Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN

DIVIDEN PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN

PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

NAMA : JUBAIDI

NIM : 040522033

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas diwakili oleh ROA dan rasio-rasio keuangan lainnya seperti ROE, DER dan lain-lain. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan menguji pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share terhadap harga saham emiten perbankan di bursa efek Indonesia.

Yang menjadi objek penelitian ini adalah populasi bank umum secara random di Indonesia. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

Hasil nya adalah terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan antara tingkat Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share terhadap harga saham, dan yang memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadapa harga saham adalah Earning Per Share (X3).


(3)

ABSTRACT

This minithesis tittled is “ The Influences Of Profitability, Solvability and Dividen Per Share Toward The Price Of Banking Emitten Stock In Indonesian Market Share”. The Profitability representatived by ROA and the other financial ratios like ROE, DER and etc. The purpose of this research is to see and test the influence of Profitabity, Solvability and Deviden Per Share toward The Price Of Banking Emitten Stock in Indonesian Market Share.

The object of this research is the population of common bank on random scale in Indonesia. The datas that used in this research are the data from 2003 until 2008.

The result of this research is any simultan influence that significant between the level of Profitability, Solvability and Deviden Per Share toward The Price Of Stock, and that have significant influence in partial manner toward the price of stock is Earning Per Share.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Alhamdulillah, wasyukurillah segala puji kehadirat Allah SWT pemilik semesta alam yang telah memberikan saya rahmat kesehatan dan waktu untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”.

Dengan selesai nya skripsi ini penulis berharap kelak, skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan serta pengetahuan sekaligus memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lanjutan yang tentunya lebih baik lagi. Selain itu penelitian dan skripsi ini penulis lakukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Sejak awal penulisan skripsi ini hingga terselesaikan nya penulisan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si selaku Ketua Departemen Akuntansi Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan serta arahan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai nya skripsi ini.

4. Bapak Abikusno Dharsuky, MM, selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan serta seluruh dosen, staf serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Kepada Kedua Orang Tua saya dan seluruh anggota keluarga, abang dan

kakak tercinta, yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang besar kepada saya hingga saat ini.

6. Kepada seluruh teman-teman penulis, khusus nya teman-teman yang berada di bagian Akuntansi Biro Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan waktu untuk berbagi buat penulis.

Terakhir penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran dalam penyempurnaan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam.

Medan, Maret 2010 Penulis

J u b a i d i


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Teoritis ... 11

1. Penilaian Harga Saham ... 11

2. Analisa Fundamental ... 12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 14

4. Rasio Keuangan ... 15

B. Tinjauan Penelitiian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis ... 20


(7)

2. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Rancangan Penelitian ... 26

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 26

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Lokasi Dan Jadwal Penelitian ... 29

E. Prosedur Pengambilan Data ... 29

F. Metode Analis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Deskripsi Data Penelitian ... 34

2. Uji Asumsi Klasik ... 36

2.1. Uji Normalitas ... 36

2.2. Uji Multikolinieritas ... 38

2.3. Uji Auto Korelasi ... 39

2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 4.1 Deskriptik Statistik ... 34

Tabel 4.2 Uji Multikoliniearitas ... 38

Tabel 4.3 Uji Auto Korelasi ... 39

Tabel 4.4 Pengujian Goodness Of Fit ... 41

Tabel 4.5 Uji F ... 42


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 24

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Dengan Histogram ... 36

Gambar 4.2 Gambar Normal P-P Plot ... 37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Harga Saham Closing Price ... 50

Lampiran 2 Return On Asset ... 51

Lampiran 3 Return On Equity ... 52

Lampiran 4 Equity Per Share ... 53

Lampiran 5 Capital Adequecy Ratio ... 54

Lampiran 6 Devideb Per Share ... 55

Lampiran 7.a Hasil Regresi Berganda Sebelum Transformasi ... 56


(11)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas diwakili oleh ROA dan rasio-rasio keuangan lainnya seperti ROE, DER dan lain-lain. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan menguji pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share terhadap harga saham emiten perbankan di bursa efek Indonesia.

Yang menjadi objek penelitian ini adalah populasi bank umum secara random di Indonesia. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

Hasil nya adalah terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan antara tingkat Profitabilitas, Solvabilitas dan Deviden Per Share terhadap harga saham, dan yang memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadapa harga saham adalah Earning Per Share (X3).


(12)

ABSTRACT

This minithesis tittled is “ The Influences Of Profitability, Solvability and Dividen Per Share Toward The Price Of Banking Emitten Stock In Indonesian Market Share”. The Profitability representatived by ROA and the other financial ratios like ROE, DER and etc. The purpose of this research is to see and test the influence of Profitabity, Solvability and Deviden Per Share toward The Price Of Banking Emitten Stock in Indonesian Market Share.

The object of this research is the population of common bank on random scale in Indonesia. The datas that used in this research are the data from 2003 until 2008.

The result of this research is any simultan influence that significant between the level of Profitability, Solvability and Deviden Per Share toward The Price Of Stock, and that have significant influence in partial manner toward the price of stock is Earning Per Share.


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Investasi merupakan hal yang penting terutama bagi pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki kelebihan dana (funding). Pihak yang memiliki kelebihan dana dan tertarik untuk menanamkan dananya disebut dengan investor. Seorang investor perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai bagaimana kinerja keuangan emiten dalam keputusan investasinya. Untuk itu, investor membutuhkan banyak informasi baik informasi mengenai perusahaan itu sendiri maupun informasi umum lainnya. Informasi utama yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi yang diperlukan untuk menilai risiko yang melekat dalam investasi maupun untuk memperkirakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Investor dapat menilai kinerja keuangan emiten dengan cara menganalisis informasi akuntansi emiten yang terdapat dalam laporan keuangan emiten, yang merupakan produk akhir dari siklus akuntansi.

Kinerja keuangan emiten dapat dinilai oleh investor dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten. Alat analisis yang sering dipakai adalah analisis rasio dengan berbagai sudut penialaian diantaranya dari aspek likuiditas, rentabilitas solvabilitas dan imbal bagi terhadap komposisi saham yang dimilikinya. Lembaga perbankan merupakan industri khusus dalam penilaian kinerjanya menggunakan kriteria tersendiri dalam pengukuran dan penilaian kinerjanya. Beberapa rasio keuangan yang merupakan unsur penilaian kinerja yang berkaitan


(14)

dengan perubahan harga saham adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE), dan Earning Per Share (EPS) dan Dividend per Shared (DPS).

Kemajuan perekonomian suatu negara salah satunya dapat direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi dalam perusahaan (internal), termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen. Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan pernah diteliti oleh Sularso (2003).

Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang, semakin besar nilai dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham maka semakin kecil posisi kas pada perusahaan tersebut. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Menurut Sularso (2003), “dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen adalah bahwa kebijakan tersebut secara langsung akan berpengaruh negatif dengan leverage keuangan perusahaan”, artinya debt to equity ratio akan


(15)

meningkat sesuai dengan proporsi dividen yang akan dibagikan. Meningkatnya nilai

leverage maka penilaian terhadap perusahaan menjadi buruk yang selanjutnya akan mempengaruhi harga saham di pasar. Laverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaan. Laverage akan menimbulkan beban bunga utang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri.

Dampak lain yang timbul adalah para pelaku pasar akan berpikir negatif terhadap perusahaan. Pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date”. Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa “suatu efek dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains”.

Simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal diteliti oleh Noronha et al. (1996) dalam Lani dn Admaja (2006) mengatakan bahwa “kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan, dalam hal tingkat pertumbuhan (growth) dan diversitas kepemilikan (blockholder)”.

Pasar modal indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dalam laporan kinerja sepanjang 2004, Bursa Efek Jakarta menujukkan pertumbuhan paling tinggi di Asia. Tercatat, IHSG pada akhir perdagangan 30


(16)

Desember 2004 ditutup pada posisi 1004,43 poin, meningkat 44,93 persen dibandingkan 29 Desember 2004 yang berada di posisi 693,033. Bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, kenaikan ini merupakan yang tertinggi. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta selama tahun ini menampilkan prestasi sangat baik. indeks saham telah mencatat kenaikan 52,69 persen dari level 1.162,635 pada 02 Januari menjadi 1.775,285 pada 8 Desember 2006. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) mencatat kinerja pertumbuhan tertinggi nomer tiga sedunia, di bawah China dan Rusia. Sedangkan nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini menguat sebesar 7,83 persen, dari posisi 9.835 menjadi 9.065 per dolar Amerika Serikat. Kinerja Bursa Efek Jakarta sepanjang 2007 ini meraih prestasi terbaik nomor dua di kawasan Asia Pasifik. Indonesia bisa dikatakan terbaik kedua di dunia setelah Bursa Efek Shanghai. Selain kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan BEJ hingga mencapai 52,08 persen, kinerja juga didukung oleh pertumbuhan transaksi harian, kapitalisasi pasar, dan jumlah emisi hingga tiga kali lipat.Bursa Efek Jakarta mengalami tekanan yang cukup berat pada tahun 2008. Indeks Harga saham Gabungan yang sempat menyentuh rekor 2800 sempat anjlok ke level 2271. Bursa saham Amerika yang jatuh disebut sebagai lanjutan dari krisis subprime yang menjalar ke sektor keuangan. Pasar saham finansial AS ambruk dipicu oeh jatuhnya raksasa keuangan AS Bear Stearns serta harga minyak dunia yang sempat mencapai rekor $138 per barel, disertai kekhawatiran Amerika akan resesi. Kejatuhan ini berdampak terhadap pasar regional termasuk IHSG.


(17)

Kenaikan harga minyak dunia berpengaruh terhadap industri perbankan dimana kenaikan tersebut bisa berdampak pada kenaikan harga bahan bangunan. Kondisi tersebut akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Kredit konstruksi diperkirakan mencapai 38 triliun rupiah atau hanya 20% dari total kredit dan porsi kredit ke sektor real estate dengan harga rumah diatas 250 miliar rupiah diatas 15 %. Kontribusi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) terhadap kapitalisasi di sektor perumahan diperkirakan tetap stabil dikisaran 66% (Vibiznews).

Fluktuasi harga saham yang terjadi sangat berperan didalam pasar modal. Penanaman modal dalam bentuk saham merupakan suatu jenis investasi yang mengandung risiko relatif tinggi, maka diperlukan analisis yang akurat untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga saham yang akan dibeli.

Setiap investor yang melakukan investasi di pasar modal mengharapkan keuntungan dari dana yang ditanamkan. Ada investor yang mempunyai tujuan untuk memperoleh deviden dan ada pula yang mengharapkan mendapatkan capital gain

yaitu selisih antara harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu. Kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor tentang waktu yang tepat membeli saham tertentu dan kapan menjual saham atau keluar dari pasar.

Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah dengan


(18)

menggunakan rasio keuangan. Menurut Helfert (1991) “Rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi perusahaan dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut”. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif artinya tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.

Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis rasio keuangan (Penman dan Tuasikal (2000) dalam Suchitra (2006)). Selanjutnya Horrigan (1965) dalam Suchitra (2006) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan. Rasio Keuangan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu serta sebagai pedoman bagi investor untuk menilai kinerja masa lalu dan masa mendatang.

Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberkan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan


(19)

investor. Untuk itu biasanya dua rasio profitabilitas utama yaitu Return On Equity

(ROE) yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE menggambarkan semakin tinggi kemampuan modal sendiri menghasilkan laba untuk pemegang saham. Return On Assets (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan bisa menghasilkan laba. Debt To

Equity (DER) digunakan sebagai salah satu ukuran dari rasio keuangan yang

mencerminkan faktor risiko yang dihadapi oleh investor. Semakin besar DER akan mengakibatkan risiko financial perusahaan menjadi semakin tinggi.

Investor juga perlu mempertimbangkan risiko dari saham yang akan dibeli. Ada 2 jenis risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis dapat dihilangkan melalui diversifikasi, risiko ini merupakan probabilitas keuntungan berada di bawah keuntungan yang diharapkan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang hanya ada pada suatu perusahaan misalnya pemogokan buruh, perubahan manajemen, inovasi, kebakaran, dan seterusnya. Risiko sistematis tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi dan menjadi perhatian investor karena disebabkan faktor yang menimpa seluruh ekonomi atau pasar. Risiko sistematis ini merupakan probabilitas bahwa keuntungan perusahaan berada dibawah keuntungan yang diharapkan karena adanya faktor-faktor yang membawa dampak bagi seluruh perusahaan yang berada dalam suatu perekonomian misalnya peraturan pemerintah, kenaikan pajak, resesi, devaluasi, dan sebagainya (Atmaja, 2003:44).


(20)

Dividen adalah laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning). Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham. Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham ditunjukkan oleh besar – kecilnya jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko yang dibiayai dengan modal sendiri maupun dengan dana – dana dari sumber lain diluar bank (investor) berpengaruh positif terhadap harga saham. Selain itu Barlev, et al

(1990) dan Kurniawan (2002) menemukan bahwa Non Performing Loan, Return on Equity dan Loan to Deposite Ratio pada industri perbankan berpengaruh terhadap naik turunnya nilai buku (book value) maupun nilai pasar (market value) saham hingga pada akhirnya berpengaruh pada nilai PER suatu bank.

Perusahaan yang bisa memberikan dividen yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya perusahaan yang terus menerus tidak membagikan dividen, harga sahamnya juga akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.


(21)

Sasongko dan Wulandari (2006) meneliti pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001 – 2002, menyimpulkan bahwa secara parsial dengan uji t

menunjukkan variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel lain yang diteliti seperti ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak berpengaruh dan tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

Mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya investor juga dapat menggunakan informasi akuntansi. Penilaian atas mampu atau tidak mampu emiten melunasi kewajiban yang jatuh tempo dapat dinilai dari aspek solvabilitas. Kemampuan tersebut merupakan penilaian aspek leverage perusahaan. Industri perbankan dalam penilaian leverage tersebut dapat menggunakan nilai Debt to Equity Ratio yang dianggap sebagai proksi leverage.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas (Return On Assets

(ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS), Rasio Solvabilitas dan Dividen per Share terhadap Harga Saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : ”Apakah tingkat profitabilitas, solvabilitas dan DPS berpengaruh terhadap harga saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui rasio profitabilitas, solvabilitas dan DPS secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang pengaruh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan serta memberikan kontribusi ilmiah dan tambahan bukti empiris dalam bidang akuntansi keuangan terutama yang berkaitan dengan pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham.

2. Bagi calon investor, penelitian diharapkan dapat memahami pengaruh faktor fundamental tersebut terhadap harga saham perbankan.

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan maupun sebagai referensi didalam melakukan penelitian sejenis.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Penilaian Harga Saham

Sebelumnya melakukan investasi, para investor menilai terlebih dahulu saham-saham yang akan dipilih dan selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Menurut Darmadji (2006:189), penilaian terhadap surat berharga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Analisis fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industry perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan, seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

2. Analisis teknikal, salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, di mana metode ini para analis menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.

Menurut Anoraga, Pakarti (2006:127), teknik analisis investasi yang paling banyak dipakai adalah:

1. Analisis fundamental, analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan yang menyangkut data-data historis perusahaan. Karena umumnya harga saham sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang bersangkutan.

2. Analisis teknikal, analisis yang menggunakan data-data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

3. Analisis ekonomi, analisis yang menggunakan berbagai indikator yang berkaitan dengan kondisi perekonomian, seperti pengenaan pajak, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan variabel ekonomi lainnya.


(24)

Analisis rasio keuangan, analisis yang didasarkan pada hubungan antar-pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan.

2. Analisa Fundamental

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham yaitu analisi fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue

atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya,demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan,kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan,sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.

Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis kinerja persuahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas. Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan


(25)

mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, return on total asset (ROA), return on equity (ROE),

debt equity ratio (DER). Analisis teknikal menggunakan data pasar yang

dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Analisa fundamental berusaha mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memprediksi harga saham di masa mendatang (Husnan, 2003).

Penilaian saham terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan teknikal. Namun secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan deviden suatu perusahaan. Fraksi harga saham adalah satuan perubahan dimana harga berubah menurut kelipatan yang ditetapkan. Menurut Samsul (2006) terdapat tiga bentuk tawaran harga saham, yaitu :

1. Limit Price.

2. Market Price.

3. Discretionary Price.

Limit price adalah tawaran harga beli atau tawaran harga jual yang diminta oleh investor yang dinyatakan secara tertulis dalam pesanan lewat telepon atau faksimili. Broker efek akan memasukan limit price itu kedalam komputer


(26)

perdagangan. Market price adalah harga yang sedang berlaku dipasar. Berapapun harga yang berlaku dipasar order harus segera dieksekusi oleh broker efek sampai jumlah unit yang dipesan habis. Discrettionary price adalah harga terbaik menurut pandangan pihak broker. Investor menganggap broker efek lebih tahu soal harga karena setiap detik memantau harga dipasar dan karena itu menyerahkan tawaran harga kepada broker efek.

Harga pembukaan adalah harga yang terbentuk dalam periode pra-pembukaan antara jam 09.10 WIB sampai 09.29.59 WIB, dimana para anggota bursa memasukan pesanan jual dan pesanan beli untuk semua jenis saham sehingga memungkinkan harga transaksi terbentuk 1 detik sebelum perdagangan resmi dimulai pada jam 09.30 WIB. Harga yang terbentuk itu akan digunakan sebagai pedoman untuk bertransaksi pada detik-detik berikutnya setelah jam perdagangan resmi dimulai. Sementara itu, sisa pesanan jual atau beli akan berlanjut dalam proses perdagangan berikutnya (Samsul, 2006).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Brigham et.al, (1998) adalah proyeksi laba perlembar saham, saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah keandalan eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa


(27)

disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan akan mengalami kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham.

4. Rasio Keuangan

Menurut Foster (1986) dalam Annio (2006), informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan dibutuhkan oleh banyak pihak karena :

a Informasi laporan keuangan memiliki potensi untuk mengurangi ketidakpastian

b Informasi laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat berkompetisi dengan sumber informasi lainnya.

Analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan agar dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan, sebagaimana yang disampaikan oleh pakar keuangan yang menyatakan “Tujuan menghitung Rasio karena dengan cara ini bisa mendapatkan perbandingan yang mungkin terbukti lebih berguna daripada angka-angka aslinya sendiri” (Van Horne dan Machowicz(2005) dalam Annio (2005).

Penman (2000) dalam Annio (2006) mengemukakan bahwa laporan keuangan dalam bentuk dasar seperti neraca,laporan laba rugi,dan laporan arus kas masih belum bisa memberi manfaat maksimal terhadap penggunanya sebelum pengguna


(28)

tersebut mengolah lebih lanjut dalam bentuk analisa laporan keuangan seperti rasio keuangan.

Manfaat sebenarnya dari setiap rasio keuangan ditentukan oleh tujuan spesifik analisis. Rasio keuangan bukan merupakan kriteria yang mutlak (Helfert (1991) dalam Annio (2005)). Kenyataannya analisa rasio keuangan hanya titik awal dalam analisa rasio keuangan perusahaan. Analisa rasio keuangan tidak memberikan banyak jawaban kecuali memberikan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya diharapkan.

Weston dan Brigham (1998) dalam Annio (2006) selain mengakui rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan kondisi keuangan perusahaan juga mengakui adanya keterbatasan dari rasio keuangan yang menuntut kehati-hatian dan pertimbangan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keragaman pemaknaan mengenai urgensi analisa rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi.

Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan keuangan dengan elemen yang lain dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Harahap (2001) pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima kategori yaitu : 1) Rasio Likuiditas, 2) Rasio Aktivitas, 3) Rasio Sovabilitas, 4) Rasio Pasar, 5) Rasio Profitabilitas. Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan resiko perusahaan pada investor terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang. Dari kelima ratio diatas akan dijelaskan defenisi serta perhitungannya sebagai berikut :


(29)

a. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).

b. Rasio Aktivitas.

Rasio ini melihat pada beberapa aktiva kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

c. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap harga saham menunjukkan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Semakin tinggi rasio ini semakin baik dimata investor. Artinya dikemudian hari, pihak kreditur akan mendapatkan pengembalian plus pendapatan bunga atas kegiatan tersebut. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.


(30)

d. Rasio Pasar

Rasio pasar yaitu rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang ratio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak managemen juga berkepentingan terhadap rasio rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung yaitu PER (Price Earning Ratio), deviden yield, dan pembayaran deviden.

e. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi perusahaan yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada didalam proses operational perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian sebelumnya terdapat pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Suchita Wathi (2006) Pengaruh rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek jakarta.

Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Earnings per Share (EPS) dan Debt Equity Ratio (DER).

ROE, ROA, der

dan EPS berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap harga saham. Secara simultan


(31)

Pahala Indra Husada (2005) Analisa Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta. Persediaan,piutang dagang,laba kotor,beban penjualan dan administrasi,kualitas laba,dan Pertumbuhan perusahaan ROE,ROA,EPS, DER berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial hanya kualitas laba,laba kotor,dan pertumbuhan perusahaan yang berpengaruh positif terhadap harga saham. Secara simultan variabel penelitian berpengaruh terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta. Annio Indah Lestari Nasution (2006) Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Current ratio,quick ratio, leverage ratio,debt equity ratio,inventory turn over,fixed asset turnover,total asset turnover,gross profit margin,operating profit margin,net profit margin,return on investment,return on equity,debt equity ratio, price book value,volume perdagangan,indeks harga saham individu. Secara simultan Faktor Fundamental dan Teknikal memiliki pengaruh terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta.


(32)

Njo Anastasia,Yanny Widiastuty Gunawan,Imelda Wijiyanti (2001) Njo Anastasia,Yanny Widiastuty Gunawan,Imelda Wijiyanti (2001) Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta

Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta

Return On Assets,Return On Equity,Book Value,Debt Equity Ratio,Risiko Sistematik. Return On Assets,Return On Equity,Book Value,Debt Equity Ratio,Risiko Sistematik. faktor fundamental dan faktor teknikal memiliki pengaruh terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta. faktor fundamental dan faktor teknikal memiliki pengaruh terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta. Secara parsial hanya book value yang mem pengaruh

terhadap harga saham.

Secara parsial hanya book value yang mem pengaruh terhadap harga saham. Secara simultan faktor fundamental dan risiko sistematik mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan faktor fundamental dan risiko sistematik mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan


(33)

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik karena tingkat pengembalian semakin besar Investor cenderung memilih saham yang memiliki risiko sistematis yang lebih rendah.

ROA merupakan rasio yang membandingkan laba bersih penjualan dengan total aktiva (Sawir, 2005:33). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian besar (Ang (1997) dalam Suchitra (2006). Investor cenderung memilih saham dengan ROA yang tinggi.

ROE merupakan rasio yang membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi ROE mununjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk hasilkan laba. Keterkaitan antara ROE dengan harga saham dikemukakan oleh Higgins (1990:59) dalam Suchitra (2006) menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara ROE dan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan, jadi antara ROE dengan harga saham mempunyai hubungan positif dimana ROE yang tinggi cenderung harga saham juga akan tinggi. Investor cenderung memilih saham dengan ROE yang tinggi.

Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasannya


(34)

merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham, Earning pershare atau laba perlembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik.

Earning Per Share =

Beredar Saham

Jumlah

Bersih Laba

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap harga saham menunjukkan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Semakin tinggi rasio ini semakin baik dimata investor. Artinya dikemudian hari, pihak kreditur akan mendapatkan pengembalian plus pendapatan bunga atas kegiatan tersebut. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

DER merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan risiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan, sebaliknya tingkat DER yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik karena


(35)

menyebabkan tingkat kembalian yang semakin tinggi (Ang (1997) dalam Suchitra (2006) investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah.

Dividend Per Share merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan

dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Gallagher dan Andrew (2003:462) mengartikan dividen yaitu ”dividends are the cash payments that corporations make to their common stockholders.” Stice et al. (2004:902) menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.” Dilihat dari bentuk dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham, dividen dapat dibedakan menjadi dividen tunai, dividen saham, dividen properti dan dividen likuidasi.

Salah satu efek yang paling popular diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Menurut Tjiptono dan Fahkruddin (2001), yang dimaksud dengan saham

(stock) adalah “Surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor

didalam suatu perusahaan”. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal kedalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan dibursa efek, saham yang diperjual-belikan dipasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

Suatu perusahaan didalam membiayai kegiatan operasional memerlukan sumber dana yang akan dikelola, dimana sumber dana tersebut diperoleh dari


(36)

penerbitan saham biasa (common stock), saham istimewa (preferred stock), hutang bank (banking liabilities) dan obligasi (bond).

Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham menurut Jogianto 2003, 79 yaitu (1) nilai buku (book value), (2) nilai pasar (market value) dan (3) nilai intrinsik

(instrinsic value).

Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konseptual yang dapat dibentuk sebagai berikut :

Return On Assets (X1)

Return On Equity (X2)

Earning per Share (X3)

Capital Adequacy Ratio

(X4)

Dividend per Share (X5)

Harga Saham (Y)


(37)

2. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah tingkat profitabilitas, solvabilitas dan DPS berpengaruh terhadap harga saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan kausal untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono (2004). Populasi pada objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2008. Jumlah populasi yang ada adalah 23 emiten perbankan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (Jogiyanto, 2003 : 79). Adapun yang menjadi kriteria berupa pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.


(39)

3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.

C. Variabel Penelitian

1. Klasifikasi Variabel

a. Variabel Terikat (dependent variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini adalah harga saham.

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya,yang dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, EPS, CAR, dan DPS.

2. Defenisi dan pengukuran variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari: a. Variabel independen (X)

1) Return On Assets (ROA/X1) menggambarkan efektivitas perusahaan

dalam memakai aset sesuai dengan kontrolnya untuk menciptakan pendapatan. Dihitung sebagai berikut:

ROA= Laba bersih setelah pajak Total asset

2) Return On Equity (ROE/X2) adalah rasio yang mengukur persentase

tingkat pengembalian atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham dan dihitung sebagai berikut :


(40)

ROE = Laba bersih setelah pajak Ekuitas pemegang saham

3) Variabel EPS (X3) mengukur Laba per lembar saham. EPS dihitung dengan formula :

Earning Per Share =

Beredar Saham

Jumlah

Bersih Laba

4) Variabel CAR (X4) mengukur rasio kecukupan modal. Dihitung dengan rumus: Berharga Surat Pinjaman Total Tetap Aktiva Sendiri Modal + =

CAR x100%

5) DPS (X4)

Dividend Per Share merupakan total semua dividen tunai yang

dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Formula DPS sebagai berikut :

DPS = Beredar Saham Jumlah Tunai Dividen

b. Variabel Dependen (Y)


(41)

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada seluruh emiten Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang diakses melalui situs www.idx.co.id. Waktu penelitian yang direncanakan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Des Jan Feb

1 Pengajuan judul 2 Pencarian Data awal 3 Penyelesaian proposal 4 Seminar proposal 5 Penulisan laporan 6 Penyelesaian laporan

E. Prosedur Pengambilan Data

Data diperoleh dengan cara mendapatkan dari luar perusahaan, atau data eksternal. Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku-buku, jurnal maupun literatur dan penelitian pihak terdahulu.

F. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang sudah terkumpul namun bukan membuat kesimpulan yang bersifat generalisasi.


(42)

a. Uji Normalitas

Uji ini untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berada dalam distribusi data normal. Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkannya. Untuk melakukan uji ini, penulis mendasarkan pada Kolmogorov_Smirnov dan menilai goodness of fit test terhadap model yang diuji. Apabila probabilitas >0.05, maka distribusi data normal dan dapat dilakukan model regresi berganda.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini ditemukan korelasi antara variabel independen. Pengujian ini dapat dilihat dari nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika korelasi diantara variabel independen. Jika korelasi diantara variabel independen >0.9 maka terjadi gejala multikolinearitas.

Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1).


(43)

Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu :

a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.

Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian, jika nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2003:99), maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model peneltian.

c. Uji Heterokedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heterokedasitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara variabel dependen yaitu zpred dengan residualnya sresid. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut


(44)

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005 : 108).

d. Uji autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1 . Untuk mengetahui adanya autokorelasi

digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Ghozali (2003:158) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut:

•Jika Angka D-W > dU, maka tidak ada autokorelasi

•Jika Angka D-W < dU, maka terjadi autokorelasi.

•Jika dL<D-W<dU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi Autokorelasi atau tidak

e. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan t-test dan f-test.

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu risiko sistematis ROA, ROE, EPS, CAR dan DPS terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan perbankan secara parsial.

Ho : βi = 0

Artinya suatu variabel independen yang sedang diuji bukan merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen.


(45)

Artinya variabel independen tersebut merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ROA, ROE, EPS, CAR dan DPS terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan perbankan secara simultan (bersama-sama).

H0 : β1=β2=β3=β4=β5=0

Artinya tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan. H0 : β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠0

Artinya semua variabel independen berpengaruh secara simultan. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yaitu : Adapun model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y =

α

+

β

1

X

1

+

β

2

X

2

+

β

3

X

3

+

β

4

X

4

+

β

5

X

5

+e

dimana:

Y = Harga saham X1 = ROA

X2 = ROE

X3 = EPS

X4 = CAR

X5 = DPS

α = Konstanta

e = kesalahan pengganggu β1-4 = koefisien regresi


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Lampiran 7a (tujuh a) dimana hasil uji regresi berganda yang menunjukkan model regresi yang tidak linier dan tidak melewati uji asumsi klasik. Hal tersebut ditandai dari gambar scatterplot

menunjukkan terdapat gejala heteroskedastisitas. Selanjutnya untuk mendapatkan model yang layak (blues unbiased linier) setelah melalui uji asumsi klasik dilanjutkan dengan melakukan transformasi Logaritma Natural. Berdasarkan model yang sudah dilogaritma maka diperoleh model yang akan dibahas lebih lanjut yang terdapat pada Lampiran 7b merupakan model yang telah melewati uji asumsi klasik.

Statistik deskriptif yang dianalisis disajikan pada Tabel 4.1. Variabel yang digunakan yaitu Harga Saham (Y), Return on Assets (X1), Return On Equity (X2),

Earnings per Share (X3), Capital Adequacy Ratio (X4), Dividend per Share (X5) terdapat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HS_Y 138 10.00 7600.00 1.0361E3 1420.85550

ROA_X1 138 -8.84 9.32 1.4983 1.93340

ROE_X2 138 -644.30 66.10 5.4387 66.20628

EPS_X3 138 13.00 2059.00 5.4617E2 495.71366

CAR_X4 138 4.22 197.42 31.4584 34.37396

DPS_X5 138 .00 204.69 7.8175 24.87848


(47)

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7b)

Harga saham (Y) menunjukkan harga saham perusahaan sampel. Dari sampel yang diperoleh diketahui bahwa secara umum rata-rata harga saham emiten perbankan tahun 2003-2008 adalah sebesar Rp.1036, dengan harga saham tertinggi sebesar Rp.7600 dan yang terendah Rp.10 per lembar sahamnya. Standar deviasi penyimpangan dari rata-rata sebesar Rp. 1420, 85.

Return on Assets (ROA/X1) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Data yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 terlihat bahwa rata – rata ROA sebesar 1,49 % dengan nilai tertinggi 9.32 % dan terendah sebesar -8.84 %.

Return on Equity/ROE (X2) yaitu rasio yang mengukur persentase tingkat

pengembalian atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham. Berdasarkan Tabel 4.1. terlihat bahwa rata-rata ROE sebesar 5.44 % dengan rata-rata kisaran tertinggi dan terendah masing-masing 66.10 % dan -644.30 %.

Earnings per Share (EPS/X3), menggambarkan seberapa besar laba per

lembar saham. Berdasarkan Tabel 4.1 rata-rata EPS sebesar 5461 dengan kisaran tertinggi dan terendah masing – masing 2059 dan 13.

Capital Adequacy Ratio (CAR/X4) merupakan rasio kecukupan modal pada

perbankan. Rata-rata CAR yang diperoleh adalah sebesar 31.46. Nilai maksimum sebesar 197.42 dan terendah 4.22. Sedangkan Dividend per Share (DPS/X5) merupakan laba yang dibagikan per lembar saham. Berdasarkan data menunjukkan rata-rata DPS sebesar 7.82, tertinggi sebesar 204,69 dan terendah 0.


(48)

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji autokorelasi, normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005).

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau normal probabilitas plot.

Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS, Uji normalitas data dalam penelitian dapat dilakukan dengan berbagai model normalitas data diantaranya yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut :

Model Histogram


(49)

Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan normal. Hal tersebut diketahui poligon kecenderungan tidak menceng ke kiri maupun ke kanan.

Model Grafik P-P Plot

Berdasarkan pada gambar 4.2 dibawah titik – titik menyebar digaris titik diagonal dengan demikian merupakan data normal. (Dalam kondisi sesudah proses Transformasi)

Gambar 4-2 : Gambar Normal P-P Plot.

Santoso (2005), menyatakan bahwa jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(50)

2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variable bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas , akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 :

Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Constant Tolerance VIF

ln_ROA_X1 .538 1.859

ln_ROE_X2 .565 1.771

ln_EPS_X3 .694 1.442

ln_CAR_X4 .869 1.150

ln_DPS_X5 .928 1.077

Dependent Variabel : ln_HS_Y (Lampiran 7b)

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah < 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas (homoskedastisitas).


(51)

2.3. Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Menurut Santoso (2002 : 241), untuk mendeteksi ada tidaknya auto korelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel dengan tingkat signifikansi 5% dengan df = n-k-1. Untuk

mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso (2005 : 242) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut :

•Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

•Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

•Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,571, berarti data tidak terkena autokorelasi.

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi

Model R R Square Durbin-Watson

1 .858a .737 1.571

a. Predictors: (Constant), ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1

b. Dependent Variable: ln_HS_Y

Sumber : Hasil Olah Data SPSS. (Lampiran 7b).

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,571, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif (masih dalam kisaran angka D-W -2 dan +2).


(52)

2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengolahan data, uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.3 :

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7b)


(53)

Berdasarkan gambar di atas tidak terlihat ada pola tertentu, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan tingkat profitabilitas, solvabilitas dan DPS berpengaruh terhadap harga saham emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4. Pengujian Goodness of Fit

Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson

1 .858a .737 .721 1.571

a. Predictors: (Constant), ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1

b. Dependent Variable: ln_HS_Y

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7b)

Nilai Adjusted R Square pada Tabel 4.4 diatas sebesar 0,721. Hal ini menunjukkan bahwa 72,1 % variabel harga saham dapat dijelaskan oleh komponen rasio profitabilitas, solvabiltas dan DPS. Sisanya sebesar 27,9 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.


(54)

Untuk menguji apakah parameter koefesien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak; dan apabila Fhitung ≤ Ftabel

maka Ho dapat diterima.

Atas hal tersebut berdasarkan pada ikhtisar pengujian terdapat dalam Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 : Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 123.183 5 24.637 46.449 .000a

Residual 44.024 83 .530

1

Total 167.207 88

a. Predictors: (Constant), ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1 b. Dependent Variable: ln_HS_Y

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7b)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 46.449 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah

2.27. Oleh karena pada kedua perhitungan Fhitung > Ftabel (46.449 > 2.27). Hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen oleh ROA, ROE, EPS, CAR dan DPS berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham dapat diterima secara keseluruhan.

Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan hanya Log_EPS (X3). Hal tersebut tergambar dalam Tabel 4.6 berikut :


(55)

Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uji t

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.010 .636 -.016 .987

ln_ROA_X1 .158 .133 .091 1.191 .237

ln_ROE_X2 .130 .155 .063 .841 .403

ln_EPS_X3 .985 .087 .765 11.315 .000

ln_CAR_X4 .060 .100 .036 .599 .551

1

ln_DPS_X5 .012 .041 .017 .291 .772

a. Dependent Variable: ln_HS_Y

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7b)

Dari tabel coefficient di atas maka model regresi yang dapat dibentuk :

Y = -0.010 +0.155logX1 +0.130LogX2 + 0.985LogX3

+ 0,060LogX4 +0.012LogX5+ε

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung variabel Log_EPS_X3

sebesar 11.315sedangkan ttabel pada tingkat keyakinan 95 % adalah 11.315(11.315>

1.960). Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan

hipotesis berada diluar daerah penerimaan H0. Pengujian selanjutnya dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat.

Hasil lainnya dapat dijelaskan bahwa variabel independen ln_Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dimana hasil uji t menunjukkan bahwa ln_ROA memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,237, nilai ini lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 artinya variabel ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa peningkatan ROA tidak tercermin dalam harga saham perusahaan emiten.


(56)

Berdasarkan hasil parameter Ln_Return on Equity (X2) diperoleh nilai t hitung

sebesar 0,841 dengan tingkat signifikansinya adalah 0,403 lebih besar dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Wathi (2006) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham karena rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaharui oleh ROA dan Leverage keuangan perusahaan. ROE mencerminkan bagian laba yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk periode tertentu, setelah semua hak hak kreditur dan saham preferen telah dilunasi, biaya bunga telah dikurangkan dari laba bersih. Sementara deviden untuk saham preferen belum dikurangkan. Karena itu deviden untuk saham preferen mesti dikurangkan dari laba bersih perusahaan untuk memperoleh hak bersih pemegang saham biasa. Pembagi persamaan diatas mengukur rata rata jumlah saham yang digunakan seama periode tersebut. Saham bisa sama dengan total saham dikurangi nilai dari nominal saham preferen.

Variabel Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. ROE mengukur suatu entitas atas modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham dimana dana disajikan oleh pemegang saham yang digunakan untuk mengkalkulasi ROE. Perbandingan ini tidak mengikutsertakan


(57)

kreditur dan pemegang saham istimewa. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Rasio ini sering digunakan para investor untuk melihat tingkat pengembalian dari dana yang diinvestasikannya. Oleh sebab itu peningkatan dan penurunan ROE juga mempengaruhi minat para investor yang akan berakhir pada keputusan investasi yang diambil dan mampu mempengaruhi harga pasar saham.

Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak signifikan terhadap harga saham disebabkan karena emiten berupaya menghindari resiko atas aktiva yang mengandung resiko (kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping diperoleh dari luar bank. Sedangkan variabel Dividen Payout Ratio tidak signifikan terhadap harga saham hal ini disebabkan karena masih ada pada beberapa emiten perbankan pada laporan keuangan tahunannya belum menunjukkan informasi DPO atau dengan kata lain nilai DPO pada lembaga perbankan menunjukkan nilai nol. Sehingga hal tersebut belum memberikan nilai daya tarik bagi investor untuk memiliki saham perbankan tersebut.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab – bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan tingkat profitabilitas, solvabilitas dan DPS harga saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah

Earning per Share (X3). Hasil tersebut konsisten dengan hasil yang diperoleh

oleh Wathi (2006) dimana erning per share merupakan predictor yang baik terhadap harga saham.

B. Saran

1. Dalam analisis fundamental, terutama bagi para investor dan manajer investasi dalam keputusan pembelian saham di pasar modal tidak hanya mempertimbangkan pendekatan nilai sekarang (present value approach) dalam mengestimasi nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham.

2. Faktor kondisi ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, subsidi pemerintah, kondisi politik dan pengaruh desentralisasi belum dipertimbangkan dalam penelitian ini. Faktor – faktor tersebut mempengaruhi cara perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Untuk itu sebaiknya peneliti lain menggunakan laporan


(59)

keuangan tingkat harga umum (General Price Level Accounting) agar dapat menggambarkan keadaan tersebut.

3. Penelitian ini hanya meneliti khusus pada emiten perbankan, peneliti tidak mengelompokkan emiten berdasarkan sub kelompok industri.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Barlev, B., and Joshua Livnat,1990. The Information Content of Fund Statement Ratios.Journal of Accounting, Auditing and Finance pp 411-433.

Brigham, F Eugene & Houston F Joul, 1998. Manajemen Keuangan Jilid 2, Edisi 8,Terjemahan oleh Dodo Suharto & Herman Wibowo, 2001, Erlangga, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.Fahkruddin, 2001, Pasar Modal di Indonesia-Pendekatan tanya jawab, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Gallagher, Timothy J. dan Joseph D. Andrew, 2003. Financial Management: Theory and Practice, third edition, Prentice Hall, USA.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku Satu. PT. Salemba Empat, Jakarta.

Hengki, 2004. “ Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap Perubahan Harga Saham”, Majalah Ekonomi dan Komputer No.3 Tahun XII-2004.

Husnan, Suad, 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio. Edisi ketiga, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Jogiyanto HM/I. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi-3, Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Kurniawan, Andi, 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Samsul, Mohammad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofoli. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh, Alfabeta, Bandung. Sularso, R. Andi, 2003. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan


(61)

Jakarta (BEJ)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5, Nomor 1, Universitas Jember, Jember.

Siaputra, Lani, dan A. Surja Atmadja, 2006. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date

di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 8,

Nomor 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Sasongko, Noer dan Nila Wulandari, 2006. “Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham”, Jurnal Empirika, Volume 19 Nomor 1, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Wild John J., Subramanyam, K, . R, & Halsey, Robert, F. 2005. Financial Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi S. Bachtiar, S.Nurwahyu.


(62)

Lampiran 1 H a rga Sa ha m Closing Pric e

Tahun

No Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 850 1000 745 830 1070 1171

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 10 120 65 50 45 56

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 700 550 825 950 970 1023

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 170 160 170 120 90 109

5 PT.Bank Central Asia Tbk 2500 3325 2975 3400 5200 5600

6 PT.Bank Century Tbk 70 125 70 80 70 89

7 PT.Bank Danamon Tbk 350 2025 4375 4750 6750 7600

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 90 95 145 75 65 89

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 50 110 185 155 240 450

10 PT.Bank Kesawan Tbk 775 250 170 400 460 560

11 PT.Bank Lippo Tbk 260 450 700 1480 1610 1894

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 983 1000 1925 1640 970 1023

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 135 135 300 120 530 650

14 PT.Bank Mega Tbk 1000 1150 1950 2050 2100 3100

15 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 110 1300 1675 1280 1870 1980

16 PT.Bank Niaga Tbk 35 35 460 405 920 1045

17 PT.Bank NISP Tbk 400 365 775 770 850 984

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 675 725 700 700 700 876

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 180 285 420 420 580 650

20 PT.Bank Permata Tbk 25 30 250 720 870 986

21 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2500 1250 2875 3025 5150 6571

22 PT.Bank Swadesi Tbk 310 345 400 420 700 985


(63)

Lampiran 2 Re t urn On Asse t

Tahun

No Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 0.93 1.12 1.39 9.32 1 2.32

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.71 0.94 0.29 0.28 0.3 3

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 2.69 2.23 2.52 3.07 2 3

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 1.18 1.25 1.18 -1.11 0.1 2.1

5 PT.Bank Central Asia Tbk 2.9 2.36 3.04 3.41 2 3.2

6 PT.Bank Century Tbk -8.73 -0.31 -8.84 0.17 0.2 2

7 PT.Bank Danamon Tbk 2.11 2.98 3 4.2 2 2.1

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 0.74 2.28 1.19 -4.39 -1 1.3

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 0.38 0.78 2.26 1.87 1 2.1

10 PT.Bank Kesawan Tbk 0.1 0.38 0.34 0.3 0.2 2.2

11 PT.Bank Lippo Tbk -0.98 -1.37 3.25 1.79 2 2.3

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.43 2.82 3.03 0.46 2 2.3

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 0.5 0.94 2.11 0.84 1.55 2.1

14 PT.Bank Mega Tbk 2.08 2.75 2.49 1.05 0.5 1.34

15 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2 0.63 2.3 1.52 1 2.1

16 PT.Bank Niaga Tbk 0.34 1.88 2.45 1.79 1 1.3

17 PT.Bank NISP Tbk 1.26 1.46 2.21 1.45 1 1.2

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.67 1.61 1.73 1.42 1 1.1

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 0.87 2.9 5.24 1.82 2 2.1

20 PT.Bank Permata Tbk -3.03 1.87 2.21 1.16 1 1.5

21 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.7 3.92 5.35 5.04 3 3.2

22 PT.Bank Swadesi Tbk 3.3 2.34 1.99 1.85 1 1.1


(64)

Lampiran 3 Re t urn On Equit y

Tahun

No Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 5.97 7.59 8.46 9.37 9 9.45

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 5.15 5.57 51.43 4.21 6 6.45

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 19.73 13.18 14.91 15.94 13 15.34

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 8.12 11.47 11.79 -23.57 2 4.12

5 PT.Bank Central Asia Tbk 22.09 18.94 22.95 22.7 23 25.56

6 PT.Bank Century Tbk -644.3 -2.61 -340.11 6.08 5 6.24

7 PT.Bank Danamon Tbk 20.38 22.42 60.86 23.32 14 15.67

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 12.21 29.64 7.07 -36.14 -12 2

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 22.22 16.99 32.19 15.4 12 13.45

10 PT.Bank Kesawan Tbk 0.75 3.27 2.8 2.42 3 3.45

11 PT.Bank Lippo Tbk -25.14 -34.97 38.68 15.78 15 16.67

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 24.84 22.49 24.84 2.6 15 16.56

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 10.93 13.68 14.43 14.24 13.82 15.67

14 PT.Bank Mega Tbk 22.15 26.39 26.58 14.05 8 9.45

15 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 30.47 8.27 24.39 11.91 18.25 19

16 PT.Bank Niaga Tbk 9.56 23.66 27.94 13.79 14 15.67

17 PT.Bank NISP Tbk 10.36 16.63 21.08 10.42 10 11.23

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 16.72 17.52 19.3 17.3 11 12.34

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2.88 12.52 20.53 11.54 10 12.45

20 PT.Bank Permata Tbk -153.5 66.1 42.7 11.47 8 9.23

21 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 26.32 30.5 29.18 37.92 25 26.45

22 PT.Bank Swadesi Tbk 13.83 10.52 10.94 10.5 7 8.45


(65)

Lampiran 4 Equit y Pe r Sha re

Tahun

No Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 542 575 628 671 714 812

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 175 186 383 18.2 109 193

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 428 337 381 378 491 403

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 116 121 134 102 104 115.4

5 PT.Bank Central Asia Tbk 1912 2059 1132 1286 1465 1570.8

6 PT.Bank Century Tbk 40 42 13 18 34 29.4

7 PT.Bank Danamon Tbk 948 1390 1590 1747 1897 1514.4

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 136 186 222 159 142 169

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 104 71 88 99 109 94.2

10 PT.Bank Kesawan Tbk 449 228 234 247 251 281.8

11 PT.Bank Lippo Tbk 515.2 376.36 588.74 666 856 600.46

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 1698 1020 1241 1148 1326 1286.6

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 184 206 234 246 288 231.6

14 PT.Bank Mega Tbk 866 1072 1298 896 1190 1064.4

15 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 58.44 754.54 968.64 896.06 1114 758.336

16 PT.Bank Niaga Tbk 18.78 25.12 30.15 334.06 393 160.222

17 PT.Bank NISP Tbk 221 259 338 402 497 343.4

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 727 809 918 1034 884 874.4

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 235 248 281 273 330 273.4

20 PT.Bank Permata Tbk 214 221 302 332 486 268.2

21 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1677 719 1051 1109 1373 1185.8

22 PT.Bank Swadesi Tbk 295 309 334 361 375 334.8


(66)

Lampiran 5 Ca pit a l Ade qua c y Ra t io

Tahun

No Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 26.75 22.5 20.75 19 20.75 109.75

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 21.67 32.5 120.5 12.25 10.5 197.42

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 22.5 23.5 22.25 20.12 31.12 119.49

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 12 9 10 10 13 54

5 PT.Bank Central Asia Tbk 32 27 23 21.5 23.7 127.2

6 PT.Bank Century Tbk 16 12.5 15.75 9 10.3 63.55

7 PT.Bank Danamon Tbk 24 22 23 22.5 21 112.5

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 9.25 10 13.75 11 9.25 53.25

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 33 22 20 21.5 23.5 120

10 PT.Bank Kesawan Tbk 9 8 7 7.2 4.22 35.42

11 PT.Bank Lippo Tbk 24.25 21 18.5 22 21.25 107

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 23.4 27.7 25.3 23.7 25.3 125.4

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 11 13 14 14 13 65

14 PT.Bank Mega Tbk 12.75 14.75 14.3 12.3 14.5 68.6

15 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 16 17 18 16 18 85

16 PT.Bank Niaga Tbk 12 11 10 17 16.5 66.5

17 PT.Bank NISP Tbk 10.75 13.78 15.21 19.83 17.1 76.67

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 22.67 15 12.75 11.25 13.25 74.92

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 34.6 39.75 40.25 28.87 30.5 173.97

20 PT.Bank Permata Tbk 10 10 11 9.9 14.4 55.3

21 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 12 20 17 15.5 18.5 83

22 PT.Bank Swadesi Tbk 30.25 28.25 25.75 24 26 134.25


(67)

Lampiran 6 Divide nd Pe r Sha re

Tahun

No Nama Perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PT.Bank Arta Niaga Kencana Tbk 0.00 0.00 0.00 0.74 0.69 0.56

2 PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.05 0.07 43.17 0.82 0.82 0.92

3 PT.Bank Buana Indonesia Tbk 0.08 0.08 0.58 0.79 0.79 0.31

4 PT.Bank Bumi Putera Indonesia 50.01 50.01 50.01 0.79 0.87 50.01

5 PT.Bank Central Asia Tbk 0.00 0.00 38.45 0.41 0.39 49.65

6 PT.Bank Century Tbk 0.00 0.49 0.00 0.23 0.21 0.45

7 PT.Bank Danamon Tbk 0.00 0.00 74.84 0.79 0.75 49.36

8 PT.Bank Eksekutif Internasionl Tbk 0.00 0.00 0.00 0.8 0.75 0.45

9 PT.Bank Internasional Indonesia Tbk 0.00 7.89 0.13 0.58 0.57 0.50

10 PT.Bank Kesawan Tbk 0.00 0.00 0.00 0.58 0.59 21.80

11 PT.Bank Lippo Tbk 0.00 0.00 0.00 0.3 0.4 50.26

12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 0.00 0.00 50.15 0.44 0.51 0.44

13 PT.Bank Mayapada Internasional Tbk 0.00 0.00 134.61 0.82 0.85 0.54

14 PT.Bank Mega Tbk 1.23 0.23 0.45 0.51 0.46 0.65

15

PT.Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk 0.00 0.00 0.00 0.49 0.49 11.12

16 PT.Bank Niaga Tbk 0.00 0.00 0.00 0.83 0.84 0.45

17 PT.Bank NISP Tbk 0.00 0.00 0.00 0.77 0.82 0.43

18 PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.00 0.00 0.00 0.56 0.55 0.67

19 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 0.00 0.00 0.00 0.51 0.73 0.84

20 PT.Bank Permata Tbk 0.00 0.00 0.00 0.73 0.83 0.94

21

PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk 204.69 40.15 39.93 0.7 0.72 0.65

22 PT.Bank Swadesi Tbk 0.00 0.00 20.62 0.55 0.54 0.51


(1)

Lampiran 7

7a : Hasil Regresi Berganda sebelum Transformasi

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 DPS_X5,

CAR_X4, ROE_X2, EPS_X3, ROA_X1a

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: HS_Y

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate R Square Change F Change df1 df2 Change Sig. F

Durbin-Watson

1 .808a .652 .639 853.50669 .652 49.534 5 132 .000 1.846

a. Predictors: (Constant), DPS_X5, CAR_X4, ROE_X2, EPS_X3, ROA_X1 b. Dependent Variable: HS_Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.804E8 5 3.608E7 49.534 .000a

Residual 9.616E7 132 728473.674

1

Total 2.766E8 137

a. Predictors: (Constant), DPS_X5, CAR_X4, ROE_X2, EPS_X3, ROA_X1 b. Dependent Variable: HS_Y


(2)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) -414.471 131.897 -3.142 .002

ROA_X1 50.330 58.080 .068 .867 .388 .320 .075 .044 .422 2.371

ROE_X2 -1.341 1.600 -.062 -.838 .403 .149 -.073 -.043 .474 2.110

EPS_X3 2.184 .160 .762 13.620 .000 .793 .764 .699 .842 1.188

CAR_X4 5.447 2.169 .132 2.512 .013 .205 .214 .129 .957 1.045

1

DPS_X5 2.356 3.001 .041 .785 .434 .209 .068 .040 .954 1.048

a. Dependent Variable: HS_Y

Charts


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 138

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation 8.37786992E2

Absolute .198

Positive .198

Most Extreme Differences

Negative -.160

Kolmogorov-Smirnov Z 2.328

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(4)

Lampiran

7 b. Hasil Regresi Berganda sesudah Transformasi

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate R Square Change F Change df1 df2 Change Sig. F

Durbin-Watson

1 .858a .737 .721 .72829 .737 46.449 5 83 .000 1.571

a. Predictors: (Constant), ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1 b. Dependent Variable: ln_HS_Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 123.183 5 24.637 46.449 .000a

Residual 44.024 83 .530

1

Total 167.207 88

a. Predictors: (Constant), ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1 b. Dependent Variable: ln_HS_Y

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) -.010 .636 -.016 .987

ln_ROA_X1 .158 .133 .091 1.191 .237 .512 .130 .067 .538 1.859

ln_ROE_X2 .130 .155 .063 .841 .403 .511 .092 .047 .565 1.771

ln_EPS_X3 .985 .087 .765 11.315 .000 .848 .779 .637 .694 1.442

ln_CAR_X4 .060 .100 .036 .599 .551 .164 .066 .034 .869 1.150

1

ln_DPS_X5 .012 .041 .017 .291 .772 .175 .032 .016 .928 1.077

a. Dependent Variable: ln_HS_Y


(5)

(6)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HS_Y 138 10.00 7600.00 1.0361E3 1420.85550

ROA_X1 138 -8.84 9.32 1.4983 1.93340

ROE_X2 138 -644.30 66.10 5.4387 66.20628

EPS_X3 138 13.00 2059.00 5.4617E2 495.71366

CAR_X4 138 4.22 197.42 31.4584 34.37396

DPS_X5 138 .00 204.69 7.8175 24.87848

Valid N (listwise) 138