 100%
N

27

Keterangan:
%A
= Aktivitas Siswa
NA
= Jumlah siswa yang aktif
N
= Jumlah Siswa keseluruhan
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes merupakan gambaran
secara umum mengenai prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Proses analisa yang dilakukan terhadap data prestasi
belajar yaitu nilai yang diperoleh siswa setelah tes tertulis pada akhir
pertemuan.

Kriteria prestasi belajar siswa dapat diukur berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4. Kriteria Prestasi Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan
86 – 100%
71 – 85%
56 – 70%
41 – 55%
26 – 40%

3.6

Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan petunjuk yang muncul sebagai tolak
ukur keberhasilan sistem setelah melakukan tindakan, yaitu dengan adanya
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian tindakan
kelas ini dikatakan berhasil apabila penilaian aktivitas siswa mencapai

28

70% siswa yang aktif, dan prestasi belajar siswa mencapai KKM yang
ditentukan yaitu ≥65 dengan ketercapaian 70% dari keseluruhan siswa.

3.7

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Di dalam melaksanakan penelitian yang dirancang dalam beberapa siklus
tersebut, langkah–langkah yang dilakukan peneliti adalah ;
1. Melakukan observasi awal dengan melihat hasil belajar bahasa
Indonesia yang sudah berlangsung selama ini pada kelas 3 SDN 2
Gunung Terang.
2. Menunjuk seorang rekan kerja yang akan berperan sebagai observer
atau pengamat yang akan membantu dalam penilaian dan refleksi.
3. Menyusun rencana pembelajaran (RPP).
4. Mempersiapkan kartu bergambar sebagai media pembelajaran yang
akan digunakan.
5. Membuat instrument soal LKS dan soal tes untuk siswa guna melihat
kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan
diterapkan.
6. Menyusun Lembar observasi kegiatan guru.
7. Menyusun Lembar observasi kegiatan siswa.

29

Adapun tindakan yang akan dilaksanakan pada tiap siklusnya adalah:
Siklus I
A. Perencanaan
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Merancang model pembelajaran dengan menggunakan media kartu
gambar yang akan diterapkan (dibantu oleh teman sejawat).
3. Menyusun lembar kegiatan (LKS) bahasa Indonesia.
4. Membentuk kelompok belajar siswa yang dipilih secara heterogen.
5. Menyusun tes untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
6. Menyusun instrumen penilaian kegiatan guru dan siswa.

B. Tindakan
1. Apersepsi dan memotivasi siswa tentang nama-nama tempat umum
yang diketahui oleh siswa.
2. Guru menyajikan materi pelajaran bahasa Indonesia sesuai rencana
perbaikan pembelajaran yang telah disusun.
3. Guru menyampaikan materi yang berhubungan dengan tema Tempat
Umum.
4. Guru mempersiapkan media kartu gambar yang bertema tempat-tempat
umum.
5. Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok siswa.
6. Siswa mendiskusikan tugas bersama teman kelompok kerja sesuai
petunjuk yang diberikan pada LKS.

30

7. Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan
siswa.
8. Pelaksanaan tes formatif akhir siklus.

C. Pengamatan
1. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh rekan kerja yang ditunjuk
sebagai observer/pengamat yang memberikan penilaian dalam kegiatan
guru dan siswa.
2. Pengamat mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan
siswa selama proses pembelajaran dengan instrumen observasi.
3. Pengamat

membuat

catatan

lapangan

selama

mengamati

berlangsungnya pembelajaran.

D. Refleksi
Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil proses belajar siswa.
Analisis

dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang

terjadi dalam

kelas, khususnya pada siklus siklus sebelumnya, yang

ditindaklanjuti dengan mendiskusikan dengan observer untuk perbaikan
pada siklus selanjutnya.

31

Siklus II
A. Perencanaan
1. Menyusun silabus dan rencana perbaikan pembelajaran.
2. Merancang model pembelajaran dengan menggunakan media kartu
gambar yang akan diterapkan (dibantu oleh teman sejawat).
3. Menyusun lembar kegiatan (LKS) bahasa Indonesia.
4. Membentuk kelompok belajar siswa yang dipilih secara heterogen.
5. Menyusun tes untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
6. Menyusun instrumen penilaian kegiatan guru dan siswa.

B. Tindakan
1. Apersepsi dan memotivasi siswa tentang peristiwa alam yang pernah
terjadi di lingkungan siswa.
2. Guru menyajikan materi pelajaran bahasa Indonesia sesuai rencana
pembelajaran yang telah disusun.
3. Guru menyampaikan materi yang berhubungan dengan tema peristiwa.
4. Guru mempersiapkan media kartu gambar berisi tentang peristiwa
alam yang terjadi di lingkungan kita.
5. Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok siswa.
6. Siswa mendiskusikan tugas bersama teman kelompok kerja.
7. Guru bersama siswa mencocokkan dan menyimpulkan hasil pekerjaan
siswa.
8. Pelaksanaan tes formatif akhir siklus II.

32

C. Observasi
1. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh rekan kerja yang ditunjuk
sebagai observer/pengamat yang memberikan penilaian dalam kegiatan
guru dan siswa.
2. Pengamat mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan
siswa selama proses pembelajaran dengan instrumen observasi.
3. Pengamat

membuat

catatan

lapangan

selama

mengamati

berlangsungnya pembelajaran.

D. Refleksi
Pada tahap refleksi akan dilakukan analisis hasil proses belajar siswa.
Analisis

dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang

terjadi dalam

kelas, khususnya pada siklus siklus sebelumnya, yang

ditindaklanjuti dengan mendiskusikan dengan observer untuk perbaikan
pada siklus selanjutnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan pada siswa
kelas V SDN 1 Rajabasa Bandarlampung, maka diperoleh kesimpulan antara lain:
1. Aktivitas belajar siswa kelas 3 SD Negeri 2 Gunung Terang Bandarlampung
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media kartu
gambar, dengan indikator:
a. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik serta lebih bergairah dan
bersemangat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dari sebelum
tindakan, setelah dilaksanakannya Siklus I sebesar 69,9% dan Siklus II
sebesar 79%. Peningkatan nilai aktivitas mencapai 9,1%.
b. Munculnya keberanian siswa dalam menjawab serta mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Hasil prestasi belajar siswa kelas 3 SD Negeri 2 Gunung Terang pada
pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan dengan menggunakan media
kartu gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai penelitian, yaitu dengan
rata-rata 65,9 dan ketuntasan 68% pada Sikus I, meningkat menjadi 71,8
dengan ketuntasan 84% pada Siklus II. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas
mencapai angka 16%.

53

5.2

Saran

Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya dapat menggunakan metode yang tepat untuk dapat menarik
perhatian serta memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa akan lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Peneliti
Penggunaan

media

kartu

gambar

dapat

dijadikan

referensi

untuk

pengembangan kreativitas pada pembelajaran lain yang berhubungan langsung
dengan kehidupan siswa.
3. Bagi Lembaga
Pihak sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas media kartu gambar
untuk dapat digunakan oleh para siswa sehingga mutu pendidikan dapat
ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. 1991. Pendidikan bahasa Indonesia SD. Bandung: Karya.
Aunurahman, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
BNSP. 2006. Panduan Kurikulum dan Pengembangan Silabus. Jakarta: BNSP.
Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Padang: UNP.
Davies, G. 1991. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Diandra Paramita Media.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Djamarah dan Zein. 1996. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Pustaka.
Hamalik, O. 2001. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Latuheru & John, D. 1983. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar. Surabaya:
Cipta Media.
Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sudirman,N, dkk. 1991. Ilmu pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tu’u,Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Rineka Cipta.
Winkel, WS. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta :
Gramedia.
Wiria Atmadja, R. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelasuntuk Meningkatkan
Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS II SD NEGERI 2 BERINGIN RAYA BANDAR LAMPUNG

0 23 43

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 4 BRANTI RAYA

0 18 16

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

0 37 46

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS I SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

0 8 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 12 34

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI I GUNUNG REJO KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWAN

0 7 56

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

2 10 121

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 SRAGEN

0 6 37

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS V DI SD TRIPUSAKA SURAKARTA

4 15 58

PENGGUNAAN MEDIA CARTOON PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA Penggunaan Media Cartoon Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri Sambiduwur

0 1 10