Revegetasi tanah padas ex borrow pit berdominansi kaolinit dengan Centrosema pubescens Benth. pada tanah kemiringan rendah
Abstract
Research was conducted at the Simpang Kiri,Tanjung Jabung Timur,
Jambi from March until June 2010 and February 2011 to observe land cover. The
purpose of the research was to investigate the growth of Centrosema pubescens
for revegetation on the slope up to 30% in the ex borrow pit area. Experiments in
the field is a observational experiments. The plant media experiment in polybag
was arranged in a Randomized Complete Block Design by one factor. The
interactions between slope and ground colour was significantly different on all
parameters with multivariate analysis. Plant media application did have a
significant effect on all parameters.
Key words: Centrosema pubescens, Slope, Revegetation, Ex Borrow Pit.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan Ex Borrow Pit adalah lahan bekas penggalian yang telah kehilangan
lapisan top soil dan sub soil. Lahan tersebut memiliki permukaan yang tidak rata
dan terdapat lereng dengan berbagai tingkat kemiringan. Selain itu, kesuburan
tanah tergolong rendah dengan tingkat pH sangat masam, terlihat dari hasil
analisis tanah awal yang menujukkan pH tanah berada diantara 3 - 4. Erosi di
daerah tersebut tergolong tinggi, sehingga diperlukan tanaman untuk mengurangi
aliran permukaan. Revegetasi dilakukan dengan menanam tanaman yang mampu
beradaptasi dengan kondisi lahan tersebut.
Tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman awal (pioneer) salah
satunya adalah tanaman kacang-kacangan (legume) atau lebih dikenal dengan
tanaman kacang penutup tanah atau Legume Cover Crop (LCC). Folonso et al.
dalam Ramos et al. (2009) menyatakan Legume Cover Crop (LCC) selain dapat
mencegah terjadinya erosi, LCC juga memberikan manfaat lain, diantaranya
mempertahankan kondisi fisik tanah dan mengurangi aliran permukaan. Pada
tanah yang ditanami LCC kandungan bahan organiknya meningkat. Haynes dalam
Ramos et al. (2009) menyatakan tanaman LCC mampu mengikat tanah dengan
sistem perakarannya.
Centrosema pubescens Benth. merupakan salah satu jenis LCC yang
dipilih sebagai tanaman untuk revegetasi lahan karena mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu tahan keadaan kering dan dapat hidup di bawah naungan serta
lahan yang tergenang air. Selain itu, Centrosema pubescens Benth. (Centro)
mempunyai perakaran yang dalam dan batangnya dapat memanjat (Teitzel dan
Burt,
1976),
sedangkan
kelemahan
dari
Centro
diantaranya
adalah
pertumbuhannya yang lambat dan berumur pendek.
Penutupan lahan secara keseluruhan membutuhkan waktu yang lama.
Kondisi lahan yang kurang subur dapat menghambat pertumbuhan Centro.
Mengatasi hal tersebut, pada saat penanaman perlu penambahan bahan organik,
kapur dan pupuk anorganik (Urea, SP-36) sebagai media awal dan sumber hara
pada awal pertumbuhan tanaman.
2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui hubungan antara kelompok mineral tanah dan kemiringan
terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha
revegetasi tanah padas pada berbagai kemiringan di lahan ex borrow pit
dengan dominansi warna kaolinit dengan menggunakan analisis multivariate
2. mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens
Benth.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. terdapat perbedaan pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. dalam usaha
revegetasi tanah padas pada tingkat berbagai kemiringan di lahan ex borrow
pit dengan dominansi warna kaolinit
2. terdapat media tanam yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens
Benth.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Centrosema Pubescens. Benth
Teitzel dan Burt (1976) menyebutkan Centrosema pubescens Benth.
(Centro) adalah salah satu genus Centrosema yang penyebarannya sangat luas
dibandingkan dengan semua legume tropis yang lainnya, dan sekarang juga
banyak dijumpai di daerah tropis basah di seluruh dunia. Morfologi umum Centro
adalah tanaman semak tahunan yang kuat. Centro memiliki perakaran yang dalam.
Pertumbuhan akar tunggang dan akar lateral hampir sama, meskipun tipe tanah
mempunyai beberapa pengaruh. Batang Centro mempunyai daun dan mampu
memanjat. Batangnya sedikit berbulu dan tidak akan berubah menjadi kayu
selama kurang lebih 18 bulan. Akar-akar akan tumbuh dari buku batang jika
kelembaban tanah tinggi. Daun pada batang mulai muncul dari bagian sulur utama
sekitar 0.5-1.5 meter. Daun Centro trifoliet dengan warna hijau tua. Daun
berbentuk elips atau bulat telur dengan ujung tumpul dan memiliki panjang
kurang lebih 4 cm dan lebar 2-2.5 cm. Selain itu, daun Centro sedikit berbulu.
Stipule Centro panjang dan keras.
Teitzel dan Burt (1976) juga menjelaskan bunga Centro berukuran besar,
menarik dan berbentuk kupu-kupu. Bunga muncul pada tandan aksilar.Bunga
berwarna ungu pucat. Tanaman Centro termasuk tanaman cleistogamous dan
menyerbuk sendiri. Kulit polong Centro berbentuk lurus dan datar dengan panjang
7-15 cm. Kulit polong akan berkembang lurus atau sedikit melengkung. Kulit
polong akan berwarna kecokelatan jika sudah masak dan mempunyai benih
hingga 20 biji. Benih Centro berbentuk sedikit bulat hingga kotak dengan ukuran
4-5 mm x 3-4 mm, berwarna kecokelatan kehitaman dengan bercak gelap disertai
‘halo’. Benih centro digolongkan menjadi 2 jenis, yakni benih yang memiliki dan
tidak memiliki kontur di sekitar hilum. Hal tersebut diduga mempengaruhi
permeabilitas dan perkecambahan benih.
Bowen (1959) menyatakan bahwa pembentukan bintil akar aktif terusmenerus selama masa pertumbuhan tanaman. Bintil akar tetap aktif selama masa
dormansi atau pada saat fase pertumbuhan lambat. Saat tanaman telah mencapai
masa generatif terjadi peningkatan pembentukan bintil yang terletak pada akar
4
yang muncul dari stolon. Kelembaban tanah yang rendah mempengaruhi
pertumbuhan bintil. Andrew (1976) menambahkan, pembentukan bintil (nodule)
dan fiksasi N2 akan dipengaruhi oleh pH pada rentang 4-6.
Kratf dan Clements (1990) menyatakan Centro mampu tumbuh di daerah
pada rentang 260S – 230N, ketinggian 20-1 540 meter di atas permukaan air laut
(mdpl).
Centro
juga
mampu
tumbuh
pada
rentang
curah
hujan
530-3 940 mm/tahun, dengan bulan kering 0-8 bulan (bulan dengan curah hujan
Research was conducted at the Simpang Kiri,Tanjung Jabung Timur,
Jambi from March until June 2010 and February 2011 to observe land cover. The
purpose of the research was to investigate the growth of Centrosema pubescens
for revegetation on the slope up to 30% in the ex borrow pit area. Experiments in
the field is a observational experiments. The plant media experiment in polybag
was arranged in a Randomized Complete Block Design by one factor. The
interactions between slope and ground colour was significantly different on all
parameters with multivariate analysis. Plant media application did have a
significant effect on all parameters.
Key words: Centrosema pubescens, Slope, Revegetation, Ex Borrow Pit.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan Ex Borrow Pit adalah lahan bekas penggalian yang telah kehilangan
lapisan top soil dan sub soil. Lahan tersebut memiliki permukaan yang tidak rata
dan terdapat lereng dengan berbagai tingkat kemiringan. Selain itu, kesuburan
tanah tergolong rendah dengan tingkat pH sangat masam, terlihat dari hasil
analisis tanah awal yang menujukkan pH tanah berada diantara 3 - 4. Erosi di
daerah tersebut tergolong tinggi, sehingga diperlukan tanaman untuk mengurangi
aliran permukaan. Revegetasi dilakukan dengan menanam tanaman yang mampu
beradaptasi dengan kondisi lahan tersebut.
Tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman awal (pioneer) salah
satunya adalah tanaman kacang-kacangan (legume) atau lebih dikenal dengan
tanaman kacang penutup tanah atau Legume Cover Crop (LCC). Folonso et al.
dalam Ramos et al. (2009) menyatakan Legume Cover Crop (LCC) selain dapat
mencegah terjadinya erosi, LCC juga memberikan manfaat lain, diantaranya
mempertahankan kondisi fisik tanah dan mengurangi aliran permukaan. Pada
tanah yang ditanami LCC kandungan bahan organiknya meningkat. Haynes dalam
Ramos et al. (2009) menyatakan tanaman LCC mampu mengikat tanah dengan
sistem perakarannya.
Centrosema pubescens Benth. merupakan salah satu jenis LCC yang
dipilih sebagai tanaman untuk revegetasi lahan karena mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu tahan keadaan kering dan dapat hidup di bawah naungan serta
lahan yang tergenang air. Selain itu, Centrosema pubescens Benth. (Centro)
mempunyai perakaran yang dalam dan batangnya dapat memanjat (Teitzel dan
Burt,
1976),
sedangkan
kelemahan
dari
Centro
diantaranya
adalah
pertumbuhannya yang lambat dan berumur pendek.
Penutupan lahan secara keseluruhan membutuhkan waktu yang lama.
Kondisi lahan yang kurang subur dapat menghambat pertumbuhan Centro.
Mengatasi hal tersebut, pada saat penanaman perlu penambahan bahan organik,
kapur dan pupuk anorganik (Urea, SP-36) sebagai media awal dan sumber hara
pada awal pertumbuhan tanaman.
2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui hubungan antara kelompok mineral tanah dan kemiringan
terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha
revegetasi tanah padas pada berbagai kemiringan di lahan ex borrow pit
dengan dominansi warna kaolinit dengan menggunakan analisis multivariate
2. mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens
Benth.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. terdapat perbedaan pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. dalam usaha
revegetasi tanah padas pada tingkat berbagai kemiringan di lahan ex borrow
pit dengan dominansi warna kaolinit
2. terdapat media tanam yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens
Benth.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Centrosema Pubescens. Benth
Teitzel dan Burt (1976) menyebutkan Centrosema pubescens Benth.
(Centro) adalah salah satu genus Centrosema yang penyebarannya sangat luas
dibandingkan dengan semua legume tropis yang lainnya, dan sekarang juga
banyak dijumpai di daerah tropis basah di seluruh dunia. Morfologi umum Centro
adalah tanaman semak tahunan yang kuat. Centro memiliki perakaran yang dalam.
Pertumbuhan akar tunggang dan akar lateral hampir sama, meskipun tipe tanah
mempunyai beberapa pengaruh. Batang Centro mempunyai daun dan mampu
memanjat. Batangnya sedikit berbulu dan tidak akan berubah menjadi kayu
selama kurang lebih 18 bulan. Akar-akar akan tumbuh dari buku batang jika
kelembaban tanah tinggi. Daun pada batang mulai muncul dari bagian sulur utama
sekitar 0.5-1.5 meter. Daun Centro trifoliet dengan warna hijau tua. Daun
berbentuk elips atau bulat telur dengan ujung tumpul dan memiliki panjang
kurang lebih 4 cm dan lebar 2-2.5 cm. Selain itu, daun Centro sedikit berbulu.
Stipule Centro panjang dan keras.
Teitzel dan Burt (1976) juga menjelaskan bunga Centro berukuran besar,
menarik dan berbentuk kupu-kupu. Bunga muncul pada tandan aksilar.Bunga
berwarna ungu pucat. Tanaman Centro termasuk tanaman cleistogamous dan
menyerbuk sendiri. Kulit polong Centro berbentuk lurus dan datar dengan panjang
7-15 cm. Kulit polong akan berkembang lurus atau sedikit melengkung. Kulit
polong akan berwarna kecokelatan jika sudah masak dan mempunyai benih
hingga 20 biji. Benih Centro berbentuk sedikit bulat hingga kotak dengan ukuran
4-5 mm x 3-4 mm, berwarna kecokelatan kehitaman dengan bercak gelap disertai
‘halo’. Benih centro digolongkan menjadi 2 jenis, yakni benih yang memiliki dan
tidak memiliki kontur di sekitar hilum. Hal tersebut diduga mempengaruhi
permeabilitas dan perkecambahan benih.
Bowen (1959) menyatakan bahwa pembentukan bintil akar aktif terusmenerus selama masa pertumbuhan tanaman. Bintil akar tetap aktif selama masa
dormansi atau pada saat fase pertumbuhan lambat. Saat tanaman telah mencapai
masa generatif terjadi peningkatan pembentukan bintil yang terletak pada akar
4
yang muncul dari stolon. Kelembaban tanah yang rendah mempengaruhi
pertumbuhan bintil. Andrew (1976) menambahkan, pembentukan bintil (nodule)
dan fiksasi N2 akan dipengaruhi oleh pH pada rentang 4-6.
Kratf dan Clements (1990) menyatakan Centro mampu tumbuh di daerah
pada rentang 260S – 230N, ketinggian 20-1 540 meter di atas permukaan air laut
(mdpl).
Centro
juga
mampu
tumbuh
pada
rentang
curah
hujan
530-3 940 mm/tahun, dengan bulan kering 0-8 bulan (bulan dengan curah hujan