Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung (Studi Kasus : Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk, d

(1)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI WILAYAH INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG

(STUDI KASUS: KECAMATAN DAYEUH KOLOT, KECAMATAN MAJALAYA, KECAMATAN KATAPANG, KECAMATAN PAMEUNGPEUK, DAN KECAMATAN SOLOKAN JERUK)

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

SELFA SEPTIANI AULIA 1.06.10.009

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

LEMBAR

PENGESAIIAN

IDI,NTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK

TEKSTIL (TPT) DI WILAYAH INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG

(STUDI KASUS: KECAMATAN DAYETJH KOLOT, KECAMATAN

MAJALAYA KECAMATAN KATAPANG, KECAMATAN PAMEI]NGPEUK DAN KECAMATAN SOLOKAN JtrRUK)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi salah safu syarat Menempuh Gelar srata satu

(sl)

PadaProgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

SELTA SEPTIANI AT]LIA NIM. r.06.10.009

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai tugas Akhir pada tanggal : 23 Agustus2$l4

Mengetahui,

---7.70.17.005

bkultas Teknik dan


(3)

UBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan dibawah

ini, penulis

O*

;

instarsi tempat pbnelitian, menyetujui :

o'Unhrk

memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Rovaltv Noneksklusif atas penelitian ini dan 66rcedia uqtuk dipublikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan"

Bandung, 14 Agustus 2014

Mengetahuio

Selfa Sertirrni Aulia

1ffi10m9


(4)

RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE) DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Selfa Septiani Aulia Nama Panggilan : Selfa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 September 1992 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Kosan : Jl. Sekeloa Tengah No. 14 A/ 152 C,

Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung

Alamat Rumah : Jl. Raya Batujaya No. 100, RT 002 RW 002, Bakung Selatan, Desa Karyabakti, Kecamatan Batujaya, Karawang, 41354

Nomor Handphone : 081220178750

E-mail : selfa_ssa@yahoo.com PENDIDIKAN

1998–2004 : SDN Teluk Ambulu 01 2004–2007 : MTs. Mathla’ul Anwar 2007-2010 : SMAN 5 Karawang

2010-2014 : Program Sarjana (S-1) di Perencanaan Wilayah dan Kota Unikom, Bandung

PENGALAMAN ORGANISASI

SMP : Osis (Anggota) dan Pramuka SMA : Osis (Anggota)


(5)

PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN

 Studio Proses : Identifikasi Permasalahan DAS Cikapundung (Kelurahan Babakan Ciamis – Kelurahan Batu Nunggal) Berdasarkan Land Use dan Sistem Kegiatan yang Berdampak pada Kepentingan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Hidup.

 Studio Kota : Kajian Kebutuhan Perkembangan Perkotaan (Studi Kasus : Kecamatan Taragong Kaler)

 Studio Wilayah : Identifikasi Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT) dan Sistem Logistik dalam Pengembangan Wilayah Bandung Metropolitan Area (BMA) yang Berbasis Industri Kreatif.

 Asisten Tenaga Ahli Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Baros Tahun 2013

 Tenaga Survey Pendataan Pemanfaatan Ruang dan Lahan Kawasan Sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Tahun 2013

 Asisten Tenaga Ahli Penyusunan DED Kawasan Agropolitan Kecamatan Baros Tahun 2013

 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung (Studi Kasus: Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk)

SEMINAR YANG PERNAH DIIKUTI

 Peserta Pada Talkshow Rossy Goes To Campus, Tahun 2011  Peserta Pada Dialog Publik PT. Jasa Raharja, Tahun 2011

 Peserta Pada Kuliah Umum Strategi Politik Luar Negeri Indonesia, Tahun 2011

 Peserta Pada Kuliah Umum Geologi, Tahun 2012


(6)

 Peserta Pada Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan Clear OS, tahun 2013

 Peserta Pada Seminar Asean Community 2015 “Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia”, Tahun 2013

 Peserta Pada Kuliah Umum Geospasial “Pembangunan Nasional dan Informasi Spasial (Implementasi Untuk Perencanaan Wilayah dan Kota)  Peserta Pada Planner Enterpreneurship Seminar, Tahun 2014

 Peserta Pada Bandung Liveable City Seminar & Talkshow “Bandung City Forum” Tahun 2014

 Peserta Pada Seminar Deforestasi Akibat Pengembangan Kota, Tahun 2014

KEMAMPUAN

Microsoft Office ( word, excel, powerpoint, publisher, visio) SPSS

Autocad Arcgis

Google Sketch Up Expert Choice Photoshop


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……….... vi

DAFTAR TABEL……….... xii

DAFTAR GAMBAR………xvi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran………... 4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian……….. 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah……….... 5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi………... 8

1.5 Metodologi penelitian………. 10

1.5.1 Metode Pengumpulan Data……… 10

1.5.2 Variabel Penelitian………. 12

1.5.3 Teknik Sampling……… 12

1.5.4 Metode Analisis Data………. 14

1.6 Kerangka Pemikiran………... 18

1.7 Sistematika Pembahasan………. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 21

2.1 Posisi Daya Saing Industri TPT Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya……….. 21

2.2 Faktor-Faktor Pengukur Daya Saing Berdasarkan Global Competitiveness Index, Michael E. Porter, dan Studi Literatur Lainnya……….. 21

2.2.1 Faktor Pengukur Daya Saing Berdasarkan Global Competitiveness Index dan Studi Literatur Lainnya……… 22


(8)

vii

2.2.2 Faktor Pengukur Daya Saing Berdasarkan Michael E. Porter……. 23

2.3 Sektor Industri Dalam Perekonomian Wilayah……….. 27

2.3.1 Peran Industri TPT Dalam Pengembangan dan Pertumbuhan Ekonomi………. 27

2.3.2 Pengertian Industri………. 28

2.3.3 Klaster Industri……….. 28

2.3.3.1Industri Manufaktur………... 30

2.3.3.1.1Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)……... 30

2.3.3.1.2Pengelompokan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) 30 2.4 Keunggulan Kompetitif Industri Tekstil dan Produk Tekstil…………. 32

2.4.1 Industri Tekstil Sebagai Salah Satu Komoditas Unggulan………… 32

2.4.2 Arahan MP3EI Untuk Mengembangkan Komoditas Tekstil……… 32

2.5 Kebijakan-Kebijakan Pendukung Industri Tekstil dan Produk Tekstil 34 2.5.1 Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Basis Industri Manufaktur Tahun 2010-2014………... 34

2.5.2 Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung………. 37

2.5.2.1Maksud dan Tujuan………... 37

2.5.3 RTRW Kabupaten Bandung tahun 2007-2027……….. 39

2.6 Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Bandung……… 42

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN INDUSTRI TPT DI KELIMA LOKASI INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG……….. 48

3.1 Kondisi Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Lima Kecamatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil………... 48

3.1.1 Kondisi Fisik Lima Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil……… 48

3.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Lima Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil………. 52

3.1.3 Kondisi Sosial Budaya Lima Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil………. 57


(9)

viii

3.2 Dinamika Perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Lima

Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil………..60

3.2.1 Sejarah Industri TPT di Lima Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil………. 60

3.2.2 Dinamika Perkembangan Industri TPT di Lima Kecamatan Lokasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil……… 61

BAB IV IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TPT DI KELIMA LOKASI INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG………. 77

4.1 Permasalahan yang Dihadapi Oleh Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT……… 79

4.2 Identifikasi Faktor dan Sub Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT………. 91

4.3 Kelompok Faktor Pertama……….. 93

4.3.1 Faktor Biaya Produksi……… 93

4.3.1.1Bahan Baku………... 95

4.3.1.2Harga Energi dan Tarif Dasar Listrik……… 98

4.3.1.3Upah Buruh………... 100

4.3.1.4Tarif Impor……… 102

4.3.1.5Modal……… 105

4.3.2 Faktor Permintaan Pasar……… 106

4.3.2.1Luasnya Pangsa Pasar Domestik………... 109

4.3.2.2Luasnya Pangsa Pasar Ekspor……….. 111

4.3.2.3Terintegrasinya Sentra Pemasaran……… 113

4.3.2.4Peningkatan Permintaan Pasar………. 115

4.3.2.5Penyaringan Pasar………. 117

4.4 Kelompok Faktor Kedua………. 120

4.4.1 Faktor Industri-Industri Pendukung dan Industri Terkait………….. 120

4.4.1.1Integrasi Dengan Industri Pendukung TPT……….. 122

4.4.1.2Industri Terkait Industri TPT yang Dapat Bersaing……….. 125

4.4.1.3Letak Industri Pendukung dan Industri Terkait TPT……….127


(10)

ix

4.4.2 Faktor Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan………... 131

4.4.2.1Efisiensi dan Produktivitas………... 133

4.4.2.2Kualitas Mutu Komoditas TPT………. 135

4.4.2.3Promosi Komoditas TPT……….. 137

4.4.2.4Sistem Manajemen dan Organisasi yang Baik………. 139

4.4.2.5Peningkatan Kuantitas……….. 141

4.4.3 Faktor Peluang………... 143

4.4.3.1Adanya Kebijakan Penghapusan Kuota Tekstil……… 145

4.4.3.2Adanya Kebijakan ACFTA……….. 147

4.4.3.3Adanya Kebijakan MEA 2015……….. 149

4.4.3.4Pulihnya Pasar Negara Maju………. 151

4.4.4 Faktor Peranan Pemerintah……… 153

4.4.4.1Kemudahan Perijinan……… 156

4.4.4.2Kemudahan Dalam Mengakses Lembaga Pinjaman……… 158

4.4.4.3Kebijakan Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga……….. 160

4.4.4.4Kebijakan Dalam Menghadapi Ketergantungan Bahan Impor… 162 4.4.4.5Kebijakan Dalam Menghadapi Dampak Lingkungan………….. 164

4.4.5 Faktor Infrastruktur……… 166

4.4.5.1Pengelolaan Sistem Logistik yang Baik……… 168

4.4.5.2Kemudahan Dalam Supply Chain/ Rantai Pasok………. 170

4.4.5.3Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Listrik………. 172

4.4.5.4Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Air Bersih……… 174

4.4.6 Faktor SDM……… 176

4.4.6.1Pekerja yang Memiliki Skill/ Kemampuan……… 178

4.4.6.2Kemampuan Untuk Mengadopsi Hasil Komoditas TPT……….. 180

4.4.6.3Ketersediaan Tenaga Kerja yang Banyak………. 182

4.4.6.4Kemampuan Untuk Melakukan Riset dan Pengembangan……. 184

4.4.6.5Pengembangan Pelatihan Untuk Para Pekerja………. 186

4.4.7 Faktor Inovasi……….... 188

4.4.7.1Pengembangan Rekayasa Bahan Baku………. 190

4.4.7.2Pengembangan Desain Hasil Industri TPT……….. 192


(11)

x

4.4.7.4Kerjasama Antara Pemerintah, Industri TPT, dan Perguruan

Tinggi……… 196

4.4.7.5Pengeluaran Perusahaan Untuk Research And Develompent….. 198

4.4.7 Faktor Teknologi……….... 200

4.4.7.4Restrukturisasi Mesin………... 203

4.4.7.5Teknologi Informasi dan Komunikasi………... 206

4.4.7.6Kesiapan Teknologi………... 207

4.4.7.7Transfer Teknologi……… 209

4.5 Arahan Untuk Mengoptimalkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT………. 218

4.5.7 Arahan Untuk Mengoptimalkan Kelompok Faktor Pertama……… 218

4.5.7.4Penguatan Sistem Logistik Industri TPT dan Perbaikan Infrastruktur………... 218

4.5.7.5Penguatan Klaster Industri……… 222

4.5.8 Arahan Untuk Mengoptimalkan Kelompok Faktor Kedua………… 227

4.5.8.4Penguatan Kerjasama Antarstakeholder (Industri TPT, Pemerintah, Perguruan Tinggi)………. 227

BAB V KESIMPULAN………... 230

5.1 Kesimpulan Penelitian………... 230

5.1.1 Identifikasi Permasalahan Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT……… 230

5.1.2 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT………. 233

5.1.3 Arahan Pengembangan Untuk Mengoptimalkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri TPT……… 240

5.2 Rekomendasi Penelitian………. 242

5.3 Kelemahan Studi……… 244

5.4 Usaha Studi Lanjutan………. 245


(12)

xi

LAMPIRAN………. 250

FORM KUESIONER……….. 250


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I-1 Matriks Kebutuhan Data Primer……… 10

Tabel I-2 Matriks Kebutuhan Data Sekunder……….. 11

Tabel I-3 Alasan pemilihan Responden……… 13

Tabel II-1 Faktor-Faktor Daya Saing Berdasarkan GCI, Michael Porter, dan Sparta………. 23

Tabel II-2 Faktor-Faktor Penelitian……….. 24

Tabel II-3 Sub-Sub Faktor Penelitian……… 25

Tabel II-4 Daftar Kompetensi Tekstil dan Produk Tekstil……… 43

Tabel II-5 Analisis SWOT Kondisi Industri TPT Kabupaten Bandung….. 44

Tabel II-6 Kerangka Pengembangan Kompetensi Inti………. 45

Tabel III-1 Perubahan Luas Lahan Non Sawah Menurut Kecamatan di Lima Lokasi Industri TPT Tahun 2009-2012……….. 48

Tabel III-2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2009-2012………. 52

Tabel III-3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Utama di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2012………. 54

Tabel III-4 Perbandingan PDRB 5 Lokasi Industri TPT dengan PDRB Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha tahun 2010 (Juta Rupiah)………... 56

Tabel III-5 Jumlah Penduduk 10+ Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2012………. 58

Tabel III-6 Persentase Penduduk 10+ Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2012……….. 58

Tabel III-7 Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Tahun 2001-2004……… 72

Tabel III-8 Jumlah Industri TPT Skala Besar, Menengah dan kecil di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2013………... 73

Tabel III-9 Nilai Investasi (Rupiah) Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2013……… 74

Tabel III-10 Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja di Industri TP di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2012……….. 75


(14)

xiii

Tabel IV-1 Permasalahan yang Dihadapi Oleh Industri TPT di Lima

Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung……….. 81

Tabel IV-2 Penjelasan Faktor Biaya Produksi……….. 93

Tabel IV-3 Penjelasan Sub Faktor Bahan Baku……… 96

Tabel IV-4 Penjelasan Sub Faktor Harga Energi dan Tarif Dasar Listrik… 98 Tabel IV-5 Penjelasan Sub Faktor Upah Buruh……… 101

Tabel IV-6 Penjelasan Sub Faktor Tarif Impor………. 103

Tabel IV-7 Penjelasan Sub Faktor Modal………. 105

Tabel IV-8 Penjelasan Faktor Permintaan Pasar……….. 106

Tabel IV-9 Penjelasan Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Domestik……… 109

Tabel IV-10 Penjelasan Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Ekspor………. 111

Tabel IV-11 Penjelasan Sub Faktor Terintegrasinya Sentra Pemasaran….. 113

Tabel IV-12 Penjelasan Sub Faktor Peningkatan Permintaan Pasar………. 115

Tabel IV-13 Penjelasan Sub Faktor Penyaringan Pasar……… 117

Tabel IV-14 Penjelasan Faktor Industri-Industri Pendukung dan Industri Terkait………... 120

Tabel IV-15 Penjelasan Sub Faktor Integrasi Dengan Industri Pendukung TPT………... 123

Tabel IV-16 Penjelasan Sub Faktor Industri Terkait Industri TPT yang Dapat Bersaing………. 125

Tabel IV-17 Penjelasan Sub Faktor Letak Industri Pendukung dan Industri Terkait TPT………... 127

Tabel IV-18 Penjelasan Sub Faktor Sistem Industri Pendukung dan Industri Terkait TPT………. 129

Tabel IV-19 Penjelasan Faktor Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan………. 131

Tabel IV-20 Penjelasan Sub Faktor Efisiensi dan Produktivitas………….. 133

Tabel IV-21 Penjelasan Sub Faktor Kualitas Mutu Komoditas TPT……… 135

Tabel IV-22 Penjelasan Sub Faktor Promosi Komoditas TPT………. 137

Tabel IV-23 Penjelasan Sub Faktor Sistem Manajemen dan Organisasi yang Baik………. 139


(15)

xiv

Tabel IV-25 Penjelasan Faktor Peluang……… 143 Tabel IV-26 Penjelasan Sub Faktor Adanya Kebijakan Penghapusan

Kuota Tekstil………. 145 Tabel IV-27 Penjelasan Sub Faktor Adanya Kebijakan ACFTA…………. 147 Tabel IV-28 Penjelasan Sub Faktor Adanya Kebijakan MEA 2015……… 149 Tabel IV-29 Penjelasan Sub Faktor Pulihnya Pasar Negara Maju………… 151 Tabel IV-30 Penjelasan Faktor Peranan Pemerintah………. 153 Tabel IV-31 Penjelasan Sub Faktor Kemudahan Perijinan……….. 156 Tabel IV-32 Penjelasan Sub Faktor Kemudahan Dalam Mengakses

Lembaga Pinjaman……… 158 Tabel IV-33 Penjelasan Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi

Fluktuasi Harga………. 160 Tabel IV-34 Penjelasan Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi

Ketergantungan Bahan Impor………... 162 Tabel IV-35 Penjelasan Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi

Dampak Lingkungan………. 164 Tabel IV-36 Penjelasan Faktor Infrastruktur………. 166 Tabel IV-37 Penjelasan Sub Faktor Pengelolaan Sistem Logistik yang

Baik………... 168

Tabel IV-38 Penjelasan Sub Faktor Kemudahan Dalam Supply Chain…… 170 Tabel IV-39 Penjelasan Sub Faktor Kemudahan Tersedianya

Infrastruktur Listrik………... 172 Tabel IV-40 Penjelasan Sub Faktor Kemudahan Tersedianya

Infrastruktur Air Bersih……… 174 Tabel IV-41 Penjelasan Faktor SDM………. 176 Tabel IV-42 Penjelasan Sub Faktor Pekerja yang Memiliki Skill/

Kemampuan……….. 178 Tabel IV-43 Penjelasan Sub Faktor Kemampuan Untuk Mengadopsi

Hasil Komoditas TPT……… 180 Tabel IV-44 Penjelasan Sub Faktor Ketersediaan Tenaga Kerja yang

Banyak……….. 182


(16)

xv

Riset dan Pengembangan………. 184 Tabel IV-46 Penjelasan Sub Faktor Pengembangan Pelatihan Untuk

Para Pekerja……….. 186 Tabel IV-47 Penjelasan Faktor Inovasi………. 188 Tabel IV-48 Penjelasan Sub Faktor Pengembangan Rekayasa Bahan

Baku……….. 190

Tabel IV-49 Penjelasan Sub Faktor Pengembangan Desain Hasil Industri

TPT……… 192

Tabel IV-50 Penjelasan Sub Faktor Pengembangan Inkubasi Teknologi…. 194 Tabel IV-51 Penjelasan Sub Faktor Kerjasama Antara Pemerintah,

Industri TPT, dan Perguruan Tinggi………..196 Tabel IV-52 Penjelasan Sub Faktor Pengeluaran Perusahaan Untuk

Research And Develompent………... 198 Tabel IV-53 Penjelasan Faktor Teknologi………. 200 Tabel IV-54 Penjelasan Sub Faktor Restrukturisasi Mesin………... 203 Tabel IV-55 Penjelasan Sub Faktor Teknologi Informasi dan Komunikasi.. 205 Tabel IV-56 Penjelasan Sub Faktor Kesiapan Teknologi……….. 207 Tabel IV-57 Penjelasan Sub Faktor Transfer Teknologi………... 209 Tabel IV-58 Kesepakatan Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi

Industri TPT Kabupaten Bandung……… 211 Tabel V-1 Permasalahan-Permasalahan Pada Industri TPT di Kelima

Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung……… 231 Tabel V-2 Faktor dan Sub Faktor Kelompok Pertama yang Mempengaruhi

Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi

Industri TPT Kabupaten Bandung………... 234 Tabel V-3 Faktor dan Sub Faktor Kelompok Kedua yang Mempengaruhi

Peningkatan Daya Saing Industri TPT di Kelima Lokasi

Industri TPT Kabupaten Bandung……… 237


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Sebaran Ekspor Hasil Produk TPT di Indonesia dan Posisi

Kabupaten Bandung Sebagai Salah Satu Hub Utama Produksi

TPT di Indonesia dIndonesia………. 6

Gambar 1.2 Peta Wilayah Studi………. 7

Gambar 1.3 Faktor dan Sub Faktor Penelitian……….. 9

Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran………... 18

Gambar 3.1 Peta Guna Lahan di 5 Lokasi Industri TPT Tahun 2011…….. 50

Gambar 3.2 Peta Klaster Industri di 5 Lokasi industri TPT Tahun 2011….. 51

Gambar 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelima Lokasi Industri TPT………... 53

Gambar 3.4 Persentase Mata Pencaharian Utama di 5 Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung………... 55

Gambar 3.5 Persentase PDRB di 5 Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung…... 56

Gambar 3.6 Persentase PDRB di Kabupaten Bandung………. 57

Gambar 3.7 Jumlah Penduduk 10+ Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kelima Lokasi Industri TPT Tahun 2012 …………... 59

Gambar 3.8 Dinamika Perkembangan Industri TPT……….. 63

Gambar 4.1 Skema Permasalahan yang Dihadapi Oleh Industri TPT di Kelima Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung…………. 80

Gambar 4.2 Skema Keterkaitan Industri TPT Hulu-Hilir (Industri Besar, Menengah, dan Kecil)……….. 89

Gambar 4.3 Skema Identifikasi Faktor dan Sub faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing di Kelima Lokasi Industri TPT Kabupaten Bandung………. 92

Gambar 4.4 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap Faktor Biaya Produksi……….. 94

Gambar 4.5 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap Faktor Biaya Produksi……….. 95 Gambar 4.6 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap


(18)

xvii

Sub Faktor Bahan Baku ……… 97 Gambar 4.7 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Bahan Baku………. 97 Gambar 4.8 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Harga Energi dan Tarif Dasar Listrik ………. 98 Gambar 4.9 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Harga Energi dan Tarif Dasar Listrik………. 99 Gambar 4.10 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Upah Buruh ……… 101 Gambar 4.11 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Upah Buruh………. 102 Gambar 4.12 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Tarif Impor………. 104 Gambar 4.13 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Tarif Impor……….. 104 Gambar 4.14 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Modal….,,,,………. 105 Gambar 4.15 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Modal…….………. 106 Gambar 4.16 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Faktor Permintaan Pasar……… 108 Gambar 4.17 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Faktor Permintaan Pasar ……….. 108 Gambar 4.18 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Domestik……….. 110 Gambar 4.19 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Domestik……… 111 Gambar 4.20 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Ekspor……… 112 Gambar 4.21 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Luasnya Pangsa Pasar Ekspor……… 113 Gambar 4.22 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap


(19)

xviii

Sub Faktor Terintegrasinya Sentra Pemasaran………... 114 Gambar 4.23 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Terintegrasinya Sentra Pemasaran………. 115 Gambar 4.24 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Peningkatan Permintaan Pasar……… 116 Gambar 4.25 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Peningkatan Permintaan Pasar……… 117 Gambar 4.26 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Penyaringan Pasar.………. 119 Gambar 4.27 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Penyaringan Pasar……….. 119 Gambar 4.28 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Industri-Industri Pendukung dan Industri Terkait…….. 121 Gambar 4.29 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Industri-Industri Pendukung dan Industri Terkait……. 122 Gambar 4.30 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Integrasi Dengan Industri Pendukung TPT……… 124 Gambar 4.31 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Integrasi Dengan Industri Pendukung TPT……… 125 Gambar 4.32 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Industri Terkait Industri TPT yang Dapat Bersaing 126 Gambar 4.33 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Industri Terkait Industri TPT yang Dapat Bersaing 127 Gambar 4.34 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Letak Industri Pendukung dan Terkait TPT……… 128 Gambar 4.35 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Letak Industri Pendukung dan Terkait TPT…….... 129 Gambar 4.36 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Sistem Industri Pendukung dan Industri Terkait TPT……… 130 Gambar 4.37 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap


(20)

xix

TPT……….. 131

Gambar 4.38 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan……… 132 Gambar 4.39 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan……… 133 Gambar 4.40 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Efisiensi dan Produktivitas……… 134 Gambar 4.41 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Efisiensi dan Produktivitas……….... 135 Gambar 4.42 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kualitas Mutu Komoditas TPT……….. 136 Gambar 4.43 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kualitas Mutu Komoditas TPT…………..…….... 137 Gambar 4.44 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Promosi Komoditas TPT……… 138 Gambar 4.45 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Promosi Komoditas TPT……….... 139 Gambar 4.46 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Sistem Manajemen dan Organisasi yang Baik…… 140 Gambar 4.47 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Sistem Manajemen dan Organisasi yang Baik…… 141 Gambar 4.48 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Peningkatan Kuantitas……….……… 142 Gambar 4.49 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Peningkatan Kuantitas……….... 143 Gambar 4.50 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Peluang………. 144 Gambar 4.51 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Peluang………... 145 Gambar 4.52 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Adanya Kebijakan Penghapusan Kuota Tekstil…. 146 Gambar 4.53 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap


(21)

xx

Sub Faktor Adanya Kebijakan Penghapusan Kuota Tekstil…. 147 Gambar 4.54 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Adanya Kebijakan ACFTA……….……… 148 Gambar 4.55 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Adanya Kebijakan ACFTA……….... 149 Gambar 4.56 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Adanya Kebijakan MEA 2015……… 150 Gambar 4.57 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Adanya Kebijakan MEA 2015……….... 151 Gambar 4.58 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pulihnya Pasar Negara Maju………...……… 152 Gambar 4.59 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pulihnya Pasar Negara Maju………...…….... 153 Gambar 4.60 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Peranan Pemerintah ……….. 155 Gambar 4.61 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Peranan Pemerintah……… 155 Gambar 4.62 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Perijinan………. 157 Gambar 4.63 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Perijinan………... 157 Gambar 4.64 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Dalam Mengakses Lembaga

Pinjaman……… 159 Gambar 4.65 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Dalam Mengakses Lembaga

Pinjaman……... 159 Gambar 4.66 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga…. 161 Gambar 4.67 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga…. 161 Gambar 4.68 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap


(22)

xxi

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Ketergantungan

Bahan Impor………..……… 163 Gambar 4.69 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Ketergantungan

Bahan Impor……….…….... 163 Gambar 4.70 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Dampak

Lingkungan……… 165 Gambar 4.71 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kebijakan Dalam Menghadapi Dampak

Lingkungan……... 165 Gambar 4.72 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Infrastruktur ……….. 167 Gambar 4.73 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Infrastruktur ………... 168 Gambar 4.74 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengelolaan Sistem Logistik yang Baik………….. 169 Gambar 4.75 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pengelolaan Sistem Logistik yang Baik….……... 170 Gambar 4.76 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Dalam Supply Chain/ Rantai Pasok… 171 Gambar 4.77 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemudahan dalam Supply Chain/ Rantai Pasok…. 172 Gambar 4.78 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Listrik…… 173 Gambar 4.79 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Listrik…… 174 Gambar 4.80 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Air Bersih.. 175 Gambar 4.81 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Air Bersih.. 176 Gambar 4.82 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap


(23)

xxii

Faktor SDM………... 177 Gambar 4.83 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor SDM………... 178 Gambar 4.84 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pekerja yang Memiliki Skill/ Kemampuan………. 179 Gambar 4.85 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pekerja yang Memiliki Skill/ Kemampuan………. 180 Gambar 4.86 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemampuan Mengadopsi Hasil Komoditas TPT…181 Gambar 4.87 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemampuan Mengadopsi Hasil Komoditas TPT... 182 Gambar 4.88 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Ketersediaan Tenaga Kerja yang Banyak………... 183 Gambar 4.89 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Ketersediaan Tenaga Kerja yang Banyak………... 184 Gambar 4.90 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kemampuan Untuk Melakukan Riset dan

Pengembangan………...……… 185 Gambar 4.91 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kemampuan Untuk Melakukan Riset dan

Pengembangan……... 186 Gambar 4.92 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Pelatihan Untuk Para Pekerja…… 187 Gambar 4.93 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Pelatihan Untuk Para Pekerja….... 188 Gambar 4.94 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Inovasi……… 189 Gambar 4.95 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Inovasi……… 190 Gambar 4.96 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Rekayasa Bahan Baku…... 191 Gambar 4.97 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap


(24)

xxiii

Sub Faktor Pengembangan Rekayasa Bahan Baku…... 192 Gambar 4.98 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Desain Hasil Industri TPT………. 193 Gambar 4.99 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Desain Hasil Industri TPT………. 194 Gambar 4.100 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Inkubasi Teknologi……… 195 Gambar 4.101 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pengembangan Inkubasi Teknologi……….... 196 Gambar 4.102 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kerjasama Antara Pemerintah, Industri TPT, dan Perguruan Tingi………. 197 Gambar 4.103 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kerjasama antara Pemerintah, Industri TPT, dan Perguruan Tinggi………..……... 198 Gambar 4.104 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Pengeluaran Perusahaan Untuk Research and Development……….……… 199 Gambar 4.105 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Pengeluaran Perusahaan Untuk Research and

Development……….……... 200 Gambar 4.106 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Faktor Teknologi……… 202 Gambar 4.107 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Faktor Teknologi……… 202 Gambar 4.108 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Restrukturisasi Mesin………..……… 204 Gambar 4.109 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Restrukturisasi Mesin………..…….... 204 Gambar 4.110 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Teknologi Informasi dan Komunikasi……… 206 Gambar 4.111 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap


(25)

xxiv

Sub Faktor Teknologi Informasi dan Komunikasi…..……... 206 Gambar 4.112 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Kesiapan Teknologi……….208 Gambar 4.113 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Kesiapan Teknologi……... 208 Gambar 4.114 Jawaban Responden Ahli Pada Tahap Ketiga Terhadap

Sub Faktor Transfer Teknologi………..……… 210 Gambar 4.115 Pergeseran Jawaban Responden Ahli Terhadap

Sub Faktor Transfer Teknologi………..…….... 210 Gambar 4.116 Tingkat Kesetujuan Responden Ahli Terhadap

Penguatan Sistem Logistik Industri TPT dan Perbaikan

Infrastruktur………... 221 Gambar 4.117 Skema Industri Hulu, Industri Antara, dan Industri

Hilir TPT……… 224

Gambar 4.118 Skema Pengembangan Industri Berbasis

Kompetensi Daerah……… 225 Gambar 4.119 Tingkat Kesetujuan Responden Ahli Terhadap

Penguatan Klaster Industri………. 227 Gambar 4.120 Tingkat Kesetujuan Responden Ahli Terhadap


(26)

246

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2011. Kajian Pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/ (tanggal akses 25 Oktober 2013)

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Bandung (2013). Pemantauan Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Bandung Tahun 2013, BPMP Kabupaten Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung. 2011. Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung. http://bapeda.bandungkab.go.id/ (tanggal akses 23 Mei 2013)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung (2013). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027, BPMP Kabupaten Bandung

Badan Pusat Statistik-Kabupaten Bandung (2010). Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2010, BPS Kabupaten Bandung

Badan Pusat Statistik-Kabupaten Bandung (2012). Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2012, BPS Kabupaten Bandung

Badan Pusat Statistik-Kabupaten Bandung (2013). Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2013, BPS Kabupaten Bandung

Banjarnahor, Lylys Tiopanta. 2012. Perkembangan Industri Menengah Sarung Tenun Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir 1950-2000 (Analisis Sejarah Perekonomian). Medan. Universitas Negeri Medan Chongbo, Wu. 2007. Studies on The Indonesian Textile and Garment Industry.

Labour and Management in Development Journal Volume 7, Number 5. http://www.nla.gov.au/ (tanggal akses 25 Oktober 2013)

Dahuri, Rokhmin dan Iwan Nugroho. 2012. Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES

Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda. 2010. Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah: Konsep dan Aplikasi. Bogor. IPB Press


(27)

247

Departemen Perindustrian. 2009. Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Basis industri Manufaktur Tahun 2010-2014. http://rocana.kemenperin.go.id(tanggal akses 13 Juni 2013)

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi-Kabupaten Bandung (2013). Data Industri Kecil, Menengah, Besar Tahun 2013, Disperindagkop Kabupaten Bandung

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi-Kabupaten Bandung (2013). Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Bandung Tahun 2012, Disperindagkop Kabupaten Bandung

Dunn, William. 2000. Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Effendi, Nur. 2013. Analysis of Indonesia Textile Industry in Competitiveness in Regulation Theory Perspective. http://www.researchgate.net/ (tanggal akses 25 Oktober 2013)

Gunarianto. 2014. Perlunya Strategic Behaviour Untuk Membangun Industri Daerah Berbasis Kompetensi Inti. www.academia.edu (tanggal akses 17 Juli 2014)

Hakim, Arman dan Hermawan Kartajaya. 2012. Supply Chain Economic Rekonstruksi Inovasi Daya Saing Increasing Return. Yogyakarta. Andi Yogyakarta

Hermawan, Iwan. 2008. Analisis Ekonomi Perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia. http://repository.ipb.ac.id/ (tanggal akses 25 Oktober 2013)

Kautsar, Ikra. 2006. Dampak Industri Terhadap Kesejahteraan Penduduk Lokal yang Bekerja di Sektor Industri di Kabupaten Bandung (Studi Kasus: Kecamatan Rancaekek, Majalaya, Solokan Jeruk). Bandung. Institut Teknologi Bandung

Keane, Jodie and Dirk Willem te Verde. 2008. The Role of Textile and Clothing Industries in Growth an Development Strategies. Britain. Overseas Development Institute


(28)

248

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Masterplan Percepatatan dan Perluasan Pelmbangunan Ekonomi Indonesia. http://www.depkeu.go.id/(tanggal akses 3 Desember 2012)

Kementerian Perindustrian. 2013. 10 Produk Industri Unggulan Indonesia Dipamerkan di Pertemuan HLP Bali. www.kemenperin.go.id Disebarluaskan tanggal 26 Maret 2013

Pemerintah RI. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012. Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional

Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional Prasetyo, Budi. 1995. Keterkaitan Tenaga Kerja Dengan Kegiatan Ekonomi

Masyarakat Lokal (Studi Kasus Tenaga Kerja Industri Tekstil dan Garmen di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung). Bandung. Institut Teknologi Bandung

Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta

Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy) Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Tangerang. Karisma Publishing Group. Tangerang

Rahayu, Astuti. 2008. Kabupaten Gunung Kidul: Sebuah Kajian Wilayah yang Kurang Berkembang. Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung. Alfabeta

Santoso, Singgih. 2003. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: ANDI

Sari, Yulia. Saatnya Pemerintah Buat Kebijakan Melindungi Industri TPT. 2013. http://akatiga.org/ (tanggal akses 24 Oktober 2013)

Sparta, Rozi. 2013. Identifikasi Daya Saing Kota Cimahi Dibandingkan Dengan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Bandung. Institut Teknologi Bandung

Subagyo, Pangestu dan Djarwanto PS. 2005. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFEA

Sulaksani. 2003. Evaluasi Kelayakan Sosial Ekonomi Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Tekstil di Wilayah Kabupaten Bandung. Bandung. Institut Teknologi Bandung


(29)

249

Suseno, Triswan, Sujarwo dan Jafril. 2009. Booming Batubara Dalam Industri Tekstil di Wilayah Bandung dan Masalah Transportasinya. http://www.tekmira.esdm.go.id/ (tanggal akses 26 April 2013)

The China Sourcing Blog. 2012. Textile and Apparel Textile. www. chinasourcingblog.org/ (tanggal akses 25 Oktober 2013)

UU Perindustrian Tahun 1984. Jakarta: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Wulandari, Wiwin. 2009. Membangun Konsensus Terhadap Gagasan Rencana Pembangunan PLTSA (Pembangunan Listrik Tenaga Sampah) Gedebage, Kota Bandung: Tinjauan “Good Governance” Melalui Metoda Delphi. Bandung. Universitas Komputer Indonesia


(30)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung (Studi Kasus: Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan

Solokan Jeruk).

Latar belakang dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah berawal dari terdapatnya isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri TPT yang berada di Indonesia yang mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil TPT seperti Cina, India, Vietnam dan Kamboja. Selain mengalami penurunan daya saing terhadap adanya penurunan permintaan terhadap pasar ekspor juga industri TPT dalam negeri mengalami persaingan dengan masuknya barang-barang sejenis ke pasar domestik yang berasal dari negara-negara penghasil komoditas TPT yang lain.

Karena industri TPT yang berada di kecamatan-kecamatan tersebut merupakan sektor basis, memiliki kontribusi yang besar, dan memiliki efek pengganda bagi wilayahnya sehingga jika melihat potensi-potensi yang berada di wilayah tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini agar industri TPT yang berada di wilayah studi bisa bertahan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas.

Pada penelitian ini menggunakan Metode Delphi, yaitu metode peramalan dengan meminta pendapat dari para Responden Ahli, dalam hal ini merupakan orang-orang yang mengetahui isu dan permasalahan serta kondisi yang berada di lapangan sebenarnya. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan rekomendasi yang dihasilkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, terutama dalam penyusunan kebijakan.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada:


(31)

iii

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

2. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer;

3. Ibu Rifiati Safariah, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia serta koordinator sidang Tugas Akhir;

4. Bapak Tatang Suheri, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta saran yang sangat berharga selama proses penyusunan Tugas Akhir ini;

5. Dosen-dosen PWK UNIKOM, Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT; Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M.Si, Bapak Harry Wibowo, ST., MT, dan dosen-dosen lainnya yang telah memberikan ilmunya yang sangat berharga kepada kami;

6. Bapak Mochammad Lukmanul Hakim, selaku Responden Ahli yang mewakili dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat; 7. Ibu Tia, selaku Responden Ahli yang mewakili dari Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;

8. Bapak Drs. Kusmawan, M.Si, selaku Responden Ahli yang mewakili dari Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat;

9. Bapak Muhtadin, AT, selaku Responden Ahli yang mewakili dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung; 10.Ibu Puni, ST., MT., selaku Responden Ahli yang mewakili dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung;

11.Bapak Yoharman Syamsu, S.Sos., M.Si., selaku Responden Ahli yang mewakili dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Bandung;

12.Bapak Usep Rahmatullah, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pengelola industri tekstil besar, PT. SIPATEX;

13.Bapak Asep Irawan, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pengelola industri tekstil skala besar, PT. PMTI;


(32)

iv

14.Bapak Asep, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pengelola industri tekstil skala menengah, PT. SAMATEX;

15.Bapak Asep Sutisna, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pengelola industri tekstil skala menengah, CV. Bima Jaya;

16.Bapak Teddi Hadian, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pemilik industri produk tekstil skala kecil konveksi;

17.Bapak Haerudin, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pemilik industri produk tekstil skala kecil konveksi;

18.Bapak Rizal, selaku Responden Ahli yang mewakili dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jawa Barat;

19.Ibu Rifiati Safariah, ST., MT., selaku Responden Ahli yang mewakili dari pihak akademisi;

20.Bapak Yudha Hadian, SE., MT., selaku Responden Ahli yang mewakili dari pihak akademisi;

21.Bapak Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph. D, selaku Responden Ahli yang mewakili dari pihak akademisi;

22.Bapak Indra dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung yang bersedia memberikan informasi dan data mengenai industri TPT di Kabupaten Bandung;

23.Bapak Kevin dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jawa Barat yang bersedia memberikan informasi mengenai industri TPT di Kabupaten Bandung;

24.Kedua Orang Tua saya, Ir. Slamet Sun Murtoni dan Aah Farihah, SKM yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun materil serta do’a yang tidak pernah terhenti;

25.Kedua adik perempuan saya, Fanny Iqromatul Atia dan Azzahra Asri Romadhoni yang selalu menjadi motivasi agar menjadi kakak yang terbaik;

26.Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan dan do’a dalam penyelesaian Tugas Akhir ini;

27.Abang Mochammad Elri Abrian Noor, ST. Terimakasih atas segala motivasi, semangat dan doa’anya selama ini;


(33)

v

28.Natalius Lampang, sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang juga banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini;

29.Sahabat wanita terhebat PWK UNIKOM 2010, Goldie Melinda Wijayanti dan Riska Helman. Terimakasih atas motivasi, semangat dan

kebersamaannya selama ini, sahabat; 30.Sahabat-sahabat PWK UNIKOM Angkatan 2010, Riyan Hidayatullah,

Chandra Firmansyah, Tasa Andrian, Ricky Wildansyah H., Barnes Chrisma Nuniary, Yuda Islami, Alfredo Septian, Edison Siboro, Ilham Dirgayusa, Christi Maria, dan Ismaturrachman;

31.Kakak tingkat angkatan 2009, Kak Mieske, Kak Arif, dan Kak Angga yang merupakan juga sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini;

32.Adik Tingkat, Riri E. Lestari dan Nurfadhielah yang juga sebagai anggota kelompok PKM-P yang telah membantu pada saat survey;

33.Kakak-Kakak dan Adik Tingkat di Program Studi PWK UNIKOM;

34.Teh Vitri, selaku sekretaris jurusan PWK UNIKOM yang selalu membantu dalam pengurusan administrasi kemahasiswaan;

35.Pak Muis, selaku staf bagian kebersihan Prodi PWK UNIKOM; 36.Pak Widhi, yang telah membantu mengantarkan pada saat survey; dan 37.Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan tidak bisa

disebutkan namanya satu per satu.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari mungkin masih banyak kekurangan baik dalam analisis maupun penyajian. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran agar menjadi acuan penyusun dalam pembuatan laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun mohon maaf apabila ada salah pengetikan identitas, lokasi, dan nama tempat.

Bandung, 14 Agustus 2014 Selfa Septiani Aulia


(34)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Industri Tekstil merupakan salah satu dari 10 komoditas produk unggulan industri yang berada di Indonesia karena sebagai salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (lebih dari 1,3 juta orang secara langsung) dari jumlah tenaga kerja tersebut, lebih dari setengah (600 ribu orang) bekerja di industri tekstil garmen yang juga merupakan industri padat karya dan kontribusi produk tekstil terhadap PDB Nasional cukup signifikan, yaitu sebesar IDR 90 Triliun pada tahun 2007, walaupun sempat turun karena krisis di tahun 2009 (MP3EI, 2011).

Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri Tekstil dan Produk Tekstil yang berada di Indonesia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil tekstil dan produk tekstil seperti Cina dan India sehingga nilai ekspor Indonesia cenderung stagnan (berkisar USD 7-8 M/ tahun) dengan pangsa pasar baru mencapai sekitar 2% dari pangsa pasar dunia. Hal tersebut berbeda dengan Cina yang telah memiliki pangsa ekspor 30% dari pasar dunia (BKPM, 2011).

World Bank telah mengidentifikasi negara-negara pengekspor pakaian di dunia yang terbagi ke dalam empat jenis, yaitu Negara Cina, Bangladesh, India, Vietnam dan Kamboja sebagai negara penyedia pakaian (ekspor) dengan pertumbuhan yang kokoh sedangkan Indonesia merupakan sebagai negara penyedia pakaian (ekspor) yang pasarnya terpecah karena terdapat peningkatan hasil ekspor pakaian dari Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang sedangkan terdapat penurunan hasil ekspor pakaian dari Indonesia ke Uni Eropa pun hal tersebut terjadi kepada Srilanka yang terdapat peningkatan hasil ekspor pakaian dari Srilanka ke Islandia dan penurunan hasil ekspor ke Amerika Serikat.

Berdasarkan data tersebut, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang berada di Indonesia sedang terancam oleh persaingan global karena selain menghadapi Cina, Indonesia juga akan menghadapi Vietnam dan Kamboja dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang akan diberlakukan penghapusan tarif


(35)

2

bea masuk pada tahun 2015 sehingga akan terjadi perdagangan bebas pada tahun 2015 antar negara ASEAN.

Menurut data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), terdapat 467 industri TPT yang gulung tikar dalam kurun lima tahun sampai awal tahun 2006 dan sebagian besar industri yang ditutup itu berlokasi di Jawa Barat, yaitu 227 pabrik. Selain persaingan global, tingginya ongkos produksi juga merupakan salah satu penyebab mundurnya industri TPT di Indonesia.

Sebagian besar produksi tekstil Indonesia terpusat di Jawa (94%), yaitu Jakarta, Bandung, Semarang yang merupakan hub produksi utama, selain itu, terdapat juga industri-industri hulu pembuat serat di Purwakarta, Subang dan Tangerang (MP3EI, 2011). Sebagian besar produk tekstil di Jawa terpusat di Bandung. Di Wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi (Suseno, 2009).

Berdasarkan Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2011, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk, industri TPTnya merupakan produk unggulan sektoral karena memiliki nilai LQ > 1 yang artinya industri TPT di Kecamatan tersebut merupakan sektor basis sehingga kecamatan-kecamatan tersebut merupakan salah satu wilayah terkonsentrasinya industri TPT. Karena menjadi sektor basis, industri TPT yang berada di lima kecamatan tersebut memiliki multiplier effect/ efek pengganda bagi wilayah tersebut sehingga perlu adanya penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT di wilayah tersebut yang hasil akhirnya adalah adanya arahan pengembangan untuk industri TPT agar bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia dan pada akhirnya terjadi peningkatan ekonomi di wilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan - permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :


(36)

3

1. Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri TPT yang berada di Indonesia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil TPT seperti Cina dan India. Persaingan global bertambah dengan adanya kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang akan diberlakukan pada tahun 2015 yang memiliki kebijakan untuk menghapuskan tarif bea masuk antar negara-negara ASEAN seperti Negara Vietnam dan Kamboja yang dikenal sebagai negara penyedia pakaian (ekspor) dengan pertumbuhan yang kokoh, sehingga selain mengalami penurunan daya saing terhadap adanya penurunan permintaan terhadap pasar ekspor juga industri TPT dalam negeri mengalami persaingan dengan masuknya barang-barang sejenis ke pasar domestik yang berasal dari negara-negara penghasil komoditas TPT yang lain, misalnya seperti Cina. 2. Sebagian besar produk tekstil di Jawa terpusat di Bandung. Kabupaten

Bandung merupakan pusat industri tekstil karena di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bandung banyak terdapat industri TPT yang menjadi sektor basis, berorientasi ekspor, memberikan sumbangan terhadap PDB dan menyerap banyak tenaga kerja, seperti Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk. Selain industri tekstil yang kebanyakan berada pada industri besar, industri produk tekstil skala kecil yang berada pada kecamatan-kecamatan tersebut dan kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Soreang, Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Cicalengka pun memiliki kontribusi yang besar bagi Kabupaten Bandung, seperti jumlah tenaga kerja, jumlah jenis usaha, sumbangan terhadap PDRB dan telah memiliki pasar domestik yang luas, sehingga selain industri TPT ini memiliki kontribusi yang besar juga memberikan multiplier effect/ efek pengganda bagi wilayah tersebut.

Permasalahan – permasalahan di atas menghasilkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu:

1) Apa saja permasalahan yang ada pada industri TPT di wilayah studi?

2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) di wilayah studi?


(37)

4

3) Bagaimana mengoptimalkan faktor-faktor yang menjadi pengaruh daya saing industri TPT di wilayah studi sehingga industri TPT bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia dan pada akhirnya terjadi peningkatan perekonomian pun bisa terjadi di wilayah tersebut? 4) Bagaimana arahan/ rekomendasi untuk mengembangkan industri tekstil dan

produk tekstil yang berada di wilayah studi? 1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT dan bagaimana mengoptimalkan faktor-faktor tersebut sehingga industri TPT bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia dan peningkatan perekonomian pun bisa terjadi di wilayah studi yang memiliki industri TPT tersebut. Adapun sasaran pada penelitian ini adalah:

1) Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada industri TPT di wilayah studi.

2) Mengientifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di wilayah studi.

3) Terumuskannya arahan pengoptimalan faktor-faktor yang menjadi pengaruh daya saing industri TPT di wilayah studi sehingga industri TPT bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia dan pada akhirnya terjadi peningkatan perekonomian pun bisa terjadi di wilayah tersebut.

4) Terumuskannya arahan/ rekomendasi untuk mengembangkan industri TPT yang berada di wilayah studi.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup studi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.


(38)

5

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup studi penelitian ini berada di wilayah industri TPT Kabupaten Bandung yang terkonsentrasi di lima kecamatan yang menjadi wilayah sentra industi Tekstil dan Produk Tekstil, yaitu Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk. Penentuan wilayah tersebut sebagai lokasi studi pada penelitian ini berdasarkan:

1) Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di lima kecamatan tersebut merupakan produk unggulan sektoral karena memiliki nilai LQ > 1 yang artinya industri TPT di Kecamatan tersebut merupakan sector base/ sektor basis dengan pasar luar dan dalam negeri yang luas serta memiliki kontribusi yang besar bagi wilayah tersebut.

2) Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Tahun 2010 dan LKPK Bupati Bandung Tahun 2009 dalam Laporan Penyusunan Grand Design Pengambangan Ekonomi Masyarakat 2011, jumlah perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Kabupaten Bandung berjumlah 367 industri, yang terdiri dari 30 industri besar, 37 industri menengah dan 300 industri kecil yang banyak tersebar di lima kecamatan tersebut.

3) Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang berada di wilayah industri TPT Kabupaten Bandung (Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk) memiliki multiplier effect/ efek pengganda bagi sektor-sektor industri lainnya yang berada di Kabupaten Bandung.

Berikut ini merupakan peta sebaran hasil produk TPT di Indonesia dan posisi Kabupaten Bandung sebagai salah satu hub utama produksi TPT di Indonesia serta peta wilayah studi pada penelitian ini.


(39)

6 Pusat Industri Tekstil (94%) Berada di Jawa, yaitu Jakarta, Bandung,

Semarang (Hub Produksi Utama) dan Purwakarta, Subang dan Tangerang (Industri-industri hulu pembuat serat). Sumber: MP3EI

Amerika *)

Jepang *)

Inggris *)

Jerman *)

Uni Emirat Arab *)

*) Lima Negara tujuan utama ekspor TPT Indonesia

Lain-Lain :

Negara Timur Tengah dan Afrika (Kab. Bandung)

Gambar 1.1

Sebaran Ekspor Hasil Produk TPT di Indonesia dan


(40)

7 Gambar 1.2


(41)

8

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pada penelitian ini akan membahas tentang permasalahan yang ada pada industri TPT, lalu kemudian mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing Industri TPT yang berada di wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung (Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Katapang, Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Solokan Jeruk). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT di wilayah studi diambil berdasarkan faktor-faktor pengukur daya saing wilayah dari berbagai literatur dan studi tentang daya saing wilayah seperti konsep daya saing

Diamond’s Porter, Global Competitiveness Index (GCI) serta

penelitian-penelitian tentang pengukuran daya saing terdahulu (Sparta, 2013). Terdapat 10 faktor dan 46 sub faktor yang menjadi variabel pengukur daya saing dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah faktor biaya produksi; faktor permintaan pasar; faktor industri-industri pendukung dan industri terkait; faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan; faktor peluang; faktor peranan pemerintah/ kelembagaan; faktor infrastruktur, faktor SDM, faktor inovasi dan faktor teknologi. Gambar 1.3 di bawah merupakan faktor dan sub faktor yang ada pada penelitian ini.

Setelah faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis arahan untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT yang berada di wilayah tersebut. Langkah terakhir yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini adalah arahan/ rekomendasi pengembangan industri TPT yang berada di wilayah studi berdasarkan hasil analisis Delphi.


(42)

9

Faktor dan Sub Faktor Penelitian

Faktor Pengukur Daya Saing Menurut Porter

Faktor Peranan Pemerintah

Kemudahan Perizinan, Kemudahan Dalam Mengakses Lembaga Pinjaman, Kebijakan Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga, Kebijakan Dalam Menghadapi Ketergantungan Bahan Impor,

Kebijakan Dalam Menghadapi Dampak Lingkungan

Faktor Pengukur Daya Saing Menurut Sparta Faktor Pengukur Daya Saing Menurut Porter, Global Competitiveness Index (GCI), danSparta

Faktor Pengukur Daya Saing Menurut Global Competitiveness Index (GCI)

Faktor Peluang

Adanya Kebijakan Penghapusan Kuota Tekstil, Adanya Kebijakan ACFTA, Adanya Kebijakan MEA 2015, Pulihnya

Pasar Negara Maju

Faktor Biaya Produksi

Bahan Baku, Harga Energi, Upah Buruh, Tarif Impor, dan Modal

Faktor Permintaan Pasar

Luasnya Pangsa Pasar Domestik, Luasnya Pangsa Pasar Ekspor,Terintegrasinya Sentra Pemasaran,Peningkatan

Permintaan Pasar, dan Penyaringan Pasar

Faktor Industri-Industri Pendukung dan Terkait

Integrasi Dengan Industri pendukung TPT, Industri Terkait Industri TPT yang Dapat Bersaing, Letak Industri pendukung dan Terkait TPT, Sistem Industri Pendukung dan Industri Terkait TPT

Faktor Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Efisiensi dan Produktivitas, Kualitas Mutu Komoditas TPT, Promosi Komoditas TPT, Sistem Manajemen dan Organisasi

yang Baik

Faktor Infrastruktur

Pengelolaan Sistem Logistik yang Baik, Kemudahan Dalam Supply Chain, Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Listrik,

Kemudahan Tersedianya Infrastruktur Air Bersih

Faktor SDM

Pekerja yang memiliki skill/ kemampuan, Kemampuan Untuk Mengadopsi hasil Komoditas TPT, Ketersediaan Tenaga Kerja

yang Banyak, Kemampuan Untuk Melakukan R&D, Pengembangan Pelatihan Untuk Para pekerja

Faktor Inovasi

Pengembangan Rekayasa Bahan Baku, Pengembangan Desain Hasil Industri TPT, Pengembangan Inkubasi Teknologi, Kerjasama Antara Pemerintah, Industri TPT, dan Perguruan

Tinggi

Faktor Teknologi

Faktor Restrukturisasi Mesin, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesiapan Teknologi, Transfer teknologi

Gambar 1.3


(43)

10

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi pada penelitian ini meliputi metode pengumpulan data, variabel penelitian dan metode analisis data.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metodologi pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua jenis survey, yaitu survey sekunder dan survey primer. Survey sekunder merupakan survey yang dilakukan dengan cara studi literatur untuk mendapatkan data-data mengenai teori-teori yang terkait dengan penelitian ini. Selain itu pula survey sekunder dilakukan untuk mendapatkan data-data atau dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini dari instansi pemerintahan. Sedangkan survey primer dilakukan dengan cara wawancara untuk memperoleh data atau informasi secara langsung. Wawancara dibuat dalam bentuk kuesioner dengan responden yang merupakan para ahli/ expert terkait dengan penelitian ini. Untuk teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel I-1 dan I-2 matriks kebutuhan data berikut ini.

Tabel I-1

Matriks Kebutuhan Data Primer

Tujuan Sasaran

Primer Wawancara Kuesioner

FGD

(Focus

Group

Discussion)

 Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang bisa

mempengaruhi

peningkatan daya saing industri TPT dan bagaimana mengoptimalkan faktor-faktor tersebut sehingga industri TPT bisa bertahan dan

 Teridentifikasinya permasalahan yang ada pada industri TPT

√ √

 Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan daya saing industri TPT di wilayah studi

√ √ √

 Terumuskannya arahan


(44)

11

Tujuan Sasaran

Primer Wawancara Kuesioner

FGD

(Focus

Group

Discussion)

bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia sehingga peningkatan

perekonomian pun bisa terjadi di wilayah yang memiliki industri TPT tersebut

faktor yang menjadi pengaruh daya saing industri TPT di wilayah studi

 Terumuskannya arahan/ rekomendasi untuk mengembangkan industri TPT yang berada di wilayah studi

√ √ √

Sumber: Hasil Analisis 2014

Tabel I-2

Matriks Kebutuhan Data Sekunder

Tujuan Sasaran Sekunder Data

 Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang bisa

mempengaruhi

peningkatan daya saing industri TPT dan bagaimana mengoptimalkan faktor-faktor tersebut sehingga industri TPT bisa bertahan dan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas dunia sehingga peningkatan

perekonomian pun bisa terjadi di wilayah yang memiliki industri TPT tersebut

 Teridentifikasinya permasalahan yang ada pada industri TPT

 Berdasarkan studi kajian literatur tentang permasalahan yang ada pada industri TPT

 Permasalahan yang ada pada industri TPT berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu  Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di wilayah studi

 Berdasarkan studi kajian literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing wilayah, perusahaan dan daerah  Faktor-faktor pengukur daya saing berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu  Terumuskannya arahan pengoptimalan faktor-faktor yang menjadi pengaruh daya saing

industri TPT di wilayah studi  Berdasarkan studi kajian literatur tentang cara-cara meningkatkan daya saing wilayah (konsep daya saing wilayah)  Cara-cara meningkatkan daya saing wilayah berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu (konsep daya saing wilayah)


(45)

12

Tujuan Sasaran Sekunder Data

 Terumuskannya arahan/

rekomendasi untuk

mengembangkan industri TPT yang berada di wilayah studi

 Berdasarkan hasil analisis tentang cara-cara

meningkatkan daya saing wilayah dengan metode delphi dan studi literatur

 Cara-cara meningkatkan daya saing wilayah

berdasarkan hasil metode delphi dan studi literatur Sumber: Hasil Analisis 2013

1.5.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan studi literatur tentang daya saing wilayah dan konsep daya saing Diamond’s Porter, Global Competitiveness Index (GCI) serta penelitian-penelitian tentang pengkuran daya saing terdahulu (Sparta, 2013). Faktor-faktor tersebut adalah faktor biaya produksi; faktor permintaan pasar; faktor industri-industri pendukung dan industri terkait; faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan; faktor peluang; faktor peranan pemerintah/ kelembagaan; faktor infrastruktur; faktor SDM; faktor inovasi dan faktor teknologi.

1.5.3 Teknik Sampling

Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat mendesak (destruktif) (Riduwan, 2003).

Untuk analisis yang menggunakan Metode Delphi, besarnya sampel dapat membentang dari 10 hingga 30 orang. Walaupun hal ini tergantung pada sifat dari isu itu sendiri. Semakin kompleks suatu isu, dan semakin heterogen partisipannya, semakin besarlah sampel yang diperlukan (Dunn, 2000).

Dalam penelitian ini, Metode Delphi merupakan alat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat para ahli terhadap isu yang ada karena para ahli tersebut merupakan


(46)

13

orang-orang yang mengetahui isu dan permasalahan serta kondisi di lapangan yang sebenarnya. Sampel yang diambil sejumlah 16 (enam belas) orang.

Para expert/ ahli yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah yang berasal dari dinas dan instansi terkait, seperti Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Bandung, Pengelola Industri Tekstil Skala Besar di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung, Pengelola Industri Tekstil Skala Menengah di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung, Pengelola Industri Tekstil Skala Kecil di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (Jawa Barat) dan Akademisi. Adapun alasan pemilihan responden adalah sebagai berikut.

Tabel I-3

Alasan Pemilihan Responden

No Responden Alasan Jumlah

Sampel 1 Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat

Untuk mengetahui informasi tentang perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Provinsi Jawa Barat 1 2 Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Untuk mengetahui arahan pengembangan ekonomi Kabupaten Bandung, khususnya arahan pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Provinsi Jawa Barat

1 3 Kepala Badan

Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat

Untuk mengetahui informasi investasi dan pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Provinsi Jawa Barat

1

4 Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Untuk mengetahui informasi tentang perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Bandung 1


(47)

14

No Responden Alasan Jumlah

Sampel Kabupaten

Bandung 5 Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung

Untuk mengetahui arahan pengembangan ekonomi Kabupaten Bandung, khususnya arahan pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Bandung

1 6 Kepala Badan

Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Bandung

Untuk mengetahui informasi investasi dan pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Bandung 1 7 Pengelola Industri

Tekstil dan Produk Tekstil Skala Besar di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung

Untuk mengetahui informasi tentang

keadaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Skala Besar di Wilayah Industri TPT

Kabupaten Bandung 2

8 Pengelola Industri Tekstil dan Produk Tekstil Skala Menengah di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung

Untuk mengetahui informasi tentang

keadaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Skala Menengah di Wilayah Industri TPT

Kabupaten Bandung 2

9 Pengelola Industri Tekstil dan Produk Tekstil Skala Kecil di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung

Untuk mengetahui informasi tentang

keadaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Skala Kecil di Wilayah Industri TPT

Kabupaten Bandung 2

10 Ketua Asosiasi Pertekstilan Jawa Barat

Untuk mengetahui informasi tentang keadaan dan perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Bandung

1 11 Akademisi Untuk mendapatkan opini dari kalangan

akademisi mengenai perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Bandung

3 Sumber: Hasil Analisis 2013

1.5.4 Metode Analisis Data

Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT yang faktor-faktornya berdasarkan studi literatur tentang daya saing wilayah dan


(48)

15

konsep daya saing Diamond’s Porter, Global Competitiveness Index (GCI) serta penelitian-penelitian tentang pengkuran daya saing terdahulu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor biaya produksi; faktor permintaan pasar; faktor industri-industri pendukung dan industri-industri terkait; faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan; faktor peluang; faktor peranan pemerintah/ kelembagaan; faktor infrastruktur, faktor SDM, faktor inovasi dan faktor teknologi.

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT tersebut menggunakan metode analisis delphi yang meminta pendapat para expert/ ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT di wilayah studi melalui sebuah FGD (Forum Group Discussion) yang penilaiannya berdasarkan hasil kuesioner. Setelah analisis hasil putaran pertama, maka dikembangkan lagi kuesioner selanjutnya, yang di dalam penelitian ini dibatasi sampai tiga kali putaran sehingga diperoleh jawaban yang stabil dan terumuskan arahan pengembangan industri TPT untuk wilayah studi.

Karena penelitian ini menggunakan Metode Delphi, yaitu prosedur peramalan pendapat untuk memperoleh, menukar dan membahas opini tentang peristiwa di masa depan, maka tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam teknik Delphi (Dunn, 2000).

Langkah-langkah tersebut yaitu spesifikasi isu, dalam hal ini isu yang akan dikomentari oleh ahli adalah isu penurunan daya saing industri TPT yang berada di wilayah studi. Langkah kedua yaitu menyeleksi ahli, Para ahli tersebut sebisa mungkin haruslah saling berbeda, tidak hanya dalam posisi mereka, melainkan juga pengaruh-relatifnya, wewenang formal dan afiliasi kelompok. Dalam penelitian ini, analis menetapkan 16 (enam belas) orang ahli yang akan dimintai komentarnya mengenai isu yang akan ditanyakan karena semakin kompleks suatu isu, dan semakin heterogen partisipannya, semakin besarlah sampel yang diperlukan untuk mewakili rentangan ahli. Langkah ketiga adalah membuat kuesioner terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri TPT di wilayah studi, faktor-faktor tersebut adalah faktor biaya produksi; faktor permintaan pasar; faktor industri-industri pendukung dan industri terkait; faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan; faktor peluang; faktor peranan


(1)

pengiriman hasil komoditas tekstil dari industri tekstil ke pelabuhan, menggunakan moda kereta api sehingga lebih efektif dan efisien. Selain itu pula, dari sisi mengefektifkan dalam pengiriman bahan energi, seperti batu bara, maka dibutuhkan pembuatan stock file batu bara di setiap klaster industri TPT. Untuk limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil, yaitu mengadakan kerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan IPAL terpadu (komunal).

Penguatan Klaster Industri TPT

Rata-rata Responden Ahli setuju (87,5%) dengan adanya penguatan klaster industri dengan alasan bahwa dengan terintegrasinya antara industi hulu-antara-hilir industri TPT maka akan berdampak langsung pada daya saing industri, yaitu menciptakan efisiensi dan efektivitas produksi. Dalam hal ini, perlunya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam pengintegrasian bahan baku tersebut, seperti dengan melanjutkan dan mengembangkan program terdahulu, yaitu program pengintegrasian bahan baku kain yang berasal dari industri besar-menengah yang rata-rata tersebar di kelima lokasi industri TPT ke industri konveksi, dalam hal ini kecamatan yang difokuskan untuk pengembangan pakaian jadi seperti yang sudah ditetapkan di dalam road map, yaitu Kecamatan Soreang, Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Cicalengka, tanpa harus merugikan kedua industri. Sehingga dari sisi cost biaya produksi, lebih hemat untuk industri konveksi dan dari sisi permintaan, membuka perluasan pasar bagi industri besar-menengah (industri pertenunan dan perajutan) yang berada di kelima lokasi industri TPT, sehingga, pasar domestik tidak hanya kepada buyer, distributor dan toko kain yang berada di Kota Bandung saja. Dan dalam hal ini pun bisa meningkatkan daya saing, karena adanya integrasi antara industri pendukung dalam penyediaan bahan baku (kain) kepada industri inti (pakaian jadi IKM). Dan sesuai dengan karakteristik kompetensi daerah, yaitu sustainable (berkelanjutan) yang berkaitan dengan sifatnya yang dibutuhkan dan ketersediaan bahan baku. Jadi kalau produk terus menerus dibutuhkan


(2)

setiap saat maka ada jaminan bahwa produk akan terus diminta oleh pasar. Sehingga permintaan yang terus menerus ini harus ditunjang dengan ketersediaan bahan baku sehingga produksi akan terus berlangsung dari waktu ke waktu untuk memenuhi permintaan tersebut.

B.Arahan Untuk Mengoptimalkan Faktor Kedua

Penguatan Kerjasama Antar Stakeholder (Industri TPT,

Pemerintah dan Perguruan Tinggi)

Rata-rata Responden Ahli setuju (78,75%) dengan arahan tersebut. Responden Ahli beranggapan bahwa inovasi sangat penting untuk bersaing dengan industri lain. Dengan peningkatan skill, serta sarana industri dapat menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Dengan adanya keunikan dari hasil produk tersebut, industri dapat memiliki daya saing dengan industri-industri sejenis dari negara lain. Salah satu cara untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing Industri TPT di wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung adalah dengan adanya inkubasi bisnis teknologi yang diberikan oleh inkubator bisnis dengan cara menyediakan sarana dan prasarana usaha, pengembangan usaha, dukungan manajemen serta teknologi yang keseluruhan diberikan dalam suatu masa inkubasi. Dalam hal ini, Industri TPT di wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi, yayasan atau pemerintah terkait sehingga dapat menumbuhkembangkan wirausaha berbasis inovasi teknologi. Sebagai contoh, Industri TPT di Wilayah Industri TPT Kabupaten Bandung dapat memanfaatkan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal pemasaran, informasi perolehan bahan baku ataupun pengembangan hasil produk Industri TPT dengan perguruan tinggi terkait sehingga terwujudnya inovasi teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing.

5.2 Rekomendasi Penelitian

1. Dari bidang infrastruktur, mengefektifkan moda kereta api yang digunakan dalam proses logistik. Selain itu pula, membuat stockpile


(3)

untuk batu bara dan percepatan proses pembuatan IPAL terpadu (komunal). Untuk infrastruktur air bersih, yaitu mengadakan kerjasama antara industri TPT, Pemerintah Daerah, instansi terkait dan perguruan tinggi dalam rangka mencari solusi untuk mengurangi penggunaan air bawah permukaan oleh industri tekstil, misalnya dengan restrukturisasi proses pencelupan dan pewarnaan menjadi lebih ramah lingkungan dengan menggunakan printing seperti yang Negara Cina lakukan, ataupun membuat danau penampungan air yang digunakan bersama oleh industri tekstil. Dalam hal infrastruktur listik, memberikan kemudahan akses keterjangkauan jaringan listrik dan mempercepat pembuatan penerangan jalan sehingga memudahkan dalam sistem logistik. Dalam hal infrastruktur telekomunikasi, memberikan kemudahan akses keterjangkauan internet, terutama dalam pengelolaan sistem logistik yang terintegasi dengan internet.

2. Mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi terbentuknya kelembagaan untuk pengadaan bahan baku bersama, untuk mengejar jumlah order minimum pembelian bahan baku yang telah ditetapkan oleh produsen kain dan fasilitas kerjasama pelaku usaha dengan pemasok kain untuk menjamin ketersediaan dan kalitas kain, sehingga akan menciptakan daya saing, yaitu penghematan cost produksi pada industri inti (industri pakaian jadi IKM) dan perluasan permintaan pasar domestik (industri tekstil pertenunan dan perajutan, yaitu industri yang menghasilkan kain).

3. Mendorong terjadinya penguatan kerjasama antara industri TPT, Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Asosiasi, terutama dalam bidang inovasi, teknologi, dan SDM. Misalnya dengan mengadakan inkubasi bisnis teknologi. Sebagai contoh, industri TPT di kelima lokasi industri TPT Kabupaten Bandung dapat memanfaatkan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal pemasaran, informasi perolehan bahan baku ataupun pengembangan hasil produk Industri TPT dengan perguruan tinggi terkait sehingga terwujudnya inovasi teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing. Selain itu pula, industri


(4)

TPT dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi terkait dalam pengembangan rekayasa bahan baku, dan lain-lain. Dalam hal pemasaran juga, industri TPT dapat melakukan kerjasama dengan API dalam memetakan pasar, sehingga tercipta market intelligence yang pada akhirnya bisa meningkatkan daya saing industri ini.

4. Mendorong dan mengembangkan industri dari serat bahan alami lain sebagai bahan baku pengganti kapas, seperti serat rami, serat nanas, dan lain-lain dan mencari wilayah yang cocok untuk menanam kapas sehingga dapat mengurangi bahan baku impor dari luar negeri.

5. Adanya kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pusat untuk mengeluarkan kebijakan yang baik dan mendukung keberlangsungan industri TPT ini, seperti dengan mengkaji ulang UU tentang outsourcing, kebijakan terkait dengan proteksi masuknya barang-barang impor sejenis dari luar negeri dan kebijakan dalam menaikkan Tarif Dasar Listrik. Dan adanya integrasi antara Peraturan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah agar adanya keselarasan peraturan, misal dalam hal kecepatan dalam pengurusan izin, dan lain-lain.

6. Terkait dengan faktor SDM, meningkatkan kembali kualitas sekolah tekstil sehingga lulusan yang dihasilkannya merupakan lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing sehingga dapat me majukan industri tekstil.

7. Memberlakukan standarisasi produk TPT agar industri ini dapat meningkatkan terus kualitas produknya dan memberikan insentif kepada industri TPT yang bisa meningkatkan kualitasnya tersebut.

8. Memberikan pelatihan dan pengembangan seperti pengembangan kewirausahaan, pelatihan dalam membuat variasi desain hasil produk tekstil, dan lain-lain kepada industri produk tekstil skala kecil, seperti konveksi.

5.3 Kelemahan Studi

Keterbatasan waktu dan dana telah menyebabkan adanya beberapa kelemahan dalam studi dalam penelitian ini, yaitu:


(5)

1. Sempurnanya metode penelitian ini adalah sampai pada tahap keempat, yaitu dibawa ke dalam forum dikusi. Akan tetapi, karena sulitnya untuk mempertemukan antar Responden Ahli, terutama pengelola industri TPT maka menyebabkan hasil tahap ketiga ini tidak bisa dibawa kedalam forum diskusi atau FGD (Focus Group Discussion).

2. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga dalam analisisnya tidak terlepas dari subjektivitas peneliti. Namun mengatasinya, dapat dilakukan dengan triangulasi pendapat, sehingga kelemahan ini dapat diminimalisasi.

5.4 Usaha Studi Lanjutan

Untuk menyempurnakan penelitian ini, maka untuk selanjutnya diperlukan penelitian mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil dari proses Delphi tahap ketiga bisa disempurnakan ke tahap keempat, yaitu membawa kedalam forum diskusi/ FGD (Focus Group Discussion), agar ada justifikasi dari Responden Ahli mengenai hasil akhir dari penelitian ini. 2. Perlunya penelitian bersifat kuantitatif untuk memverifikasi faktor-faktor yang


(6)