Insektisida ini penting terutama jika terlihat adanya populasi hama utama, seperti penggerek atau wereng yang tinggi Suparyono, 1993: 25.
2.2.3. Penanaman
Cara penanaman padi dilahan sawah dapat dilakukan dengan sebar langsung sirect seeding dan pindah bibit transplanting. Cara sebar langsung
dilakukan karena keterbatasan tenaga kerja atau karena tenaga yang mahal. Cara ini sekarang umum dilakukan di Thailand dan Malaysia. Di Indonesia belum biasa
dilakukan, tetapi diduga perlu dilakukan pada 10-15 tahun mendatang Suparyono 1993: 32.
Penebaran dilakukan pada permukaan lahan yang sudah rata melumpur. Dibanding cara penanaman yang lain tugal dan pindah bibit, metode ini
memiliki kelebihan, yaitu dapat dilakukan lebih cepat. Di samping itu, tanaman padi tidak mengalami stress akibat pencabutan bibit pada waktu pemindahan.
Namun, cara ini mempunyai kelemahan, yaitu pengendalian gulmanya sulit karena sangat rapatnya tanaman padi.
2.2.4. Pemeliharaan
Tanaman padi dapat berproduksi sesuai dengan potensi genetiknya, dibutuhkan lingkungan yang optimal bagi tanaman untuk tumbuh dan
berproduksi. Langkah-langkah untuk memberikan lingkungan yang optimal itu yang sering dikenal dengan istilah pemeliharaan. Suatu varietas padi akan mampu
menampilkan potensi genetiknya kalau ia ditumbuhkan pada kondisi lingkungan yang sesuai.
Faktor lingkungan tersebut antara lain sumber makanan, air, suhu, kelembapan, sinar matahari, populasi tanaman per satuan luas, serta keadaan
hama dan penyakit. Agar faktor ini baik maka dilakukan pemupukan, pengaturan air, penyiangan, pengendalian hama, dan penyakit, serta pengelolaan pascapanen.
2.2.5. Penyakit dan Hama
Padi umumnya merupakan tanaman yang sensitif terhadap hama dan penyakit. Di Indonesia kombinasi antara iklim tropis , varietas, dan ketersediaan
tanaman padi sepanjang tahun sangat cocok untuk perkembangan hama dan penyakit. Suhu dan kelembapan iklim tropis tidak banyak bervariasi dan berada
pada rentangan kebutuhan optimum untuk perkembangan banyak hama dan penyakit padi Suparyono 1993: 40.
Berdasarkan kemampuannya untuk menimbulkan kerusakan dan penurunan hasil padi, hama padi dapat dibedakan menjadi hama utama dan hama
bukan utama. Hama utama padi ialah hama yang memiliki daya rusak besar, tersebar luas secara merata, serta menurunkan hasil besar. Sedang hama bukan
utama adalah hama-hama yang muncul secara sporadis dan hanya berpengaruh kecil terhadap tanaman padi. Termasuk hama-hama utama padi ialah wereng
cokelat, pengerek batang dan tikus. Perpaduan antara iklim tropis dan ketersediaan tanaman sepanjang tahun,
menciptakan iklim meso iklim di sekitar kanopi tanaman yang sangat kondusif untuk perkembangan beberapa penyakit padi. Penyakit padi dapat digolongkan ke
dalam penyakit karena bakteri, jamur dan virus.
2.3. Tenaga kerja