Waktu dan Tempat Spesifikasi Spesimen Perlakuan Termomekanikal Diagram Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, spesifikasi spesimen, perlakuan termomekanik, serta metode pengujian.

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini direncanakan selama empat bulan yang dimulai dari maret sampai dengan agustus 2011. Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Peralatan Adapun peralatan yang di pergunakan selama penelitian ini adalah: 1. Tungku Pemanas Furnace Naber 2. Thermocouple Type-K 3. Pengerol 4. Jangka sorong 5. Penjepit spesimen 6. Mesin poles polisher 7. Mikroskop optik 8. Mikroskop VB 9. Alat uji kekerasan Brinell 10. Mesin uji tarik Torsee Type AMU-10

3.2.2 Bahan

Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Baja AISI 1045 produksi PT. Bhineka Bajanas dengan sifat mekanis pada tabel 3.1 dan komposisi kimia pada tabel 3.2. Tabel 3.1 Sifat Mekanis AISI 1045 Sifat Mekanis AISI 1045 Tegangan luluh 505 Mpa Kekuatan tarik 585 Mpa Kekerasan 170 HB Modulus Elastisitas E 190-210 Gpa Kerapatan massa ρ 9,13 gcm 3 Berat spesifik γ 7,7- 8,03 x1000 kgm 3 Sumber: http:www.efunda.com Tabel 3.2 Komposisi kimia AISI 1045 berat AISI 1045 C Si Mn Cr Ni V W 0,48 0,30 0,70 --- --- --- --- Sumber: ASM Metal Handbook Vol 1, 2005 2. Resin dan hardener. 3. Kertas pasir dengan mesh 120, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200 dan 1500. 4. Larutan etsa nital 3 5. Kain Panel 6. Larutan alumina

3.3 Spesifikasi Spesimen

Spesimen yang dipergunakan dalam pengujian ini ada 2 yaitu spesimen uji kekerasan dan metalografi seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1, serta specimen uji tarik disesuaikan pada ASTM E-8M seperti pada gambar 3.2 Universitas Sumatera Utara 70 15 10 200 60 60 R12.5 13 5 a b Gambar 3.1 Spesimen a uji kekerasan dan metalogafi b dimensi spesimen Gambar 3.2 Spesimen uji tarik

3.4 Perlakuan Termomekanikal

Pemanasan spesimen dilakukan pada suhu 850 C, 900 C 950 C, 1000 C, 1050 C dan digunakan thermocouple digital untuk didapatkan pembacaan suhu yang akurat di dalam furnace , kemudian ditahan selama 60 menit untuk didapatkan panas yang menyeluruh pada specimen seperti diperlihatkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Pemanasan specimen di dalam furnace Universitas Sumatera Utara Spesifikasi : Merk : NABER Made in : Bremen Germany Type : 2804 Suhu max : 1100 ºC Benda uji yang telah dipanaskan dan ditahan selama 60 menit selanjutnya dirol agar didapat deformasi terhadap ketebalan sebesar 10, 30 dan 50 mengunakan alat rol seperti ditunjukkan oleh gambar 3.4. Setelah mengalami deformasi spesimen kemudian didinginkan perlahan mengunakan udara bebas air cooling sampai dengan temperatur ruang. Gambar 3.4 Alat rol Spesifikasi : Merk : FASTI Germany Type : 1270X-2 Max : 40 Kpmm² Adapun ilustrasi proses termomekanik dapat dilihat pada gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Ilustrasi proses termomekanik

3.5 Pengujian Pengujian yang dilakukan terhadap baja AISI 1045 yang telah mengalami

proses termomekanik meliputi uji kekerasan, uji tarik, dan metalografi.

3.5.1 Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan di laboratorium metallurgi fakultas teknik USU. Sebelum diuji kekerasannya, spesimen dibersihkan dan diratakan permukanya terlebih dahulu dengan mesin poles dan kertas pasir. Setelah itu pengujian kekerasan dilakukan dengan alat brinell dengan pembebanan 1500 kgf dan diameter jejak diukur mengunakan mikroskop VB. Setiap benda uji dilakukan pengujian kekerasan sebanyak 5 kali kemudian diambil rata-ratanya sesuai skala Brinell. Adapun alat uji Brinell dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Alat uji Brinell Universitas Sumatera Utara Spesifikasi: Type : BH-3CF Kapasitas max : 3000 Kgf Bola indentasi : 3, 5, dan 10 mm

3.5.2 Pengujian Tarik

Pada penelitian ini pengujian tarik dilakukan hanya pada kondisi termomekanik yang mengalami deformasi sebersar 50 . Pada pengujian tarik dicari tegangan luluh σ y , tengangan batas σ u dan regangan. Karena terjadi perbedaan kelunakan bahan akibat variasi suhu perlakuan panas maka perlu dihitung kembali ketebalan bahan sebelum dilakukan pengujian. Pada penelitian ini pengujian tarik menggunakan alat uji tarik Torsee Type AMU-10 dengan kapasitas 10 ton seperti yang diperlihatkan oleh gambar 3.7. Gambar 3.7 Alat uji tarik Torsee Type AMU-10 Spesifikasi: Type: AMU-10 Beban max: 10 Ton Force Tahun: 1989 Universitas Sumatera Utara

3.5.3 Pengujian Metalografi

Pengujian metalografi agar dapat diamati mikrostrukturnya, maka terlebih dahulu benda uji di potong kemudian di mounting mengunakan resin dan hardener. Setelah mounting siap dimulai proses pengamplasan dengan kertas pasir ukuran 120, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200 dan 1500. Kemudian sampel dipoles dengan kain panel, air dan almunium dioksida bubuk alumina untuk didapat permukaan seperti cermin, kemudian sampel dietsa menggunakan nital 3 100ml alcohol + 3ml HNO 3 dan diamati mengunakan mikroskop optik agar didapat bentuk mikrostrukturnya serta diameter butir sesuai metode planimetri . Adapun perbesaran yang dipergunakan adalah 100, 200 dan 500X. Alat mikroskop optik seperti terlihat pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Mikroskop optic Spesifikasi: Merk : Rax Vision 3 Pembesaran Optik: 50X, 100X, 200X, 500X, dan 800X Universitas Sumatera Utara

3.6 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian diperlihatkan pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Diagram alir penelitian Berhasi l Analisa Laporan Selesai Studi Literatur Mulai Proses Termomekanikal Persiapan Pengujian Tidak Ya Pengujian Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam bab ini berisikan data angka, grafik dan foto-foto hasil penelitian setelah dilakukan perlakuan termomekanikal pada kondisi suhu dan deformasi tertentu.

4.1.1 Hasil Uji Kekerasan

Kekerasan logam dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap, ketika gaya tertentu diberikan pada suatu benda uji. Pengujian kekerasan dalam penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui pengaruh suhu dan deformasi ketebalan terhadap perubahan kekerasan material AISI 1045. Secara umum hasil pengujian kekerasan dari penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengujian kekerasan badasarkan skala Brinell SUHU 10 30 50 BHN Deviasi BHN Deviasi BHN Deviasi 850 194 ± 6 206 ± 20 236 ± 7 900 189 ± 6 192 ± 18 199 ± 10 950 207 204 ± 5 226 ± 12 1000 187 ± 10 192 ± 5 204 ± 5 1050 182 ± 11 184 ± 5 202 ± 6 Tabel diatas jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat seperti gambar 4.1 Deformasi Universitas Sumatera Utara