Jenis Data 1. KEBERADAAN BURUNG RANGKONG (Bucerotidae) DI GUNUNG BETUNG TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN
Pengumpulan data untuk potensi pohon sarang dan ketersedian pohon pakan dilakukan dengan menggunakan metode Rapid assessment di sekitar daerah
pengamatan. Rapid assessment adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan serta mencatat secara cepat dan akurat data pengamatan secara
relevan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif pada lokasi pengamatan untuk mengetahui jenis pohon tidur, pohon pakan dan pohon tempat melakukan prilaku
sosial IUCN, 2007.
3. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dengan menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan sedang diteliti. Informasi tersebut diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, skripsi,
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber tertulis baik tercetak
maupun elektronik. 3.6. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu peneliti menguraikan, menjelaskan dan menggambarkan hasil data yang di
dapat di lapangan dan disusun dalam bentuk kalimat ilmiah secara sistematis. Data yang akan dianalisis meliputi :
1. Keberadaan burung rangkong
Data disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif untuk jenis rangkong, jumlah rangkong yang teramati dan keberadaan burung rangkong di Gunung Betung
Tahura WAR.
2. Potensi pohon sarang dan ketersediaan pohon pakan
Data disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yaitu menguraikan dan menggambarkan karakteristik pohon yang berpotensi menjadi pohon sarang dan
pohon pakan burung rangkong meliputi jenis pohon, tinggi, diameter dan keberadaan jenis pohon tersebut di Gunung Betung Tahura WAR.
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Administrasi Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal 22.249,31 ha secara geografis
terletak diantara 105 ⁰ 02’ 42,01” sd 105⁰ 13’ 42,09” BT dan 05⁰ 23’ 47,03” sd
05 ⁰ 30’ 34,86” LS. Berdasarkan administrasi pemerintahan kawasan ini berada di
lintas Kota Bandarlampung dan Kabupaten Pesawaran dahulu masuk Kabupaten Lampung Selatan, dengan 7 tujuh wilayah kecamatan. Kawasan Tahura yang
masuk Kota Bandar Lampung ± seluas 300 ha di wilayah Kec. Teluk Betung Barat, Teluk Betung Utara dan Kec. Kemiling. Selebihnya ± 21.949,31 ha berada
di Kab. Pesawaran, meliputi Kec. Padang Cermin, Kec. Gedong Tataan, Kec. Way Lima dan Kec. Kedondong UPTD Tahura WAR, 2009.
Kawasan Tahura Wan Abdul Rachman dibagi habis menjadi blok-blok
pengelolaan UPTD Tahura WAR, 2009, yaitu: 1.
Blok Koleksi tumbuhan, sesuai dengan fungsi Tahura pada blok ini diarahkan untuk koleksi tanaman asli dan bukan asli serta langka atau tidak langka.
2. Blok Pemanfaatan, bentuk pemanfatan dalam kawasan Tahura adalah untuk
kegiatan pendidikan, penelitian dan wisata alam, pada blok ini juga dapat dibangun sarana dan prasarana kegiatan tersebut Maksimal 10 dari luas
blok pemanfatan
3. Blok Perlindungan, bagian dari kawasan Tahura sebagai tempat perlindungan
jenis tumbuhan, satwa dan ekosistem serta penyangga kehidupan. 4.
Blok lainnya pendidikan, penelitian, dan social forestry, pada blok ini dapat dilakukan aktivitas pendidikan dan penelitian serta pengelolaan hutan
bersama masyarakat terbatas dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah konservasi.
4.2. Keadaan Topografi Kawasan Tahura WAR di bentuk oleh daerah perbukitan dan pegunungan dengan
topografi kawasan bervariasi mulai dataran landai, curam dan sangat curam. Dataran landai meliputi kawasan dengan luas ± 675 ha, bergelombang - agak
curam ± 3.650 ha dan curam ± 17.924,31 ha. Kawasan ini memiliki ketinggian mulai 50 meter sd 1661 meter dari permukaan air laut dpl. Daerah tertinggi
terdapat di puncak pegunugan Gunung Pesawaran 1.661 meter, Gunung Betung 1.240 meter dan Gunung Tangkit Ulu Padang Ratu 1.660 meter UPTD Tahura
WAR, 2009.