2.3.2. Kaitan Infrastruktur Jalan dengan Biaya Transportasi
Jalan merupakan prasarana penting sebagai penunjang transportasi, dimana jalan merupakan wahana tempat terjadinya gerakan transportasi sehingga terjalin
hubungan antara satu daerah dengan daerah lain, hal ini dikatakan oleh Morlok 1998 yang menyatakan bahwa pengertian jalan adalah salah satu ruang dimana
gerakan transportasi dapat terjadi. Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tanpa adanya jalan tak mungkin disediakan jasa
transportasi bagi pemakainya. Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat asal ke tempat tujuanya. Unsur jalan
dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air, dan jalan udara. Menurut world bank kaitan infrastruktur jalan dengan biaya transportasi
yaitu apabila kualitas infrastruktur jalan suatu daerah buruk maka akan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi sehingga menurunkan daya saing
produk-produk daerah tersebut dibanding produk daerah yang lain. sebagai contoh tingginya biaya transportasi barang-barang bernilai tinggi seperti udang dari belahan
Timur Indonesia ke pusat-pusat pemrosesan di pulau jawa melambungkan harga mereka ketitik yang terlalu mahal untuk diekspor, dan juga lebih murah untuk
mengimpor buah jeruk dari Cina dibanding mengirimkan dari pulau Kalimantan ke pulau Jawa. Buruknya kulitas jalan di suatu daerah atau negara menempatkan biaya
transportasi yang lebih tinggi dibanding dengan suatu daerah yang memiliki infrastruktur jalan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Biaya Transportasi dan Sistem Pemasaran
Ongkos-ongkos angkutan secara teoritis pada dasarnya dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1. Variable expenses, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya cenderung untuk berubah-ubah kira-kira secara proposional dengan atu tergantung
kepada volume angkutan dari lalu lintas traffic. Ongkos transportasi ini seringkali disebut pula sebagai pengeluaran langsung direct expenses.
2. Fixed expenses, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya sekurang- kurangnya dalam jangka pendek adalah tetap dan tidak tergantung pada
volume angkutan dari traffic yang bersangkutan. Ongkos ini disebut pula sebagai indirect expenses, constant expenses, dan overhead expenses.
Selanjutnya ada pula penggolongan atau pembagian ongkos-ongkos industri transportasi ini yang lebih terperinci, yaitu diklasifikasikan ke dalam lima golongan,
yaitu sebagai berikut, 1 prime expenses atau out-of-pocket expenses, 2 operation expenses, 3 overhead expenses, 4 joint expenses, dan 5 oppurtunity expenses.
Prime expenses atau out-of-pocket expenses merupakan ongkos variabel yang khusus dan yang langsung dikeluarkan dengan segera, terutama berupa ongkos-
ongkos atau pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk loading memuat barang dan unloading membongkar barang. Tingginya jenis ongkos ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: tuntutan atas kerusakan selama barang
Universitas Sumatera Utara
tersebut diangkut termasuk sewaktu bongkar muat dan sifat barang yang diangkut, yaitu apakah lekas rusak sehingga perlu pengepakan khusus.
Operation expenses merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dan diperlukan dalam menjalankan operasional usaha pengangkutan seperti pemeliharaan
jalan-jalan dan jaringan jalan, pemeliharaan kendaraan angkutan, permohonan izin administrasi, dan pengeluaran untuk umum seperti gaji dan ongkos-ongkos tenaga
administrasi. Overhead cost merupakan ongkos tetap seperti ongkos-ongkos untuk manajemen interest atas modal, ongkos deperesiasi atau penyusutan peralatan, dan
beberapa pajak tetap. Joint cost merupakan ongkos-ongkos yang tidak dapat dialokasikan atau dibebankan secara tersendiri terhadap masing-masing produk atau
service yang diberikan, misalnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk terminal atau stasiun yang digunakan bersama-sama.
Pada umumnya kenaikan ongkos pengangkutan sedikit banyaknya akan mengakibatkan kenaikan harga barang-barang, pertama-tama pada barang-barang
yang memerlukan jasa pengangkutan dan juga kemudian dapat menimbulkan kenaikan pula pada harga barang-barang lainnya. Hal ini disebabkan karena kenaikan
ongkos pengangkutan itu menyebabkan naiknya ongkos-ongkos produksi serta ongkos-ongkos pemasaran barang-barang selanjunya para penjual pada umumnya
akan membebankannya kepada para konsumen Rustian Kamaluddin: 2003:38
2.3.4. Pengaruh Biaya Transportasi Terhadap Harga Hasil-Hasil Pertanian