2.1.4 Poin-poin Penilaian Kelayakan Pemberian Kredit Dalam
The C’s of credit kepada UKM
Bank mempunyai fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakatpengusaha
yang memerlukannya. Bank melakukan kegiatan bisnis business yang adalah salah satu kegiatan bisnisnya berupa penyaluran dana atau kredit berwujud uang.
Penyaluran kredit disalurkan ke berbagai jenis usaha, Usaha skala besar, Usaha skala sedang dan Usaha Kecil dan Menengah UKM. Sebelum pihak
perbankan memberikan kredit, debitur harus memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan seperti debitur harus menyiapkan draft dokumentasi permohonan kredit
yang bertujuan agar debitur yang mengajukan kredit tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab proses perkreditan tersebut.
Bank dengan seluruh aparatnya memiliki kemampuan bertanya
tentang tujuan dari pengajuan kredit tersebut agar terhindar dari tujuan yang seperti Firdaus
dan Ariyanti,2009:43: 1. Kredit untuk tujuan spekulasiperjudianterlarang lainnya.
2. Kredit untuk usaha namun tanpa informasi keuangan. 3. Kredit untuk usaha yang memerlukan keahlian khusus, namun bank tidak
memilikinya. 4. Kredit usaha yang telah bermasalah.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah proses tujuan permohonan dilewati kemudian bank dilakukan riset bisnis. Riset bisnis adalah proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang
sistematik dan obyektif untuk membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan bisnis Wibisono, 2008:2. Riset bisnis dengan menggunakan penilaian The C’s of
Credit bertujuan mengetahui apakah usaha nasabah layak feasible dapat dipasarkan marketable serta menguntungkan profitable. The C’s of Credit menganalisis data
mentah yang diperoleh dari debitur UKM dalam pemberian kredit. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya reliable, tepat waktu dan mencakup
ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan Situmorang dan Muslich, 2011:1.
Ada tiga data yaitu data mentah atau data awal yang merupakan hasil pengumpulan, kemudian data hasil pengelolaan yang dikelola dengan menggunakan
metode The C’s of Credit, dan data hasil analisis berupa kesimpulan apakah Debitur UKM layak menerima Kredit. Kesimpulan mempunyai peringkat tertinggi sebab
langsung dapat dipergunakan untuk menyusun saran atau usul untuk dasar membuat keputusan Situmorang dan Muslich, 2011:1.
Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Perbankan yang Diubah, yang harus dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayaan adalah karakter,
kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha yang keseluruhannya terangkum dalam The five C of Credit Nogi, 2003:43. Dengan berkembangnya dunia
perbankan, penilaian terhadap poin–poin dalam the five C of credit juga ikut
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berkembang. Hal ini ditandai dengan bertambahnya poin yang dinilai dalam the five C of credit dan salah satunya adalah kemampuan untuk meminjam.
The five C of credit berkembang menjadi The C’s of Credit Sutojo, 1997:293 yang meliputi kemampuan untuk meminjam the competence to borrow, karakter
character kemampuan dalam memperoleh pendapatanlaba create income, fasilitas produksi capital, jaminan collateral dan keadaan ekonomi condition of
economy yang bertujuan agar resiko kredit yang akan ditanggung oleh bank dapat diminimalisasi dan kredit yang diberikan lebih terjamin pengembaliannya.
Urutan pengembalian kredit dapat digolongkan sebagai berikut Firdaus dan Arianti, 2009:23.
1. Kredit Lancar L. 2. Kredit Dalam Perhatian Khusus DPK.
3. Kredit Kurang lancar KL. 4. Kredit Diragukan D.
5. Kredit Macet M. Beberapa penelitian yang mempengaruhi poin-poin tersebut secara keseluruhan
ditentukan oleh hal–hal sebagai berikut Sutojo, 1997:292:
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Besar kredit yang diberikan Semakin besar jumlah kredit yang akan diberikan, semakin besar pula resiko
yang akan ditanggung bank, sehingga semakin dalam pula penelitian seluruh poin yang mempengaruhi kemampuan dan kesediaan debitur mengembalikan kredit.
b. Jangka waktu kredit Semakin lama jangka waktu kredit, semakin besar resiko yang akan
ditanggung bank, sehingga semakin dalam pula penelitian atas poin-poin tersebut. c. Reputasi calon debitur dimasyarakat.
Analisa permintaan kredit yang diajukan calon debitur besar dan bereputasi cemerlang dimasyarakat tidak akan sulit jika dibandingkan dengan analisa permintaan
kredit yang diajukan calon debitur yang belum terkenal. d. Hubungan calon debitur dengan bank.
Analisa permintaan kredit yang diajukan calon debitur yang telah lama dikenal bank seringkali dibatasi pada poin–poin pengaruh tertentu saja. Hubungan
calon debitur dengan bank tersebut dapat berbentuk nasabah dalam transaksi giro, tabungan dan deposito maupun dalam bentuk pemberian kredit lama.
e. Jenis dan jumlah nilai jaminan kredit yang akan disediakan oleh calon debitur, dan disetujui oleh kreditur.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ruang Lingkup Analisa Kredit The C’s of Credit
Tujuan Poin-Poin yang mendukung
Ruang Lingkup The C’s of Credit digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Siswanto Sutojo 1997:293
Gambar 2.1. Ruang Lingkup The C’s of Credit
Kemampuan Meminjam The competence to
borrow Karakter
Character Kemampuan
menghasilkan pendapatan Ability to
create income Fasilitas produksi
Capital Jaminan Kredit
Collateral Keadaan ekonomi
Condition of economy
Menilai kemampuan dan kesediaan
mengembalikan kredit sesuai dengan isi
perjanjian kredit
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Poin-poin dalam the C’s of Credit adalah: 1. Kemampuan untuk meminjam the competence to borrow
Poin kemampuan untuk meminjam merupakan adalah bank mendapatkan kepastian tentang debitur dengan cara rekomendasi dari pihak ketiga yang secara
khusus mempunyai kemampuan penilaian untuk menjaminkan debitur kepada pemberian kredit yang dilakukan. Poin ini diperlukan untuk memberikan rasa aman
dan kemungkinan lain yaitu debitur tidak mampu mengembalikan kredit. Penolakan kredit dapat dilakukan oleh bank jika bank tidak memiliki
kepercayaan akan rekomendasi dari pihak ke tiga kepada debitur yang tidak
mempunyai kemampuan untuk meminjam. Penilaian terhadap poin kemampuan untuk meminjam dapat dilakukan bank dengan mempelajari kemampuan dari si
peminjam dan kinerja sebelumnya dan mengapa pihak ketiga merekomendasi debitur dalam perjanjian kredit.
2. Karakter character “Character” Firdaus dan Ariyanti, 2009:83 atau karakter dari para calon
peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Sebelum memutuskan untuk memberikan kredit, bank harus yakin
bahwa calon debitur akan berpegang teguh pada janjinya dan akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan kekayaan usahanya sehingga akan ada jaminan bahwa
pinjaman pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Karakter merupakan salah satu
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
poin yang sulit dianalisis, sebab dalam batas waktu tertentu karakter buruk dapat ditutupi.
Gambaran tentang karakter seseorang hanya dapat diperoleh melalui kesan- kesan yang diperoleh dari pertemuan orang tersebut. Jujur dan mau bekerja sama
merupakan dua macam karakter yang diperlukan bank untuk menjamin kelancaran transaksi kredit mereka dengan debitur. Debitur
yang jujur tidak akan menyalahgunakan kredit yang mereka terima. Disamping itu debitur yang jujur dan
kooperatif tidak akan memberikan dokumen, data masukan dan informasi yang tidak benar.
Dalam upaya “penyidikan” tentang karakter ini pihak bank haruslah mengumpulkan data dan informasi-informasi dari pihak yang dapat dipercaya
Firdaus dan Ariyanti, 2009:84. Sebagai contoh dalam hal menghadapi nasabah baru, bank biasa meminta informasi dari Bank Indonesia dan bank-bank lain,
kenalan-kenalan dan tetangga-tetangga calon peminjam bahkan dari ketua RT rukun tetangga, RW rukun warga, kepala desa atau camatnya.
Sedangkan untuk nasabah lama yang akan mengulang kreditnya, dapat dilihat dari penampilankinerja
performance kreditnya pada masa lalu, apabila
pengembaliannya cukup lancar atau pernah mengalami hambatan dan kemacatan. Penilaian karakter merupakan penilaian yang bersifat abstrak. Karena itu diperlukan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penguasaan tetang bagaimana memahami perilaku individu dan pemahaman tentang perilaku perusahaan.
3. Kemampuan menghasilkan pendapatanlaba ability to create income Kemampuan
oleh debitur dalam mengembalikan kredit dipengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan pendapatan dan laba. Semakin banyak laba
yang dapat mereka hasilkan, maka pengembalian kredit tidak akan menjadi hal yang sulit. Bank juga harus memperhatikan besarnya pendapatan dan pengeluaran yang
dilakukan oleh calon debitur. Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya
dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola orang–orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka
waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya Nogi, 2003:35. Kemampuan bisnis perusahaan yang kecil tentu saja tidak layak diberikan
kredit dalam skala besar, karena tentu bisnis yang kecil tidak akan mampu mengembalikan pinjamannya. Demikian juga jika tren bisnisnya atau kinerja
bisnisnya menurun, maka kredit juga tidak dapat diberikan, kecuali penurunan terjadi karena kekurangan biaya. Sehingga diharapkan dengan adanya tambahan biaya lewat
peluncuran kredit, maka tren atau kinerja bisnisnya tersebut dipastikan akan semakin membaik Nogi, 2003:44.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kemampuan menghasilkan laba dapat diperoleh dari informasi calon debitur mengenai:
a. Untuk perusahaan 1 Informasi Neraca Keuangan,
2 Laporan LabaRugi, 3 Laporan penjualan barang,
4 Laporan persediaanstock barang, 5 Aging schedule dan saldo piutang dagang, dan lain- lain
b. Untuk perorangan 1 Data keuangan nasabah melalui rekening banknya,
2 Daftar penghasilan pribadi perorangan, 3 Daftar jumlah tanggungan keluarga perorangan tersebut,
4 Izin domisili dan tempat tinggal tetap kependudukannya. 4. Fasilitas produksi capital
Azas Capital atau modal ini menyangkut beberapa banyak dan bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon peminjam Firdaus dan Ariyanti,
2009:85. Jumlah capital yang dimiliki ini penting untuk diketahui oleh bank untuk menilai tingkat debt to equity ratio DER yang selanjutnya berkaitan dengan tingkat
rentabilitas dan solvabilitas serta jangka waktu pembayaran kembali kredit yang akan diterima.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kondisi dan umur dari fasilitas produksi yang dimiliki calon debitur mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan program pemasaran hasil produksi yang
mereka usahakan. Mesin dan peralatan tua, dengan teknologi produksi yang ketinggalan zaman sulit diharapkan menghasilkan produk yang kompetitif.
Analisis kredit juga harus mendapatkan kepastian tentang status kepemilikan fasilitas produksi. Apabila calon debitur tidak ikut memiliki fasilitas produksi yang
mereka operasikan, jika suatu saat pemilik fasilitas produksi tersebut menarik kembali fasilitas produksi yang dimiliknya tersebut, maka kelangsungan perusahaan
akan terganggu. Fasilitas produksi juga dapat dianalisis dari laporan keuangan. Bank
melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh untuk melihat mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehinggga dapat diketahui kemampuan
permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.
Kemampuan permodalan perusahaan perorangan dapat diketahui dengan jalan mengurangi total harta dengan total hutang kepada pihak ketiga dan untuk perusahaan
dapat diketahui dari laporan keuangan, akta pendirian dan atau akta perubahan. Kemampuan memperoleh labapendapatan dan fasilitas produksi merupakan
penilaian kelayakan usaha dari calon debitur.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Jaminan kredit collateral Collateral adalah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau
pihak ke 3 yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidakmampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan utangnnya sesuai dengan perjanjian kredit Firdaus dan
Ariyanti, 2009:86. Dua fungsi collateral yaitu, pertama untuk pembayaran utang seandainya
debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkanmenjual jaminan tersebut. Sedangkan fungsi kedua, sebagai akibat dari fungsi pertama ialah
merupakan salah satu poin penentu jumlah kredit yang dapat diberikan. Adapun Jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai
berikut Kasmir, 2008 :107: a. Dengan jaminan
1 Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti:
a Tanah 1. Bangunan.
2. Kendaraan bermotor. 3. Mesin-mesinperalatan.
4. Barang dagangan. 5. Tanamankebunsawah.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Dan lainnya. 2 Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat
yang dijadikan jaminan seperti: 7. Sertifikat saham.
8. Sertifikat obligasi. 9. Sertifikat tanah.
10. Sertifikat deposito. 11. Rekening tabungan yang dibekukan.
12. Rekening giro yang dibekukan. 13. Promes.
14. Wesel. 15. Dan surat tagihan lainnya.
b. Jaminan orang Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut
macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung risikonya, dengan catatan orang yang menanggung harus memiliki harta
sebagai jaminannya. Perlu dipahami bahwa bank bukanlah memberikan kredit atas dasar jaminan tetapi berdasarkan kelayakan usaha yang dilaksanakan
perusahaan Djohan, 1999:57.
c. Tanpa jaminan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang
memang benar-benar bonafid dan professional sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan
penilaian terhadap prospek usahannya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
Analisis yang telah dilakukan bank terhadap berbagai aspek yang lain seperti telah disebutkan diatas tidak selalu dapat mencerminkan kinerja nasabah di masa
yang akan datang, pihak bank perlu berjaga-jaga terhadap kemungkinan yang terburuk antisipasi terhadap kemungkinan macetnya pemenuhan kewajiban oleh
nasabah adalah kewajiban penyerahan berbagai bentuk agunan sebelum dana diberikan kepada nasabah.
Hal penting dalam penyerahan agunan adalah keabsahan secara yuridis dalam perjanjian pengikatan agunan. Pihak bank harus yakin bahwa agunan telah diserahkan
berdasarkan perjanjian yuridis. Agunan ini meliputi Triandaru dan Budisantoso, 2008:116:
1. Agunan utama yaitu barang yang dibiayai oleh dana dari bank. Apabila dana dan bank digunakan untuk pembelian truk, maka truk tersebut dapat dijadikan
agunan utama.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Agunan tambahan yaitu barang yang tidak dibiayai bank oleh dana bank dan bukan merupakan bagian barang yang digunakan untuk kegiatan operasional
usaha nasabah. Apabila usaha nasabah mengalami masalah atau bangkrut, sering kali dana kas atau persediaan atau piutang tidak dapat lagi dilikuidasi
untuk memenuhi berbagai kewajiban nasabah kepada pihak lain. Oleh sebab itu, nasabah harus menyerahkan agunan tambahan diluar barang yang
digunakan untuk kegiatan operasional usaha nasabah. Jika prospek perusahaan makin tidak menentu, kemudian tidak lagi ditemukan
sumber-sumber pembayaran lain dari debitur, maka sebaiknya bank menyarankan agar debitur menjual jaminannya. Kalau debitur setuju, maka kedua belah pihak
mencari calon pembeli yang potensil. Harga penjualan pada dasarnya harus disepakati oleh kedua belah pihak. Hasil
penjualan inilah yang menjadi sumber pengembalian kredit. Ada kalanya jaminan tersebut dibeli oleh bank tetapi dengan syarat harus disepakati oleh debitur. Jika
terdapat sisa lebih dari hasil penjualan jaminan maka sisa tersebut menjadi hak debitur sepenuhnya. Tetapi yang sering terjadi adalah hasil penjualan barang jaminan
tersebut tidak menutupi pinjaman. Ada dua macam tindakan bank untuk mengadapi hal ini yaitu
membebaskanmenghapuskan sisa utang yang tertunggak write off sehingga
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pinjaman dianggap telah selesai dan membiarkan sisa utang itu tetap terbuka dengan harapan suatu saat debitur akan membayarnya Firdaus dan Ariyanti, 2009:144.
6. Keadaan ekonomi conditon of economy Perkembangan kondisi ekonomi nasional, regional dan internasional
membawa dampak positif atau negatif pada kondisi bisnis banyak perusahaan. Oleh karena itu terutama setelah menganalisa permintaan kredit dalam jumlah besar,
dengan jangka waktu menengah atau panjang, para analisis kredit wajib meneliti prospek perkembangan ekonomi dan bisnis selama masa perjanjian kredit.
Kemerosotan usaha bisnis suatu perusahan dapat disebabkan karena adanya persaingan di pasar. Munculnya perusahaan baru yang lebih kuat, atau produk impor
yang lebih baik dan lebih banyak beredar di pasaran serta lebih murah dapat memerosotkan usaha bisnis banyak perusahaan yang sebelumnya beroperasi secara
menguntungkan. Berbagai macam peraturan pemerintah dibidang ekonomi, moneter dan
perdagangan membawa dampak tertentu pada banyak sektor usaha. Oleh karena itu, para analisis kredit wajib mempelajari berbagai macam peraturan pemerintah yang
bersangkutan dengan bidang usaha calon debitur. Menganalisis kondisi ekonomi berguna untuk mengetahui dampak kepada perusahaan dan keberadaan perusahaan
dan keberadaaan perusahaan sebagai unit bisnis dalam industri dan dalam perekonomian secara keseluruhan.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Penelitian Terdahulu