sertifikasi sebagai perbandingan. Dalam melaksanakan usahatani kopi yang berkelanjutan, petani sertifikasi memiliki kewajiban untuk melaksanakan
usahatani kopi yang berkelanjutan karena petani sertifikasi telah bersepakat untuk mengembangkan usahatani kopi lestari. Namun, dalam praktiknya terdapat
kemungkinan petani sertifikasi belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan usahatani kopi yang berkelanjutan. Sebaliknya, petani non sertifikasi juga
memiliki kemungkinan untuk melaksanakan usahatani kopi yang berkelanjutan, meskipun petani non sertifikasi tidak memiliki kewajiban dalam melaksanakan
pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melaksanakan usahatani kopi yang berkelanjutan perlu dikaji lebih lanjut.
Kerangka pikir analisis manfaat sertifikasi kopi dalam mengembangkan usahatani kopi yang berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 4.
C. Hipotesis Untuk menjawab tujuan penelitian ini, telah disusun hipotesis, yaitu:
1 Diduga, program sertifikasi Rainforest Alliance dapat mengembangkan
usahatani kopi yang berkelanjutan dari aspek ekonomi, yang dilihat dari: a.
Produktivitas kopi petani sertifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas kopi petani non sertifikasi.
b. Produktivitas lahan petani sertifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan
produktivitas lahan petani non sertifikasi. c.
Penggunaan biaya pengelolaan usahatani kopi petani sertifikasi lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan biaya pengelolaan usahatani
kopi petani non sertifikasi.
d. Penggunaan biaya pengelolaan lahan petani sertifikasi lebih efisien
dibandingkan dengan penggunaan biaya pengelolaan lahan petani non sertifikasi.
e. Pendapatan lahan petani sertifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan
pendapatan lahan petani non sertifikasi. f.
Praktik pengelolaan petani untuk peningkatan kualitas dan pengontrolan biaya usahatani kopi petani sertifikasi dari lebih tinggi dibandingkan
dengan peningkatan kualitas dan pengontrolan biaya kopi petani non sertifikasi.
2 Diduga, program sertifikasi Rainforest Alliance memberikan manfaat dalam
mengembangkan praktik usahatani kopi yang berkelanjutan dari aspek lingkungan.
3 Diduga, program sertifikasi Rainforest Alliance memberikan manfaat dalam
mengembangkan praktik usahatani kopi yang berkelanjutan dari aspek sosial. 4
Diduga umur, pengalaman, luas lahan, pendapatan, jumlah tanggungan, pendidikan petani dan keikutsertaan dalam sertifikasi berpengaruh positif
terhadap pelaksanaan praktik usahatani kopi yang berkelanjutan.
Gambar 4. Alur kerangka pikir analisis manfaat sertifikasi kopi dalam
meningkatkan usahatani kopi yang berkelanjutan Usahatani Kopi
sertifikasi Usahatani Kopi
Non Sertifikasi Sustainable
Agricultural Standards
Usahatani Kopi
Program Sertifikasi
Output Proses
Input -
Faktor Produksi
- SDM
- Pemeliharaan
-Produk Kopi
Keberlanjutan Usahatani Kopi
Aspek Ekonomi
- Produktivitas
Efisiensi Biaya -
Pendapatan Lahan kopi
- Praktik
pengelolaan petani untuk peningkatan
Kualitas Kopi dan Pengontrolan
Biaya
Aspek Lingkungan
- Praktik
pengelolaan usahatani kopi
yang berkelanjutan
dari aspek lingkungan
Aspek Sosial -
Praktik pengelolaan
usahatani kopi yang
berkelanjutan dari aspek sosial
Pengembangan Usahatani Kopi yang
Berkelanjutan Faktor yang
mempengeruhi praktik pengelolaan usahatani
yang berkelanjutan X
1
= umur petani th X
2
= pengalaman th X
3
= luas lahan ha X
4
= pendapatan Rp X
5
=jumlah tanggungan X
6
=pendidikan th Dummy= keikutsertaan
sertifikasi
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan
untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Sertifikasi kopi adalah kegiatan untuk membina petani tentang budidaya kopi
yang baik dan benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu kopi dan mengajak petani peduli terhadap lingkungan dan
keadaan sosial, sehingga usahatani yang dilakukan dapat berkelanjutan. Manfaat sertifikasi adalah peningkatan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial
usahatani kopi, sehingga dapat mengembangkan usahatani kopi yang berkelanjutan. Manfaat aspek ekonomi dilihat dari peningkatan produktivitas,
efisiensi biaya, pendapatan, dan praktik pengelolaan untuk peningkatan kualitas dan pengontrolan biaya usahatani kopi, sedangkan untuk aspek lingkungan dan
sosial dilihat dari praktik pengelolaan usahtani kopi yang berkelanjutan. Rainforest Alliance
RA adalah lembaga sertifikasi dari Sustainable Agricultural Network
SAN yang mengurus sistem penyertifikasian.
Sustainable Agricultural Network SAN adalah koalisi organisasi pelestarian
alam yang bebas dan nirlaba yang mendukung kegiatan pertanian yang memperhatikan dampak sosial dan lingkungan berkelanjutan dengan
mengembangkan suatu standar yang baku yaitu sustainable agricultural standard, dan menyertifikat petani yang harus patuh dengan standar baku tersebut.
Sustainable agricultural standard adalah standar baku yang harus dipatuhi oleh
petani kopi yang akan dan sedang memperoleh sertifikat Rainforest Alliance, yang berisi sepuluh prinsip dengan total 99 kriteria.
Usahatani kopi yang berkelanjutan adalah usahatani yang dilakukan oleh petani
kopi dengan mematuhi standar SAN Susteinable Agricultural Network yang terangkum dalam tiga aspek penting, yaitu aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Aspek ekonomi digunakan untuk melihat manfaat ekonomi dari sertifikasi kopi.
Manfaat ekonomi dilihat dari peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, pendapatan usahatani kopi, dan praktik pengelolaan untuk peningkatan kualitas
dan pengontrolan biaya usahatani kopi. Produktivitas, efisiensi biaya, dan pendapatan lahan kopi sertifikasi dan non sertifikasi dibandingkan dan dilakukan
uji beda t. Produktivitas kopi adalah perbandingan antara produksi kopi dengan luas lahan
yang digunakan untuk budidaya kopi. Satuan yang digunakan untuk mengukur produktivitas kopi adalah kilogram per hektarkgha. Selain produktivitas kopi,
diukur juga tentang produktivitas lahan. Produktivitas lahan adalah perbandingan antara penerimaan lahan yang telah disetarakan dengan harga kopi dengan luas
lahan. Satuan yang digunakan untuk mengukur produktivitas lahan adalah kilogram per hektar kgha. Penerimaan lahan adalah penjumlahan dari
penerimaan tanaman kopi, tanaman naungan, dan tanaman tumpang sari. Efisiensi biaya diukur dengan menghitung biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu kilogram biji kopi, yang disebut dengan efisiensi biaya kopi. Efisiensi juga diukur dengan menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk
menghasilkan satu kilogram produksi lahan, yang disebut dengan efisiensi biaya lahan. Efisiensi biaya diukur dalam satuan rupiah per kilogram Rpkg.
Pendapatan lahan adalah selisih antara total penerimaan lahan dan total biaya
lahan dalam satu tahun yang dikeluarkan oleh petani kopi. Pendapatan lahan diukur dalam satuan rupiah per tahun Rptahun.
Pendapatan kopi adalah selisih antara penerimaan kopi dan total biaya usahatani
kopi dalam satu tahun yang dikeluarkan oleh petani kopi. Pendapatan kopi diukur dalam satuan rupiah per tahun Rptahun.
Jumlah tenaga kerja dalam keluarga adalah jumlah tenaga kerja dalam keluarga
yang tersedia dan ikut bekerja dalam usahatani kopi, diukur dalam jumlah hari kerja pria HKP.
Untuk pengukuran peningkatan kualitas dan pengontrolan biaya usahatani kopi
digunakan skor yang diklasifikasikan dengan skala Likert, dimana skor 1 sangat tidak sesuai, 2 kurang sesuai, 3 sesuai. Standar kualitas yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kopi yang memiliki cacat defect 80, dengan kadar air 13, gelondong 0, material bukan kopi 0, kulit kopi 0. Standar kualitas tersebut