38 Bukti dukungan untuk calon independen tidak hanya berupa fotocopy
KTP, melainkan harus membuat surat pernyataan dukungan yang terdapat dalam formulir model B-1PKWK-KPU yang dibagikan oleh KPUD KabupatenKota dan
dilengkapi tandatangan dan cap jempol.
Ketentuan lainnya yaitu, Anggota TNI dan Polri, KPPS, PPS, PPK, KPU, KPUD Provinsi, dan KPUD KabupatenKota, Bawaslu, Panwaslu Provinsi,
Panwaslu KabupatenKota, Panwas Kecamatan, Pangawas Pemilu Lapangan dan jajaran kesekretariatan penyelenggara Pemilu dan Pengawas Pemilu tidak dapat
memberikan dukungan.
Proses perekrutan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah akan dilaksanakan setelah seluruh perangkat penyelenggara Pilkada PPS, PPK dan
Panwas 2010 mulai terbentuk. Direncanakan pembentukan perangkat penyelenggara Pilkada 2010 sekitar November 2009 dan paling lambat sekitar
Januari 2010.
Berikut tabel 4.1 di bawah menunjukkan nomor urut dan partai pengusung dari masing-masing calon walikota dan wakilwalikota :
39
Tabel : 4.4 Daftar Nama Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung
Serta Partai Politik Pengusung No
Nama calon walikota dan wakilwalikota
Partai Pengusung 1
Sauki Shobier-Syamsul Rizal Non Kepartaian Independen
2
Herman HN-Thabroni Harun PDIP dan koalisi 20 partai kecil
3 Kherlani-Heru Sambodo
Golkar, PKB, dan Hanura
4 Eddy Sutrisno-Hantoni Hasan
Partai Demokrat, PKS, Gerindra, PPP, PAN, dan 5 koalisi partai
kecil
5 Dhomiril Hakim-Sugiyanto
Non Kepartaian Independen
6 Nurdiono-Dian Kurnia Laratte
Non Kepartaian Independen
Sumber : KPU Kota Bandar Lampung
Pilkada Kota Bandar Lampung yang diiukuti enam pasangan calon tersebut memperebutkan 643.653 suara yang masuk dalam daftar pemilih tetap
DPT yang terbagi dalam 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan. Berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi perolehan suara pilkada 30 Juni
lalu. Meski sempat tertunda satu hari, Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD menetapkan pasangan Herman HN-Tobroni Harun atau julukan Mantab terpilih
sebagai wali kota Bandar Lampung periode 2010-2015. Berdasarkan hasil pleno KPUD, pasangan Mantab diusung PDIP dan 20 koalisi partai kecil memperoleh
suara mutlak 34,67 persen dari jumlah daftar pemilih tetap DPT sebanyak 643.653 pemilih. Berikut adalah tabel 4.2 menunjukkan hasil pemilukada Kota
Bandar Lampung 30 Juni 2010.
40
Tabel : 4.5 Daftar Nama Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung Serta
Hasil Perolehan Suara No
Nama calon walikota dan wakilwalikota
Perolehan suara 1
Sauki Shobier-Syamsul Rizal
2,62 2
Herman HN-Thabroni Harun
34,67 3
Kherlani-Heru Sambodo 29,71
4 Eddy Sutrisno-Hantoni Hasan
27,77 5
Dhomiril Hakim-Sugiyanto 2,62
6 Nurdiono-Dian Kurnia Laratte
2,55
Sumber : KPU Kota Bandar Lampung 2010
Ironisnya, incumbent Walikota Eddy Sutrisno yang berpasangan dengan Hantoni Hasan yang berasal dari kader Partai Keadilan Sosial PKS, dan
icumbent Wakil Walikota Kherlani yang berpasangan dengan Heru Sembodo yang merupakan anggota DPRD Kota Bandar Lampung Fraksi Golkar yang juga
anak kadung dari ketua DPD Partai Golkar Lampung mengalami nasib sama. Hanya saja pasangan Khado justru lebih unggul dengan perolehan suara 29,71
dibandingkan dengan pasangan Esha yang hanya memperoleh suara sebesar 27,77.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dilapangan melalui metode penelitian deskriftip kualitatif yang terungkap dalam temuan dilapangan dan terangkum dalam
ringkasan wawancara peneliti dengan para narasunber yang telah dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu : I. Kelompok Political Society, 2. Kelompok
Economic Society, 3. Kelompok Cicil Society, dan 4. Kelompok The State, maka hasil analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Studi terhadap peran aktor dalam pilkada Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa proses konsolidasi politik lokal di Kota Bandar Lampung telah
mengedepankan peran aktor dalam menentukan kalah menangnya calon walikota dan wakil walikota yang berkompetisi.
Peran aktor dapat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan pilkada Kota Bandar Lampung ditandai dengan terpilihnya walikota dan wakil walikota
yang berkualitas dan bertanggungjawab. Peran aktor hendaknya dapat ditingkatkan dalam upaya mendorong proses demokrasi di Kota Bandar
Lampung, dan tidak menghambat proses pemilihan kepala daerah yang bebas, adil serta dapat menciptakan kepemimpinan politik yang berkualitas dan dapat
dipertangggungjawabkan. Interaksi aktor dalam proses pilkada di Kota Bandar Lampung menunjukkan
bahwa para aktor saling berhubungan, bersentuhan dengan membentuk jaringan saling berkolaborasi dalam perannya masing-masing dalam rangka
90 memenangkan calon yang mereka usung. Ditemukan bahwa dominasi aktor
dalam interaksi ke-empat kelompok aktor tersebut, bahwa kelompok the state merupakan kelompok aktor yang paling sering berinteraksi dan berkolaborasi
dengan sejumlah aktor pada ketiga kelompok lainnya. Hal tersebut menujukkan bahwa kelompok aktor the state adalah kelompok aktor yang
perannya mendominasi dalam pilkada Kota Bandar Lampung.
6.2. Saran
Sebagai penutup dari tesis Analisis Peran Aktor Pada Pemilukada Kota Bandar Lampung Periode 2010-2015, dalam hal ini peneliti memberikan saran
sebagai berikut : Proses transisi politik dalam konsolidasi demokratisasi lokal mengharuskan
peran aktor lebih dominan dalam memberikan pendidikan politik dalam proses pemilihan kepala daerah kepada masyarakat lokal khususnya di Kota
Bandar Lampung, sehingga kualitas demokrasi lokal dapat ditingkatkan yang juga menghasilkan kepala daerah berkualitas sesuai dengan aspirasi
masyarakat. Peran aktor pada kelompok political society, economic society, civil society
dan the state hendaknya lebih mengedepankan demokratisasi substansial dari pada demokratisasi prosedural semata, sehingga demokratisasi lokal yang
berlangsung dalam pemilukada dapat berjalan secara efektif. Peran aktor dalam pemilukada merupakan upaya yang dilakukan para aktor
untuk mempengaruhi opini publik dan memperoleh dukungan masyarakat
91 dalam pemilihan umum kepala daerah, untuk itu para aktor yang berperan
hendaknya tidak melakukan politik transaksional dan kepentingan pragmatisme semata.
Perlunya mensinergikan peran aktor lokal secara demokratis dan terus menerus. Untuk itu diperlukan upaya-upaya institusionalisasi demokrasi,
sehingga pola fikir dan perilaku aktor tidak senantiasa terdistorsi karena lemahnya penegakan hukum atas kasus-kasus yang terjadi.
Perlunya independensi Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam proses pemilihan kepala daerah dengan tidak memihak kepada salah satu pasangan
calon. Untuk itu diperlukan proses atau metode seleksi anggota KPUD yang lebih ketat, pelaksanaan yang lebih transparan dan pengawasan efektif dari
seluruh masyarakat atau aktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Ramses, 2003, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, dalam Jurnal Ilmu Pemerintahan Edisi 19 Tahun 2003, Jakarta, MIPI.
Budiarjo Miriam, 1991, Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Donny Gahral Adian, 2010, Demokrasi Substansial, Risalah Kebangkrutan Liberalisme, Koekoesan, Depok.
Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik, Obor, Jakarta.
Haryanto, 2005, Kekuasaan Elit Suatu Bahasan Pengantar, PAU UGM, Yogyakarta.
Joko J. Prihatmoko, 2007, Mendemokratiskan Pemilu, Pustaka Pelajar, Semarang.
Kompas, ,2009, Kamis, 3 Desember 2009, Dinasti Keluarga dalam Politik Lokal, Gregorius Sahdan Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Managemen Keuangan Daerah, Andi Yogyakarta.
Maskun, H. Sumitro, 2004, Otonomi dan Masa Depan Integrasi Bangsa
Regional Autonomy and the Future of Indonesian Unity. Orasi Ilmiyah pada Acara Peluncuran Jurnal OTONOMI, Jakarta.
M. Burhan Bungin, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta, Kencana. Muktar Masoed, Mac Andrews, Colin, 1978 , Perbandingan Sistim Politik, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta. Novri Susan, 2009, Sosiologi Konflik, Isu-Isu Konflik Kontemporer, Kencana,
Jakarta. Piliang, Indra J, dkk ed., 2003, Otonomi Daerah, Evaluasi dan Proyeksi,
Yayasan Harkat Bangsa bekerjasama dengan Partnership Governance Reform in Indonesia, Jakarta.
Robert A. Dahl, 1985, Dilema Demokrasi Pluralis; Antara Otonomi dan Kontrol, terjemahan oleh Sahat Simamora, penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Siti Zuhro R., 2009, Peran Aktor Dalam Demokratisasi, Ombak, Yogyakarta.