BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah popular adalah ‘selingan’, ‘selang-seling’, atau ‘pergantian’. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan
yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan kesan yang unik. 1. Udin S. Winataputra 2004 mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yang membuat
sesuatu tidak monoton. 2. Menurut Uzer Usman , variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar-mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.
1
3. Menurut Abu Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran.
4. Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar di muka kelas.
5. Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.
2
Variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.
3
B. Tujuan Variasi Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, variasi mengajar diperlukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Agar perhatian siswa meningkat
1
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011, hlm. 220.
2
http:sobatbaru.blogspot.com200809tinjauan-tentang-variasi-gaya- mengajar.html diakses pada jum’at 18-11-2011
jam 13.41. 3 Pupuh Fahurrohman dan M. Sobry Sutikno,
Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep
Islami Bandung: PT Refika Aditama, 2009, hlm. 91.
Terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap perhatian siswa pada materi pelajaran, contohnya dalam menjelaskan materi pelajaran guru kurang mampu, jumlah siswa
dalam kelas terlalu banyak, lingkungan sekolah kurang kondusif ribut, dan lain-lain. 2. Memotivasi siswa
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar, dengan demikian tidak akan mendapatkan kualitas belajar dan prestasi yang baik.
Selain siswa sendiri harus menjaga motivasinya, guru juga hendaknya membantu siswa untuk menjaga dan meningkatkan motivasi belajarnya.
3. Menjaga wibawa guru Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru, salah
satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan mental dan intelektual, memiliki kekayaan metode, keleluasan teknik, dan sebagainya. Dengan kata
lain, guru harus memiliki bentuk dan model pengajara yang bervariasi. 4. Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran
Jika guru mampu menghadirkan engajaran yang bervariasi maka dengan sendirinya akan memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi penggunaan
pengajaran yang bervariasi. Atau setidak-tidaknya siswa secara kreatif menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar tersedia fasilitas yang memadai.
4
Ada juga pendapat yang menyebutkan lima tujuan mengadakan variasi mengajar, antara lain:
1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses pembelajaran. 2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. 4. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas brlajar individual.
5. Mendorong anak didik untuk belajar.
5
C. Prinsip-prinsip Variasi Mengajar