Multikolinearitas Heterokedastisitas Hasil Uji Asumsi Klasik

5. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Untuk menguji multikolinearitas dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1 Uji matriks correlation common sample. Dikatakan terdapat multikolinearitas adalah apabila nilai korelasi R 0,5. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan masing-masing variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya, dari hasil keseluruhan pengujian dan perbandingan antara variabel bebas tidak ditemukan satupun nilai korelasi R yang melebihi 0,5 baik pada masa persiapan inflation targeting maupun masa penerapan inflation targeting, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas 2 Dengan menggunakan uji Variance Inflationary Factor VIF dengan bantuan alat analisis SAS v8. Dikatakan terdapat multikolinearitas adalah apabila R 1. Setelah dillakukan pengujian dengan menggunakan SAS v8 didapatkan nilai variance inflation pada masa persiapan maupun pada masa penerapan R = 1, maka dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinearitas didalam penelitian ini.

b. Heterokedastisitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode white. Jika nilai chi-square hitung obs.R 2 lebih besar dari nilai χ 2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu α maka terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika nilai chi-square lebih kecil dari nilai χ 2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu α maka tidak terdapat heterokedastisitas. Setelah dilakukan uji white no cross term pada periode persiapan penerapan inflation targeting didapat nilai chi-square hitung 23,03 persen dan nilai kritis pada α = 10 dengan df = 18 sebesar 25,98 persen, sehingga disimpulkan pada masa persiapan penerapan inflation targeting tidak ditemukan masalah heterokedastisitas. Pada periode penerapan inflation targeting didapat chi-square hitung 15,86 persen dan nilai kritis pada α = 10 dengan df =18 sebesar 25,98 persen, sehingga didapat bahwa chi-square hitung lebih kecil dari chi square tabel, maka dikatakan bahwa pada pernerapan inflation targeting juga tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

c. Autokorelasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN MONETER MELALUI BASE MONEY TARGETING FRAMEWORK (2000:01-2005:06) DAN INFLATION TARGETING FRAMEWORK (2005:07-2013:12) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN LAJU INFLASI DI INDONESIA

0 36 104

analisis dampak kebijakan moneter melalui base money targeting framework (2000:01-2005:06) dan inflation targeting framework (2005:06-2013:12) terhadap pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi di indonesia

2 11 110

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER (MONETARY BASE TARGETING FRAMEWORK 2002:01-2005:06 DAN INFLATION TARGETING FRAMEWORK 2005:07-2013:06) TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA

0 4 113

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER (MONETARY BASE TARGETING FRAMEWORK 2002:01-2005:06 DAN INFLATION TARGETING FRAMEWORK 2005:07-2013:06) TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA

1 11 112

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP SEKTOR RIIL DI INDONESIA (PERIODE MONEY BASE TARGETING FRAMEWORK (2002:01-2005:06) DAN INFLATION TARGETING FRAMEWORK (2005:07-2013:12))

3 25 92

Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Sektor Riil Di Indonesia (Periode Money Base Targeting Framework (2002:01-2005:06) Dan Inflation Targeting Framework (2005:07-2013:12))

0 16 89

Dampak Guncangan Sasaran Operasional dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter: Perbandingan Inflation Targeting dan Multiple Objectives di Indonesia

0 3 55

Kebijakan Moneter dan Inflation Targeting Suatu Tinjauan Teori

0 0 12

STRATEGI SEGMENTING TARGETING POSITIONIN POSITIONIN

0 0 6

Kebijakan Moneter dan Inflation Targeting

1 1 13