2.3. Uji Autokorelasi
Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Santoso 2002 : 241, untuk mendeteksi ada tidaknya auto korelasi maka
dilakukan pengujian Durbin-Watson DW. Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai d
tabel
dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria
menurut Santoso 2005 : 242 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut :
• Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. • Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
• Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,571, berarti data tidak
terkena autokorelasi.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Model R
R Square Durbin-Watson
1
.858
a
.737 1.571
a. Predictors: Constant,
ln_DPS_X5, ln_CAR_X4, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_ROA_X1
b. Dependent Variable:
ln_HS_Y
Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Lampiran 7b.
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 1,571, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif
maupun negatif masih dalam kisaran angka D-W -2 dan +2.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 4.3 :
Sumber : Hasil Output SPSS Lampiran 7b
Gambar 4.3. Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas tidak terlihat ada pola tertentu, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian