The C’s of Credit sebagai alat analisis Kepada UKM dan Poin – Poin The

Sumber : PT Bank Sumut KCP USU Bagian Kredit Gambar 4.3 Prosedur Pengajuan Permohonan Kredit di PT Bank Sumut KCP USU

4.2.4. The C’s of Credit sebagai alat analisis Kepada UKM dan Poin – Poin The

C’s of Credit di PT Bank Sumut KCP USU Pemberian Kredit kepada debitur UKM Untuk KAL di Bank Sumut dinilai melalui The C’s of Credit. The C’s of Credit adalah alat analisis dalam pemberian kredit kepada UKM di Bank Sumut. Hasil dari The C’s of Credit akan memberi kesimpulan bahwa apakah UKM memang layak diberikan kredit atau sebaliknya. The C’s of Credit terdiri dari beberapa poin-poin : Calon Debitur Kepala Bagian Kredit The C s of credit Pimpinan Cabang Dewan Direksi Dewan Komisaris www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Kemampuan untuk meminjam competence to borrow Adalah salah satu poin penilaian yang didapatkan berdasarkan surat rekomendasi dari pihak ketiga yang menjamin bahwa debitur memang layak untuk diberikan kredit. Dengan adanya surat rekomendasi dari pihak ketiga, akan mempermudah Kepala Bagian Kredit dalam menilai debitur untuk memperoleh kredit. Isi dari Surat rekomendasi tersebut adalah pihak ketiga meyakinkan Kepala Bagian Kredit bahwa Calon Debitur adalah pribadi yang dapat dipercaya juga memiliki kinerja baik dan pengembalian modal yang selalu tepat waktu. 2. Karakter character Karakter merupakan hal yang sangat sulit untuk dinilai, karena hal ini sangat bergantung kepada seseorang penilai, karakter dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit Firdaus dan Ariyanti, 2009:83. Penilaian karakter sifatnya berdasarkan dari naluri karena penilai membutuhkan insting yang kuat dalam menilai seorang calon debitur. Jika memang dalam manusia Indonesia ada suatu ungkapan realitas maka manusia Indonesia penuh dengan paradox yang tetap saja sulit terselami oleh siapapun Lubis, 1978:8. Karakter merupakan Poin yang sulit dianalisis, sebab Calon debitur dapat untuk sementara merubah karakter buruknya menjadi baik. Ciri-Ciri manusia Indonesia adalah munafik, mempunyai penampilan yang berbeda di depan dan www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dibelakang Lubis, 1978:8. Dari kalimat sebelumnya yang dikatakan oleh Moechtar Lubis memastikan bahwa Bank Sumut harus menemukan calon debitur yang memiliki karakter yang tepat dan meminimalisir debitur yang tidak tepat. Penilaian karakter dilakukan oleh dua pihak di bank sumut yang pertama oleh Kepala Bagian Kredit dan yang kedua oleh pimpinan cabang, yang kemudian hasilnya akan di satukan. Penilaian oleh kedua belah pihak memiliki kesamaan yaitu dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung didapatkan dengan cara wawancara yang tujuannya agar calon debitur KAL adalah orang yang jujur serta bertanggung jawab dan memiliki sifat percaya diri yang tinggi yang meyakinkan penilai dan mengembalikan kepercayaan dari pihak perbankan yang di tanamkan kepadanya. Sebagaimana penilai dalam mewawancara memiliki keterbatasan sebagai seorang manusia yang tidak sempurna, yang artinya juga memiliki kesalahan. Sehingga metode penilaian wawancara harus dicek. Dalam upaya “penyidikan” tentang karakter ini pihak bank mengumpulkan data dan informasi- informasi dari pihak yang dapat dipercaya Firdaus dan Ariyanti, 2009:84. Untuk itu, setelah selesai dilakukan wawancara, dilakukan pengecekan apakah Calon debitur memiliki sejarah buruk di bank dan perkataan calon debitur akan diuji dengan apa yang dikatakan sebelumnya melalui survey ke tempat usaha, kemudian petugas akan bertanya kepada tetangga-tetangga sekitar lokasi usaha, ketua RT dan RW serta pihak yang www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bersangkutan. sehingga tidak adanya kemunafikan atau terjadinya perbedaan dengan yang diwawancara dan ditempat usaha. Sedangkan penilaian secara tidak langsung dinilai dari hal-hal yang sifatnya kecil yaitu dari keseriusan dan antusiasme debitur dalam menjalani penilaian karakter. Tahapan penilaian untuk mendapatkan karakter dibagi beberapa : a. Tahap pertama, kelengkapan berkas-berkas permohonan kredit calon debitur dalam mendapatkan dana kredit bagi UKM mendapat penilaian secara tidak langsung bagi Bank Sumut, dikarenakan kredit yang macet adalah masalah yang serius sehingga calon debitur yang menanggapi hal ini dengan serius mendapatkan penilaian tersendiri. b. Tahap kedua, Kepala bagian kredit dan Pimpinan akan melakukan wawancara yang tujuannya mengetahui karakter dan gaya berpikir serta sifat dari calon debitur dengan cara wawancara psikologi. Lingkungan tempat tinggal calon debitur juga ditanyakan, hal ini dilakukan agar pihak bank sewaktu-waktu akan melakukan peninjauan survey serta memastikan lokasi yang diberitahu oleh calon debitur memang tempat tinggal calon debitur. c. Tahap ketiga, Kepala Bagian Kredit dan Pimpinan akan memberikan kesimpulan akhir, apakah calon debitur memang layak untuk diberikan Kredit. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber : Bank Sumut, diolah Gambar 4.4 Tahapan Penilaian Karakter di PT Bank Sumut KCP USU Sebenarnya inti dari dilakukan ketiga tahap penilaian diatas adalah untuk kembali meyakinkan Bank Sumut sebagai penilai bahwa calon debitur di masa depannya adalah orang yang tepat dalam menggunakan kredit. Kredit sendiri adalah berasal dari bahasa latin yaitu “credere” yang artinya kepercayaan. Kepercayaan merupakan suatu unsur yang digunakan di dalam hubungan antara kreditur dan debitur kemudian kepercayaan akan dilanjutkan dengan syarat–syarat kesepakatan agar debitur dapat mengembalikan kepercayaan berupa pengembalian kredit yang bersangkutan. Sehingga di setiap tahap di dalam penilaian karakter, calon debitur kembali di tuntut untuk meyakinkan penilai yang sangat mengandalkan intuisinya. Metode penilaian berdasarkan intuisi, tidak lepas dari kontra penilai yaitu sebagai manusia Calon debitur Kepala Bagian Kredit Pimpinan dan wakil pimpinan Penyimpulan karakter www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA biasa yang mungkin memiliki kesalahan dalam membaca karakter oleh sebab itu inilah yang melatar belakangi sampai dilakukan tiga tahapan penilaian. Bank Sumut menginginkan calon debitur yang memiliki karakter dengan keseriusan, ketelitian dan tidak mudah menyerah, agar kredit tidak jatuh kepada usaha yang tidak membuahkan profit wanprestasi. Karakter dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Sebelum memutuskan untuk memberikan kredit, bank harus yakin bahwa calon debitur akan berpegang teguh pada janjinya dan akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan kekayaan usahanya sehingga akan ada jaminan bahwa pinjaman pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian Firdaus dan Ariyanti, 2009:83. 3. Kemampuan memperoleh pendapatanlaba ability to create income Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola orang–orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya Nogi, 2003:35. Menurut Bank Sumut, penilaian akan bagaimana sebuah usaha UKM memiliki potensi kemampuan menghasilkan laba dilihat dengan cara: a. Melihat laporan keuangan. Laporan keuangan memberi keterangan tentang bagaimana profit dari UKM. Bagi UKM yang tidak memiliki laporang keuangan, petugas Bank Sumut www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA akan melakukan kunjungan langsung ke tempat usaha calon debitur dan membuatkan laporan keuangan UKM tersebut dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan tersebut, diataranya: Pendapatan usaha tahun, pembelian, pengeluaran untuk usaha, pengeluaran untuk rumah tangga dan sebagainya. b. Survei ke UKM Dilakukan dengan cara mengunjungi lokasi usaha UKM, kemudian diadakan pengamatan dengan cara mengobservasi UKM. Jumlah pelanggan yang datang dan melakukan pembelian di tempat praktik UKM dapat memberikan jawaban apakah usaha UKM itu menguntungkan dan sesuai dengan yang laporan keuangan. Pelanggan yang datang hanya satu sampai dua orang menjelaskan bahwa kemungkinan usaha itu tidak laku. 4. Fasilitas produksi capital Azas Capital atau modal ini menyangkut beberapa banyak dan bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon peminjam Firdaus dan Ariyanti, 2009:85. Tujuan dari penilaian akan Capital di UKM adalah bahwa UKM diharapkan menghasilkan produk yang kompetitif untuk bersaing dengan lawannya. Penilaian akan fasilitas produksi akan UKM diperoleh dengan cara survey keadaan fasilitas tersebut. Fasilitas produksi yang dilihat sesuai akan kemampuan usaha UKM, untuk yang menggunakan kisaran modal tidak terlalu besar, survey www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA hanya untuk melihat keadaan tempat penjualan, kebersihan, kerapian, kelengkapan akan sesuatu yang dijual. Untuk UKM yang menggunakan mesin dan modal besar penilaian dilihat dari pabrik dan perlengkapan, mesin pabrik harus sesuai dengan ketentuan, mengetahui standar penghasilan produk perharinya, umur mesin yang digunakan. Kemudian di lihat dari perlengkapan yang membantu produksi seperti bahan-bahan pembuatan akankah selalu tersedia, fasilitas produksi gudang yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan juga dinilai. Penimbunan barang digudang yang lama dapat menimbulkan sebuah biaya sehingga menyebabkan UKM sulit berkembang.. 5. Jaminan Kredit collateral Collateral adalah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau pihak ke 3 yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidakmampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan utangnnya sesuai dengan perjanjian kredit Firdaus dan Ariyanti, 2009:86. Fungsi collateral yaitu, untuk pembayaran utang seandainya debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkanmenjual jaminan tersebut. PT Bank Sumut memberi rasio jaminan kredit bagi UKM sekitar 60 enam puluh persen - 70 tujuh puluh persen, yang artinya pinjaman yang diajukan oleh debitur UKM kepada pihak perbankan nilai pinjamannya berkisar 60 enam puluh persen - 70 tujuh puluh persen dari yang diagunkan. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jaminan pada Kredit meliputi benda bergerak, barang tidak bergerak, proyek yang dibiayai dalam bentuk fisik dan lainnya yang mendukung kredit tersebut, dengan ketentuan agunan kredit tidak diperkenankan seluruhnya barang bergerak kecuali harus ada tambahan agunan barang yang tidak bergerak minimum 25 dari plafon kredit. 6. Keadaan ekonomi condition of economy Condition of economy bertujuan menilai keadaan ekonomi yang terjadi pada saat pengajuan kredit oleh UKM. Keadaan ekonomi bisa saja mendatangkan dampak positif atau negatif kepada UKM sehingga petugas kredit wajib meneliti perkembangan ekonomi dan bisnis selama masa perjanjian kerdit. Keadaan ekonomi yang baik biasanya memberi dampak positif dan menyebabkan UKM berlomba- lomba untuk mengajukan kredit kepada bank dikarenakan bunga yang rendah serta uang yang beredar di masyarakat cukup banyak sehingga bank bersikap mendukung dan tidak terlalu mempermasalahkan poin ini dalam pengajuan kredit dengan catatan usaha yang sudah pernah diajukan oleh kreditur lain itu diberi kontrol agar sesama debitur kredit tidak memiliki banyak persaingan. Namun sebaliknya jika keadaan ekonomi tidak baik, bank memperketat poin ini dengan cara menaikan suku bunga dan menolak UKM diragukan dalam melakukan pengajuan pinjaman, yang akibatnya menurunkan jumlah penerima kredit bagi UKM. Lesunya daya beli masyarakat juga membuat bank mengambil kesimpulan dalam memberikan kredit, daya beli mempengaruhi profit UKM, bagaimana UKM akan membayar kredit serta www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bunganya jikalau masyarakat tidak memiliki daya beli sementara itu bagaimana jika nasabah bank ingin mengambil uangnya. Contohnya seperti pada inflasi yaitu kenaikan harga barang, yang menyebabkan kenaikan pada harga pokok penjualan sehingga menyebabkan onkos produksi naik dan juga produk yang dihasilkan menjadi mahal dan menurunkan daya beli masyarakat. Condition of economy jarang memiliki pengaruh negatif artinya, keadaan tidak baik, tidak selamanya terjadi hanya sementara. Inflasi menyebabkan minat berusaha menjadi berkurang dikarenakan harga pokok penjualan HPP mengalami kenaikan sehingga estimasi anggaran UKM mengalami pembengkakan yang akan membuat kerugian. Inflasi juga menyebabkan daya beli masyarakat terhadap usaha UKM menjadi berkurang, masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk dikonsumsi, tak jarang pada keadaan inflasi seperti ini UKM mendapat pemberitahuan penolakan kredit dari Bank Sumut. Kesimpulannya walaupun keadaan ekonomi baik atau buruk, Bank Sumut memutuskan untuk tidak membiayai : a. Perusahaan yang illegal seperti penyaluran jasa pencarian TKI non resmi, jual-beli Dvd bajakan, jual-beli pakaian monja. Usaha jenis ini merugikan Negara dan beresiko tinggi. b. Usaha yang ikut-ikutan, atau sudah pasaran dan banyak debitur UKM yang telah menerima bantuan KAL untuk jenis usaha ini. Kontrol akan jenis usaha www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perlu dilakukan agar tidak terjadi persaingan yang nantinya akan merugikan UKM dan Bank Sumut.

4.3. Penjelasan dan Evaluasi dari PT Bank Sumut KCP USU akan Peringkat Setiap Poin

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Dan Menengah: Studi Kasus PT. BPR Laksana Abadi Sunggal Medan

0 29 86

Pengaruh Kebijakan Kredit Usaha Kecil dan Menengah terhadap Peningkatan Pendapatan Debitur pada PT. Bank Bukopin Cabang Medan

0 26 90

Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Usu

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Usu

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Usu

0 0 27

Prosedur Pelaksanaan Dan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Usu

0 0 1

Analisis The C’s Of Credit Sebagai Indikator Penilaian Pemberian Kredit Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU

0 0 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah (UKM) - Analisis The C’s Of Credit Sebagai Indikator Penilaian Pemberian Kredit Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis The C’s Of Credit Sebagai Indikator Penilaian Pemberian Kredit Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU

0 0 11

ANALISIS The C’s of Credit SEBAGAI INDIKATOR PENILAIAN PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU USU MEDAN

0 0 12