gejala awal EVD dan ada alasan kuat sehingga pasien tersebut dinyatakan sebagai suspek, pasien harus dllsolasl dan petugas kesehatan harus segera
mengetahui hal ini. Terapl suportif dapat dilanjutkan dengan,menggunakan pakaian pelindung yang tepat sampai sampel dari pasien diuji untuk
mengkonftrmasf lnfeksi. Sampal saat ini belum ditemukan vaksin untuk kasus EVD. Beberapa
vaksin masih dalam tahap pengujfan, namun belum ada satu pun yang dapat digunakan untuk kasus klinis. Penderlta sakit parah memerlukan perawatan
yang intensif. Pasien sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan rehidrasl oral dengan larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravena. Tidak
ada pengobatan khusus yang dapat dilakukan. Beberapa obat baru maslh.dalam tahap evaluasi. Pasien serlng mengalami dehidrasi dan
membutuhkan rehidrasi oral dengan larutan yang mengandung elektrolit atau cairan lntravena. Virus ebola menyebabkan kasus EVD pada manusia, dengan
CFR sampai 90.
2.5 Gejala Klinis Ebola
Dikenal dua macam paparan terhadap virus ebola. Paparan primer adalah paparan yang terjadi pada orang yang bepergian ke daerah endemik ebola
Afrika. Negara-negara di Afrika yang merupakan daerah endemik virus ebola adalah Republik Kongo, Gabon, Sudan, dan Pantai Gading Ivory
Coast. Paparan sekunder adalah paparan dari orang ke orang atau dari hewan misalnya primata ke manusia.
Gejalanya biasanya dimulai dengan influenza yang tiba-tiba dimana penderita merasa lemas,
demam ,
lemah weakness, tidak suka makan anorexia, nyri otot myalgia, nyeri sendi arthralgia, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Demam biasanya lebih
tinggi dari 38.3 °C 100.9 °F. Sering diikuti muntah-muntah, mencret- mencret diarrhea dan sakit perut bagian atas dan bawah. Kemudian, nafas
menjadi pendek, dada sakit, juga pembekakan edema, dan kesadaran berkurang confusion. Sekitar separuh kasus, penderita mengalami
maculopapular rash pada kulit yang terjadi 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi.
Pada beberapa kasus, pendarahan dalam dan luar dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi. Semua penderita yang terinfeksi
menderita kesulitan pembekuan darah. Pendarahan dari selaput mulut, hidung dan tenggorokan serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada 40-50 persen
kasus. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah dan berak darah. Mata menjadi merah karena pendarahan dapat juga terjadi. Pendarahan berat jarang
terjadi, dan jika terjadi biasanya terlokalisasi di saluran pencernaan. Kesembuhan recovery mulai terjadi antara 7 sampai 14 hari, setelah
gejala pertama terjadi. Kematian, jika ini terjadi, biasanya antara 6 sampai 16 hari, setelah gejala pertama terjadi, dan sering kali, karena syok tekanan
darah rendah akibat akibat kekurangan cairan. Pada umumnya, pendarahan seringkali menunjukkan hal yang buruk, kehilangan darah dapat menyebabkan
kematian. Seringkali penderita
mengalami koma
, sebelum
kematiannya. Penderita yang selamat seringkali mengalami sakit otot dan sendi secara terus menerus, pembengkakan hati, berkuangnya pendengaran,
dan mungkin mengalami hal-hal sebagai berikut: merasa capai, lemas berkelanjutan, berkurangnya nafsu makan, dan kesulitan mencapai berat
semula sebelum sakit. Antibodi terbentuk untuk sekurangnya 10 tahun, tetapi belum jelas apakah penderita yang selamat akan kebal terhadap infeksi
berulang. Dan sesesorang yang telah sembuh tidak akan menyebarkan penyakit lagi.
2.6 Patofisiologis