Pengertian Gizi Penilaian Produktivitas Kerja Hubungan Status Gizi Dengan Produktivitas

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gizi

Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:17. Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat dipenuhi hanya dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu bahan makanan yang mengandung bahan makanan secara lengkap Asmira Sutarto, 1980:12. Gizi mempunyai nilai yana sangat penting bagi tubuh, yaitu, 1 untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan dan 2 memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari Kertasapoetra, 2002:1.

2.2 Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja

Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya 9 kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air Suma’mur, 1996:197. Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu, zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air Asmira Sutarto, 1980:9. Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme :

2.2.1 Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh. seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun Agus Budiyanto, 2001 : 19

2.2.2 Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, akan tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejala-gejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot Kertasapoetra, 2002:61.

2.2.3 Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D,E dan K Asmira Sutarto, 1980:20.

2.2.4 Vitamin

Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak vitamin A, D, E dan K dan vitamin yang larut dalam air B dan C. walaupun vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin. Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah : 1 Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin. 2 Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh terganggu. 3 Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau typus. 4 Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan mengganggu penyerapan vitamin itu. 5 Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin, kekurangan salah satu vitamin akan menyebabkan terganggunya fungsi vitamin lain Asmira Sutarto, 1980:154.

2.2.5 Mineral

Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan Sunita Almatsier, 2001:228.

2.2.6 Air

Pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan air. Kehilangan 10 dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian biasanya terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20 dari berat badan. Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65 air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi kalor, karena tenaga kerja lebih banyak menggunakan energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidak lagi memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi Asmira Sutarto, 1980:31. Tenaga kerja hanya akan menunjukkan produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas kerjanya Suma’mur, 1989:84

2.3 Status Gizi

Status gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu Soekirman, 2002:65. Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk kedalam tubuh nutrient input dengan kebutuhan tubuh nutrient output akan zat gizi tersebut I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:88. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial, status gizi lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi Sunita Almatsier, 2001:3.

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Konsumsi makanan Seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari mengkonsumsi makanan yang kurang asupan zat gizi, akan mengakibatkan kurangnya simpanan zat gizi pada tubuh yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi kemerosotan jaringan I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:8. 2. Status Kesehatan Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan dan penyakit lain yang diderita juga akan mempengaruhi ststus gizi seseorang. Memburuknya keadaan akibat penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain : a Turunnya nafsu makan akibat rasa tidak nyaman yang dialaminya, sehingga masukan zat gizi kurang padahal tubuh memerlukan zat gizi lebih banyak untuk menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit penyakit. b Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan sebagainya. Penyakit diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu, sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi buruk. 3. Faktor Lingkungan Kerja Menurut Sugeng Budiono 2003:159 faktor lingkungan kerja menunjukkan pengaruh yang jelas terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya motivasi yang kuat, kadang-kadang meningkatkan selera makan yang menjadikan sebagai salah satu penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan.

2.4 Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.

2.4.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung

1 Indeks Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tinggkat umur dan tingkat gizi I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19. Ada beberapa indeks antropometri yang umumnya dikenal, yaitu : a Berat badan menurut umur BBU b Tinggi badan menurut umur TBU c Berat badan menurut inggi badan BBTB d Lingkar lengan atas menurut umur LLAU, I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:56-59. Indikator BBU menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini karena mudah berubah. Namun indikator BBU tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umu juga dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh TB. Indikator TBU menggambarkan status gizi masa lalu, dan indikator BBTB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini Soekirman, 2002:66. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan digunakan untuk memantau Indeks Massa Tubuh IMT orang dewasa. IMT atau Body Mass Tubuh BMI merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut : IMT = Berat Badan kg Tinggi Badan m × Tinggi Badan m Dengan kategori ambang batas IMT sebagai berikut : Tabel 1. Kategori ambang batas IMT Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 17,0-18,4 Normal 18,5-25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat 25,1-27,0 27,0 I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:61. 2 Klinis Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. 3 Biokimia Penilaian status gizi dengan metode biokimia adalah pemeriksaan dengan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19.

2.4.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

1 Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2 Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lain yang berhubungan dengan gizi I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20.

2.5 Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang digunakan Pandji Anoraga, 2001:52. Produktivitas seringkali juga diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran output dan masukan input Sritomo Wigjo Soebroto, 2003:5. Jadi produktivitas disini adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dari setiap jumlah sumber daya yang dipergunakan selama proses berlangsung Sugeng Budiono, 2003:263.

2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

1 Jenis Kelamin Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita., kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja pria Soeripto, 1992:36. 2 Umur Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20 pada usia 60 tahun Sugeng Budiono, 2003:147. Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. 3 Status Kesehatan Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitas yang sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar Sugeng Budiono, 2003:59. 4 Gangguan Biologis Tenaga Kerja Wanita Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi kelaminnya yang akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjannya, antara lain: Siklus haid yang tidak teratur, kehamilan, masa nifas, menopause Sugeng Budiono, 2003:147-148 5 Masa Kerja Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya Tulus MA, 1992:12. 6 Pendidikan Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan dengan aman, selamat dalam waktu yang cepat. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan Sugeng Budiono, 2003:265. 7 Gangguan Lingkungan Kerja Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja, yaitu : Gangguan Fisik Yang meliputi : 1 Suhu 2 Radiasi kelembaban 3 Sinar 4 Suara dan getaran Gangguan KimiaYang meliputi : 1 Logam 2 Debu 3 Aerosol 4 Gas 5 Uap dan kabut Gangguan Biologis Yang meliputi : 1 bakteri 2 virus 3 Parasit Mariyati Sukarni, 1994:67

2.6 Penilaian Produktivitas Kerja

Menurut Anto Dajan 1976:254, produktivitas kerja dapat diukur dengan menggunakan rumus : Rpo = KM Keterangan : Rpo = rasio produktivitas dan juga dinamakan indeks produktivitas. K = kuantitas output barang yang dihasilkan. M = jumlah jam kerja per orang. Standar produktivitas kerja PT. JAVA TOBACCO Gembongan Kartasura adalah 35 kgorangjam, dengan penghitungan waktu kerja 7 jam selama 5 hari kerjaSenin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at dan 5 jam pada hari Sabtu.

2.7 Hubungan Status Gizi Dengan Produktivitas

Menurut Emil Salim 2002:232 bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Suma’mur 1996:197 Gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air, keenam komponen tersebut dapat diubah menjadi energi Agus Budiyanto, 2001:9. Energi diperlukan manusia untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan kegiatan- kegiatan fisik Agus Budiyanto, 2001:77 Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik Sugeng Budiono, 2003:154. Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT 17,0 dan IMT 17,0-18, 4 maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang yang gemuk atau kelebihan berat badan , yaitu IMT 25,1-27,0 dan IMT 27,0 maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal dengan IMT 18,5-25,0 akan lebih lincah dalam bekerja Puslitbang, 2001.

2.8 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS

1 7 108

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA UNIT SPINNING 1 BAGIAN WINDING PT. APAC INTI CORPORA BAWEN

11 55 110

Hubungan gizi kerja dengan produktivitas Tenaga kerja wanita industri batik

1 27 78

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 Pt Hanil Indonesia Ne

0 11 28

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 Pt Hanil Indonesia Nepen Teras Boyolali.

0 1 17

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAAN ANTARA Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

7 30 13

HUBUNGAN STRESS DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN LINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

0 1 81

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. JAVA TOBACCO Gembongan Kartasura.

0 0 1