5
dan di bawah maleolus medialis, di area gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan panjang pada paha bawah.
Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana
kemudian darah dipompa keatas dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada
superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke sistem superfisialis sehingga
terjadi varises pada sistem ini Faiz dan Moffat, 2004 .
V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas bagian
belakang betis kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke v.poplitea Faiz dan Moffat, 2004.
Gambar 2.1 Anatomi Pembuluh Darah Vena di Tungkai Bawah
Dikutip dari www.emedicine.com
2.1.2. 2. Vena Profunda Ekstremitas Bawah
Vena-vena profunda pada betis adalah v.komitans dari arteri tibialis anterior dan posterior yang melanjutkan sebagai v.poplitea dan v.femoralis. Vena
Universitas Sumatera Utara
6
profunda ini membentuk jaringan luas dalam kompartemen posterior betis pleksus soleal dimana darah dibantu mengalir ke atas melawan gaya gravitasi oleh otot
saat olahraga Faiz dan Moffat, 2004.
2.1.3 Frekuensi Varises Tungkai
Insidensi dari varises telah dipelajari dari sejumlah study cross sectional. Tahun 1973 Komunitas Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat memperkirakan
sekitar 40 juta orang 26 juta diantaranya wanita di Amerika Serikat mengalami varises. Tahun 1994 sebuah Review oleh Callam menemukan setengah dari
populasi dewasa memiliki gejala penyakit vena wanita 50-55 ; pria 40-50 dan lebih sedikit dari setengahnya yang menunjukkan gejala varises wanita 20-
25 ; pria 10-15. Umur dan jenis kelamin merupakan faktor risiko utama
terjadinya varises Lew , 2009.
Varises lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki pada beberapa tingkat umur. Pada penelitian kesehatan komunitas Tecumsech, varises ditemukan
72 pada wanita berumur 60-69 tahun dan hanya 1 laki-laki pada umur 20-29 tahun. Angka prevalensi penyakit vena didapatkan lebih tinggi pada Negara barat
dan Negara industri dari pada negara kurang berkembang Beale, 2005.
2.1.4. Etiologi Menurut Yuwono 2006, Etiologi dari insufisiensi vena kronis dapat dibagi
3 kategori yaitu, kongenital, primer dan sekunder. 1.
Penyebab insufisiensi vena kronis yang kongenital adalah pada kelainan dimana katup yang seharusnya terbentuk di suatu segmen ternyata tidak
terbentuk sama sekali aplasia, avalvulia, atau pembentukannya tidak sempurna displasia, berbagai malformasi vena, dan kelainan lainnya
yang baru diketahui setelah penderitanya berumur. 2.
Penyebab insufisiensi vena kronis yang primer adalah kelemahan intrinsik dari dinding katup, yaitu terjadi lembaran atau daun katup yang terlau
panjang elongasi atau daun katup menyebabkan dinding vena menjadi terlalu lentur tanpa sebab-sebab yang diketahui. Keadaan daun katup yang
Universitas Sumatera Utara
7
panjang melambai floppy, rebundant sehingga penutupan tidak sempurna daun-daun katup tidak dapat terkatup sempurna yang mengakibatkan
terjadinya katup tidak dapat menahan aliran balik, sehingga aliran retrograd atau refluks. Keadaan tersebut dapat diatasi hanya dengan
melakukan perbaikan katup valve repair dengan operasi untuk mengembalikan katup menjadi berfungsi baik kembali.
3. Penyebab insufisiensi vena kronis sekunder insufisiensi vena sekunder
disebabkan oleh keadaan patologik yang didapat acquired, yaitu akibat adanya penyumbatan trombosis vena dalam yang menimbulkan gangguan
kronis pada katup vena dalam. Pada keadaan dimana terjadi komplikasi sumbatan trombus beberapa bulan atau tahun paska kejadian trombosis
vena dalam, maka keadaan tersebut disebut sindroma post-trombotic. Pada sindroma tersebut terjadi pembentukan jaringan parut akibat inflamasi,
trombosis kronis dan rekanalisasi yang akan menimbulkan fibrosis, dan juga akan menimbulkan pemendekan daun katup pengerutan daun katup,
perforasi kecil-kecil perforasi mikro, dan adhesi katup, sehingga akhirnya akan menimbulkan penyempitan lumen. Kerusakan yang terjadi
pada daun katup telah sangat parah tidak memungkinkan upaya perbaikan. Kejadian insufisiensi vena kronis yang primer, dan yang sekunder akibat
trombosis vena dalam, dan komplikasi post-trombotic, dapat terjadi pada satu penderita yang sama.
2.1.5. Faktor Risiko