Penetapan Lokasi PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50/Permentan/OT.140/8/2012 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN | Agronomi Pertanian
44
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian
Jenis kegiatan dalam matriks rencana aksi disusun menurut nomenklatur kegiatan yang ada di Kementerian Pertanian berdasarkan aspek sub-sistem
agribisnis yang ada. Selanjutnya jadwal pelaksanaan dapat diartikan suatu agenda tentatif mulai dari pengajuan proposal kegiatan dan anggaran yang akan dibahas
pada forum perencanaan, hingga ke tahap implementasi kegiatan di lapangan.
Satker pelaksana yang diharapkan berfungsi sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan maupun yang diharapkan berperan sebagai instansi
penunjang yang mendukung pelaksanaan kegiatan, posisinya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Berkenaan dengan kegiatan penunjang
yang dibutuhkan yang keberadaannya harus terjamin, maka keberadaan peran Bappeda dan Satker pendukung lainnya harus terlibat secara dini dalam proses
penyusunan rencana aksi ini.
Yang dimaksud sebagai indikator output
dalam matriks rencana aksi adalah hasil-hasil yang diperoleh dan dirasakan segera setelah dilaksanakannya komponen
detail kegiatan. Selanjutnya yang dimaksud sebagai indikator outcome
adalah hasil lanjutan yang diperoleh setelah diberdayakannya
output kegiatan.
Proses dan metode penyusunan rencana aksi pengembangan kawasan pertanian di KabupatenKota adalah sebagai berikut :
1. Tim Teknis KabupatenKota mengkoordinasikan pembentukan Tim Penyusun
dan mengusulkannya kepada Tim Pembina KabupatenKota untuk disetujui dan ditugaskan sebagai Tim Penyusun rencana aksi pengembangan kawasan
pertanian nasional di kabupatenkota. Komposisi Tim Penyusun melibatkan para pemangku kepentingan yang ada di lokasi kawasan.
2. Tim Pembina KabupatenKota menetapkan Tim Penyusun rencana aksi
pengembangan kawasan pertanian nasional di kabupatenkota. 3.
Tim Teknis Provinsi mendampingi proses penyusunan Rencana Aksi agar sejalan dengan
Master Plan yang telah disusun.
4. Proses identifikasi permasalahan dan analisis situasi wilayah dihimpun melalui
proses Focus Group Discussion
FGD dan Parcipatory Rural Appraisal
PRA dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di lokasi kawasan.
Metode analisis yang dapat digunakan dalam penyusunan rencana aksi adalah: 1
Analitic Hierarchy Process AHP, 2 analisis pohon masalah dan
3 Kerangka Kerja Logis KKL, 4 GAP Analisys, 5 analisis rantai nilai, 6 analisis prospektif, dan 7 analisis
networking process. Metode AHP
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas pilihan- pilihan yang mengandung banyak kriteria.
Outline penyusunan Rencana Aksi disampaikan sebagaimana Lampiran 3.
45
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian