Penyelesaian Sistem Persamaan Linier SPL dengan Metode Quasi Minimal Residual QMR dan Simulasi Program

Gambar 4.4 Pola matriks sparse dengan ukuran matriks 30 30  Simbol asterisk yang berwarna biru pada gambar 4.4 menyatakan posisi elemen- elemen yang bukan nol. Matriks sparse pada kasus gambar 4.4 tersebut mempunyai elemen bukan nol sebanyak 99 elemen. Pola yang hampir serupa juga berlaku untuk matriks lain yang dibangkitkan dengan parameter n dan m yang berbeda-beda.

4.3 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier SPL dengan Metode Quasi Minimal Residual QMR dan

Preconditioner D-ILU Setelah nilai eigen didapatkan dan disubstitusikan kembali pada matriks awal, matriks tersebut akan menjadi matriks yang singular. Hal ini mengimplikasikan bahwa salah satu koefisien defleksi bergantung linier terhadap koefisien defleksi yang lainnya. Agar kondisi matriks tidak berubah atau dengan kata lain tetap merupakan matriks yang non-singular, maka salah satu nilai koefisien defleksi tersebut perlu diasumsikan sebagai suatu nilai tertentu. Konsekuensinya, nilai koefisien yang diasumsikan tersebut dieliminasi dari sistem sehingga akan berdampak pula pada eliminasi baris dan kolom dari matriks A serta baris dari vektor b pada posisi yang bersesuaian dengan posisi koefisien defleksi tersebut. Selanjutnya, akan terbentuk matriks baru N A berukuran         1 1 1 1      m n m n yang mengilustrasikan suatu Sistem Persamaan Linier SPL r b A N N  dimana N b juga merupakan vektor baru yang dapat dinyatakan sebagai, min c b b N   dengan c dan min b berturut-turut menyatakan koefisien defleksi yang telah diasumsikan nilainya dan vektor awal yang salah satu elemennya telah dieliminasi akibat dari pengasumsian nilai salah satu koefisien defleksi tersebut. Sedangkan r adalah vektor ruas kanan yang elemen-elemennya merupakan hasil perkalian antara vektor kolom kolom yang dieleminasi dari matriks A kecuali elemen yang bersesuaian dengan koefisien defleksi yang telah diasumsikan dengan negatif dari nilai koefisien defleksi yang telah diasumsikan. SPL tersebut, sebagaimana yang telah disebutkan pada bab 3, diselesaikan dengan menggunakan metode Quasi Minimal Residual QMR dan preconditioner D-ILU. Preconditioner D-ILU diaplikasikan pada sisi kanan matriks koefisien SPL right preconditioner.

4.4 Simulasi Program

Dalam subbab ini akan disimulasikan persamaan Euler-Bernoulli Beam yang didiskritisasi dengan metode Discontinuous Galerkin DG berbantu metode Quasi Minimal Residual QMR dan preconditioner D-ILU. Selanjutnya, hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan solusi analitik dari persamaan Euler-Bernoulli Beam. Simulasi persamaan Euler-Bernoulli Beam ini dilakukan dalam selang 2   x dengan variasi parameter n dan parameter m untuk panjang subinterval seperti pada persamaan 3.1. Pada penulisan tugas akhir ini diberikan masing-masing 3 variasi parameter n dan parameter m . Variasi parameter n yang akan disimulasikan adalah 10  n , 20  n dan 30  n . Sedangkan variasi parameter m yang akan disimulasikan adalah 3  m , 6  m dan 9  m . Simulasi pertama melibatkan variasi parameter 10  n dan 3  m . Tabel 4.2 menunjukkan beberapa nilai kuadrat frekuensi angular beam nilai eigen dengan interval . Tabel 4.2 Kuadrat frekuensi cantilever beam pada interval untuk variasi parameter 10  n dan 3  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 4 5 6 Sedangkan gambar 4.5 mengilustrasikan profil mode shape model defleksi dari cantilever beam untuk variasi parameter n dan m yang sama dengan nilai kuadrat frekuensi angular 4086 , 1 Gambar 4.5 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 10  n dan 3  m Parameter input lain yang juga mempengaruhi profil mode shape pada gambar 4.5 adalah baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c , nilai toleransi dan vektor tebakan awal. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik Nilai dari tiga parameter input pertama berturut-turut adalah 10 ; 1; 0000001 0, . Sedangkan vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 39  dengan tiap- tiap nilai elemennya adalah 25 0, . Nilai L 2 errornya adalah 6230 2, . Simulasi kedua menggunakan parameter 10  n dan 6  m . Beberapa nilai kuadrat frekuensi angular nilai eigen pada interval dari cantilever beam pada simulasi yang kedua ini ditunjukkan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 10  n dan 6  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 4 5 6 Profil mode shape model defleksi cantilever beam pada simulasi kedua dengan nilai kuadrat frekuensi angular 8152 , 1 diilustasikan pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 10  n dan 6  m Parameter input baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada kasus simulasi kedua ini berturut-turut nilainya adalah 16 ; 1 dan 0000001 0, . Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 69  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah adalah 082 0, . Nilai L 2 errornya adalah 0556 3, . Simulasi ketiga, dengan parameter 10  n dan 9  m menghasilkan beberapa nilai kuadrat frekuensi angular nilai eigen dari cantilever beam pada simulasi yang ketiga ditunjukkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Kuadrat frekuensi cantilever beam pada interval untuk variasi parameter 10  n dan 9  m 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 3 4 5 6 Selanjutnya, profil mode shape model defleksi dari cantilever beam pada simulasi ketiga ini, dengan nilai kuadrat frekuensi angular 812497 1, , diilustasikan pada gambar 4.7. Parameter input lain yang turut mempengaruhi profil yang diilustrasikan pada 4.7 meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi ketiga ini berturut-turut nilainya adalah 10 ; 1 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 99  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 04 0, . Nilai L 2 errornya adalah 0584 3, . Gambar 4.7 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 10  n dan 9  m Selanjutnya, simulasi keempat, dimana parameter 20  n dan 3  m , akan menghasilkan beberapa nilai kuadrat frekuensi angular nilai eigen pada interval dari cantilever beam pada simulasi keempat ini diberikan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 3  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik 4 5 Profil mode shape model defleksi dari cantilever beam pada simulasi keempat, dimana nilai kuadrat frekuensi angular 6868 1, , dapat diinterpretasikan secara grafis seperti pada gambar 4.12. Gambar 4.8 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 3  m Parameter input lain yang turut berpengaruh secara signifikan terhadap profil yang diilustrasikan pada gambar 4.8 meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik toleransi pada simulasi keempat ini berturut-turut nilainya adalah 77 ; 1 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 79  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 25 0, . Nilai L 2 errornya adalah 6962 3, . Beranjak pada simulasi kelima yang mengisyaratkan nilai parameter 20  n dan 6  m , maka akan diperoleh beberapa nilai kuadrat frekuensi angular nilai eigen pada interval dari cantilever beam pada simulasi kelima ini diberikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 6  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 4 Profil mode shape dari cantilever beam pada simulasi kelima, dengan nilai kuadrat frekuensi angular 845226 1, , dapat diinterpretasikan secara grafis seperti pada gambar 4.9. Gambar 4.9 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 6  m Parameter input lain yang turut berpengaruh terhadap profil pada gambar 4.9 yaitu baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi kelima ini berturut-turut nilainya adalah 34 ; 1 dan 0000001. 0, . Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 139  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 083 0, . Nilai L 2 errornya adalah 0018 4, . Selanjutnya, simulasi keenam, dengan parameter 20  n dan 9  m , akan menghasilkan beberapa nilai kuadrat frekuensi angular nilai eigen pada interval dari cantilever beam pada simulasi keenam ini ditampilkan pada tabel 4.7. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik Tabel 4.7 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 9  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 4 Profil mode shape pada simulasi keenam, dengan nilai kuadrat frekuensi angular 7274 1, , dapat diinterpretasikan secara grafis seperti pada gambar 4.10. Gambar 4.10 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 20  n dan 9  m 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik Adapun parameter input lain yang juga berpengaruh terhadap profil yang diilustrasikan pada gambar 4.10 meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi keenam ini berturut-turut nilainya adalah 74 ; 1 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 199  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 04 0, . Nilai L 2 errornya adalah 0713 4, . Pada simulasi ketujuh, dengan nilai parameter 30  n dan 3  m , akan diperoleh nilai kuadrat frekuensi angular dari cantilever beam pada simulasi ketujuh, dengan interval , diinterpretasikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 3  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error Profil mode shape model defleksi pada simulasi ketujuh, dengan nilai kuadrat frekuensi angular 34 2, , dapat diilustrasikan sebagaimana yang terdapat pada gambar 4.11. Gambar 4.11 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 3  m Beberapa parameter input lain yang turut mempengaruhi profil yang diinterpretasikan pada gambar 4.11 meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi ketujuh ini berturut-turut nilainya adalah 107 ; 1 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 119  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 25 0, . Nilai L 2 errornya adalah 5458 4, . Berlanjut pada simulasi kedelapan, dimana nilai parameter 30  n dan 6  m , akan diperoleh nilai kuadrat frekuensi angular dari cantilever beam pada simulasi kedelapan ini, dengan interval , diinterpretasikan pada tabel 4.9. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik Tabel 4.9 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 6  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error Selanjutnya profil mode shape model defleksi pada simulasi kedelapan, dimana nilai kuadrat frekuensi angular 1793 2, , dapat diinterpretasikan secara grafis seperti pada gambar 4.20. Gambar 4.12 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 6  m 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik Parameter input lain yang juga berpengaruh terhadap profil yang terintepretasi pada gambar 4.12 yakni meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi kedelapan ini berturut-turut nilainya adalah 45 ; 1 , 0 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 209  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 082 0, . Nilai L 2 errornya adalah 9374 4, . Terakhir adalah simulasi kesembilan dengan nilai parameter 30  n dan 9  m . Selanjutnya, nilai-nilai kuadrat frekuensi angular dari cantilever beam pada simulasi kesembilan ini, dengan interval , diinterpretasikan pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Kuadrat frekuensi cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 9  m No. Kuadrat Frekuensi Cantilever Beam Numerik Frekuensi Cantilever Beam Analitik Nilai Error 2 Profil mode shape model defleksi pada simulasi kesembilan, dengan nilai kuadrat frekuensi angular 8978 1, , dapat diilustrasikan seperti pada gambar 4.13. Gambar 4.13 Profil mode shape cantilever beam untuk variasi parameter 30  n dan 9  m Parameter input yang juga berpengaruh terhadap profil yang terintepretasi pada gambar 4.13 diantaranya meliputi baris dan kolom ke- i dari matriks awal yang dieliminasi, nilai salah satu koefisien defleksi yang diasumsikan c dan nilai toleransi pada simulasi kedelapan ini berturut-turut nilainya adalah 111; 1 dan 0000001. 0, Sedangkan parameter input untuk vektor tebakan awal berupa vektor kolom berukuran 1 299  dengan tiap-tiap nilai elemennya adalah 04 0, . Nilai L 2 errornya adalah 0335 5, . 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 x M o d e S h a p e M o d e l D e fl e k s i Defleksi Cantilever Beam Solusi numerik Solusi analitik

4.5 Analisis Hasil Simulasi