commit to user
Berikut ini adalah beberapa kompetitor PT Purindo Logistics, antara lain :
a. Arjuna Cakra Buana
b. Agility
c. Somarindo
d. Jasindo
e. Mekar cargo
B. Pembahasan
1. Peranan Freight Forwarder dalam pelaksanaan ekspor
a. Peranan freight forwarder dalam konsolidasi muatan
PT Purindo Logistics Sukoharjo sebagai perusahaan freight forwarder yang menjual jasa untuk pengiriman barang. Barang yang
sudah diserahkan pada PT Purindo Logistics akan diangkut untuk selanjutnya dikirim ke negara tujuan dan diserahkan kepada
consignee. Dalam pengangkutan barang ekspor ini, PT Purindo Logistics juga dapat berperan untuk proses konsolidasi muatan. PT
Purindo Logistics melakukan pengurusan dokumen yang bersangkutan dengan pelaksanaan konsolidasi muatan tersebut.
Muatan dari beberapa eksportir shipper dikonsolidasikan oleh PT Purindo Logistics dalam peti kemas LCL Less than
Container Load dan dikapalkan ke negara tujuan sebagai muatan peti kemas FCL Full Container Load yang ditujukan kepada agen
konsolidator. Oleh agen konsolidator, peti kemas tersebut statusnya
commit to user
dijadikan sebagai peti kemas LCL kembali dan kemudian muatan diserahkan kepada masing-masing consignee.
Gambar 3.2 Alur dari Less Than Container Load LCL
LCLLCL
Shipper Moda Consignee Shipper Consignee
Shipper Angkutan Consignee
CFS CFS
Sumber : PPEI,2011:17 Dari skema di atas dapat dijelaskan mengenai prosedur pengapalan
LCL Less Than Container Load adalah sebagai berikut: 1
Muatan dari beberapa shipper yang akan dikirimkan kebeberapa consignee diterima oleh PT Purindo Logistics sebagai freight
forwarder. 2
Carrier atau freight forwarder mengurus stuffing dari parcel muatan ke dalam petikemas atas biaya carrier.
3 PT Purindo Logistics kemudian memuat petikemas yang telah
diisi oleh berbagai shipper dan boleh juga oleh shipper tunggal ke atas kapalnya
4 Di pelabuhan tujuan, petikemas yang telah dibongkar dari kapal
dibawa oleh pelayaran atau freight forwarder ke CFS untuk stripping istilah amerika untuk mengeluarkan barang. Barang-
barang secara parcel dapat diambil oleh berberapa consignee. LCL
LCL
commit to user
Untuk tanggung jawab carrier adalah : 1
Carrier bertanggung jawab atas barang sejak waktu barang diterima dari shipper.
2 Carrier juga bertanggung jawab untuk stuffing dari kiriman
barang jenis LCL ke dalam petikemas atas biayanya dan memasukkan petikemas ke atas kapal.
3 Di tempat tujuan, carrier bertanggung jawab untuk membawa
petikemas yang dibongkar dari kapal CFS, striping dan memberi muatan LCL ke masing-masing consignee atas biaya carrier.
4 Tanggung jawab carrier berhenti disini.
Dengan konsolidasi muatan, keuntungan yang didapat oleh semua pihak yaitu :
1 Eksportir atau shipper
Mendapat keuntungan karena membayar freight rate lebih rendah atau lebih murah.
2 Pengangkut
Mendapat keuntungan karena tidak perlu menangani masing- masing kiriman yang hanya akan memakan waktu dan tenaga.
3 Freight Forwarder
PT Purindo Logistics mendapat keuntungan dari biaya freight rate sebagai muatan terkonsolidasi menjadi lebih murah
dibandingkan apabila mengapalkan masing-masing kiriman.
commit to user
4 Untuk Ekonomi Nasional
Mendapat keuntungan karena penghematan biaya ekspor menjadi lebih kompetitifbersaing. Konsolidasi muatan
memberikan door to door service yang tidak dapat diberikan oleh perusahaan pelayaran.
b. Peran freight forwarder sebagai pengangkut
Meskipun PT Purindo Logistics yang merupakan freight forwarder ini hanya sebagai agen dari “freight line” tetapi PT
Purindo Logistics dapat bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab penuh walaupun tidak memiliki kapal sendiri.
Selain bertindak sebagai operator PT Purindo Logistics juga dapat bertindak sebagai berikut :
1 Vessel Opening Multimodal Transport Operator
PT Purindo Logistics sebagai operator multimodal transport bertanggung jawab melaksanakan pengangkutan barang ekspor
milik eksportir yang disertai satu dokumen intermodal. Dokumen intermodal tersebut biasanya berbentuk FBL Fiata
Bill Of Lading. 2
Non Vessel Operating NVO PT Purindo Logistics sebagai operator muatan bertanggung
jawab mengurus pengangkutan melalui laut dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan House Bill of Lading
atau Ocean Bill of Lading. House Bill of Lading tersebut
commit to user
diterbitkan oleh “ Freight Line “ yang berfungsi sebagai non vessel operating multimodal transport.
3 Non Vessel Operating Common Carrier NVOCC
PT Purindo Logistics sebagai operator muatan memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan
dengan House Bill of Lading atau Bill of Lading dari FIATA jadwal pelayaran tersebut “Freight Line” dan segera
diberitahukan kepada PT Purindo Logistics agar dapat mengatur konsolidasi muatan dengan baik. Dokumen House Bill of Lading
maupun Bill of Lading tersebut juga diterbitkan oleh “Freight Line”.
c. Peran freight forwarder dalam pengurusan dokumen ekspor
PT Purindo Logistics merupakan freight forwarder yang juga memberikan pelayanan untuk pengurusan dokumen ekspor seperti
SKA Surat Keterangan Asal, LS Laporan Surveyor, dokumen asuransi. Para eksportir yang umumnya tidak mau disibukkan
ataupun tidak adanya waktu untuk mengurus dokumen SKA maupun LS yang dapat menyita waktu. Selain itu, para eksportir juga
mengalami keterbatasan pemahaman mengenai prosedur pengurusan SKA ataupun LS yang pada akhir-akhir ini mengalami perubahan
regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Keterbatasan pemahaman mengenai pengurusan dokumen LS dan SKA umumnya terjadi pada
perusahaan ekspor yang masih melayani kegiatan ekspor dengan skala kecil.
commit to user
Para pengrajin eksportir rotan yang berada di daerah Gawok, Sukoharjo juga mengalami kesulitan mengenai pengurusan
LS dan SKA. Terutama pada awal tahun 2012 ini, pemerintah menerapkan regulasi baru untuk ekspor yang mengandung bahan
rotan, kegiatan ekspor tersebut harus disertai dokumen LS, hal ini dapat merepotkan para eksportir kecil yang belum terlalu paham
akan prosedur pengurusan LS. Akan tetapi, hal in dapat berdampak baik bagi perusahaan freight forwarder seperti PT Purindo Logistics
yaitu meningkatnya jumlah shipment yang mengunakan jasa dari PT Purindo Logistics. Peningkatan shipment yang terjadi pada PT
Purindo Logistics di awal tahun 2012 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3.2 Data Shipment
NO BULAN CONTAINER
1 Oktober 2011
22 2
November 2011 25
3 Desember 2011
27 4
Januari 2012 30
5 Februari 2012
43 6
Maret 2012 36
Sumber : PT Purindo Logistics Regulasi mengenai ekspor rotan berpengaruh baik untuk
perkembangan PT Purindo Logistics. Selain itu, pengurusan dokumen SKA yang dilakukan secara online juga memberikan
keuntungan bagi perusahaan freight forwarder. Para eksportir umumnya juga menyerahkan pengurusan dokumen SKA ini kepada
PT Purindo Logistics selaku freight forwarder.
commit to user
Beberapa pendorong agar para eksportir menyerahkan pengurusan dokumen ini kepada freight forwarder adalah :
1 Dikarenakan dokumen ini membutuhkan ketelitian yang sangat
baik. Apabila terjadi kesalahan pengetikan 1 satu huruf saja maka SKA tidak dapat diterbitkan ditolak oleh Disperindag.
2 Dalam proses pembuatannya membutuhkan banyak waktu
karena harus datang langsung ke Disperindag untuk mendapat lembar original dan Copy yang hanya ada di Disperindag.
3 Letak Disperindag yang berada ditengah kota, umumnya jauh
dari kawasan eksportir yang biasanya berada dipinggir kota. Dikarenakan untuk proses produksi barang membutuhkan lahan
luas yang dapat dibeli dengan harga rendah apabila dibandingkan jika berada ditengah kota dan harga lahan lebih
mahal. 4
Harga yang harus dibayar untuk pengurusan SKA relatif murah.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi freight forwarder dalam