Prosedur Pengujian Penyerapan Air Water Absorbtion Prosedur Pembuatan Benda Uji Densitas

3.3.4 Prosedur Pengujian Penyerapan Air Water Absorbtion

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya air yang diserap oleh beton partikel setelah direndam pada periode tertentu. Uji penyerapan air water absorbtion menggunakan benda uji berbentuk silinder. Penyerapan beton dilakukan pada saat beton berumur 28 hari, dengan jumlah beton yang akan diuji yaitu 24 buah, yang terdiri dari 4 sampel untuk masing-masing campuran. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Benda uji pada umur 27 hari diambil dari ruangan dan ditimbang guna mengambil massa keringnya m k . 2. Kemudian benda uji dilakukan perendaman di dalam bak perawatan selama 24 jam. 3. Setelah perendaman benda uji dikeluarkan, tepatnya benda uji berumur 28 hari maka benda uji bila perlu dilap seluruh permukaan benda uji guna menghindari air yang berlebihan. 4. Maka benda uji tersebut ditimbang kembali untuk memperoleh masa basah benda uji m b tersebut. 6. Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji yang lain.

3.3.5 Prosedur Pembuatan Benda Uji Densitas

Prosedur yang dilakukan pada penelitian penyerapan air yaitu: 1. Persiapan alat dan bahan Seluruh peralatan dan bahan disiapkan, guna memudahkan dalam pengerjaan pengadonan dan pencetakan benda uji. 2. Perencanaan campuran beton Dalam penelitian ini digunakan campuran beton berdasarkan tabel 3.2 3. Pengadonan dan Pencetakan Adapun pembuatan benda uji yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan bahan-bahan campuran beton yaitu semen, pasir, kerikil dan air. 2. Mempersiapkan abu pembakaran jerami padi. 3. Setelah semua bahan disediakan maka dimasukkan bahan pada tempat pengadonan yaitu pasir, kerikil, dan semen dan diaduk sampai rata dan diberi air pada bagian tengah adonan serta dibiarkan ± 2 – 5 menit agar campuran saling mengikat. 4. Kemudian diaduk dan dicampur semua pasta beton sampai campuran benar- benar homogen. 5. Setelah pengadonan selesai dilakukan pencetakan dengan cara memasukkan pasta beton ke dalam cetakan silinder setinggi 13 tinggi cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin kepadatan susunan campuran. 6. Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton kedalam cetakan kemudian dirojok kembali. 7. Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali. 8. Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan. 9. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakkan pada ruangan perawatan kembali. 10. Untuk penambahan abu pembakaran jerami padi caranya sama dengan pengecoran beton normal tanpa abu pembakaran jerami padi. Perbedaannya terletak pada penambahan abu pembakaran jerami padi bersamaan dengan memasukan kerikil kedalam tempat pengadonan.

3.3.6 Prosedur Pengujian Densitas