Peranan freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor pada pt purindo logistics di Sukoharjo retno

(1)

PERANAN FREIGHT FORWARDER DALAM

PELAKSANAAN EKSPOR PADA PT PURINDO LOGISTICS

DI SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahi Madya pada Program Studi Diploma III

Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

RETNO IKA WIJAYANTI NIM.F3109058

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

 

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh


(3)

(4)

commit to user

 

MOTTO

“Jangan pernah takut untuk bermimpi,, Bermimpilah setinggi bintang di angkasa dan gantungkan mimpimu

didalam tangan Tuhan..” (penulis)

“Saat kamu mengangkat tangan untuk semua masalah yang kamu hadapi,, Serahkan semua masalah kepada Tuhan,karna

Tuhan yang akan turun tangan untuk semua masalah yang tidak bisa kita hadapi”

(penulis)

Kau dapat kehilangan kepercayaan dari kami tetapi tidak pada dirimu sendiri


(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Bapak ibuku tercinta terima kasih atas dorongan dan kasih sayang yang tak ternilai harganya.

2. Adikku Sigit, Yuyun, Nita, terima kasih atas semangat yang kalian berikan.

3. Calon pendamping hidupku yang selalu membimbing dengan sabar, dan dukungan serta motivasi yang selalu diberikan untukku. 4. Si kecil alicka

5. Teman- teman seperjuangan 6. Saudara dan semua Keponakanku 7. Almamater Bisnis Internasional


(6)

commit to user

 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas segala rahmat dan tuntunan-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PERANAN FREIGHT FORWARDER DALAM PELAKSANAAN EKSPOR PADA PT PURINDO LOGISTICS DI SUKOHARJO”.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan ,dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya Tugas Akhir ini, khususnya kepada :

1. Drs. Sutomo, MS selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabaran telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.

2. Ketua Program dan Sekretaris Program Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.

4. Bapak Poernomo, SE selaku Manager Purindo Logistics yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan Tugas Akhir ini.


(7)

5. Pak Ervan, Pak Yani, Mbak Anis selaku staf dan karyawan PT Purindo Logistics yang telah memberikan segala informasi yang diperlukan oleh penulis.

6. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesainya penulisan Tugas Akhir ini

7. Teman-teman seperjuangan angkatan Bisnis Internasional terakhir yang saling mendukung suksesnya studi kita.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Juni 2012


(8)

commit to user

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Metode Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Ekspor ... 8

B. Pengertian Freight Forwarder ... 8

C. Aktivitas Freight Forwarder ... 10

D. Peranan Freight Forwarder ... 11


(9)

F. Pihak-pihak yang Terkait dalam Kegiatan Ekspor ... 24

G. Istilah-Istilah Populer dalam Kegiatan Ekspor ... 26

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 28

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 28

2. Lokasi Perusahaan ... 30

3. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Purindo Logistics ... 31

4. Struktur Organisasi Purindo Logistics ... 32

5. Tugas dan Tanggung Jawab ... 34

6. Jam Kerja Perusahaan ... 39

7. Kegiatan Pemasaran ... 41

B. Pembahasan ... 42

1. Peranan Freight Forwarder dalam Kegiatan Ekspor ... 42

a. Peranan Freight Forwarder dalam Konsolidasi Muatan ... 42

b. Peran Freight Forwarder sebagai pengangkut ... 45

c. Peran Freight Forwarder dalam pengurusan Dokumen ekspor ... 46

2. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Freight Forwarder Dalam Pelaksanaan Ekspor serta Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan Tersebut... 48

BAB IV PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user

 

DAFTAR TABEL

Halaman 3.1 Jam Kerja PT. Purindo Logistics ... 41 3.2 Data Shipment ... 47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Alur dari LCL ... 13 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Purindo Logistics ... 33 3.2 LCL(Less Than Container Load) ... 43


(12)

commit to user

 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang

3. Shipping Instruction

4. Invoice

5. Paking List

6. PPBE

7. Surat Perubahan Data 8. Persetujuan Ekspor (PE)

9. Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB) 10. Laporan Surveyor (lS)

11. Bill of Lading (B/L)

12. Certificate of Origin (COO)

13. Pernyataan permohonan SKA Form A 14. Sruktur Biaya Per Unit SKA Form A

15. Certificate of Fumigation


(13)

ABSTRAKSI

PERANAN FREIGHT FORWARDER DALAM PELAKSANAAN EKSPOR PADA PT PURINDO LOGISTICS DI SUKOHARJO

RETNO IKA WIJAYANTI F3109058

Tujuan penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai peranan freight

forwarder dalam tugasnya yang membantu eksportir maupun importir pada

aktivitas ekspor ke suatu negara. Suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maka suatu negara harus dapat menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dengan negara lain, kerjasama itu dapat dilakukan dalam hubungan perniagaan. Dalam era globalisasi seperti saat ini arus perdagangan ekspor impor harus berjalan secara cepat agar tetap dapat bersaing dengan negara pengekspor lainnya.

Dalam penelitian ini digunakan metode studi kasus yaitu mengambil satu obyek penelitian tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak PT PURINDO LOGISTICS dan dokumen Ekspor, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan Freight

Forwarder dalam kegiatan ekspor pada PT PURINDO LOGISTICS adalah untuk

membantu eksportir dalam pelaksanaan kegiatannya, baik mengenai pengurusan dokumen, dalam konsolidasi muatan yang berbentuk LCL (Less Than Container

Load) maupun dalam proses pengangkutan barang ekspor. Dimana dalam proses

kegiatannya masih mengalami beberapa hambatan yang dihadapi yaitu kurangnya sarana prasarana dan masih adanya keterlambatan dan ketimpangan dalam pelaksanaan kelancaran arus barang maupun hambatan yang lain.

Maka saran yang dapat diajukan hendaknya PT PURINDO LOGISTICS membenahi diri dengan meningkatkan kemampuan mutu pelayanan, kerjasama antar karyawan, sarana prasarana guna menunjang perusahaan jasa agar terjadi peningkatan order setiap bulan dan tidak terpuruk dengan kompetitor-kompetitor yang ada, serta dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan keterlambatan yang dapat terjadi agar arus barang juga dapat berjalan dengan lancar sehingga PT PURINDO LOGISTICS dapat berperan dengan baik sebagai perusahaan penyedia jasa dalam proses pengiriman barang


(14)

commit to user

ABSTRACT

FREIGHT FORWARDER IN THE ROLE OF EXPORTS IN PURINDO RETNO IKA WIJAYANTI

F3109058

The purpose of this Final laporanTugas is to obtain a greater depth and understanding of the role of freight forwarders in their tasks, which helps exporters and importers in export activity to a state. A country can not meet its own needs then a country should be able to establish good relations and cooperation with other countries, such cooperation can be done in trade relations. In the current era of globalization such as import export trade flows should run quickly to remain competitive with other exporting countries.

This study used the case study method that takes an object of particular study to be analyzed in depth by focusing on one masalah.Data used are the primary data and secondary data. Primary data was collected through direct interviews with the PT PURINDO LOGISTICS and export documents, while the secondary data obtained from books or other reading materials.

The results of this study can be concluded that the company's freight forwarder in export activities at PT PURINDO LOGISTICS is to help exporters dalampelaksanaankegiatannya, both regarding the processing of documents, in the form of load consolidation LCL (Less Than Container Load) and in the process of transporting barangekspor. Where in the process of its activities are still experiencing some of the barriers faced by the lack of infrastructure and the persistence of the delays and inaccuracies in the execution flow of goods and other barriers.

So the advice should be filed LOGISTICS PT PURINDO transform itself by enhancing the quality of service, cooperation among employees, facilities and infrastructure to support service company for an increase in orders every month and not slumped by existing competitors, and can minimize errors and delays that can happen to the flow of goods can also be run smoothly so that PT can act PURINDO LOGISTICS well as service providers in the delivery of goods

Keywords : Company Freight Forwarder, LCL (Less Than Container Load).  


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas sektor perdagangan yang akhir-akhir ini terus meningkat, memberikan dampak pada kegiatan pasar Internasional yang juga terus berkembang pesat. Berbeda dengan perdagangan domestik, perdagangan Internasional ini melibatkan dua negara atau lebih dalam kegiatannya, yang dalam pelaksanaannya harus memenuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh masing-masing negara. Perdagangan yang melibatkan negara lain atau yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-impor ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bisnis di Indonesia, tidak saja ditinjau dan segi lalu lintas devisa melainkan juga atas sumbangannya kepada pendapatan nasional. Untuk itu peranan pemerintah juga dibutuhkan untuk peningkatan jumlah ekspor. Pemerintah harus memberikan kemudahan-kemudahan yang mendorong para eksportir untuk terus mengembangkan kegiatan ekspornya. Semakin ketatnya kompetisi antar pengusaha juga mendorong para pengusaha/eksportir untuk terus memperbaiki mutu dan pelayanan yang diberikan kepada importir. Dengan mempertahankan mutu serta pelayanan yang memuaskan bagi importir maka eksportir dapat mempertahankan hubungan kerjasama dengan importir dibeberapa negara (PPEI, 2011:2).

  Semakin banyaknya pengusaha yang melakukan kegiatan ekspor, maka hal ini juga memberikan dampak pada bisnis freight forwarding yang juga ikut berkembang secara pesat. Hal ini disebabkan karena dalam era


(16)

commit to user

 

perdagangan Internasioanal sekarang ini arus barang masuk dan keluar sangat cepat. Maka untuk memperlancar bisnis, para pengusaha bisnis dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor dan impor, baik dari segi peraturan yang selalu di update terutama yang berhubungan dengan informasi perdagangan internasional, kepabeanan, shipping maupun perbankan yang semuanya ini berkaitan antara satu sama lain dan hal ini sangat sering terjadi permasalahan di lapangan.

Untuk itu PT PURINDO LOGISTICS sebagai freight forwarder yang berlokasi di Sukoharjo akan memberikan masukan ,pertimbangan, penilaian dan pemahaman secara profesional terhadap situasi-situasi tertentu serta permasalahan yang sering terjadi dilapangan dengan tujuan agar segala proses kepengurusan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu PT PURINDO LOGISTICS juga berperan dalam hal penyediaan jasa pengurusan dokumen ekspor dan pengurusan transportasi ekspor. Berdasarkan uraian tersebut maka tugas akhir inioleh penulis diberi judul : ” PERANAN FREIGHT FORWARDER DALAM PELAKSANAAN EKSPOR PADA PT PURINDO LOGISTICS DI SUKOHARJO”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.


(17)

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan Freight Forwarder dalam pelaksanaan ekspor ? 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi Freight forwarder dalam pelaksanaan

ekspor serta bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki dan juga dapat menambah wawasan serta pengalaman pada bidang yang diteliti. Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peranan PT Purindo Logistics sebagai Freight

Forwarder dalam pelaksanaan kegiatan ekspor.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi Freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor serta bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?

D. Kegunaan Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Manfaat penelitian yang ada dalam penelitian ini, sebagai berikut :


(18)

commit to user

 

1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu tentang kegiatan dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor yang diperoleh dibangku kuliah dalam dunia praktek atau nyata.

2. Bagi perusahaan

Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta penentuan kebijakan dibidang jasa ekspor dan untuk pengembangan usaha.

3. Bagi mahasiswa dan pembaca lainnya

Memberikan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional maupun Manajemen Perdagangan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama dan sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

E. Metode Penelitian

Suatu penelitian pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai obyek yang diteliti, dengan cara mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya dalam proses penyusunan dapat berjalan lancar, maka diperlukan metode penelitian .


(19)

Beberapa metode yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi kasus. Studi kasus dilakukan pada PT Purindo Logistics yang berada di daerah Sukoharjo. Studi kasus ini berisi mengenai diskripsi umum peranan PT Purindo Logistics.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data a. Jenis Data

1) Data primer

Yaitu data yang dikumpulkan/dipublikasikan oleh orang atau lembaga yang menerbitkan.

Data ini diperoleh dari keterangan – keterangan dari beberapa pihak staf / karyawan PT Purindo Logistics Sukoharjo dengan cara mewawancarai pihak yang bersangkutan.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan/dipublikasikan bukan dari orang atau lembaga yang menerbitkan.

Data ini diperoleh dari sumber bacaan dan referensi yang ada pada PT Purindo Logistics Sukoharjo antara lain data mengenai sejarah perusahaan serta struktur organisasi.


(20)

commit to user

 

b. Metode Pengumpulan Data 1) Observasi

Merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT Purindo Logistics.

Contoh: Forwarder memiliki peran yang lengkap dalam proses penanganan cargo, mencakup: cargo handling, transportasi, dokumen release dan bahkan bisa berperan sebagai pengangkut (dalam multimoda transport)

2) Wawancara

Merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tanpa disertai alternative jawaban dengan beberapa staf/karyawan PT Purindo Logistics.

Contoh : Apa saja hambatan yang dihadapi PT Purindo sebagai

Freight Forwarder ?

3) Kuisoner

Merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang disertai alternative jawaban. Contoh: Apakah peraturan mengenai ekspor rotan yang baru saja diberlakukan oleh pemerintah pada awal tahun 2012 ini menguntungkan perusahaan PT Purindo Logistics ?


(21)

4) Studi Pustaka

Merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku yang relevan dengan topik penelitian yang akan dibahas.

Contoh : Freight Forwarder adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mewakili tugas pengriman barang (consigner/shipper/eksportir) atau mewakili tugas penerima barang (consignee/importir) yang diperlukan untuk terlaksannya pengiriman barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara (Amir MS,2003:119).

3. Sumber Data

a. Sumber data primer

Yaitu data yang dikumpulkan/dipublikasikan oleh orang atau lembaga yang menerbitkan. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada Freight Forwarder Purindo Logistics yaitu pada pimpinan dan staff/karyawan Freight Forwarder Purindo Logistics.

b. Sumber data sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan/dipublikasikan bukan dari orang atau lembaga yang menerbitkan. Data ini diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu makalah simulasi ekspor impor, buku dokumen-dokumen ekspor.


(22)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari wilayah pabean suatu negara keluar wilayah pabean negara yang dituju, maka pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah pengekspor maupun negara pengimpor (PPEI, 2011:4). Selain itu ekspor juga didefinisikan sebagai perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean suatu negara dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Djauhari Ansyar dan Amirullah, 2002:1).

Cara paling mudah dalam memasuki pasar di negara lain adalah dengan cara melakukan ekspor. Aktivitas ekspor merupakan kegiatan produksi barang di suatu negara dan menjualnya di negara lain. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekspor yang dilakukan oleh negara-negara ini adalah kegiatan menjual barang keluar negeri dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur oleh pemerintah yang sudah ditetapkan pada masing-masing negara.

B. Pengertian Freight Forwarder

Perusahaan Freight Forwarder selalu berkaitan dengan tugas sebagai pengelola jasa transportasi. Oleh sebab itu pengertian freight


(23)

forwarder yang diketemukan pada International Maritime Dictionary antara

lain : (International Maritime Dictionary, 2000:156)

1. Seseorang yang melakukan pekerjaan atas nama kapal atau eksportir dan memberikan perincian secara mendetail tentang pengiriman tersebut, 2. Pengapalan, asuransi dan pengurusan dokumen-dokumen barang tersebut, 3. Pengiriman barang dari pelabuhan ke daerah yang dituju,

4. Pelayanan jasa termasuk pajak bea cukai,

5. Menyewa tempat untuk barang tersebut, mempersiapkan L/C,

6. Membuat invoice dan seluruh surat-surat yang berkaitan dengan barang yang akan dikirim.

Selain itu pengertian Freight Forwarder juga dijelaskan sebagai berikut :Freight Forwarder adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimoda transport baik melalui darat, laut, udara (R.P.Suyono,2007:251).

Freight Forwarder adalah suatu usaha yang bertujuan untuk

mewakili tugas pengriman barang (consigner/shipper/eksportir) atau mewakili tugas penerima barang (consignee/importir) yang diperlukan untuk terlaksannya pengiriman barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara (Amir MS,2003:119).

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Freight Forwarder adalah suatu badan usaha yang bergerak pada bidang jasa yang bertujuan untuk mewakili kepentingan pengirim barang


(24)

commit to user

 

 

(Consigner/Shipper/Eksportir) atau mewakili kepentingan penerima barang (Consignee/Importir) antar negara dalam mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang ekspor maupun impor dengan menggunakan multimoda transport baik melalui darat, laut maupun udara.

C. Aktivitas Freight Forwarder

Aktifitas Freight Forwarder menurut Suyono dalam Pengangkutan

Intermodal Export-Import melalui laut (2003: 156) secara menyeluruh adalah : 1. Memilih rute perjalanan barang, modal transportasi dan pengangkutan

yang sesuai, kemudian memesan ruang muat.

2. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang. 3. Mempelajari Letter of Credit barang, peraturan negara tujuan ekspor,

negara transit, negara impor kemudian menyiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

4. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan laut atau udara, mengurus izin bea cukai, kemudian menyerahkan barang-barang kepada pihak pengangkut.

5. Membayar biaya-biaya handling serta membayarkan freight. 6. Mendapat bill of lading atau air waybill dari pihak pengangkut.

7. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang.


(25)

8. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari pihak pengangkutan dan agen forwarding di negara transit atau tujuan.

9. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.

10.Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transit atau tujuan.

11.Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan barang di gedung.

12.Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan melaksanakan pendistribusian barang bila diminta.

D. Peranan Freight Forwarder

Dalam menjalankan kepengurusan transportasinya freight forwarder mempunyai beberapa peran yang meliputi (R.P. Suyono,2007:255) :

1. Peran Freight Forwarder dalam konsolidasi muatan

Konsolidasi muatan (cargo consolidation) adalah pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir/shipper di tempat asal yang akan dikirimkan untuk beberapa consignee di tempat tujuan yang dikemas dalam satu unit paket muatan, kemudian muatan terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan di tujukan ke agen konsolidator di tempat tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang ke pihak consignee masing-masing (Suyono,2007:284)

Adapun bentuk pelayanan jasa dalam hal pengangkutan muatan yang ditawarkan oleh Freight Forwarder adalah :


(26)

commit to user

 

 

a. Less Than Container Load

Istilah LCL dapat diartikan sebagai muatan yang dimasukkan kedalam peti kemas yang membongkarnya kembali. Dapat dikerjakan oleh perusahaan pelayaran cargo consolidation maupun EMKL dan mereka yang bertanggung jawab untuk memuat dan membongkar isi dari petikemas (Suyono,2007:284).

Konsolidasi muatan (cargo consolidation) atau groupe merupakan pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir/

Shipper di tempat asal yang dikemas dalam satu unit paket muatan,

kemudian muatan konsolidasi tersebut dikapalkan dan ditujukan keagen konsolidator di tempat tujuan. Agen tersebut kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee masing-masing

LCL mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (PPEI,2011:16) :

1) Berisi muatan dari beberapa shipper untuk dikirim kepada satu/beberapa consignee

2) Muatan diterima oleh Carrier/Konsolidator dalam keadaan

breakbulk di CFS dan proses stuffing dilakukan Carrier/Konsolidator.

3) Perusahaan pelayaran (Carrier) tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang ada di dalam container.


(27)

Gambar 2.1

Alur dari Less Than Container Load (LCL) LCL/LCL

Shipper Moda Consignee

Shipper Consignee

Shipper Angkutan Consignee

CFS CFS

Sumber : (PPEI,2011:17)

b. Full Container Load

Full Container Load memiliki ciri-ciri sebagai berikut (PPEI,2011:16)

:

1) Berisi muatan dari satu shipper untuk dikirim kepada satu

consignee.

2) Proses stuffing dilakukan oleh shipper dan diserahkan kepada

Carrier di CY.

3) Perusahaan pelayaran (Carrier) tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang ada di dalam Container. Perusahaan perkapalan liner mengatakan untuk petikemas yang diangkut dengan pola FCL adalah bahwa shipper dan consignee bertanggung jawab untuk mengisi dan membongkar petikemas. Setelah memahami status petikemas dalam pengangkutan barang ekspor,keuntungan dalam pemakaian petikemas, yaitu :

1) Cepat dan ekonomis dalam penanganan petikemas, terutama dalam  

LCL

  LCL


(28)

commit to user

 

 

2) Keamanan terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga, terutama untuk barang-barang kecil atau berharga.

3) Pembungkus barang tidak perlu terlalu kuat, karena tumpukan(stocking) dapat dibatasi setinggi dalamnya petikemas. 4) Bisa untuk angkutan door to door.

2. Peran freight forwarder sebagai pengangkut.

Freight forwarder bertindak sebagi operator dan bertanggung

jawab penuh dalam melaksanakan pengangkutan meskipun tidak memiliki kapal sendiri. Yang dimaksud dengan operator disini adalah BHI ( Badan Hukum Indonesia) yang melaksanakan kegiatan usaha pelayanan jasa terhadap kapal dan barang di pelabuhan dalam rangka menunjang kegiatan angkutan laut.

Selain itu freight forwarder, juga bertindak sebagai :

1) Vessel-operating Multimodal Transport Operator secara penuh yang

melaksanakan berbagai jenis pengangkutan barang dengan cara

door-to-door dengan satu dokumen intermodal yang biasamya berbentuk

FBL.

2) Non Vessel Operator (NVO) yaitu operator muatan yang mengurus

pengangkutan lewat laut dari pelabuhan ke pelabuhan dengan menggunakan satu house bill of lading.

3) Non-Vessel-Operating Common Carrier (NVOCC) yang mempunyai


(29)

melayani multimodal transport dengan house bill of lading (HBL) atau bill of lading dari FIATA.

3. Peran freight forwarder dalam dokumentasi

Dengan belum adanya kekuatan konvensi Internasional, maka

operator multimodal transport bebas untuk membuat kontrak maupun

syarat kondisi yang dapat diterima oleh para pelanggannya. Sebagian besar operator mengikuti ketentuan yang disusun oleh gabungan Internasional

Chambere of Commerce (ICC) yang dikenal Uniform Rules for Combined Tranport Document. Berdasarkan ketentuan tersebut, dokumen-dokumen multimodal Transport telah dikembangkan oleh BIMCO (Baltic International Maritime Conference) dan FIATA (The International Federation of Freight Forwarder Association). Dokumen yang dikenal

sebagai multimodal transport document dapat diberikan kekuatan hukum sesuai dengan kontrak yang dibuat.

Jenis dokumen yang dipakai adalah Fiata Combined Transport Bill

of Lading (FBL) yang dimasukkan dalam golongan freight forwarder document. FBL adalah dokumen pengangkutan antar moda yang dipakai

oleh International Freight Forwarder yang bertindak sebagi badan jasa angkutan bersambung atau Intermodal Transport Operator. Dalam mengeluarkan FBL, freight forwarder bertanggungjawab tidak hanya dalam memenuhi perjanjian pengangkutan penyerahan barang ditempat tujuan, tetapi juga harus bertanggungjawab atas segala tindakan dan juga keteledoran dari pengangkut atau pihak ke-3 yang dikerjakan olehnya.


(30)

commit to user

 

 

Dokumen yang diperlukan freight forwarder dalam kegiatan ekspor adalah (Andi Susilo,2007:80) :

1) Bill of Lading

Bill of Lading merupakan dokumen pengapalan yang paling penting

karena mempunyai sifat jaminan. Fungsi bill of lading sebagai tanda terima (kuitansi) barang-barang sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan laut.

2) Shipping Instruction

Merupakan dokumen yang dibuat oleh eksportir mengenai pemesanan ruang kapal berikut container yang dapat pula menjadi dasar pembuatan bill of lading. Shipping Intruction antara lain memuat tentang : shipper, consignee, notify party, final destination, volume,

delivery term, L/C No, date of stuffing, closing time, vessel.

3) Packing List

Dokumen ini adalah dokumen ekspor yang memuat informasi mengenai barang yang akan diekspor. Informasi tersebut berupa tulisan packing list beserta nomor packing list, tanggal dibuatnya

packing list, data lengkap nama eksportir dan alamatnya, data lengkap

nama importir dan alamatnya, data lain jika disyaratkan dalam L/C, misalnya nama purchase order, nomor L/C, description of good (nama barang), quantity (jumlah barang), gross weight dan nett weight (berat kotor dan berat bersih), dan measurement (ukuran dimensi dalam volume m atau cbm).


(31)

4) Invoice

Invoice merupakan dokumen ekspor yang memuat data dan informasi

barang yang akan diekspor serta nilai barangnya dalam mata uang asing. Invoice berisi tentang tulisan invoice beserta nomor invoice, tanggal dibuatnya invoice, data lengkap nama eksportir dan alamatnya, data lain jika disyaratkan dalam L/C, description of goods,

quantity, unit price, total amount.

5) Certificate of Origin

COO dikeluarkan oleh Desperindag yang mewakili pemerintah yang menyatakan bahwa barang yang akan diekspor benar-benar diproduksi di Indonesia. Surat ini menjelaskan keterangan-keterangan barang, pada transaksi dimana barang-barang tersebut dikaitkan, keterangan asal barang dan bahwa barang-barang tersebut benar hasil atau produksi dari negara eksportir.

6) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Dokumen yang dibuat eksportir dan harus mendapat persetujuan petugas bea cukai sebelum dilakukan pemuatan di kapal. PEB menyebutkan tentang jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapat fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk, dan barang ekspor lainnya), nama importir, NPWP, izin khusus, berat barang, negara tujuan, provinsi asal barang, cara penyerahan barang, merk kemasan dan lain sebagainya.


(32)

commit to user

 

  7) Dokumen Asuransi

Dokumen yang melindungi pengiriman barang keluar negeri. Dalam kegiatan ekspor impor, dokumen asuransi juga penting karena membuktikan bahwa barang-barang yang disebut didalamnya telah diasuransikan. Apabila terdapat kerusakan dalam perjalanan, pihak asuransi akan mengganti kerugian tersebut.

8) Dokumen Fumigasi

Dokumen yang menunjukkan bahwa barang yang diekspor sudah dilakukan penyemprotan, hal ini dilakukan untuk membersihkan barang-barang agar terhindar dari hama, jamur atau sejenis rayap yang dapat merusak mutu produk tersebut. Barang yang berada didalam

container dengan kondisi suhu yang tidak menentu serta waktu yang

cukup lama dalam proses pengiriman dapat menimbulkan tumbuhnya jamur pada produk sejenis kayu. Untuk itulah perlu dilakukan

fumigasi agar kualitas produk tetap terjaga setelah sampai di negara

tujuan.

9) Laporan Surveyor/Certificate of Inspection

Sertifikat ini merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia internasional. Pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan barang ekspor yang bermuatan rotan ataupun kayu olahan akan diteliti/disurvei oleh sucofindo


(33)

4. Peran Freight Forwarder dalam Pembungkusan (packing)

Pengiriman maupun penerimaan barang selalu mengharapkan agar barang sampai kepada pihak yang dituju dengan memenuhi syarat 3K, yaitu : 1) Keamanan

2) Keaslian 3) Kepuasan

Syarat ini mengandung tuntutan bahwa barang yang dikirim dan diterima tidak mengalami perubahan bentuk, sifat maupun rupa dan tidak ada kekurangan dalam jumlahnya, tidak berkeringat, basah dan lain-lain. Pada umumnya yang bertanggungjawab langsung terhadap keadaan barang adalah pengirim. Dengan demikian pengirim akan berusaha agar bungkusan bisa memenuhi tuntutan 3 K tersebut.

Jenis bungkusan yang diperlukan untuk membungkus barang yang merupakan kesatuan atau dalam jumlah yang banyak akan tergantung dari :

1) Sifat dan jenis barang. 2) Volume

3) Berat

4) Jumlah jenis barang 5) Cara mengirim 6) Tujuan

Dalam bungkus juga harus diperhatikan letak dari merk barang dan segala keterangan yang sesuai dengan shipping mark yang akan dicatat dalam dokumen. Tujuan dari shipping mark adalah agar barang bisa lebih


(34)

commit to user

 

 

mudah dikenal. Oleh karena itu, peran freight forwarder dalam hal ini juga kuat karena mereka sangat paham dan lebih berpengalaman mengenai cara pembungkusan yang lebih baik, sifat dan karakteristik barang-barang ekspor tersebut. Selain itu, International Trade Centre (ITC) yang merupakan salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga bersedia memberi nasehat mengenai cara pembungkusan ekspor.

Untuk memilih jenis pembungkus, ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain :

1) Untuk kepentingan pengirim (shipper)

Perlindungan, keaslian dan penampilan dalam ekspor dari barangnya sebagai tujuan utama, dan uang tambang yang serendah mungkin. 2) Untuk kepentingan pengangkut (Carrier)

Bungkus berfungsi sebagai perlindungan dari kehilangan, pencurian, kerusakan serta optimalisasi daya muat kapal.

Eksportir biasanya bertanggung jawab untuk memilih jenis bungkusan yang sesuai untuk muatan ekspor, dimana muatan yang semula merupakan kesatuan (consolidated) akan dibongkar sebelum dibagi ke beberapa consignee atau penerima. Jenis pembungkus untuk suatu barang dapat bervariasi sesuai dengan sifat dan besar dari barang itu sendiri. Selain itu, tergantung dari angkutan yang digunakan untuk membawa ke tempat tujuan yang terakhir, yaitu consignee atau importir. Secara umum, jenis bungkusan yang dipergunakan dan muatan di dalamnya dapat dipaparkan sebagai berikut :


(35)

1) Karung

Isi atau muatan dari karung itu sendiri harus cukup kuat untuk menahan tekanan luar dari segala penjuru karena bahan yang terbuat dari karung hanya dapat menahan isi yang didalam dan tidak melindungi dari kerusakan yang berasal dari luar. Isi dari karung dapat berupa pupuk, beras, jagung, gula kopra, kopi, dan sebagainya. 2) Bahan fiber atau karton

Kotak pembungkus yang dibuat dari bahan fiber atau karton dapat dipakai secara luas demi efisiensi dan ekonomi. Meskipun relatife murah, namun dapat menahan tekanan dan bantingan yang secara umum akan terjadi dalam pengangkutan. Selain itu dapat menjaga isinya terhadap kerusakan atau kehilangan.

3) Peti kayu

Peti kayu merupakan bungkusan yang terbaik untuk barang karena dinding-dindingnya cukup kuat untuk menahan isi maupun tekanan dari luar. Peti kayu paling sesuai untuk pengangkutan barang secara konvensional. Selain itu, juga sesuai untuk menahan panas atau kelembaban. Barang didalamnya dapat terlindungi bila dibungkus dengan lapisan-lapisan pelindung, seperti lapisan plastik, kertas minyak, dan sebagainya.

Untuk muatan berbahaya dan muatan yang mengganggu memerlukan pembungkusan khusus serta marking dan labeling yang harus dilakukan oleh eksportirnya sendiri. Dalam memasukkan barang ke petikemas, kesulitan yang dihadapi oleh banyak eksportir adalah


(36)

commit to user

 

 

tidak tersedianya alat pengangkat berupa forklift berkapasitas untuk mengangkat barang berat. Padahal berat petikemas setelah diisi berkisar antara 20 hingga 30 ton sehingga jarang dilakukan pengisian petikemas diatas (groundlevel). Untuk memudahkan hal itu, maka pengisian petikemas dilakukan diatas kendaraan pengangkut, yang disebut juga on chasis atau platform levelloading.

Hal yang harus diperhatikan dalam mengisi petikemas adalah berat dan volume dari barang yang diisi agar petikemas dapat digunakan seefisien mungkin, karena bila berat petikemas serta isinya melebihi berat maksimum yang telah ditentukan, pengangkut dapt menolak untuk dapt dimuat di atas kapalnya. Berat dan keadaan petikemas akan diperiksa pada pintu masuk terminal petikemas, yang didapat dari berat keseluruhan alat angkut dan petikemasnya dikurangi dengan berat kendaraannya.

Bila dimuat di terminal umum, pada alat angkat kapal petikemas modern, terdapat skala untuk membaca berat dari petikemas yang diangkat. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengisi (stuffing) pada petikemas adalah mengetahui berat tiap barang yang dimasukkan kedalam petikemas.

E. Metode Pengapalan

Dalam penanganan barang ekspor terdapat beberapa mode pengapalan (Josef B.Tri Joga, 2001:68), yaitu :


(37)

1) Mode pengapalan CY-CY

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim mulai dari dermaga muat sampai dermaga bongkar.

2) Mode pengapalan CY-CFS

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim dari pelabuhan muat sampai ke gudang pelabuhan bongkar (Container

Freight Station).

3) Mode pangapalan CY-DOOR

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim dari pelabuhan muat sampai ke gudang pembeli atau importir.

4) Mode pengapala CFS-CY

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim dari gudang pelabuhan muat sampai pelabuhan tujuan.

5) Mode pengapalan CFS-CFS

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim dari gudang pelabuhan muat sampai ke gudang pelabuhan tujuan.

6) Mode pengapalan DOOR-CY

Pihak freight forwarder bertanggung jawab atas barang yang dikirim dari gudang pemilik barang (eksportir) sampai ke pelabuhan bongkar.

7) Mode pengapalan DOOR-DOOR

Freight forwarder sebagai perantara shipping company dengan shipper

bertanggung jawab atas barang yang dikirim mulai dari gudang pemilik barang (penjual/eksportir) sampai ke gudang penerima barang (importir/pembeli).


(38)

commit to user

 

 

F. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan ekspor

Dalam kegiatan ekspor-impor barang Freight Forwarder tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung untuk menunjang kegiatan ekspor-impor tersebut. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan ekspor impor menurut Bery Punan, 1996:3-6) dalam pengangkutan intermodal ekspor impor melalui laut adalah :

1) Kantor Inspeksi Pajak

Dokumen yang diterbitkan adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 2) Lembaga Fumigasi

Fumigasi merupakan pemberian suatu jenis obat dengan takaran tertentu terhadap barang yang akan dikirim untuk menghindari kerusakan barang yang diakibatkan oleh hama perusak dan jamur selama dalam pengangkutan. Dokumen yang diterbitkan adalah Sertifikat Bebas Hama atau Sertifikat Fumigasi.

3) Direktorat Jendral Bea dan Cukai atau Pabean

Bea Cukai sebagai pemberi izin untuk pelepasan dan pemuatan barang maupun pemeriksaan dokumen dan pajak ekspor-impor. Dokumen yang diterbitkan oleh bea cukai antara lain PEB, PIB, Persetujuan Muat.

4) Shipping Company

Shipping Company adalah perusahaan yang menerima barang dari shipper dan mengatur pengangkutan yang sesuai serta menerbitkan B/L


(39)

5) Bank Devisa

Bank sebagai tempat biaya-biaya yang dibebankan perusahaan freight

forwarder kepada importir yang telah menggunaka jasanya.

6) Badan Pemeriksa/Surveyor

Sucofindo merupakan perusahaan yang melakukan pemeriksaan aas barang yang akan di ekspor mengenai kuantitas, kualitas, pengawasan muatan dan lain-lain sebagai persyaratan pembeli dan menerbitkan sertifikat atas pemeriksaan yang telah dilakukan.

7) Perusahaan Asuransi

Perusahaan Asuransi adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan, mengeluarkan sertifikat atau polis asuransi untuk menutup resiko yang dikehendaki dan menyelesaikan tagihan kerugian-kerugian bila ada.

8) Pelindo

Perusahaan yang menangani kegiatan di pelabuhan dengan memberikan fasilitas dermaga, tambat, peralatan bongkar muat, dan lapangan penumpukan.

9) Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DISPERINDAG)

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DISPERINDAG) berfungsi menerbitkan dokumen ekspor yang berisi pernyataan mengenai identitas negara asal barang ekspor yang disebut dengan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO).


(40)

commit to user

 

 

10) Badan Usaha Transportasi/Trucking Company

Trucking Company adalah pihak yang akan membawa petikemas kosong

ke gudang eksportir untuk stuffing atau pemuatan barang-barang yang akan diekspor ke dalam petikemas. Kemudian petikemas tersebut akan dibawa ke pelabuhan untuk dibongkar dan kemudian ke kapal untuk dikirim ke importir.

G. Istilah-istilah populer dalam kegiatan ekspor

Dalam kegiatan ekspor yang dilakukan oleh freight forwarder dikenal beberapa istilah yang sering digunakan,(PPEI,2011:11) antara lain :

1) Stuffing

Kegiatan pemuatan barang untuk dimasukkan ke dalam container.

2) Unstuffing/Devanning/Stripping

Kegiatan membongkar barang dari container sampai disusun rapi di dalam gudang (CFS) untuk LCL dan digudang impor untuk FCL.

3) LO-LO Lift On – Lift Off

Kegiatan menaikkan-menurunkan container ke/dari atas alat angkut. 4) CY (Container Yard)

Kawasan/tempat yang digunakan untuk penumpukan container yang akan dimuat/dibongkar dari kapal.

5) CFS (Container Freight Station)

Gudang yang digunakan untuk stuffing dan unstuffing. 6) SOC (Shipper Own Container).


(41)

8) Detention

Pemungutan biaya dikenakan karena pemilik barang mengembalikan container melewati batas free time.

9) Demurrage

Pemungutan biaya dikarenakan karena pemilik barang mengambil container isi di Pelabuhan setelah melewati free time.


(42)

commit to user

28  BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT PURINDO LOGISTICS adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi dan pengurusan dokumen ekspor maupun impor, untuk kargo petikemas bermuatan penuh (Full Container

Load / FCL) dan maupun kargo yang bermuatan sedikit (Less than Container Load / LCL) melalui laut (sea freight), darat (inland) maupun

udara (air freight). Dalam perannya sebagai Freight Forwarder perusahaan ini bertindak sebagai perantara antara pengirim barang (shipper) dengan penerima barang (consignee). Dengan adannya jasa pelayanan dari Freight Forwarder ini akan memudahkan para eksportir maupun importir dalam pengiriman dan penerimaan barang dari atau keluar negeri.

PT PURINDO LOGISTICS merupakan rename dari PT Pury Mitra Salimna. PT Pury Mitra Salimna berdiri pada tanggal 01 Mei 2003 berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. C. 05125 HT. 01.01 Tahun 2004. PT Purindo Logistics yang dipimpin oleh Bapak Purnomo, SE sebagai Manager pada perusahaan tersebut mempunyai visi dan misi yang ditetapkan berdasarkan fungsi dan peran Freight Forwarder dalam kelancaran pelaksanaan ekspor. Adapun visi dan misi PT Purindo Logistics sebagai Freight Forwarder adalah membantu pelaksanaan


(43)

ekspor dalam pengurusan dokumen ekspor, pengadaan angkutan darat, sampai pada booking ruang kapal atau pengadaan angkutan laut serta turut membantu dalam pengurusan Terminal Handling Charge (THC) dari pelabuhan asal sampai kepelabuhan tujuan melalui agen-agen yang berada di negara tujuan. Sebagai pimpinan dari PT Purindo Logistics beliau juga sudah mampu mengembangkan kegiatan perusahaan yang dipimpinnya sehingga menjadi perusahaan freight forwarder yang cukup dikenal dan terus berkembang sampai sekarang. Dalam menjalankan perusahaan tersebut beliau mempunyai jiwa yang tegas dan disiplin, hal ini berguna agar para karyawan serta staf PT Purindo juga dapat mempunyai kedisiplinan serta tanggungjawab guna memberikan pelayanan yang terbaik bagi para eksportir/importir yang menggunakan jasa dari PT Purindo.

Perusahaan yang sudah memulai kegiatannya sejak tahun 2003 ini sudah mendapat kepercayaan dari beberapa eksportir yang berasal dari berbagai daerah. PT Purindo yang menyediaka jasa pelayanan transportasi, pengangkutan barang dan pengurusan dokumen ini selalu berusaha mengutamakan kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan sistem kerja inilah, PT Purindo Logistics masih tetap mendapatkan kepercayaan dari beberapa eksportir, ditengah persaingan Freight Forwarder lain yang mulai bermunculan. Sampai pada tahun ini PT Purindo Logistics sudah berhasil membantu para eksportir dalam pelaksanaan ekspor kebeberapa Negara, antara lain : Belanda, Amerika, Spanyol, dan masih banyak lagi.


(44)

commit to user

 

  2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan akan mempengaruhi perkembangan perusahaan dalam beberapa aspek diantaranya adalah letak perusahaan yang strategis, kemampuan perusahaan dalam bersaing, serta kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Maka pemilihan lokasi yang baik dan tepat dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.

Desa Gentan memiliki luas 162,36 Ha atau sekitar 7,39% dari wilayah kecamatan Baki (2.197 Ha). Desa ini merupakan salah satu dari 14 desa di Kecamatan Baki yang terletak diantara jalur besar Solo Baru-Kartosuro. Oleh karena itu, Desa Gentan dapat menjadi jalur alternative untuk menghindari kemacetan lalulintas. Desa Gentan juga merupakan desa yang sedang berkembang secara pesat, hal ini terlihat bahwa dulu sebagian besar wilayah dari desa Gentan merupakan kawasan persawahan, dan kini telah berubah menjadi kawasan perumahan atau pemukiman yang padat penduduk.

Dalam penelitian yang berjudul “PERANAN FREIGHT FORWARDER DALAM PELAKSANAAN EKSPOR” ini dilakukan pada perusahaan freight forwarding PT Purindo Logistics selama 2 bulan yaitu dari tanggal 9 Januari sampai 9 Maret 2012. PT Purindo Logistics ini berlokasi di Perum Gentan Citra Indah Blok F No 12, Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia.Telepon (0271)7650926, Fax (0271)7040243, dengan kode alamat : 11.27.09.2013 dan e-mail

purindolog@yahoo.com  lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa


(45)

a. Meningkatnya usaha yang dijalankan oleh PT Purindo Logistics dari waktu kewaktu.

b. Lokasi yang strategis sehingga dapat memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan.

c. Lokasi perusahaan yang dekat dengan Eksportir sehingga memudahkan aktivitas kerja.

Lokasi PT Purindo Logistics dekat dengan kawasan pengrajin/eksportir rotan yang kebanyakan berada di daerah Baki ataupun Gawok. Hal ini dapat menjadi keuntungan bagi PT Purindo Logistics untuk menarik para eksportir rotan yang berada di daerah tersebut untuk menggunakan jasa yang ditawarkan oleh PT Purindo Logistics. Selain itu, lokasi tersebut juga dekat dengan kantor-kantor atau instansi-instansi terkait dengan kegiatan operasional perusahaan seperti Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Bank Devisa, dan Socufindo sehingga efisiensi dan efektifitas dapat tercapai.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Purindo Logistics

Ruang lingkup kegiatan Purindo Logistics antara lain sebagai Jasa

Freight Forwarding dalam pengiriman barang ekspor. Sebagai penyedia

jasa Freight Forwarding meliputi :

a. Angkutan kapal dari pelabuhan asal sampai dengan negara tujuan.

b. Clearance Document.

c. Rate Ocean Freight, THC (Terminal Handling Charge), dan


(46)

commit to user

 

  d. Fumigasi

e. Persetujuan Ekspor (PE) f. Fiat PEB

4. Struktur Organisasi Purindo Logistics

Struktur organisasi perusahaan dibuat agar tugas masing-masing bagian menjadi lebih jelas, sehingga dapat menunjang efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh PT Purindo Logistics.

Pada struktur organisasi perusahaan PT Purindo Logistics, masing-masing bagian mempunyai tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di perusahaan tersebut agar dapat dijalankan dengan sebaik mungkin. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya itu, masing-masing bagian juga harus bertanggungjawab kepada supervisor kemudian pertanggung jawaban terakhir berada di tangan manager.

Bentuk struktur organisasi PT Purindo Logistics itu sendiri adalah sebagai berikut :


(47)

STRUKTUR ORGANISASI

PT PURINDO LOGISTICS

SUKOHARJO

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Sumber : PT Purindo Logistics Tahun 2012

MANAGER

PERSONALIA

MARKETING EXPORT

DOCUMENT

ACCOUNTING

TRAFFIC LINE

OPERATIONAL EXPORT DOCUMENT


(48)

commit to user

 

  5. Tugas dan TanggungJawab

Secara garis besar struktur organisasi PT Purindo Logistics mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

a. Manager

Berdasarkan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Manager di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Memimpin perusahaan.

2) Menentukan kebijakan perusahaan. 3) Mengadakan perencanaan kerja.

4) Mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut. 5) Mengkoordinasi kegiaatan didalam perusahaan.

6) Mengontrol semua kegiatan baik ke luar maupun ke dalam dengan persetujuan Manager.

7) Mengangkat dan memberhentikan karyawan.

8) Mengadakan meeting mingguan untuk mengevaluasi hasil kerja serta permasalahan yang dihadapi.

b. Supervisor dan Marketing

Berdasarkan Keputusan Kerja Bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Supervisor di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :


(49)

1) Mengawasi semua kegiatan disetiap divisi.

2) Memimpin rapat mingguan dab menampung permasalahan yang ada di kantor.

3) Mengontrol semua kegiatan perusahaan baik keluar maupun kedalam dengan persetuuan Manager.

4) Melaporkan hasil meeting mingguan kepada Manager. 5) Mengkoordinasi kegiatan didalam perusahaan.

6) Visitor, mencari customer baru.

7) Membuat SI yang didapat dari Marketing 8) Memantau harga dan didiskusikan ke pimpinan. 9) Melakukan Akses Internet.

10) Membantu Memonitor DO (Delivery Order), prioritas ke

shipper dulu.

c. Personalia atau Accounting Input

Berdasarkan Keputusan Kerja Bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Personalia di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Membuat tata tertib perusahaan.

2) Mengecek absen, seragam, membuat SP. 3) Mengurusi urusan kantor (pajak, Jamsostek).

4) Membuat invoice (tagihan) ke shipper, dan dicocokan ke marketing sebelum dikirim.

5) Menagih tagihan shipper yang sudah jatuh tempo. 6) Menerima tagihan chas / non chas.


(50)

commit to user

 

 

7) Membuat laporan kas perusahaan 8) Meminta selling buying ke Marketing.

9) Tagihan ke shipping dengan konfirmasi dari Maketing. 10) Memplanning Input Mingguan.

11) Memotong pinjaman karyawan di kas perusahaan. 12) Membuat Out Standing Mingguan.

13) Menerima dokumen yang sudah jadi.

d. Accounting

Berdasarkan keputusan kerja bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Accounting di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Menginput tagihan dan relasi.

2) Menginput jatuh tempo tagihan dari relasi yang sudah menjadi kesepakatan.

3) Mengeluarkan dana kas bon harian yang sudah di Acc pimpinan.

4) Membuat dan melaporkan alur kas harian ke Pimpinan setiap hari Sabtu.

5) Melaksanakan tugas transaksi di Bank.

6) Membuat laporan laba/rugi tiap bulan sebelum H-2. 7) Membuat laporan tahunan


(51)

9) Melaporkan transaksi dana masuk (transferan dari shipper) ke

accounting bagian input.

10) Membuat planning Out Put mingguan.

e. Export Document

Berdasarkan keputusan kerja bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Export Document di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Meminta hasil stuffing ke shipper bersangkutan.

2) Membuat invoice dan packing list.

3) Mencocokan dokumen (B/L, Sertifikat Fumigasi, PEB). 4) Mengejarkan Closing.

5) Mengkofirmasi hasil dokumen. 6) Mempelajari L/C yang didapat.

7) Menyerahkan dokumen yang sudah selesai ke Accounting yang bersangkutan.

8) Membuat COO (Certificate of Origin).

f. Traffic Line

Berdasarkan keputusan kerja bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Traffic Line di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :


(52)

commit to user

 

 

2) Mengejar DO jika belum dapat (dilempar ke shipper jika nominasi).

3) Mentresing container.

4) Mengontrol container bila diperlukan ( mengatasi sopir jika ada masalah).

5) Mencatat hasil stuffing baik nomor container, nomor seal,

Closing Time ETA Destination.

6) Mengawasi stuffing jika diperlukan.

7) Mengawasi container yang belum tahu lokasi stuffing. 8) Membuat rekap shipment tiap bulan.

g. Operational Export Document

Berdasarkan keputusan kerja bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Operational Export

Document di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

1) Membeli COO ke Desperindag. 2) Mengajukan COO ke Desperindag.

3) Meminta tanda tangan Shipper jika diperlukan.

4) Membantu Staff Dokumen Export jika mana diperlukan. 5) Mencocokan dokumen L/C ke Bank.


(53)

h. Operational

Berdasarkan keputusan kerja bersama (KKB) dari PT Purindo Logistics bahwa yang bersangkutan sebagai Operational di perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Mengantar dokumen yang sudah jadi, sesuai perintah dari

Accounting.

2) Mengurusi rumah tangga perusahaan ( baik urusan lingkungan sekitar maupun didalam kantor).

3) Bertanggungjawab penuh dengan kebersihan lingkungan kantor.

4) Ikut serta dengan kegiatan masyarakat sekitar dari menjaga keamanan dan ketertiban kantor.

6. Jam Kerja Perusahaan

Agar memudahkan dan memperlancar pelaksanaan kegiatan operational perusahaan setiap harinya serta tercapai efisiensi dan efektifitas kerja maka diperlukan adanya peraturan jam kerja. Kebijakan peraturan jam kerja pada PT Purindo Logistics adalah mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Pada hari Senin jam kerja perusahaan dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Untuk hari Selasa sampai dengan hari Jumat jam kerja dimulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu jam kerja dimulai pukul


(54)

commit to user

 

 

08.30 dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Pada hari Minggu dan hari Besar Nasional semua karyawan diliburkan.

Pada hari Senin jam kerja dimulai lebih awal dikarenakan adanya

meeting atau rapat Mingguan terlebih dahulu yang harus diikuti semua

karyawan. Di dalam meeting akan dibahas Planning untuk satu minggu kedepan serta membahas masalah atau kendala yang dihadapi selama satu minggu yang lalu. Sedangkan pada hari Sabtu jam kerja berakhir lebih awal dikarenakan pada hari Sabu dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul selama hari-hari kerja yang lalu.

Jam istirahat yang berlaku pada hari Senin sampai Kamis antara pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Untuk hari Jum’at dari pukul 11.45 WIB sampai 13.15 WIB.

Akan tetapi jika kegiatan perusahaan yang padat maka beberapa karyawan akan diberikan jam kerja tambahan, misalnya ada stuffing yang belum selesai atau menunggu Laporan Surveyor yang harus segera diperoleh. Hal ini diberlakukan untuk tetap menjaga kepuasan pelanggan terhadap PT Purindo Logistics. Sebagai perusahaan yang menjual jasa, PT Purindo selalu berkomitmen untuk mengutamakan kepuasan pelanggan.

Adapun secara garis besar jam kerja PT Purindo Logistics untuk semua karyawan pada umumnya dapat dilihat pada tabel berikut :


(55)

Tabel 3.1 Daftar Jam Kerja PT Purindo Logistics

HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT

Senin 08.00 WIB – 16.30 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Selasa 08.30 WIB – 16.30 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Rabu 08.30 WIB – 16.30 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Kamis 08.30 WIB – 16.30 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Jum’at 08.30 WIB – 16.30 WIB 11.45 WIB – 13.15 WIB

Sabtu 08.30 WIB – 12.00 WIB

Sumber : PT Purindo Logistic Tahun 2012 7. Kegiatan Pemasaran

Strategi pemasaran Freight Forwarder PT Purindo Logistics dilakukan dengan melakukan penawaran jasa konsolidasi muatan, rate atau biaya yang harus dibayar, clearence document, ukuran atau jenis container. Penawaran ini dilakukan oleh pihak Marketing yang akan mendatangi perusahaan-perusahaan ekspor/pengrajin yang sudah melakukan ekspor agar mau memakai jasa yang ditawarkan oleh PT Purindo Logistics. Dalam kegiatan perusahaan, PT Purindo dapat bersaing dengan freight forwarder lain yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang memuaskan kepada eksportir, biaya pengangkutan yang murah bila dibandingkan dengan freight forwarder lain serta pengiriman yang tepat waktu.


(56)

commit to user

 

 

Berikut ini adalah beberapa kompetitor PT Purindo Logistics, antara lain :

a. Arjuna Cakra Buana b. Agility

c. Somarindo d. Jasindo e. Mekar cargo B. Pembahasan

1. Peranan Freight Forwarder dalam pelaksanaan ekspor a. Peranan freight forwarder dalam konsolidasi muatan

PT Purindo Logistics Sukoharjo sebagai perusahaan freight

forwarder yang menjual jasa untuk pengiriman barang. Barang yang

sudah diserahkan pada PT Purindo Logistics akan diangkut untuk selanjutnya dikirim ke negara tujuan dan diserahkan kepada

consignee. Dalam pengangkutan barang ekspor ini, PT Purindo

Logistics juga dapat berperan untuk proses konsolidasi muatan. PT Purindo Logistics melakukan pengurusan dokumen yang bersangkutan dengan pelaksanaan konsolidasi muatan tersebut.

Muatan dari beberapa eksportir (shipper) dikonsolidasikan oleh PT Purindo Logistics dalam peti kemas LCL (Less than

Container Load) dan dikapalkan ke negara tujuan sebagai muatan

peti kemas FCL (Full Container Load) yang ditujukan kepada agen konsolidator. Oleh agen konsolidator, peti kemas tersebut statusnya


(57)

dijadikan sebagai peti kemas LCL kembali dan kemudian muatan diserahkan kepada masing-masing consignee.

Gambar 3.2

Alur dari Less Than Container Load (LCL) LCL/LCL

Shipper Moda Consignee

Shipper Consignee

Shipper Angkutan Consignee

CFS CFS

Sumber : PPEI,2011:17

Dari skema di atas dapat dijelaskan mengenai prosedur pengapalan LCL (Less Than Container Load) adalah sebagai berikut:

1) Muatan dari beberapa shipper yang akan dikirimkan kebeberapa

consignee diterima oleh PT Purindo Logistics sebagai freight forwarder.

2) Carrier atau freight forwarder mengurus stuffing dari parcel

muatan ke dalam petikemas atas biaya carrier.

3) PT Purindo Logistics kemudian memuat petikemas yang telah diisi oleh berbagai shipper dan boleh juga oleh shipper tunggal ke atas kapalnya

4) Di pelabuhan tujuan, petikemas yang telah dibongkar dari kapal dibawa oleh pelayaran atau freight forwarder ke CFS untuk

stripping (istilah amerika untuk mengeluarkan barang).

Barang-barang secara parcel dapat diambil oleh berberapa consignee.  

LCL

  LCL


(58)

commit to user

 

 

Untuk tanggung jawab carrier adalah :

1) Carrier bertanggung jawab atas barang sejak waktu barang

diterima dari shipper.

2) Carrier juga bertanggung jawab untuk stuffing dari kiriman

barang jenis LCL ke dalam petikemas atas biayanya dan memasukkan petikemas ke atas kapal.

3) Di tempat tujuan, carrier bertanggung jawab untuk membawa petikemas yang dibongkar dari kapal CFS, striping dan memberi muatan LCL ke masing-masing consignee atas biaya carrier. 4) Tanggung jawab carrier berhenti disini.

Dengan konsolidasi muatan, keuntungan yang didapat oleh semua pihak yaitu :

1) Eksportir atau shipper

Mendapat keuntungan karena membayar freight rate lebih rendah atau lebih murah.

2) Pengangkut

Mendapat keuntungan karena tidak perlu menangani masing-masing kiriman yang hanya akan memakan waktu dan tenaga.

3) Freight Forwarder

PT Purindo Logistics mendapat keuntungan dari biaya freight

rate sebagai muatan terkonsolidasi menjadi lebih murah


(59)

4) Untuk Ekonomi Nasional

Mendapat keuntungan karena penghematan biaya ekspor menjadi lebih kompetitif/bersaing. Konsolidasi muatan memberikan door to door service yang tidak dapat diberikan oleh perusahaan pelayaran.

b. Peran freight forwarder sebagai pengangkut

Meskipun PT Purindo Logistics yang merupakan freight

forwarder ini hanya sebagai agen dari “freight line” tetapi PT

Purindo Logistics dapat bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab penuh walaupun tidak memiliki kapal sendiri.

Selain bertindak sebagai operator PT Purindo Logistics juga dapat bertindak sebagai berikut :

1) Vessel Opening Multimodal Transport Operator

PT Purindo Logistics sebagai operator multimodal transport bertanggung jawab melaksanakan pengangkutan barang ekspor milik eksportir yang disertai satu dokumen intermodal. Dokumen intermodal tersebut biasanya berbentuk FBL (Fiata

Bill Of Lading).

2) Non Vessel Operating (NVO)

PT Purindo Logistics sebagai operator muatan bertanggung jawab mengurus pengangkutan melalui laut dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan House Bill of Lading atau Ocean Bill of Lading. House Bill of Lading tersebut


(60)

commit to user

 

 

diterbitkan oleh “ Freight Line “ yang berfungsi sebagai non

vessel operating multimodal transport.

3) Non Vessel Operating Common Carrier (NVOCC)

PT Purindo Logistics sebagai operator muatan memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan dengan House Bill of Lading atau Bill of Lading dari FIATA jadwal pelayaran tersebut “Freight Line” dan segera diberitahukan kepada PT Purindo Logistics agar dapat mengatur konsolidasi muatan dengan baik. Dokumen House Bill of Lading maupun Bill of Lading tersebut juga diterbitkan oleh “Freight

Line”.

c. Peran freight forwarder dalam pengurusan dokumen ekspor

PT Purindo Logistics merupakan freight forwarder yang juga memberikan pelayanan untuk pengurusan dokumen ekspor seperti SKA (Surat Keterangan Asal), LS (Laporan Surveyor), dokumen asuransi. Para eksportir yang umumnya tidak mau disibukkan ataupun tidak adanya waktu untuk mengurus dokumen SKA maupun LS yang dapat menyita waktu. Selain itu, para eksportir juga mengalami keterbatasan pemahaman mengenai prosedur pengurusan SKA ataupun LS yang pada akhir-akhir ini mengalami perubahan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Keterbatasan pemahaman mengenai pengurusan dokumen LS dan SKA umumnya terjadi pada perusahaan ekspor yang masih melayani kegiatan ekspor dengan skala kecil.


(61)

Para pengrajin / eksportir rotan yang berada di daerah Gawok, Sukoharjo juga mengalami kesulitan mengenai pengurusan LS dan SKA. Terutama pada awal tahun 2012 ini, pemerintah menerapkan regulasi baru untuk ekspor yang mengandung bahan rotan, kegiatan ekspor tersebut harus disertai dokumen LS, hal ini dapat merepotkan para eksportir kecil yang belum terlalu paham akan prosedur pengurusan LS. Akan tetapi, hal in dapat berdampak baik bagi perusahaan freight forwarder seperti PT Purindo Logistics yaitu meningkatnya jumlah shipment yang mengunakan jasa dari PT Purindo Logistics. Peningkatan shipment yang terjadi pada PT Purindo Logistics di awal tahun 2012 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.2 Data Shipment

NO BULAN CONTAINER

1 Oktober 2011 22

2 November 2011 25

3 Desember 2011 27

4 Januari 2012 30

5 Februari 2012 43

6 Maret 2012 36

Sumber : PT Purindo Logistics

Regulasi mengenai ekspor rotan berpengaruh baik untuk perkembangan PT Purindo Logistics. Selain itu, pengurusan dokumen SKA yang dilakukan secara online juga memberikan keuntungan bagi perusahaan freight forwarder. Para eksportir umumnya juga menyerahkan pengurusan dokumen SKA ini kepada PT Purindo Logistics selaku freight forwarder.


(62)

commit to user

 

 

Beberapa pendorong agar para eksportir menyerahkan pengurusan dokumen ini kepada freight forwarder adalah :

1) Dikarenakan dokumen ini membutuhkan ketelitian yang sangat baik. Apabila terjadi kesalahan pengetikan 1 (satu) huruf saja maka SKA tidak dapat diterbitkan / ditolak oleh Disperindag. 2) Dalam proses pembuatannya membutuhkan banyak waktu

karena harus datang langsung ke Disperindag untuk mendapat lembar original dan Copy yang hanya ada di Disperindag.

3) Letak Disperindag yang berada ditengah kota, umumnya jauh dari kawasan eksportir yang biasanya berada dipinggir kota. Dikarenakan untuk proses produksi barang membutuhkan lahan luas yang dapat dibeli dengan harga rendah apabila dibandingkan jika berada ditengah kota dan harga lahan lebih mahal.

4) Harga yang harus dibayar untuk pengurusan SKA relatif murah.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi freight forwarder dalam

pelaksanaan ekspor serta cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Dalam kegiatan perusahaan yang membantu pelaksanaan ekspor bagi para eksportir, PT Purindo Logistics yang berperan sebagai freight


(63)

a. Adanya sistem EDI (Electronic Data Inchange) yang mengatur bahwa persiapan maksimal 2 (dua) hari sebelum stuffing data megenai

Invoice dan Packinglist harus sudah masuk di Bea Cukai.

Dengan adanya sistem EDI, maka untuk mengurus dokumen-dokumen ekspor seperti invoice dan packinglist waktunya sangat terbatas. Dengan adanya dokumen invoice dan packinglist yang telah masuk ke Bea Cukai, maka Bea Cukai juga dapat mempercepat penerbitan PEB (Persetujuan Ekspor Barang) dan dapat menerbitkan pajak ekspor.

Cara mengatasi hambatan tersebut adalah melakukan pengurusan dokumen ekspor secara efektif dan efisien agar dokumen-dokumen ekspor seperti invoice dan packinglist sudah berada di Bea Cukai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan sistem EDI.

b. Sulit menentukan kapal Feeder yang terdekat dengan closing time. PT Purindo Logistics sebagai Freight Forwarder untuk membantu eksportir dalam pengurusan transportasi ekspor mengalami kesulitan dalam menentukan kapal Feeder yang terdekat dengan

closing time (batas waktu terakhir barang yang berada didalam

container masuk ke kapal). Artinya jika eksportir melebihi batas waktu closing time dari kapal feeder yang telah ditentukan/ditunjuk, maka container tidak dapat masuk ke kapal feeder yang ditunjuk tadi dan akan dialihkan (realokasi kapal) ke feeder vessel terdekat. Jika

shipper sudah menentukan sendiri feeder vessel yang ditunjuk, maka shipper harus memperhatikan batas waktu terakhir container bisa


(64)

commit to user

 

 

masuk ke kapal Feeder tersebut. Jika feeder vessel berubah jadwal, maka kapal penerus (nother vessel) juga dapat berubah. Hal ini akan mengakibatkan barang tidak dapat sampai ke Consignee sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Cara menghadapi hambatan tersebut adalah Shipper atau dalam hal ini adalah PT Purindo Logistics sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi bagi eksportir harus memperhatikan closing

time, agar kapal Feeder dapat ditentukan meskipun dialihkan ke feeder vessel terdekat sehingga barang dapat masuk ke consignee

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara shipper dan

consignee.

c. Penentuan schedule kapal dan harga kapal yang sulit dipastikan.

Walaupun jadwal keberangkatan kapal telah ditetapkan terkadang ada perubahan jadwal keberangkatan kapal secara tiba-tiba sehingga jadawal keberangkatan kapal tersebut sulit dipastikan dan tidak ada kepastian mengenai harga kapal karena adanya perubahan harga kapal yang berpengaruh pada jenis container dan schedule yang digunakan perusahaan pelayaran, sehingga biaya kapal yang dikeluarkan oleh eksportir juga berubah.

Cara mengatasi hambatan tersebut adalah eksportir maupun PT Purindo Logistics harus mengetahui secara pasti mengenai jadwal keberangkatan kapal meskipun jadwal keberangkatan kapal mengalami perubahan agar biaya yang dikeluarkan eksportir tidak


(65)

bertambah dan barang ekspor sampai di tempat consignee sebelum atau tepat pada batas waktu yang ditentukan.

d. Sulitnya menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing. Dalam proses stuffing /proses memasukkan barang ke dalam container ini membutuhkan waktu yang sulit untuk diperkirakan. Untuk barang yang memerlukan survei dari Sucofindo seringkali proses tersebut memakan banyak waktu yang mengakibatkan terkendalanya penerbitan Laporan Surveyor. Apabila Laporan Surveyor ini terlambat diterbitkan maka proses bongkar muat yang akan dilakukan dipelabuhan juga akan terlambat.

Cara mengatasi hambatan tersebut adalah freight forwarder harus mengkonfirmasi jumlah tenaga yang akan membantu dalam proses stuffing dan mempertimbangkan jumlah barang yang akan dimasukkan ke dalam container. Agar waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing dapat ditentukan. Merundingkan kepada pihak bea dan cukai agar memberikan kebijakan bahwa Laporan Surveyor original dapat dikirimkan melalui Fax. Mengingat bahwa berlakunya proses survey yang dilakukan oleh Sucofindo untuk setiap kegiatan ekspor rotan yang pada awaltahun 2012 ini diberlakukan.

e. Terbatasnya jumlah tenaga survei yang ada pada Sucofindo.

Kebijakan pemerintah mengenai ekspor rotan yang berlaku pada awal tahun 2012 ini juga dapat menjadi hambatan untuk freight

forwarder dalam proses pengurusan dokumen. Hal ini dikarenakan


(66)

commit to user

 

 

dari Sucofindo yang berada di kota Semarang. Adanya survei untuk rotan ini akan menambah kerja dari Sucofindo sedangkan tenaga survey yang dimiliki masih terbatas, karena hal itu akibatnya satu surveyor dapat mendatangi beberapa eksportir dalam satu hari. Apabila freight forwarder kurang mengkonfirmasi kepada pihak surveyor maka akan mengakibatkan terlambatnya proses survei.

Cara mengatasinya adalah freight forwarder harus cepat mengkonfirmasi waktu memulai stuffing serta penyelesaian proses

stuffing kepada pihak surveyor agar tim surveyor dapat membagi

waktu secara jelas dan dokumen Laporan Surveyor juga dapat terbit secara tepat waktu.


(67)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai peranan freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor pada PT Purindo Logistics Sukoharjo, dimana perusahaan ini bergerak dalam pelayanan jasa freight forwarder yang bertugas menangani transportasi barang baik yang akan diekspor maupun yang akan diimpor. Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor

a. Peranan freight forwarder dalam konsolidasi muatan yaitu freight

forwarder dapat membantu para eksportir yang akan mengirim

barang dalam jumlah kecil atau kurang dari 1 (satu) container. Terutama para pengrajin rotan ataupun handycraft yang berada di Sukoharjo, mereka dapat terbantu dengan adanya pelayanan konsolidasi muatan yang ditawarkan freight forwarder ini. Freight

forwarder akan mengumpulkan barang dari beberapa shipper yang

kemudian akan dimasukkan dalam 1 container dengan status FCL (Full Container Load).

b. Peranan freight forwarder sebagai pengangkut yaitu freight

forwarder dapat bertindak sebagai operator muatan yang

bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pengangkutan barang dan dokumen-dokumen yang terlibat dalam pengangkutan tersebut.


(68)

commit to user

 

 

c. Peranan freight forwarder dalam pengurusan dokumen ekspor yaitu membantu para eksportir untuk mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekspor. Regulasi dari pemerintah yang dapat berganti sewaktu-waktu tidak akan mengurangi kinerja perusahaan ekspor dikarenakan adanya perusahaan freight forwarder yang dapat membantu pengurusan dokumen ekspor.

2. Hambatan-hambatan freight forwarder dalam membantu pelaksanaan ekspor serta cara mengatasinya, antara lain :

a. Adanya system EDI (Electronic Data Inchange) yang mengatur bahwa persiapan maksimal dua hari sebelum stuffing data mengenai

Invoice dan Packing List harus sudah masuk di Bea Cukai. Cara

mengatasinya yaitu dengan melakukan pengurusan dokumen ekspor secara efektif dan efisien.

b. Sulit menentukan Kapal Feeder yang terdekat dengan closing time. Cara mengatasinya yaitu Shipper harus memperhatikan closing time agar kapal Feeder dapat ditentukan meskipun dialihkan ke Feeder

Vessel terdekat.

c. Penentuan jadwal keberangkatan kapal dan harga kapal yang sulit dipastikan. Cara mengatasinya yaitu jadwal keberangkatan kapal harus diketahui dengan pasti meskipun mengalami perubahan, agar biaya kapal tidak naik.

d. Sulitnya menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing. Cara mengatasinya adalah mengkonfirmasi kepada shipper mengenai jumlah tenaga yang akan membantu dalam proses stuffing


(69)

dan mempertimbangkan jumlah barang yang akan dimasukkan ke dalam container serta merundingkan kepada pihak bea dan cukai agar memberikan kebijakan bahwa Laporan Surveyor original dapat dikirimkan melalui Fax.

e. Terbatasnya jumlah tenaga survei yang ada pada Sucofindo. Cara mengatasinya adalah freight forwarder harus cepat mengkonfirmasi waktu memulai stuffing serta penyelesaian proses stuffing kepada pihak surveyor agar tim surveyor dapat membagi waktu secara jelas dan dokumen Laporan Surveyor juga dapat terbit secara tepat waktu.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini terdapat beberapa saran demi kemajuan dan suksesnya PT Purindo Logistics sebagai freight forwarder. Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Sebagai perusahaan freight forwarder, PT Purindo Logistics harus dapat membantu pelaksanaan ekspor dan bertanggung jawab penuh sebagai wakil eksportir, maka kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) harus lebih ditingkatkan, peningkatan SDM dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan ekspor impor dalam bidang shipping maupun dokumen. Agar semua tugas dan kewajibannya dapat diselesaikan dengan baik serta hambatan-hambatan yang dihadapi dapat ditentukan solusi yang tepat dan dapat diantisipasi dengan baik.


(1)

bertambah dan barang ekspor sampai di tempat consignee sebelum atau tepat pada batas waktu yang ditentukan.

d. Sulitnya menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing. Dalam proses stuffing /proses memasukkan barang ke dalam container ini membutuhkan waktu yang sulit untuk diperkirakan. Untuk barang yang memerlukan survei dari Sucofindo seringkali proses tersebut memakan banyak waktu yang mengakibatkan terkendalanya penerbitan Laporan Surveyor. Apabila Laporan Surveyor ini terlambat diterbitkan maka proses bongkar muat yang akan dilakukan dipelabuhan juga akan terlambat.

Cara mengatasi hambatan tersebut adalah freight forwarder harus mengkonfirmasi jumlah tenaga yang akan membantu dalam proses stuffing dan mempertimbangkan jumlah barang yang akan dimasukkan ke dalam container. Agar waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing dapat ditentukan. Merundingkan kepada pihak bea dan cukai agar memberikan kebijakan bahwa Laporan Surveyor original dapat dikirimkan melalui Fax. Mengingat bahwa berlakunya proses survey yang dilakukan oleh Sucofindo untuk setiap kegiatan ekspor rotan yang pada awaltahun 2012 ini diberlakukan.

e. Terbatasnya jumlah tenaga survei yang ada pada Sucofindo.

Kebijakan pemerintah mengenai ekspor rotan yang berlaku pada awal tahun 2012 ini juga dapat menjadi hambatan untuk freight

forwarder dalam proses pengurusan dokumen. Hal ini dikarenakan


(2)

commit to user

52   

 

dari Sucofindo yang berada di kota Semarang. Adanya survei untuk rotan ini akan menambah kerja dari Sucofindo sedangkan tenaga survey yang dimiliki masih terbatas, karena hal itu akibatnya satu surveyor dapat mendatangi beberapa eksportir dalam satu hari. Apabila freight forwarder kurang mengkonfirmasi kepada pihak surveyor maka akan mengakibatkan terlambatnya proses survei.

Cara mengatasinya adalah freight forwarder harus cepat mengkonfirmasi waktu memulai stuffing serta penyelesaian proses

stuffing kepada pihak surveyor agar tim surveyor dapat membagi

waktu secara jelas dan dokumen Laporan Surveyor juga dapat terbit secara tepat waktu.


(3)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai peranan freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor pada PT Purindo Logistics Sukoharjo, dimana perusahaan ini bergerak dalam pelayanan jasa freight forwarder yang bertugas menangani transportasi barang baik yang akan diekspor maupun yang akan diimpor. Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan freight forwarder dalam pelaksanaan ekspor

a. Peranan freight forwarder dalam konsolidasi muatan yaitu freight

forwarder dapat membantu para eksportir yang akan mengirim

barang dalam jumlah kecil atau kurang dari 1 (satu) container. Terutama para pengrajin rotan ataupun handycraft yang berada di Sukoharjo, mereka dapat terbantu dengan adanya pelayanan konsolidasi muatan yang ditawarkan freight forwarder ini. Freight

forwarder akan mengumpulkan barang dari beberapa shipper yang

kemudian akan dimasukkan dalam 1 container dengan status FCL (Full Container Load).

b. Peranan freight forwarder sebagai pengangkut yaitu freight

forwarder dapat bertindak sebagai operator muatan yang

bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pengangkutan barang dan dokumen-dokumen yang terlibat dalam pengangkutan tersebut.


(4)

commit to user

54   

 

c. Peranan freight forwarder dalam pengurusan dokumen ekspor yaitu membantu para eksportir untuk mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekspor. Regulasi dari pemerintah yang dapat berganti sewaktu-waktu tidak akan mengurangi kinerja perusahaan ekspor dikarenakan adanya perusahaan freight forwarder yang dapat membantu pengurusan dokumen ekspor.

2. Hambatan-hambatan freight forwarder dalam membantu pelaksanaan

ekspor serta cara mengatasinya, antara lain :

a. Adanya system EDI (Electronic Data Inchange) yang mengatur

bahwa persiapan maksimal dua hari sebelum stuffing data mengenai

Invoice dan Packing List harus sudah masuk di Bea Cukai. Cara

mengatasinya yaitu dengan melakukan pengurusan dokumen ekspor secara efektif dan efisien.

b. Sulit menentukan Kapal Feeder yang terdekat dengan closing time. Cara mengatasinya yaitu Shipper harus memperhatikan closing time agar kapal Feeder dapat ditentukan meskipun dialihkan ke Feeder

Vessel terdekat.

c. Penentuan jadwal keberangkatan kapal dan harga kapal yang sulit dipastikan. Cara mengatasinya yaitu jadwal keberangkatan kapal harus diketahui dengan pasti meskipun mengalami perubahan, agar biaya kapal tidak naik.

d. Sulitnya menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses stuffing. Cara mengatasinya adalah mengkonfirmasi kepada shipper mengenai jumlah tenaga yang akan membantu dalam proses stuffing


(5)

dan mempertimbangkan jumlah barang yang akan dimasukkan ke dalam container serta merundingkan kepada pihak bea dan cukai agar memberikan kebijakan bahwa Laporan Surveyor original dapat dikirimkan melalui Fax.

e. Terbatasnya jumlah tenaga survei yang ada pada Sucofindo. Cara mengatasinya adalah freight forwarder harus cepat mengkonfirmasi waktu memulai stuffing serta penyelesaian proses stuffing kepada pihak surveyor agar tim surveyor dapat membagi waktu secara jelas dan dokumen Laporan Surveyor juga dapat terbit secara tepat waktu.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini terdapat beberapa saran demi kemajuan dan suksesnya PT Purindo Logistics sebagai freight forwarder. Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Sebagai perusahaan freight forwarder, PT Purindo Logistics harus dapat membantu pelaksanaan ekspor dan bertanggung jawab penuh sebagai wakil eksportir, maka kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) harus lebih ditingkatkan, peningkatan SDM dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan ekspor impor dalam bidang shipping maupun dokumen. Agar semua tugas dan kewajibannya dapat diselesaikan dengan baik serta hambatan-hambatan yang dihadapi dapat ditentukan solusi yang tepat dan dapat diantisipasi dengan baik.


(6)

commit to user

56   

 

2. Dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada para

pelanggannya, sebaiknya PT Purindo Logiatics melakukan peningkatan dalam beberapa hal yaitu :

2.1. Meningkatkan mutu/kualitas sarana dan prasarana perusahaan seperti komputer, printer, mesin fax, telepon. Agar kinerja perusahaan dapat berjalan secara lancar, efektif dan efisien. 2.2. Peningkatan kerjasama antar pegawai yang harus diimbangi

dengan control emosional. Hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk team working yang professional, dengan tujuan meminimalisir resiko sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan target yang diharapkan.

2.3. Peningkatan kecermatan dan ketelitian dalam pengisian dokumen ekspor, agar pelaksanaan ekspor dapat berjalan dengan lancar, sehingga kepercayaan eksportir kepada perusahaan lebih besar