ISBN : 978-602-17761-1-7 Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, 2 Oktober 2013
Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung
75
BAHAN DAN METODE A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan
Riau dan Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung.
B. Bahan dan Peralatan
Bahan baku yang digunakan adalah kayu geronggang dengan variasi dbh 10, 15 dan 20
cmyang diperoleh dari Desa Ketan Putih Kabupaten Bengkalis, wilayah kehutanan
Riau. Bahan kimia yang digunakan dalampengolahan
pulp secara
semi- mekanisadalah natrium hidroksida NaOH
6, 8 dan 10. Untuk pemutihan pulp digunakan bahan kimia tanpa klor, yaitu
hidrogen peroksida H
2
O
2
4 dan 2. Keuntungan penggunaan peroksida adalah
menghasilkan derajat putih tinggi, biaya produksi hemat, mengantisipasi penurunan
rendemen, warna pulp lebih stabil karena serat bisa mempertahankan sekitar 110 bagian
peroksida yang terpakai Stanley 1986, Stuart 1996 dalam Kartiwa, 2008.
Sedangkan peralatan yang dibutuhkan adalah gergaji, chain saw, golok, meteran,
plastik tempat sampel, rotary digester, disk refiner, defibrator, centrifuge, niagara beater,
canadian standart freeness tester, handsheet forming machine dan peralatan uji sifat fisik
lembaran pulp.
C. Prosedur Kerja Pengambilan Bahan Baku
Pengambilan kayu
geronggang berdasarkan diameter setinggi dada yaitu10,
15 dan 20 cm. Penggunaan faktor dbh selain disebabkan oleh ketersediaan sampel juga
karena dari studi Myers dkk., 2003 dikatakan bahwa kayu yang berdiameter kecil disarankan
pengolahan secara
semimekanis bila
dibandingkan dengan serbuk gergaji dan log kayu.Kayu tersebut ditebang 5-10 cm dari
permukaan tanah kemudian diukur panjang sampai pada diameter 5 cm.
Pengolahan Pulp Semimekanis
Setiap bagian kayu pangkal, tengah dan ujung dibuat serpih dengan ukuran berkisar 2
x 2 x 0,2 cm. Serpih kering dimasukan ke bejana terbuat dari stainless kemudian
direndam dengan NaOH 6, 8 dan 10 dengan perbandingan serpih dan larutan NaOH
1:5. Serpih dalam keadaan panas di refining menggunakan disk refiner berdiameter 200
mm terbuat dari baja tahan karat beralur. Penguraian dilakukan 3 ~ 4 kali pengulangan
sampai diperoleh serat mendekati derajat giling 10 ºSR. Untuk mencapai kriteria
tersebut ditambahkan air panas 60-70
o
C sebagai media penggilingan. Penambahan air
panas dimaksudkan
untuk membantu
pelunakkan serpih supaya kerja refiner tidak terlalu berat dan serat tidak banyak terpotong
Gordon dkk., 1996; Gavelin 1993; Stuart 1996 dalam kartiwa 2008.Kondisi ini
dimodifikasi karena peralatan refiner tidak mempunyai aliran steam.
Pulp diputihkan dengan menggunakan peroksida H
2
O
2
sebanyak 2 tahap.Tahap pemutihan pertama menggunakan konsentrasi
peroksida H
2
O
2
4 dan tahap kedua 2. Kemudian
ditentukan rendemen
dan Brightness pulp putih. Kemudian dilakukan
penggilingan supaya
serat terfibrilasi
menggunakan alat Niagara beater dengan konsistensi standar digiling sesuai waktu atau
derajat giling yang ditentukan. Pada derajat giling 300 mL CSF dibuat lembaran dengan
sheetformer berbentuk dengan gramatur 60 ~ 65 gm
2
. Lembaran pulp dikondisikan sesuai SNI.
Pengujian Pulp
Pengujian dilakukan terhadap rendemen pulp total, sifat fisik lembaran pulp putih pada
derajat giling 300 mL CSF sesuai dengan SNI 14-0490-1989. Metode pengujian sifat fisik
meliputi indeks sobek menurut SNI 0435-89 Anonim, 2000a, indeks tarik: SNI 0436-1989
Anonim, 2000b, indeks retak: SNI 14-1442- 1998 Anonim, 2000c, derajat putih : SNI
14.0438-1989 Anonim, 2000d. Diagram alir pembuatan pulp semi-mekanis dari kayu
geronggang tercantum pada Gambar 1.
Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, 2 Oktober 2013 ISBN : 978-602-17761-1-7
76
Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung
Kayu geronggang dbh 10, 15 dan 20 cm
Pemasakan serpih dengan larutan NaOH 6, 8, 10
Penguraian seratRefining dengan air panas 60-70
o
C Pulp belum putih
Pemutihan pulp 2 tahap
Pulp putih
Pembentukan lembaran pulp
Gambar 1. Diagram alir pembuatan pulp semi-mekanis
D. Analisis data