Teknik Analisis Data EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU GUNA MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N

Keterangan: JK T = jumlah kuadrat total JK A = jumlah kuadrat variabel A JK B = jumlah kuadrat variabel B JK = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JK d = jumlah kuadrat dalam MK A = mean kuadrat variabel A MK B = mean kuadrat variabel B MK AB = mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B MK d = mean kuadrat dalam F A = harga F o untuk variabel A F B = harga F o untuk variabel B F AB = harga F o untuk variabel interaksi antara variabel A dengan variabel B Arikunto 2007: 409

3. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian ini dilakukan tujuh pengujian hipotesis, yaitu : Rumusan hipotesis 1 H O = Tidak ada perbedaan kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning CTL dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Value Clarification TechniqueVCT. H A = Terdapat perbedaan kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning CTL dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique VCT. Rumusan hipotesis 2 H O = Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. H A = Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Rumusan hipotesis 3 H O = Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah. H A = Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah. Rumusan hipotesis 4 H O = Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan spiritual terhadap kecerdasan moral siswa. H A = Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan spiritual terhadap kecerdasan moral siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah Tolak H o apabila F hitung F tabel ; t hitung t tabel Terima H o apabila F hitung F tabel ; t hitung t tabel Hipotesis 1 dan 4 diuji dengan menggunakan rumus analisis varian dua jalan. Hipotesis 2 dan 3 diuji menggunakan rumus t-test dua sampel independen separated varian. Dalam pengujian hipotesis kedua rumus tersebut peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu dengan SPSS 16.0.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecerdasan moral siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL pada kelas kontrol dan siswa yang diajar menggunakan model Value Clarification Technique VCT pada kelas eksperimen mempunyai perbedaan pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 20142015. Hal ini dapat dibuktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan adanya perbedaan kedua model dengan kata lain, bahwa perbedaan hasil kecerdasan moral siswa dapat terjadi karena adanya penggunaan model pembelajaran yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyatakan kecerdasan moral pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi menggunakan model Contextual Teaching and Learning hasilnya lebih tinggi dibandingkan Value Clarification Technique. 3. Kecerdasan moral siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyatakan kecerdasan moral pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah menggunakan model Contextual Teaching and Learning hasilnya lebih rendah dibandingkan Value Clarification Technique. 4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan spiritual terhadap kecerdasan moral siswa. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh bersama atau joint effect antara model pembelajaran dengan kecerdasan spiritual terhadap kecerdasan moral siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat di berikan saran-saran sebagai berikut. 1. Cara yang efektif untuk membantu anak mengubah moral menjadi positif adalah mengajari perilaku moral dengan contoh, seperti memberi model pembelajaran yang di dalamnya berisi tentang nilai-nilai kebenaran dan menghubungkan mereka dengan sebuah prinsip atau nilai. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL adalah sebuah konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan meteri belajar dengan kehidupan nyata peserta didik. Sehingga mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang di miliki dengan kehidupan mereka dalam kesehariannya, dengan demikian guru dapat mengarahkan moralitas siswa untuk jadi lebih baik. 2. Sebaiknya guru mempertimbangkan untuk menggunakan model pembelajaran CTL dalam meningkatkan kecerdasan moral siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu karena model pembelajaran CTL lebih baik dari pada model pembelajaran VCT pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. 3. Sebaiknya guru mengenal karakteristik siswa, termasuk kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual siswa baik di dalam maupun di luar proses pembelajaran sehingga guru dapat mengambil inisiatif dalam upaya mengembangkan potensi tersebut. 4. Sebaiknya guru mempertimbangkan untuk menggunakan model pembelajaran VCT dalam meningkatkan kecerdasan moral siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu karena model pembelajaran VCT lebih baik dari pada model pembelajaran CTL pada siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah. 5. Sebaiknya guru menciptakan interaksi optimal faktor intern dan faktor ekstern saat proses pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR

1 9 108

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SRAGI LAMPUNG SELATAN TAHU

1 44 120

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL SISWA SMP NEGERI 28 B

0 11 123

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS

0 7 123

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS

1 16 120

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII SM

0 12 103

STUDI PERBANDINGAN KECERDASAN MORAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN MODEL PEMBELAJARAN ROLLE PLAYING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP SEJAHTERA BANDAR LAMPUNG

0 15 105

PERBANDINGAN LIFE SKILLS (KECAKAPAN HIDUP) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS

1 10 107

PENGARUH METODE VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DALAM PEMBELAJARAN PKn TERHADAP KECERDASAN MORAL SISWA KELAS V SD NEGERI TUKANGAN.

0 0 200