Kapasitas Tampung Ternak TINJAUAN PUSTAKA

18

G. Sumber Daya Manusia SDM

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, diantaranya umur, pendidikan, pengalaman. Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik dalam melakukan pekerjaan, umumnya umur yang lebih muda akan memiliki kemampuan lebih baik dalam melakukan usaha taninya yang akan menghasilkan produksi lebih banyak serta lebih giat dan aktif memelihara sapi. Petani yang lebih muda akan lebih cepat menerima dan menyerap inovasi baru. Faktor umur biasanya lebih diidentikan dengan peroduktivitas kerja, jika seseorang masih tergolong usia produktif ada kecendrungan produktivitasnya juga tinggi . Semakin muda usia peternak usia produktif 20 – 45 tahun umumnya rasa keingintahuan tarhadap sesuatu semakin tinggi dan terhadap introduksi teknologi semakin tinggi Chamdi, 2003. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya Syafaat, dkk 1995 Pengalaman merupakan faktor yang penting pada seseorang dalam menentukan sikap dan mengambil suatu keputusan. Hasil dari suatu pekerjaan salah satunya juga merupakan cerminan dari pengalaman seseorang dalam bidang tertentu. Pemeliharaan sapi pada peternakan rakyat dalam skala 1 – 5 ekor hanya sebagai usaha tambahan di samping usaha pokok Yasin dan Dilaga, 1995. Umumnya penduduk pedesaan mencurahkan perhatian pada usaha pokok yaitu sebagai petani sehingga pemeliharaan ternaknya kurang diperhatikan Soedjana, 1993. 19

H. Masukan Teknologi Peternakan

Masukan teknologi dalam usaha ternak potong ditinjau dari aspek-aspek: a perkandangan, b pakan menyangkut sumber pakan, penggunaan pakan tambahan, pemanfaatan limbah pertanian, dan pembuatan kebun rumput, dan c perkawinan dengan menggunakan inseminasi buatan IB. Menurut Toelihere 1993, reproduksi merupakan suatu fungsi tubuh yang secara fisiologis tidak vital pengaruhnya terhadap kehidupan individu ternak tapi sangat berpengaruh pada kelangsungan suatu jenis hewan. Reproduksi menjadi dasar utama untuk menentukan tingkat produksi ternak di dalam peternakan. Reproduktivitas sapi potong yang tinggi merupakan kunci keberhasilan tingginya produksi ternak, terutama berhubungan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Pada saat ini masukan teknologi dalam bidang peternakan di daerah pedesaan dikembangkan model masukan ekternal rendah Model Low External Input namun diharapkan menghasilkan produksi yang cukup baik Wijono dan Mariyono, 2005. Masukan teknologi yang rendah ini dilakukan atas dasar fakta bahwa karakteristik peternak sapi potong di Indonesia masih sulit untuk melakukan masukan teknologi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: karena tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kepemilikan lahan yang sempit, sulitnya mendapatkan modal usaha.

I. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan analisis yang melakukan auditing agribisnis dengan melihat dua faktor penilaian yaitu internal dan eksternal. Faktor internal terdiri 20 atas kekuatan atau Strengths S dan kelemahan atau Weaknesses W. Faktor eksternal terdiri atas peluang atau Opportunities O dan ancaman atau Threats T. Analisis potensi peternakan yang dapat diolah menggunakan SWOT antara lain analisis komponen kawasan agribisnis peternakan sapi potong, tingkat kemajuan kawasan, komponen kawasan yang masih lemah, dan komponen kawasan yang sudah baik dengan menyusun strategi pengembangan yang baik supaya pengembangan usaha peternakan sapi potong bisa dijalankan dengan baik David, 2004