HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGGUNAAN FASILITAS JEJARING PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION, LEADERSHIP, EDUATIONAL NETWORKING AND STAFF ABILITY IN EDUCATIONAL AGENT BANDAR

LAMPUNG

By Tatang Setiadi

The aim of research is to see the relationship between: 1) work motivation and staff ability, 2) leadership and staff ability, 3) educational networking and staff ability, and 4) work motivation, leadership, and educational networking work together to staff ability in educational agent Bandar Lampung.

The research used corelational quantitative appropriation. The respondents are all of staffs of educational agent Bandar Lampung. The sample is using stratified proposional random sampling technique in 50% out of 115 staffs; this would be 60 people out of them.

The research output is to get: 1) work motivation and staff ability have positive relationship with correlation coefision 0,747; 2) leadership has positive relationship with correlation coefision 0,534; 3) using educational networking facility has positive relationship with correlation coefision 0,847.


(2)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION, LEADERSHIP, EDUATIONAL NETWORKING AND STAFF ABILITY IN EDUCATIONAL AGENT BANDAR

LAMPUNG

By Tatang Setiadi

The aim of research is to see the relationship between: 1) work motivation and staff ability, 2) leadership and staff ability, 3) educational networking and staff ability, and 4) work motivation, leadership, and educational networking work together to staff ability in educational agent Bandar Lampung.

The research used corelational quantitative appropriation. The respondents are all of staffs of educational agent Bandar Lampung. The sample is using stratified proposional random sampling technique in 50% out of 115 staffs; this would be 60 people out of them.

The research output is to get: 1) work motivation and staff ability have positive relationship with correlation coefision 0,747; 2) leadership has positive relationship with correlation coefision 0,534; 3) using educational networking facility has positive relationship with correlation coefision 0,847.


(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGGUNAAN FASILITAS JEJARING PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh.

TATANG SETIADI

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: 1) motivasi kerja dengan kinerja pegawai, 2) kepemimpinan dengan kinerja pegawai, 3) penggunaan fasilitas jejaring pendidikan nasional dengan kinerja pegawai, dan 4) motivasi kerja, kepemimpinan, dan penggunaan fasilitas jejaring pendidikan nasional secara bersama-sama dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified proposional random sampling sebesar 50% dari 115 sehingga diperoleh sampel berjumlah 60 pegawai .

Hasil penelitian diperoleh: 1) motivasi kerja berhubungan positif, erat dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan koefisien korelasi 0,747; 2) kepemimpinan berhubungan positif, erat dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan koefisien korelasi 0,534; 3) penggunaan fasilitas jejaring pendidikan nasional berhubungan positif, erat dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan koefisien korelasi 0,609; 4) motivasi kerja, kepemimpinan, dan penggunaan fasilitas jejaring pendidikan nasional berhubungan positif, erat dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan korelasi 0,847.


(4)

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan temuan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai (Y) dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja (X1), Kepemimpinan (X2), dan Penggunaan Fasilitas Jardiknas (X3), simpulan ini berdasarkan temuan sebagai berikut:

1) Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja, besarnya kontribusi 55,801%.

2) Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Kepemimpinan, besarnya kontribusi 28,516%.

3) Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Penggunaan fasilitas Jardiknas, besarnya kontribusi 37,088%.

4) Kinerja Pegawai dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja, Kepemimpinan, dan Penggunaan fasilitas Jardiknas secara bersama sama, besarnya kontribusi 76,387%.

Dari hasil analisis dan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama ada kecenderungan jika motivasi pegawai tinggi maka akan memiliki kinerja tinggi pula. Berdasarkan hal tersebut perlu diupayakan langkah -langkah untuk membangun motivasi dengan berusaha memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk berkreasi dan aspirasi, memberikan fasilitas dan sarana yang mendukung, memberikan pengawasan dan bimbingan dari kepala unit masing-masing, pemberian evaluasi dan penghargaan.


(5)

Kedua, ada kecenderungan jika persepsi pegawai terhadap kepemimpinan baik/positif maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap kepemimpinan yang dimiliki pegawai maka ada kecenderungan semakin baik pula kinerjanya, sehingga perlu upaya-upaya pegawai untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap kepemimpinan misalnya pembinaan pimpinan terhadap bawahannya, mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan, keterbukaan dengan bawahan, penyusunan serta pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya, mengkomunikasikan gagasan kepada bawahan, menciptakan perubahan secara efektif pada bawahannya, dan membangkitkan kepercayaan serta melaksanakan pengawasan kepada bawahannya secara baik.

Ketiga, ada kecenderungan jika penggunaan fasilitas jardiknas dilakukan secara rutin maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering pegawai memanfaatan fasilitas jardiknas yang ada maka kecenderungan semakin baik pula kinerjanya. Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan pengetahuan umum pegawai tentang komputer dengan pengadaan pelatihan-pelatihan, pengusaan Sofware aplikasi, memperbanyak jaringan komputer, pemutahiran jaringan internet, e-administrasi, e-learning dan menciptakan sistem infomasi manajemen secara menyeluruh.

Keempat, ada kecenderungan motivasi kerja, kepemimpinan dan penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama tinggi, positif dan baik,


(6)

dilakukan secara rutin maka kinerja pegawai tinggi. Hal ini menunjukkan semakin tinggi motivasi pegawai, semakin positif sikap terhadap kepemimpinan dan semakin sering penggunaan fasilitas jardiknas, maka ada kecenderungan semakin baik kinerja pegawainya.

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi penelitian bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai di Dinas Kota Bandar Lampung perlu dilakukan upaya meningkatkan motivasi pegawai, meningkatkan sikap positif terhadap kepemimpinan dan meningkatkan penggunaan fasilitas jardiknas. Lebih rinci upaya-upaya tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja

Motivasi pegawai dapat dilakukan dengan berusaha memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkreasi dan aspirasi kepada semua pegawai tanpa terkecuali, memberikan fasilitas dan sarana yang mendukung, memberikan pengawasan dan bimbingan dari kepala unit masing-masing, pemberian evaluasi dan penghargaan, dan peningkatan kesejahteraan.

Pegawai sebagai manusia pekerja juga memerlukan pemenuhan kebutuhan kebutuhan sebagaimana dikembangkan oleh Maslow, Herzberg, McClelland dan Vroom, sebagai sumber motivasi dalam rangka meningkatkan semangat bekerja. Namun yang paling penting bagi seorang pegawai adalah motivasi yang dimulai dari dalam dirinya


(7)

sendiri ( motivasi instrinsik ), sesuai dengan pendapat G.R Terry dalam Winardi (2001:67), bahwa “Motivasi yang paling berhasil adalah pengarahan diri sendiri oleh pekerja yang bersangkutan. Keinginan atau dorongan tersebut harus datang dari individu itu sendiri dan bukanlah dari orang lain dalam bentuk kekuatan dari luar”. Oleh Karena itu motivasi yang harus dimiliki oleh seorang pegawai adalah motivasi berprestasi karena motivasi ini berkaitan erat dengan tercapainya tujuan pekerjaan.

Paul dan Blanchard (1996: 276) mengemukakam, motivasi orang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketabahan, keuletan mengahadapi rintangan dan kesulitan, devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, tingkat kualifikasi prestasi (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan dan Achiefmen arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Smith and Cinny mengemukakan motivasi berprestasi merupakan hasil interaksi usaha, kepuasan, dan ganjaran untuk mencapai tujuan. Sedang Davis & Newstroom (2000: 88), motivasi berprestasi adalah dorongan dalam diri orang-orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan untuk mencapai tujuan. Robert Glasgow dalam Davis & Newstroom (2000: 88) menyatakan bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki dorongan untuk berkembang dan tumbuh, serta ingin berhasil. Karakteristik pegawai yang berorientasi prestasi, mereka bekerja keras apabila mereka memandang pekerjaan akan memperoleh


(8)

kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu. Sebagai manajer, mereka cenderung mempercayai bawahan mereka sendiri.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk menumbuhkan motivasi kerja, sebagai berikut:

1) Menerapkan sistem absensi pegawai secara elektronik, dengan harapan akan mudah melihat tingkat kehadiran pegawai.

2) Melengkapi fasilitas sarana dan prasarana kerja yang nyaman serta representatif sesuai dengan beban kerja pegawai.

3) Membuat kreteria pekerjaan terlebih dahulu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

4) Melakukan pertemuan secara berkala dalam rangka mengevaluasi pekerjaan yang telah dicapai.

5) Memberikan perhatian kepada pegawai dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam pekerjaan sampai mendapatkan solusi yang tepat.

6) Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan, workshop guna meningkatkan kemampuan bekerja.

2. Upaya Peningkatan Sikap Positif pada Kepemimpinan

Upaya-upaya untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap kepemimpinan misalnya pembinaan, mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan, keterbukaan dengan bawahan, penyusunan serta pembagian tugas yang jelas, mengkomunikasikan gagasan kepada


(9)

bawahan, menciptakan perubahan secara efektif pada kelompok, dan membangkitkan kepercayaan serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik.

Salah satu prestasi yang cukup menonjol dari sosiologi kepemimpinan modern adalah perkembangan dari teori peran (role theory). Dikemukakan, setiap anggota suatu masyarakat menempati status posisi tertentu, demikian juga halnya dengan individu diharapkan memainkan peran tertentu. Dengan demikian kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu aspek dalam diferensiasi peran. Ini berarti bahwa kepemimpinan dapat dikonsepsikan sebagai suatu interaksi antara individu dengan anggota kelompoknya.

( blog.poltek-malang.ac.id/.../20090526- 5.%20Teori%20 Kepemimpinan% 20modern.doc-)

Menurut kaidah, para pemimpin atau manajer adalah manusia-manusia super lebih daripada yang lain, kuat, gigih, dan tahu segala sesuatu (White, Hudgson & Crainer, 1997). Para pemimpin juga merupakan manusia-manusia yang jumlahnya sedikit, namun perannya dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Berangkat dari ide-ide pemikiran, visi para pemimpin ditentukan arah perjalanan suatu organisasi. Walaupun bukan satu-satunya ukuran keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan membuktikan tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah.

Adapun upaya yang harus dilakukan oleh seorang Kepala Dinas adalah sebagai berikut:


(10)

1) Melakukan pembinaan dalam upaya menciptakan suasana kerja yang lebih baik.

2) Memberikan dorongan motivasi kepada staf/pegawai agar melaksanakan tugas dengan disiplin dan rasa tanggung jawab. 3) Memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh

pegawai/ staf.

4) Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengembangkan kereatifitas.

5) Menerima saran dan kritik dari staf/pegawai guna perbaikan.

3. Upaya Peningkatkan Penggunaan Fasilitas Jardiknas

Perubahan (transformasi) dalam media komunikasi terus berlangsung. Pada tahun 1970-an, misalnya, berkembang media komunikasi jaringan televisi kabel dan video cassette recorder (VCR), kemudian pada tahun 1980-an muncul komputer personal (personal computer) dan compact disc (CD). Kemajuan terbaru adalah munculnya world wide web (www). Kenyataan ini telah mengubah cara masyarakat dalam berkomunikasi, berbelanja, meneliti, atau mendapatkan berita. Semua ini terjadi dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun (Moris dan Ogan 1996).

Salah satu pendekatan dalam penelitian komunikasi adalah Uses and Gratification (U&G). Pada awalnya, pendekatan ini hanya digunakan untuk mengkaji komunikasi melalui media radio dan media cetak. Pada tahun 1960-1970 pendekatan ini banyak digunakan untuk mengkaji media televisi yang pada masa itu telah menggeser kejayaan media radio dan media cetak. Memasuki tahun 1980-an, seiring dengan


(11)

perkembangan teknologi digital seperti munculnya komputer, VCD, CD atau CDROM, dan internet, maka pendekatan U&G diharapkan dapat memberikan masukan dalam penelitian komunikasi sesuai dengan perkembangan media, salah satunya adalah penggunaan internet.

Penggunaan internet berbasis Jardiknas dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan pengetahuan umum pegawai tentang komputer melalui pelatihan-pelatihan baik secara formal maupun informal, pengusaan sofware aplikasi, memperbanyak jaringan komputer, pemutahiran jaringan internet, e-administrasi, e-learning dan menciptakan sistem infomasi manajemen secara menyeluruh.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan penggunaan fasilitas jardiknas bagi pegawai, sebagai berikut:

1) Memasang jaringan internet kesemua bagian yang ada.

2) Melengkapi sarana dan prasarana berkerja dengan melakukan pengadaan komputer bagi semua bagian.

3) Mengadakan pelatihan TIK bagi semua pegawai yang dibiayai oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4) Memelihara jaringan yang sudah ada.

5) Memberikan insentif bagi operator dan pengelola jaringan yang telah disediakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional melalui dana APBD Kota Bandar Lampung.


(12)

5.3. Saran

Beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja adalah:

Pertama: Pegawai harus dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan waktu yang dibutuhkan dalam bekerja, juga memperhatikan frekuensi pekerjaan. Dalam melaksanakan pekerjaan pegawai harus dapat melakukan sebagai berikut:

1) Persistensi pada kegiatan yang meliputi ketepatan dan kelekatan. 2) Ketabahan, keuletan menghadapi rintangan dan kesulitan untuk

memecahkan suatu masalah.

3) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.

4) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 5) Tingkat kualifikasi prestasi (out put) yang dicapai dari kegiatan yang

dilakukan.

6) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang, taget kinerja yang kreatif, inovatif dan efektif.

Kedua; kepada pimpinan di unit tersebut dapat melakukan langkah-langkah menumbuhkan sikap yang positif pada bawahannya misalnya melakukan pembinaan, mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan, keterbukaan dengan bawahan, penyusunan serta pembagian tugas yang jelas, mengkomunikasikan gagasan kepada bawahan, menciptakan perubahan secara efektif pada kelompok, dan membangkitkan kepercayaan


(13)

serta melaksanakan pengawasan secara baik dan memberikan penghargaan pada pegawai yang berprestasi

Ketiga: Dinas pendidikan Kota Bandar Lampung dapat memberikan fasilitas kepada pegawai secara maksimal sehingga dapat memacu kinerjanya berupa perlengkapan komputer baik jumlah atau kuantitas maupun kualitas dan pengadaaan pelatihan tentang sistem penggunaan jardiknas. Melengkapi sarana dan prasarana sehingga pegawai dapat lebih memiliki kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas jardiknas dengan baik dengan harapan dapat meningkatkan Kinerja pegawainya.


(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksankan urusan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris Daerah.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2008, Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan;

b. Penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Bandar Lampung sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(15)

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris membawahi 3(tiga) Ka. Sub Bagian dan 4 (empat) Kepala Bidang membawahi masing masing juga 3 (tiga) Kepala Seksi, masing-masing seksi dan subbang membawai beberapa staf, serta beberapa pengawas.

Peranan seorang Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung sebagai pemimpin sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi pemerintahan terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002: 53) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik.

Salah satu masalah yang dihadapi para Pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ditemukan kendala atau persoalan yang berkaitan dengan penurunan kinerja pegawai yang disebabkan karena pimpinan bukan dari kalangan pendidik yang berakibat kurangnya penguasaan pribadi dalam pembinaan pegawai, pemberdayaan pegawai, keteladalan dalam pelaksanaan


(16)

tugas dan kecakapan dalam membina hubungan dengan pihak luar kurang mendapatkan perhatian.

Akibat lain dari persoalan tersebut adalah dalam melaksanakan perkerjaan tidak mempunyai visi yang jelas dan kurang konsisten dalam pengambilan keputusan, serta tidak mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan tupoksi yang telah dijabarkan dalam Peraturan Walikota Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

Faktor lain adalah kurang melakukan komunikasi dengan pegawai mengenai gagasan-gagasan yang timbul, masih ada sebagian pegawai yang harus bekerja jika diberikan petunjuk yang detail sehingga belum muncul inisiatifnya. Karena berbagai alasan kesibukan pimpinan dan perasaan kurang dilibatkan dapat muncul dalam situasi kerja. Hal tersebut dapat berdampak pada kinerja pegawai secara keseluruhan padahal fungsi kepemimpinan harus dapat membina keharmonisan, supervise, penggunaan organisasi secara strategis (Uno, 2007: 62).

Motivasi memegang peranan penting dalam mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam arti kinerja. (Uno, 2007: 64). Motivasi mengawali perubahan energi, menentukan tingkah laku, dan dirangsang karena tujuan. Keadaan di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung belum sepenuhnya pegawai bekerja memiliki ketabahan, keuletan mengahadapi rintangan dan kesulitan, tidak adanya tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, rendahnya tingkat kualifikasi prestasi (out put) yang dicapai


(17)

dari kegiatan serta tidak adanya Achiefmen arah sikap terhadap sasaran kegiatan yang dilakukan dalam mendukung kinerja, atau hanya sekedar rutinitas melaksanakan kewajiban saja.

Problematik yang dihadapi para pegawai di Dinas Pendidikan Kota secara umum adalah motivasi yang perlu ditingkatkan, faktor kepemimpinan yang melekat, dan faktor minimnya penggunaan fasilitas Jardiknas yang tersedia oleh pegawai, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Penggunaan Fasilitas Jardiknas

No Bidang Jumlah pegawai

Rata pemamfaatan /

minggu

1 Sekretariat 40 23

2 Pedidikan Dasar 17 5

3 Pendidikan Menengah 19 9

4 Pendidkan Non Formal Informal

17 4

5 Gedung dan perlengkapan 12 3

6 Pengawas 12 11

Sumber: Subbag Penyusunan Program dan Moneva Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

Beberapa persoalan lain yang dihadapi para pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung secara terperinci adalah sebagai berikut.

1. Belum sepenuhnya menerapkan administrasi berbasis teknologi informasi komunikasi dengan memanfaatkan jardiknas.

2. Kurang kepeduliannya pimpinan terhadap perkembangan teknologi dengan memanfaatkan jardiknas.


(18)

3. Ketidaktahuan akan kebutuhan dari penggunaan jardiknas. 4. Motivasi kerja masih rendah.

5. Banyak pegawai kurang memahami pentingnya penggunaan jardiknas. 6. Rendahnya tingkat pengetahuan pegawai tentang internet.

7. Kurangnya pegawai diikutsertakan pelatihan penggunaan jardiknas.

8. Masih rendahnya kinerja pegawai dalam hal memanfaatkan jardiknas, salah satunya yaitu sistem penerapan administrasi. Indikasi rendahnya kinerja pegawai dalam hal penerapan administrasi di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

Kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika para pegawai menyadari arti pentingnya kinerja untuk membangkitkan semangat bekerja, dan ini sebenarnya merupakan peluang untuk menuangkan ide-ide yang bermanfaat,

menunjukkan bakat-bakat kreatifitas dan mendesain atau merancang e-administrasi sesuai dengan kondisi. Dalam perbaikan sistem penerapan

administrasi perlu adanya penggunaan jardiknas yang matang, kepemimpinan, dan motivasi kerja yang tinggi untuk bekerja sama dan berkinerja aktif dengan mewujudkan suatu gerak yang sinergi dari semua unsur.

Untuk melakukan perbaikan dalam penggunaan jardiknas perlu adanya motivasi kerja dan kinerja pegawai dalam layanan masyarakat yang tinggi untuk bekerja sama dan berkinerja aktif dengan mewujudkan suatu gerak yang sinergi dari semua unsur.

Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan pada latar belakang tersebut penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan


(19)

antara motivasi kerja, kepemimpinan dan penggunaan fasilitas jardiknas terhadap kinerja pegawai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahan sebagai berikut;

1. Kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dalam merencanakan, melaksanakan pekerjaan belum maksimal karena dalam melaksanakan perkerjaan tidak mempunyai visi yang jelas dan tidak mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan tupoksi.

2. Motivasi kerja masih rendah karena tidak memiliki kreativitas atau terobosan baru yang mendukung kinerja.

3. Kepemimpinan masih perlu ditingkatkan dalam mendorong dan memotivasi pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

4. Penggunaan fasilitas jardiknas yang telah disediakan oleh pemerintah pusat perlu dioptimalkan oleh seluruh pegawai.

5. Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap pengelolaan jardiknas. 6. Belum sepenuhnya seluruh bagian menerapkan TIK berbasis jardiknas. 7. Sarana prasarana yang ada belum memenuhi standar.

8. Pelatihan jardiknas tidak dianggarkan dalam Anggaran dan Belanja Daerah (APBD).


(20)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, masih banyak faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Sehubungan dengan keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan peneliti, maka dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Masalah yang berkaitan dengan kurangnya kinerja pegawai dalam merencanakan dan melaksanakan pekerjaan di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

2. Masalah motivasi kerja yang masih rendah, karena belum sepenuhnya pegawai bekerja memiliki kreativitas atau terobosan baru.

3. Masalah kepemimpinan Kepala Dinas.

4. Masalah penggunaan fasilitas jardiknas yang kurang optimal dalam mendukung pengelolaan administrasi di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang diteliti, secara lebih terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?

2. Apakah ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?


(21)

3. Apakah ada hubungan antara penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar lampung?

4. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja, kepemimpinan dan penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Dinas pendidikan Kota Bandar Lampung.

2. Hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas pendidikan Kota Bandar Lampung.

3. Hubungan antara penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar lampung .

4. Hubungan antara motivasi kerja, kepemimpinan, dan penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Secara Teoretik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data informasi empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pendidikan kawasan pengelolaan sumber daya manusia pegawai serta dapat menemukan komponen penting yang berhubungan


(22)

dengan motivasi kerja dan penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai dalam pengelolaan administrasi.

1.6.2 Secara Praktis

1. Memberikan informasi kepada Pimpinan, tentang pentingnya peningkatan kinerja pegawai dalam pengelolaan administrasi berbasis TIK dengan memanfaatkan jardiknas..

2. Memberikan informasi kepada pegawai tentang pentingnya peningkatan kinerja dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan.

3. Memberikan informasi kepada pegawai tentang pentingnya Teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan administrasi.

4. Meningkatkan kinerja pegawai dengan peningkatan motivasi kerja dan penggunaan fasilitas jardiknas.


(1)

dari kegiatan serta tidak adanya Achiefmen arah sikap terhadap sasaran kegiatan yang dilakukan dalam mendukung kinerja, atau hanya sekedar rutinitas melaksanakan kewajiban saja.

Problematik yang dihadapi para pegawai di Dinas Pendidikan Kota secara umum adalah motivasi yang perlu ditingkatkan, faktor kepemimpinan yang melekat, dan faktor minimnya penggunaan fasilitas Jardiknas yang tersedia oleh pegawai, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Penggunaan Fasilitas Jardiknas

No Bidang Jumlah pegawai

Rata pemamfaatan /

minggu

1 Sekretariat 40 23

2 Pedidikan Dasar 17 5

3 Pendidikan Menengah 19 9

4 Pendidkan Non Formal Informal

17 4

5 Gedung dan perlengkapan 12 3

6 Pengawas 12 11

Sumber: Subbag Penyusunan Program dan Moneva Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

Beberapa persoalan lain yang dihadapi para pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung secara terperinci adalah sebagai berikut.

1. Belum sepenuhnya menerapkan administrasi berbasis teknologi informasi komunikasi dengan memanfaatkan jardiknas.

2. Kurang kepeduliannya pimpinan terhadap perkembangan teknologi dengan memanfaatkan jardiknas.


(2)

3. Ketidaktahuan akan kebutuhan dari penggunaan jardiknas. 4. Motivasi kerja masih rendah.

5. Banyak pegawai kurang memahami pentingnya penggunaan jardiknas. 6. Rendahnya tingkat pengetahuan pegawai tentang internet.

7. Kurangnya pegawai diikutsertakan pelatihan penggunaan jardiknas.

8. Masih rendahnya kinerja pegawai dalam hal memanfaatkan jardiknas, salah satunya yaitu sistem penerapan administrasi. Indikasi rendahnya kinerja pegawai dalam hal penerapan administrasi di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

Kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika para pegawai menyadari arti pentingnya kinerja untuk membangkitkan semangat bekerja, dan ini sebenarnya merupakan peluang untuk menuangkan ide-ide yang bermanfaat,

menunjukkan bakat-bakat kreatifitas dan mendesain atau merancang e-administrasi sesuai dengan kondisi. Dalam perbaikan sistem penerapan

administrasi perlu adanya penggunaan jardiknas yang matang, kepemimpinan, dan motivasi kerja yang tinggi untuk bekerja sama dan berkinerja aktif dengan mewujudkan suatu gerak yang sinergi dari semua unsur.

Untuk melakukan perbaikan dalam penggunaan jardiknas perlu adanya motivasi kerja dan kinerja pegawai dalam layanan masyarakat yang tinggi untuk bekerja sama dan berkinerja aktif dengan mewujudkan suatu gerak yang sinergi dari semua unsur.

Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan pada latar belakang tersebut penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan


(3)

antara motivasi kerja, kepemimpinan dan penggunaan fasilitas jardiknas terhadap kinerja pegawai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahan sebagai berikut;

1. Kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dalam merencanakan, melaksanakan pekerjaan belum maksimal karena dalam melaksanakan perkerjaan tidak mempunyai visi yang jelas dan tidak mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan tupoksi.

2. Motivasi kerja masih rendah karena tidak memiliki kreativitas atau terobosan baru yang mendukung kinerja.

3. Kepemimpinan masih perlu ditingkatkan dalam mendorong dan memotivasi pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

4. Penggunaan fasilitas jardiknas yang telah disediakan oleh pemerintah pusat perlu dioptimalkan oleh seluruh pegawai.

5. Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap pengelolaan jardiknas. 6. Belum sepenuhnya seluruh bagian menerapkan TIK berbasis jardiknas. 7. Sarana prasarana yang ada belum memenuhi standar.

8. Pelatihan jardiknas tidak dianggarkan dalam Anggaran dan Belanja Daerah (APBD).


(4)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, masih banyak faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Sehubungan dengan keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan peneliti, maka dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Masalah yang berkaitan dengan kurangnya kinerja pegawai dalam merencanakan dan melaksanakan pekerjaan di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

2. Masalah motivasi kerja yang masih rendah, karena belum sepenuhnya pegawai bekerja memiliki kreativitas atau terobosan baru.

3. Masalah kepemimpinan Kepala Dinas.

4. Masalah penggunaan fasilitas jardiknas yang kurang optimal dalam mendukung pengelolaan administrasi di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang diteliti, secara lebih terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?

2. Apakah ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?


(5)

3. Apakah ada hubungan antara penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar lampung?

4. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja, kepemimpinan dan penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Dinas pendidikan Kota Bandar Lampung.

2. Hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas pendidikan Kota Bandar Lampung.

3. Hubungan antara penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar lampung .

4. Hubungan antara motivasi kerja, kepemimpinan, dan penggunaan fasilitas jardiknas secara bersama-sama dengan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Secara Teoretik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data informasi empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pendidikan kawasan pengelolaan sumber daya manusia pegawai serta dapat menemukan komponen penting yang berhubungan


(6)

dengan motivasi kerja dan penggunaan fasilitas jardiknas dengan kinerja pegawai dalam pengelolaan administrasi.

1.6.2 Secara Praktis

1. Memberikan informasi kepada Pimpinan, tentang pentingnya peningkatan kinerja pegawai dalam pengelolaan administrasi berbasis TIK dengan memanfaatkan jardiknas..

2. Memberikan informasi kepada pegawai tentang pentingnya peningkatan kinerja dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan.

3. Memberikan informasi kepada pegawai tentang pentingnya Teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan administrasi.

4. Meningkatkan kinerja pegawai dengan peningkatan motivasi kerja dan penggunaan fasilitas jardiknas.