Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Provinsi di Indonesia Nama, Letak, dan Ibu Kota Provinsi di Indone- sia

Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 6 Daerah provinsi disebut juga Pemerintah Provinsi, di bawahnya adalah Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Kota. Provinsi dikepalai oleh seorang gubernur, sedangkan pemerintah kabupaten dikepalai oleh bupati, dan pemerintah kota dikepalai oleh walikota. Coba isikan: nama gubernur provinsiku adalah ......................... sedangkan nama bupatiwalikotaku adalah ......................... Nah, kamu sudah tahu nama gubernur dan nama bupati kamu masing-masing. Selanjutnya untuk lebih memahami letak masing- masing provinsi, perhatikan peta di bawah ini dan isikan nama provinsi tersebut. Gambar 1.2 Provinsi di wilayah Pulau Sumatera. Kemandirian Belajar 1. Ada berapakah provinsi di Pulau Sumatera? 2. Ada berapa provinsi yang termasuk Nusa Tenggara? 3. Ada berapa provinsi di Kalimantan? Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 7 Gambar 1.3 Provinsi di wilayah Pulau Jawa. Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Gambar 1.4 Provinsi di wilayah Nusa Tenggara. Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 8 Gambar 1.5 Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan. Gambar 1.6 Provinsi di wilayah Pulau Sulawesi. Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 9 31 30 Gambar 1.7 Provinsi di wilayah Pulau Maluku. Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit Gambar 1.8 Provinsi di wilayah Pulau Irian Jaya Papua. Sumber : atlas persada dan dunia repro : penerbit 32 33 Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 10 Setelah mengetahui letak provinsi masing-masing, kenali juga lambang provinsi yang ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lambang-lambang provinsi di Indonesia, antara lain: Gambar 1.9 Lambang-lambang provinsi di Indonesia. Sumber : www.freewebs.com Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 11 Kelas dibagi dalam 5 kelompok Setiap kelompok menggambar 1 peta provinsi, dengan rincian sebagai berikut: z Kelompok 1 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Sumatera z Kelompok 2 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Jawa z Kelompok 3 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara z Kelompok 4 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan z Kelompok 5 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi z Kelompok 6 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Maluku z Kelompok 7 menggambar peta provinsi di Wilayah Pulau Papua z Bahan yang disediakan: 1 lembar kertas gambar dan pensil warna z Hasilnya kumpulkan kepada gurumu z Jangan lupa tulis nama kelompokmu di sebelah gambar peta Perubahan Wilayah Laut Teritorial Indonesia Negara Indonesia dikenal dengan sebutan Negara Kepulauan atau Negara Maritim, karena mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Luas perairan Indonesia mencapai 7,9 juta km 2 atau 81 persen dari luas keseluruhan. Laut teritorial adalah wilayah lautan suatu negara yang dianggap sebagai daratan. Berdasarkan Ordonansi tentang Laut Teritorial dan Daerah Maritim Territorial Zee en Maritim Kringen Ordonantie tahun 1939 yakni pada masa Pemeritahan Hindia Belanda; batas laut teritorial Indonesia hanya sejauh 3 mil 1 mil laut = 1.850 m, diukur dari pantai setiap pantai setiap pulau pada saat air laut surut. Ordonansi tentang kelautan tahun 1939 dinilai sudah tidak sesuai lagi dan sangat merugikan untuk memelihara kepentingan dan kebutuhan vital Indonesia baik di bidang politik, sosial budaya maupun pertahanan keamanan nasional. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia memperjuangkan batas laut teritorial tersebut ke forum internasional. Pada tanggal 13 Desember 1957 Tugas Kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 12 pemerintah berhasil membuat kesepakatan yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda. Dalam deklarasi ini disebutkan bahwa batas laut teritorial Indonesia adalah 12 mil, dari garis dasar. Deklarasi Juanda tersebut kemudian dikukuhkan dengan UU No. 4 tahun 1960. Kesepakatan ini didukung pula oleh Konvensi Hukum Jamaica.

1. Wilayah Laut Teritorial Indonesia

Menyadari bahwa wilayah negara memiliki perairan yang sangat luas, Indonesia memberlakukan Hukum Laut Internasional yang disetujui PBB. Hukum itu berupa Traktat Multilateral hasil pertemuan di Jamaica pada tanggal 10 Desember 1982. Adapun hasil perluasan wilayah laut teritorial Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Batas Laut Teritorial

Batas laut teritorial adalah garis batas yang berjarak 12 mil dari garis dasar. Kewenangan yang dimiliki suatu negara dalam wilayah teritorial sebagaimana lazimnya sebuah negara mengelola daratan.

b. Batas Landas Kontinen

Dalam perkembangannya pada tanggal 17 Februari 1969 pemerintah Indonesia mengumumkan tentang Landas Kontinen Indo- nesia sebagai usaha peningkatan perjuangan untuk pengakuan gagasan Wawasan Nusantara. Batas Landas Kontinen adalah garis batas yang merupakan kelanjutan dari benua kontinen. Kewenenangan yang dimiliki negara dalam wilayah ini bahwa negara pantai boleh melakukan eksploitasi dan eksplorasi kekayaan mineral dan kekayaan alam lainnya dengan kewajiban harus membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.

c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif ZEE

Lebih lanjut pada konferensi hukum laut Internasional di Jamaika tahun 1982 diputuskan bahwa wilayah laut bagi negara kepulauan sejauh 200 mil dari garis pangkal teritorial. Sebagaimana tindak lanjut pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 5 tahun 1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif ZEE bahwa batas wilayah laut Indonesia sejauh 200 mil diukur dari garis dasar. Di dalam wilayah ini, negara pantai berhak menggali segala sumber hayati maupun sumber alam lainnya yang berada di bawah permukaan laut, di dasar laut dan di bawah dasar laut. Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 13

2. Global Warming

Global Warming telah menjadi isu yang menyita perhatian manusia sejagat. Dalam definisi sederhana, “global warming” adalah kondisi naiknya suhu permukaan bumi yang disebabkan peningkatan jumlah karbondioksida dan gas-gas lain, atau gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan merangkap panas. Terhitung mulai tanggal 3 - 14 Desember 2007 di Nusa Dua, Bali diadakan Konferensi Tingkat Tinggi KTT tentang perubahan iklim UN Climate Change Conference. Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim UNCCC ini akan menggantikan Protokol Kyoto yang akan habis 2012. Protokol Kyoto 1997 - 2012 intinya berisi kesepakatan antara negara-negara maju dan berkembang untuk secara bersama- sama mampu mengurangi atau menurunkan emisi karbon di muka bumi. Apa yang dapat kita lakukan? Untuk menghadapi Global Warming di sekolah kita harus melakukan Lima R dan Satu O. Yang disebut Lima R dan Satu O, adalah sebagai berikut: 1. Refuse, menolak menggunakan barang yang tidak ramah lingkungan. 2 Reduce, atau menggunakan barang seperlunya, menggunakan air seperlunya, mematikan alat pendingin pada ruangan yang kosong, dan mematikan barang elektronik jika tidak dimanfaatkan. 3 Reuse, atau menggunakan barang bekas untuk kegunaan yang sama. 4 Recycle, atau menggunakan barang bekas untuk kegunaan yang berbeda. 5 Rethink, yaitu mengubah paradigma lama yang cenderung eksploitatif dan merusak alam menjadi paradigma yang ramah lingkungan. Sementara “O” adalah “Otarki” Jepang atau “Go Green” yakni menanami pekarangan dan penghijauan lingkungan. Otarki dapat diartikan budaya menanami pekarangan rumah dengan tanaman konsumtif, termasuk di dalamnya tanaman obat-obatan. Selama ini luas pekarangan rumah dan tanah kosong yang dimiliki masyarakat Indone- sia belum tergarap secara maksimal. Bumi yang kita diami adalah anugerah Tuhan. Kita diamanahi untuk mengelola dan menggunakan dengan bijak. Bumi yang sekarang sedang demam global warming perlu kita obati dengan “pil 5-R dan kapsul O”. Sekarang inilah saatnya kita berbuat, bukan lagi berdebat. Go Green, and More Love To Our Earth. Ilmu Pengetahuan Sosial SDMI Kelas 6 14

3. Peta Wilayah Laut Teritorial Indonesia