BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Secara global, setiap tahun diperkirakan terjadi kasus baru penderita kanker
leher rahim sebanyak 493.243 jiwa dan kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Hampir 80 angka-angka tersebut terjadi di negara
sedang berkembang, sehingga angka kejadian baru insidensi yang distandarisasi menurut umur untuk wanita di negara berkembang rata-rata 61 per 100.000
wanita. Angka tersebut hampir enam kali lipat dari angka kejadian kanker baru leher rahim pada wanita dari negara berkembang 11 per 100.000 wanita.
Penyakit ini mengenai wanita usia masih produktif. Secara global, kanker leher rahim berkontribusi sebesar 12 dari seluruh kanker pada perempuan.
Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa masalah kanker sangat khas, yakni kasusnya banyak dan ditemukan di stadium lanjut. Di RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo dari 1.717 kasus kanker ginekologik 1989-1992 76.2 di antaranya adalah kanker serviks, dikarenakan tidak melakukan pemeriksaan Pap
Smear Pap Smear merupakan metode pemeriksaan sel rahim dengan menggunakan mikroskop. Skrining Pap Smear yang adekuat dapat menurunkan
kemungkinan seorang wanita meninggal akibat kanker serviks hingga 90. Data Pap Smear di laboratorium sitologi di RSAM pada tahun 2002 hingga 2009
menunjukkan penurunan angka pada wanita yang melakukan Pap Smear. Pada tahun 2002 tercatat angka sebanyak 348 orang, tahun 2004 sebanyak 446 orang,
tahun 2005 sebanyak sebanyak 384 orang, tahun 2006 sebanyak 293 orang dan tahun 2009 sebanyak 240 orang. Hasil penurunan jelas kelihatan dari tahun 2004
hingga 2009. Di negara maju, skrining, diagnosa dan terapi kanker leher rahim telah
berkembang sangat pesat. Sangat menyedihkan bahwa perkembangan tersebut sangat mungkin tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk dari negara
Universitas Sumatera Utara
sedang berkembang. Faktor kemiskinan dan ketidak merataan dana-dana bantuan untuk penyakit kanker di negara berkembang adalah faktor yang menjadi
penyebab mengapa kejadian kanker leher rahim sangat tinggi. Belum lagi dampak skrining di negara sedang berkembang masih sangat sedikit karena pada
saat ini diperkirakan baru sekitar 5 persen perempuan yang telah melakukan tindakan skrining
.
Gadjah Mada Jurnal, 2008 Berdirinya Fakultas Sastra diawali dengan keluarnya surat Keputusan
Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan Nomor: 1901965 terhitung mulai 25 Agustus 1965. Fakultas Sastra dipilih sebagai sampel populasi adalah karena
mereka tidak pernah terpapar dengan pengetahuan tentang kanker serviks atau Pap Smear. UniversitasSumateraUtara, 2009
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan 2008 di Fakultas
Sastra di Universitas Sumatera Utara terhadap pemeriksaan Pap Smear sebagai deteksi awal Kanker Serviks.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai Pap Smear sebagai satu langkah deteksi awal untuk kanker serviks.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan 2008 di Fakultas Sastra di Universitas Sumatera Utara tentang Pap Smear
mengenai tujuan, cara pemeriksaan dan frekuensi pemeriksaan sebagai salah satu deteksi awal Kanker Serviks.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1.4.1. Bagi masyarakat: Mahasiswi memahami tentang faktor-faktor yang menyebabkan kanker serviks dan cara deteksi awal kanker
serviks. 1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan Masyarakat: Mengetahui tingkat
pengetahuan mahasiswi mengenai Kanker Serviks dan cara pencegahan sehingga dapat merencanakan suatu strategi pelayanan kesehatan untuk
menindaklanjutinya.
1.4.3. Bagi peneliti: Dapat mengembangkan kemampuan di bidang
penelitian serta mengasah kemampuan analisia penelitian sekaligus menambah ilmu melalui penelitian tentang topik penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA