8 Romlah beserta suaminya, Zaenal Arifin 1936—1995. Generasi ketiga yang
memegang usahanya adalah Ramli 1995—2013 dan istrinya Nani Hasanah 1952—sekarang dan generasi keempat yang melanjutkan pengelolaan“Wajit
Asli “Cap Potret” Hj. Siti. Romlah” adalah Syamsul Ma’arif dan istrinya, Irni Shobariani.
II.3 Proses Pembuatan Wajit Asli Cililin “CAP POTRET” Hj. Siti Romlah
Bahan baku untuk membuat Wajit Cililin adalah beras ketan, kelapa, gula merah, dan gula putih. Bahan-bahan baku tersebut adalah bahan-bahan utama untuk
membuat Wajit secara umum. Selain itu, ada pula yang memakai bahan-bahan tambahan seperti mentega, susu, dan vanili. Syamsul Ma’Arif, S.S. penerus
keempat dari Wajit Asli Cililin “Cap Potret” Hj. Siti Romlah
Alat-alat produksi yang dipakai untuk membuat Wajit ini sangat sederhana, yaitu wajan yang berdiameter 100—150 cm yang ditempatkan di atas tungku batu dan
dipergunakan untuk memasak campuran bahan-bahan utama untuk membuat Wajit dengan memakai bahan bakar kayu. Untuk mengaduk campuran bahan-
bahan utama tersebut, digunakan kayu yang bentuknya menyerupai dayung dengan panjang sekitar 100 cm. Campuran bahan-bahan utama yang sudah
matang ditampung dalam baskom logam yang berdiameter 50 cm. Alat parut kelapa yang digunakan masih berupa parut tradisional yang ditempatkan di atas
kuda-kuda kayu yang diberi lubang di tengahnya sebagai jalan keluar hasil parutan yang kemudian tertampung oleh nyiru yang dilapisi plastik yang disimpan
tepat di bawah kuda-kuda kayu. Syamsul Ma’Arif, S.S.
Proses awal dalam membuat Wajit dilakukan pada malam sebelumnya yaitu mencuci beras ketan kemudian merendamnya. Besok paginya beras ketan dikukus
sampai setengah matang, kemudian dicampurkan ke dalam sebuah wajan besar dengan kelapa parut, gula merah, gula putih, mentega, susu, dan vanili. Proses
ngocek campuran bahan-bahan utama tersebut biasanya dilakukan sejak pagi sampai siang. Setelah matang, campuran tersebut didinginkan sekitar dua sampai
lima jam, kemudian setelah dingin dibungkus dengan kulit buah jagung dan
9 terakhir dijemur. Setelah kering, Wajit tersebut siap dikonsumsi. Syamsul
Ma’Arif, S.S
Gambar II.5 Bahan-Bahan Pembuatan Wajit Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015
Bahan baku utamanya yaitu beras ketan, kelapa, gula merah, dan gula putih. Ada pula yang memakai bahan-bahan tambahan seperti mentega, susu, dan vanili.
Gambar II.6 Memasak Beras Ketan Dengan Menggunakan Kayu Bakar Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015
Dengan menggunakan kayu bakar dan alat masak yang masih tradisional untuk memasak Beras Ketan dalam pembuatan Wajit Asli Cililin “CAP POTRET”
Hj. Siti Romlah.
10 Gambar II.7 Memarut Kelapa Masih Dilakukan Secara Manual
Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015 Proses pemarutan kelapa juga masih menggunakan alat tradisional karena Wajit
Asli Cililin “CAP POTRET” Hj. Siti Romlah sangat mengutamakan unsur tradisional.
Gambar II.8 Proses Mengaduk Di Wajan Besar Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015
Semua bahan utama dan bahan tambahan dicampur aduk dalam wajan besar diatas perapian yang menggunakan bahan bakar kayu dan alat tradisional lainnya.
11 Gambar II.9 Membungkus Wajit Dengan Kulit Jagung
Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015 Bagian pembungkusan Wajit Asli Cililin “CAP POTRET” Hj. Siti Romlah
dilakukan langsung oleh pekerja dengan menggunakan tangan tidak dengan menggunakan mesin.
Gambar II.10 Menjemur Wajit Di Bawah Panas Matahari Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015
Tahap selanjutnya Wajit Asli Cililin “CAP POTRET” Hj. Siti Romlah yaitu penjemuran wajit, dengan panas sinar matahari.
12 Gambar II.11 Memasukan ke Dalam Kemasan
Sumber : Syamsul Ma’Arif, S.S. 2015 Tahap terakhir yang dilakukan yaitu memasukan Wajit Asli Cililin “CAP
POTRET” Hj. Siti Romlah kedalam kemasan dan siap untuk dijual.
II.4 Identitas Visual Wajit Asli Cililin “CAP POTRET” Hj. Siti Romlah