mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Apabila probabilitas sigifikansinya di atas kepercayaan 5, dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas Ghozali, 2006.
3.7.3.4 Uji Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R² pada saat mengeveluasi mana model regresi terbaik. Tidak
seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model Ghozali, 2006.
3.7.3.5 Uji Hipotesis Signifikansi Regresi Sederhana
Uji regresi sederhana pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Pengujian hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari besaranya nilai
regresi statistik.Dasar pengambilan keputusan uji regresi dapat juga dilakukan dengan melihat signifikansi masing massing variable pada output hasil regresi
menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 α=5
a Ha ditolak koefesien regresi tidak signifikan jika nilai signifikansi lebih
besar dari α atau nilai regresi
≥ α
. b
Ha diterima koefesien regresi signifikan jika nilai signifikansi lebih kecil dari
α atau nilai regresi ≤ α menunjukkan secara individual variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Ghozali,
2006.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keunganan yang diwakali oleh variable profitabilitas, produktivitas, dan efesiensi.Penelitian ini
mengambil periode pengamatan Selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2011, dimana jumlah sampel yang digunakanyaitu 42 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia hasil analisis Dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Hipotesis pertama H
a1
adalahValue Added Intellectual Capital VAIC™ tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas ROA. Berdasarkan hasi pengujian diperoleh angka tingkat signifikansi 0,304 p0,05, maka Return on Asset
ROA tidak signifikan berpengaruh terhadapValue Added Intellectual Capital VAIC™ yang berarti H
a1
tidak terdukung 2.
Hipotesis kedua H
a2
adalahValue Added Intellectual Capital VAIC™ tidak
berpengaruh secara signifikan Terhadap produktivitas ATO. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh angka tingkat signifikansi 0,882 p0,05, makaAsset
TurnoverATO tidak signifikan berpengaruh terhadap Value Added Intellectual Capital
VAIC™ yang berarti H
a2
tidak terdukung
3. Hipotesis ketiga H
a3
adalah Value Added Intellectual Capital VAIC™ tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap efesiensi CTA. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh angka tingkat signifikansi 0,528 p0,05, maka Cost to Asset ATO tidak
signifikan Berpengaruh terhadap Value Added Intellectual Capital VAIC™ yang
berarti H
a3
tidak terdukung
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: 1.
Batasan masalah memiliki kreteria empat belas perusahaan perbankan yang memiliki
total aset terbesar hal ini memperkecil jumlah sampel yang didapat.
2. Hasil penelitian tidak bisa melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka anjang
dan belum mewakili dari semua kategori perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 5.3
Saran
Adapun saran-saran yang dapatdiberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk investor yang ingin berinvestasi pada uatu perusahaan sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan tentang bagaimana perusahaan menciptakan laba atau
hanya melihat aset yang dimilikiperusahaan. Karena tidak bias dipungkiri bahwa aspek intellectual capital telah terbukti secara empiris berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. 2.
Untuk perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang pengetahuan sebaiknya perlu diketahui bahwa intellectual capital adalah suatu alat yang
penting untuk meningkatkan nilai perusahaan agar dapat terus bersaing.
3. Untuk Ikatan Akuntan Indonesia IAI dan BAPEPAM serta Bank Indonesia agar
dapat menetapkan standar yang baik tentang pengungkapan intellectual capital didalam laporan keuangan.
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga dapat diketahui perkembangan praktik pengungkapan intellectual capital dari tahun ke tahun.
5. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode pengamatan dan
Menambah jumlah sampel pada penelitian mendatang.
Lampiran 6
Perhitungan Cost To Asset
Nama Kode
2009 2010
2011 Bank BukopinTbk
BBKP 0.03
0.03 0.03
Bank Central Asia Tbk BBCA
0.03 0.03
0.03 Bank CIMB NiagaTbk
BNGA 0.04
0.03 0.03
Bank DanamonTbk BDMN
0.09 0.08
0.07 Bank EkonomiRaharjaTbk
BAEK 0.03
0.03 0.03
Bank Internasional Indonesia Tbk BNII
0.03 0.01
0.09 Bank Negara Indonesia Persero Tbk
BBNI 0.07
0.08 0.04
Bank Mandiri Persero Tbk BMRI
0.04 0.03
0.03 Bank Mega Tbk
MEGA 0.04
0.10 0.07
Bank PaninTbk PNBN
0.03 0.03
0.04 Bank PermataTbk
BNLI 0.06
0.03 0.03
Bank Rakyat Indonesia persero Tbk BBRI
0.02 0.04
0.06 Bank Tabungan Negara Persero Tbk
BBTN 0.03
0.03 0.04
Bank Tabungan PensiunanNasionalTbk BTPN
0.04 0.07
0.09
DAFTAR PUSTAKA
Alex Kane, Alan J. Marcus, 2004, Investment, International Edition, New York : Mc Graw Hill Irwin.
Anastan. 2004.”Intelectual Capital dan Kinerja Perusahaan-Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jakarta. Universitas Trisakti.
Ang. 1997. A Reporting Perspective on Intellectual Capital. Ansari. 2006. Mobilizing Invisible Assets. Boston: Harvard University Press.
Bambang. R. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPEE UGM, Yogyakarta.
Berger. And Master, 1997 , “A Study of Determinants of Intellectual Capital
Bontis, N. 1998. “Intellectual capital: an exploratory study that develops measures
an models”. Management Decision, Vol. 36 No. 2, p. 63. .
Bontis, N. 2000. Assesing Knowledge Assets: A Review of The Models Used to Measure Intellectual Capital, http : www. Business. .Queensu .Ca kbe.
Bontis, N. 2001. “Intellectual Capital and Business Performance Industries”.
Journal of Intellectual Capital. Vol 1, No. 1: 85-100in Malaysian. Chen et al. 2005. Association between independent non-executive directors, family
control and financial disclosures in Hong Kong. Journal of Accounting and Public Policy, 194, pp. 285-310.
De Pablos, P. 2003, “Intellectual capital reporting in Spain: a comparative view”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 1, pp. 61-81
Edvinson, L. dan Sullivan, P. 1996. “Developing Model for Managing Intelectual Capital
”. European Management Journal, 14 4, 356-364. Edvinsson, L. 1997. Developing Intellectual Capital at Skandia. Long Range
Planning, 303, 366-373. Edvinsson, L. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company.
Sydney. El-Bannany, M. 200
8. “A Study of Determinants of Intellectual Capital Performance in Banks: The UK
Case”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 9, No. 3: 487-498.