Asam Amino TINJAUAN PUSTAKA

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.9 Skema alat KCKT Sumber: NMSU Board of Regents, 2006. Pelarut yang biasanya digunakan pada KCKT adalah air, metanol, asetonitril, kloroform, dan pelarut lainnya yang berada dalam keadaan murni HPLC grade. Pelarut-pelarut tersebut sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu dengan kertas saring milipore 0,45 mm dan harus dihilangkan gasnya degassing. Komponen utama alat yang dipakai dalam KCKT antara lain 1 reservoir zat pelarut untuk fase gerak; 2 pompa; 3 injektor; 4 kolom; 5 detektor, dan 6 rekorder Adnan, 1997. Jantung dari peralatan KCKT adalah kolom dimana terdapat fase diam dan terjadi pemisahan komponen antara fase diam dan fase bergerak yang dialirkan dengan bantuan pompa Salamah, 1997. 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pangan Pusat Laboratorium Terpadu PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech Bogor, Laboratorium Penelitian II, dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlangsung sejak bulan Maret hingga Juni 2014. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian Satu set alat elektroforesis Bio-Rad, satu set perangkat KCKT Waters tipe Breeze, alat destilasi lengkap dengan erlenmeyer berpenampung berukuran 250 mL, buret 50 mL, pemanas Kjeldahl lengkap yang dihubungkan dengan pengisap uap melalui aspirator, labu Kjeldahl berukuran 50 mL, freeze dry, mikropipet beserta tip, erlenmeyer, labu ukur, sentrifuge Eppendorf 5417R beserta tabungnya, waterbath ultrasonic Branson, peralatan gelas, pinset, spatula, syringe, batang pengaduk, vial, timbangan analitik Wiggen Hauser, pipet volumetrik, pipet tetes. 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang burung walet diperoleh dari Kediri, Jawa Timur, standar berat molekul protein Bio-Rad Prestained SDS-PAGE Standars Broad Range, commasie brilliant blue, larutan 30 akrilamid, larutan 0,8 bisakrilamid, buffer Tris-HCL 1,5 M pH 8,8, buffer Tris-HCL 0,5 M pH 6,8, larutan 10 ammonium persulfat APS, larutan 10 wv sodium dodesil sulfat SDS, tetramethylethylenediamine TEMED, sample buffer, dapar elektroforesis, katalisator campuran dari 0,8 gram CuSO 4 , 0,1 gram SeO 2 , dan 4 gram K 2 SO 4 , larutan H 2 SO 4 pekat, larutan NaOH 30, larutan asam borat 2, larutan HCl 0,05 N, indikator Bromcresol Green + Methyl 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Red BCG+MR, indikator fenolftalein PP, metanol teknis, larutan HCl 6N, internal standar AABA alpha amino butyric acid, AccQ•Tag Reagen Kit dari Waters, reagen kit terdiri dari Waters AccQ-Tag. Fluor Borate Buffer, Waters AccQ•Tag Fluor Reagen serbuk 6-aminoquinolil- Nhidroksi-suksinimidil karbamat–AQC, Waters AccQ•Tag Fluor Reagen Diluen, dan Hidrolisat Asam Amino Standar dari Waters, asetonitril grade HPLC, aquabides. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Perolehan Sampel Bahan yang digunakan adalah sarang burung walet putih yang diperoleh dari daerah Kediri, Jawa Timur. 3.3.2 Determinasi Sampel Sampel sarang walet putih yang diperoleh dari Kediri, Jawa Timur, dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Puslit Biologi Bidang Zoologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat. 3.3.3 Ekstraksi Protein pada Sampel Liu et al., 2012 Sampel yang telah dideterminasi, dibersihkan dari bulu burung walet yang menempel pada sampel dengan menggunakan pinset. Setelah sampel bersih, sampel dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu. Sebanyak 1 gram sampel dilarutkan dengan 50 mL aquabides lalu disonikasi selama 30 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh dikeringkan dengan metode pengeringan freeze dry dan disimpan pada suhu -20 ⁰C Liu et al, 2012. 3.3.4 Analisis Profil Protein dengan Menggunakan SDS-PAGE Profil protein dianalisis menggunakan SDS-PAGE berdasarkan metode Laemmli dalam Coligan et al. 1995 dengan sistem buffer Laemmli dan konsentrasi gel poliakrilamid separating gel yang 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan sebesar 12. Gel poliakrilamid yang telah dibuat dengan komposisi tertentu dapat dilihat pada lampiran 3, dicetak diantara dua buah lempeng kaca. Larutan separating gel yang telah dibuat, dimasukkan ke dalam cetakan gel dengan menggunakan mikropipet sampai batas tertentu, kemudian ditambahkan dengan aquades sampai penuh agar permukaan gel rata. Setelah gel mengering, aquades dibuang dan sisa air pada cetakan gel diserap dengan kertas saring. Larutan stacking gel yang telah dibuat, dimasukkan ke dalam cetakan. Permukaan gel dipasang sisir, lalu didiamkan sampai gel mengeras. Setelah gel keras, sisir dilepaskan dan cetakan gel dipindahkan ke perangkat elektroforesis kemudian running buffer dimasukkan ke dalam alat elektroforesis hingga gel terendam. Ekstrak protein sarang burung walet putih yang telah disiapkan, dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf dan ditambahkan dengan sample buffer dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1. Ketiga tabung dipanaskan pada suhu 100 ⁰C selama 5 menit. Elektroforesis dilakukan dengan cara 5 µ l marker protein dimasukkan ke sumur pertama dan 10 µ L campuran ekstrak protein sarang walet dan sample buffer dengan perbandingan yang telah ditentukan, dimasukkan ke dalam sumur berikutnya yang telah dicetak pada gel poliakrilamid, kemudian alat elektroforesis dihubungkan ke power supply dengan tegangan 175 V hingga sampel mencapai bagian dasar gel. Setelah elektroforesis selesai, gel dikeluarkan dari cetakan dan divisualisasi menggunakan larutan pewarnastaining yaitu comassie brilliant blue selama satu jam dan digoyangkan dengan shaker. Gel lalu dicuci dengan larutan destaining tiga kali masing-masing selama satu jam. Identifikasi dan analisis SDS-PAGE dilakukan dengan cara membandingkan pita protein yang tampak setelah proses pemisahan dengan protein standar. Bobot molekul masing-masing protein ditentukan dengan cara menghitung nilai Rf dari masing-masing pita protein yang tampak, lalu dibuat kurva standar hubungan antara log BM dengan Rf dari protein standar sehingga nilai BM protein sampel dapat dihitung.