metode penguatan lain pengerasan larutan padat dan pengerasan kerja. Oleh karena itu, formasi mikrostruktur adalah dasar perubahan utama dalam sifat-sifat
bahan dan pencapaian karekteristik lanjut seperti kekuatan yang sangat tinggi dengan keuletan yang cukup, kekuatan kelelahan, umur, ketahanan aus, dan
superelastis pada bahagian-bahagian pengunaan bahan untuk industri, kontruksi, trasportasi maupun pertahanan.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam penilitian ini adalah melakukan perlakuan termomekanikal dengan menggunakan bahan AISI 1045
yang dijual oleh PT. Bhineka Bajanas agar dapat digunakan sebagai bahan poros, dan menganalisa sejauh mana pengaruh termomekanikal terhadap kekerasan,
kekuatan tarik dan struktur mikro bahan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengamati pengaruh perlakuan panas dan derajat deformasi terhadap
sifat mekanis bahan. 2. Mengetahui pengaruh ukuran butiran terhadap sifat mekanis bahan.
3. Melihat apakah AISI 1045 yang telah diproses dengan perlakuan termomekanikal memenuhi syarat untuk bahan poros.
1.4 Mamfaat Penelitian
Mamfaat penilitian ini: 1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman
tentang metalurgi logam. 2. Bagi akademik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
tambahan untuk penelitian tentang mikrosturktur logam. 3. Bagi industri dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam
pembuatan bahan AISI 1045 untuk konstruksi, trasportasi maupun pertahanan yang rendah biaya. Hal ini dapat ditingkatkan dengan
Universitas Sumatera Utara
termomekanikal sehingga dapat mengurangi biaya produksi sekaligus meningkatkan kualitas produk khususnya sifat mekanisnya.
1.5 Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan pada perubahan sifat mekanis terhadap diameter butir material dalam skala mikro. Adapun pembatasan masalah
pada skripsi ini yaitu: 1. Material yang digunakan adalah baja AISI 1045 yang dijual oleh PT.
Bhineka Bajanas di pasaran. 2. Pemanasan awal pada suhu 850
o
C, 900
o
C, 950
o
C, 1000
o
C dan 1050
o
C selama 1 jam dengan derajat deformasi 10, 30 dan 50.
3. Pengujian kekerasan setelah dilakukan proses termomekanikal dengan menggunakan metode Brinell
4. Pengamatan struktur mikro sesudah dilakukan proses termomekanikal.
1.6 Sistematika Penulisan