Sejarah berdirinya BKK Sejarah berdirinya PD BKK Bendosari

commit to user 33 dan Pendapatan Asli Daerah PAD, sehingga mampu meningkatkan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Sukoharjo merupakan instansi pemerintah dengan tujuan utama adalah mewujudkan perekonomian daerah guna industri, perdagangan, koperasi dan penanaman modal yang mantab, mandiri dan berkeadilan. Sukoharjo sudah termasuk kabupaten yang cukup berkembang pesat dalam sistem perekonomian dan perindustrian. Kegiatan pengembangan berbagai sektor di Kabupaten Sukoharjo merupakan beberapa contoh dari berhasilnya menggali potensi yang ada.

C. Profil Perusahaan

1. Sejarah berdirinya BKK

Pada tanggal 19 April 1972 dibentuklah BKK dengan dasar SK Gubernur Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 4 September 1969 No. Dsa 62261969 dan tanggal 19 September 1970 No. Dsa 62321970. BKK dibentuk guna meningkatkan perekonomian rakyat yang saat itu masih dalam masa-masa yang sulit, karena akses terhadap bank-bank umum masih minim. Masyarakat lebih banyak tergantung kepada rentenir, sehingga dengan adanya BKK ini, akses masyarakat terhadap lembaga keuangan dapat lebih mudah dan tidak bergantung kepada rentenir lagi. Badan Kredit Kecamatan didirikan dengan tujuan sebagai berikut: a Mendekatkan modal pada masyarakat pengusaha miskin di pedesaan dengan cara mudah dan mengarah. commit to user 34 b Melindungi masyarakat pedesaan dari jebakan para rentenir. c Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha di pedesaan. d Mendidik masyarakat pedesaan untuk gemar menabung.

2. Sejarah berdirinya PD BKK Bendosari

Pemerintah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat telah menggunakan segala kekuatan dalam menempuh berbagai jalan, salah satunya melalui pembangunan. Salah satu jalur yang terkait dalam dunia perbankan adalah pemerataan kesempatan berusaha. Usaha tersebut antara lain dengan upaya dengan upaya memberikan bantuan berupa fasilitas kredit, misalnya kredit candak kulak, kredit usaha kecil, dan kredit investasi. Mengingat jumlah penduduk Jawa Tengah yang sangat banyak, dimana di dalamnya terdapat penduduk usia angkatan kerja yang produktif, yang merupakan potensi besar untuk mengembangkan pembangunan. Dimana penyebaran jumlah penduduk sebagian ada yang berada di pedesaan dan sebagian berada di perkotaan. Mengingat kondisi tersebut diatas dengan beberapa aspek dibawah ini: 1 Aspek Yuridis Adanya peraturan perundangan peninggalan masa kolonial yang mengatur Badan Kredit Desa BKD dan lumbung desa, yang tidak menunjang upaya dan kiprah pembangunan di desa, tetapi lebih mengutamakan kepada pengembangan bank itu sendiri. commit to user 35 2 Aspek Politis Idiologis Pada tahun 1960 sampai 1966, komunisme tumbuh cukup pesat dan mengkhawatirkan di Jawa Tengah, terutama mereka yang bermukim di daerah miskin. Untuk itu usaha pemberantasan terhadap idiologi komunisme sampai ke akar-akarnya harus diikuti dengan upaya meningkatkan penghasilan dan taraf hidup masyarakat ekonomi yang sangat lemah di pedesaan 3 Aspek Ekonomis Perkembangan perekonomian sangat tidak menguntungkan masyarakat ekonomi lemah, khususnya petani. Akibat dari keadaan tersebut, saat panen harga barang hasil panen cenderung turun. Dan pada saat musim tanam harga kebutuhan pokok dan benih menjadi naik. Akhirnya mereka jatuh ketangan lintah darat rentenir dan pengijon. Pada tahun 1968 perekonomian Indonesia sudah berangsur- angsur baik. Namun di wilayah pedesaan khususnya di Jawa Tengah masih terasa banyak hambatan-hambatan perkembangan perekonomian. Hal ini disebabkan karena kurangnya modal dana yang masuk ke pedesaan dan kurangnya pengetahuan sehingga banyak masyarakat terjerat oleh money lenders rentenir. Untuk itu pemerintah berusaha menanggulanginya. Didalam usaha menaikkan taraf hidup pendapatan pada penduduknya, pemerintah propinsi Daerah Tingakat I Jawa Tengah antara lain telah mengambil langkah dengan mengukuhkan commit to user 36 kedudukan atau eksistensi Badan Kredit Kecamatan BKK. Yang telah berdiri sejak akhir tahun 1970. Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Jawa Tengah No. 11 tahun 1981 dan peraturan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri dengan SK Nomor 581.053.3-884, tanggal 17 September 1981, dengan demikian Badan Kredit Kecamatan BKK sekarang berstatus sebagai Lembaga Perkreditan yang berbentuk Badan Usaha Daerah dan untuk pertanggungjawaban pengelolaannya di dalam wilayah KabupatenKotamadya Daerah Tingkat II masing-masing diserahkan kepada BupatiWalikotamadya Daerah Tingkat II. Pengukuhan eksistensi Badan Kredit Kecamatan di Jawa Tengah tidak diperoleh begitu saja, melainkan dengan suatu perjuangan. Badan Kredit Kecamatan merupakan Lembaga Perkreditan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat golongan ekonomi sangat lemah. Karena Badan Kredit Kecamatan itu sendiri dalam menjalankan operasionalnya mempunyai motto muda h, mura h da n menga rah . Badan Kredit Kecamatan Bendosari mampu membantu kesulitan masyarakat dalam hal permodalan. BPR di Jawa Tengah pun mulai dapat beroperasi dengan lancar di wilayahnya masing-masing. Masyarakat yang kesulitan dalam permodalan, dapat memenuhi kebutuhan permodalannya dengan adanya Badan Kredit Kecamatan di berbagai wilayah. commit to user 37

3. Wilayah Kerja